Home / Rumah Tangga / Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan / BAB 163 : PAMER KE DARYAN

Share

BAB 163 : PAMER KE DARYAN

Author: Langit Parama
last update Last Updated: 2025-08-12 08:16:35

Savana baru saja selesai mengolesi minyak telon di perutnya yang mulai membesar, lalu duduk bersandar di atas kasur dengan bantal tambahan menopang punggungnya.

Di meja kecil samping ranjang, topi rajut berwarna biru langit buatan tangan ibunya berada. Sengaja dia letakan di sana untuk memamerkannya pada sang suami jika malam ini menghubungi.

Tiba-tiba, seolah tahu bahwa panggilannya sudah ditunggu, ponselnya berbunyi. Nama suaminya tertera jelas di layar. Savana buru-buru menjawab, mengarahkan ponselnya ke depan wajah.

Daryan duduk santai di ruangan megah yang dikelilingi dinding serba kaca, menyatu dengan langit dan megahnya gedung-gedung pencakar langit New York.

“Halo, Mas,” suara lembutnya mengalun pelan.

“Sayang, kamu udah makan malam belum?” suara Daryan terdengar hangat di ujung sana, sedikit serak seperti biasanya. Di tempatnya berada, hari sudah siang dengan letak matahari yang sudah naik ke atas.

“Udah kok, tadi makan bareng Mama,” jawab Savana sambil tersenyum manis,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 280 : RUMAH KAK ARKANA

    Daryan lantas meraih bunga mawar yang diserahkan Savana padanya. Ia mencium aroma itu memang aroma wanita, juga memang parfum malah dari merk ternama. “Tapi aku gak pernah tahu aroma Bella kayak gimana, Sayang. Aku cuma hafal aroma tubuh kamu aja,” ucap Daryan membuat Savana mendengus pelan, namun diam-diam semburat samar mewarnai tulang pipinya. Setelah beberapa saat, Daryan menurunkan putrinya di depan makam, di mana tertulis nama “Arkana Bumi Ardhanata” pada nisannya. Ia menunduk, mengusap debu di batu nisan itu dengan pelan, kemudian menoleh pada kedua anaknya. “Nak, ini tempat kakak kalian, namanya Kak Arka. Kakak sudah dipanggil Tuhan lebih dulu sebelum kalian lahir,” suaranya lembut namun berat menyimpan duka. Savana ikut duduk di sebelahnya, menarik Elvano dan Elvara mendekat. “Kalian harus sayang sama kakak, ya. Walaupun kakak nggak bisa main sama kalian sekarang, tapi ka

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 279 : BUNGA MAWAR HITAM

    “Jadi gini, Mas. Aku cuma pengen tahu aja keadaan dia di sana, maksudnya ... apa uang yang aku kasih cukup buat bayar hutang orang tuanya,” jelas Savana hati-hati, karena dirinya berusaha mengarang cerita. Namun Daryan menatapnya dengan tatapan curiga. “Itu kejadian udah lama, Sayang. Kamu bahas sekarang setelah sepuluh bulan yang lalu. Mita juga dapet kerjaan baru, dan udah pasti lunas. Memangnya berapa hutangnya?” “Lima puluh juta, Mas.” “Lima puluh juta? Dan aku kasih dia gaji satu bulan 25 juta, ditambah sama kamu. Harusnya udah lunas, kan?” nada bicara Daryan terdengar tegas, membuat Savana menelan ludah berat. “Iya, Mas. Namanya juga hidup, pasti ada kebutuhan lain. Dia juga butuh makan, kan? Butuh belanja juga buat kehidupannya sehari-hari.” Savana langsung memeluk suaminya untuk menghentikan topik pembicaraan. Ia menyesal bertanya soal Mita, dan d

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 278 : DICARI SI KEMBAR

    “Mama ...!” Seruan itu berasal dari si kembar Elvano dan Elvara yang sontak memanggil sang ibu begitu masuk ke rumah. Mereka merangkak menghampiri Savana yang tersenyum lebar, karena sang anak begitu merindukannya. “Ututu ... kasihan banget, ya, anak Mama. Pertama kali ya ditinggal sama Mama agak lamaan gini? Siapa suruh kadang cuekin Mama kalau lagi sama Papa,” ejek Savana sambil memeluk kedua anaknya. Kecupan singkat mendarat di kedua pipi mereka, sebelum Savana membawanya kembali ke Hana yang duduk di lesehan di ruang tengah. “Nanti Mama kirim ke kamu video gimana mereka nangis cari-cari kamu. Gak kebayang kalau kamu beneran pergi lama, mereka mungkin nangis tujuh hari tujuh malem.” Ucap Hana sambil terkekeh pelan. “Tapi mereka gak sampe segitunya kok Ma, kalau lagi sama Mas Daryan,” balas Savana sembari ikut duduk di sebelah ibunya. “Dan juga, kalau M

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 277 : SAVANA BIMBANG

    "Kalau bukan dokter pelakunya, terus siapa?" Savana menatap Arfan sinis, suaranya bergetar menahan emosi. Arfan menghela napas berat, "Saya juga tidak tahu, Sa. Selama ini saya sudah berusaha mencari siapa pelaku sebenarnya. Bahkan suami kamu yang punya pengaruh saja tidak mencari, dia malah menuduh saya sebagai pelaku. Bahkan saya tidak kenal dengan babysitter itu. Kenapa tidak tanya langsung pada babysitter yang pernah bekerja dengan kalian?" "Mita udah jawab, dok. Tapi Mita nyebut kalau profesi orang yang menyuruh dia itu seorang dokter. Dan dokter yang selama ini dekat dengan keluarga kami itu, ya Anda," jelas Savana dengan nada dingin yang menusuk. Arfan mengusap wajahnya dengan kasar. Ia tak tahu lagi bagaimana cara menjelaskannya pada Daryan, karena pria itu tak mau mendengarkan penjelasannya sedikit pun. Yang Daryan lakukan hanyalah menuduhnya tanpa bukti. Dia juga pernah

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 276 : BERTEMU ARFAN

    Setelah sesi foto keluarga selesai, kedua orang tua Radja bergegas pamit pulang. “Kami harus cepat pulang, buru-buru, nanti macet di jalan,” ucap Dewa pada Savana dan Rinka, ia menepuk bahu Radja sebentar lalu pergi lebih dulu. Stella juga menambahkan, “Jaga diri kalian, ya. Tante pulang duluan, ya?” pamitnya pada Savana dan Rinka, lalu beralih pada putranya. "Dja, Mama pulang ya, Nak. Kamu jangan lama-lama, setelah foto studio sama temen-temen langsung pulang, ya." "Iya, Ma. Hati-hati dijalan," balas Radja singkat. Stella mengangguk pelan, lalu menyusul sang suami yang sudah pergi lebih dulu meninggalkan resort. Savana menatap Radja yang tampak santai, lalu menarik lengannya pelan. “Radja, sebentar, aku pengen ngobrol sama kamu, serius.” Radja mengalihkan pandangannya dari kerumunan teman-teman yang mulai bergerak, “Sorry, Sa, g

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 275 : KECURIGAAN SAVANA

    "Sa, kamu kenapa?" Tanya Rinka sambil menepuk bahu Savana pelan, begitu melihat temannya itu membeku sambil menatap ke arah keluarga Radja. Savana sontak menoleh, lalu mengulas senyum kecil. "Aku ... aku gak apa-apa kok, Rin." Rinka mengkerutkan keningnya, "Aku panggil kamu sampe tiga kali, tapi kamu gak denger-denger. Kamu juga ngelihatin Radja terus, kamu mau ngucapin selamat juga ke dia?" "Hah?" Savana terkejut mendengar pertanyaan itu, "I-iya, aku juga mau ngucapin selamat ke Radja. Kamu mau nemenin aku ke sana?" "Boleh," angguk Rinka, lalu menggenggam tangan Savana untuk mengajaknya ke sana. "Aku juga mau ucapin selamat ke Radja, semenjak kamu gak kuliah lagi ... aku temenan sama dia dan satu kelompok sama dia terus." Savana mengangguk dan tersenyum kecil, tapi begitu matanya mengarah pada keluarganya Radja—sosok wanita yang dia yakini Bella tadi sudah tidak ada di sana, hanya menyisakan Radja dan kedua orang tuanya. Savana dan Rinka akhirnya melangkah pelan menuju tem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status