Chapter: BAB 86 : DARYAN KERASMobil berhenti perlahan di depan rumah Hana. Tak ada yang berkata-kata saat Daryan membuka pintu mobil dan membantu Hana turun dari kursi roda. Ameer menggandeng lengan istrinya. Selanjutnya, Daryan membantu Savana membenahi tas-tas dan koper kecil milik sang ibu. Savana tersenyum tipis saat membantu Hana duduk di sofa, lalu mengatur bantal sofa di belakang punggung ibunya. “Akhirnya bisa sampai rumah juga,” gumam Hana sambil memejamkan mata sejenak. “Kalau begitu saya pamit dulu.” Suara Daryan memecah keheningan. Ia berdiri tegak di depan pintu, pandangannya berpindah dari Hana ke Savana. “Sav, ayo.” Savana menoleh, lalu tersenyum kecil. “Saya ... ga ikut, mas,” katanya pelan. Daryan mengernyit. “Kenapa?” “Saya mau jagain mama di rumah, mas. Setidaknya sebulan ke depan, sampai mama benar-benar pulih. Saya juga bisa berangkat ke kampus dari sini,” Ruangan seketika hening. Daryan tidak langsung menjawab, tapi sorot matanya berubah. Ia menatap Ameer, ingin tahu tanggap
Last Updated: 2025-07-13
Chapter: BAB 85 : DARYAN KEMBALISuara koper diseret dan kardus dilipat terdengar samar di antara obrolan pelan di dalam ruang rawat inap Hana pagi itu. Savana membungkuk merapikan sisa baju di lemari kecil, sementara Ameer sedang mengecek ulang dokumen administrasi rumah sakit. “Ini baju mama yang terakhir, ya,” ujar Savana sambil menutup resleting tas jinjing besar. “Udah ga ada yang ketinggalan.” Hana duduk bersandar di atas tempat tidur yang kini sudah rapi tanpa selimut. Wajahnya jauh lebih segar, meski masih terlihat lemah. Di pangkuannya, selimut tipis dilipat rapi oleh tangannya sendiri. “Semuanya sudah diberesin?” tanyanya pelan, matanya menatap sang anak. “Udah, ma. Tinggal nunggu kursi roda buat anter mama ke mobil,” jawab Savana sambil tersenyum manis. Hana mengangguk pelan. Tatapannya jatuh sebentar ke arah Ameer yang tengah berbicara dengan perawat di luar ruangan. Begitu pria itu masuk lagi sambil membawa map, suasana sedikit kaku. “Ini surat rujukan kontrol ke dokter jantung, untuk dua minggu k
Last Updated: 2025-07-13
Chapter: BAB 84 : BERTEMU RINKAMatahari pagi menyusup lembut dari celah jendela, menerangi wajah Hana yang duduk bersandar di atas tempat tidur. Aroma bubur ayam di atas nampan yang diletakkan di meja lipat memenuhi ruangan. Savana, yang sudah bangun sejak pagi buta, kini duduk di sisi tempat tidur. Rambutnya dicepol tinggi, mengenakan kaus santai dan cardigan tipis, pakaian yang kemarin dibawakan Daryan. Senyum gadis itu manis saat menyuapi ibunya perlahan. “Mama suka bubur yang ini kan? Aku pesen khusus dari kantin bawah,” ucap Savana pelan. Hana mengangguk kecil. “Iya, masih hangat ya. Terima kasih, Nak.” Savana menyuapkan satu sendok lagi, lalu duduk lebih dekat. “Ma, nanti siang dokter katanya bakal mulai terapi ringan. Mama udah siap, kan?” “Kalau ada kamu, mama pasti kuat,” jawab Hana dengan senyum lembut. Savana menatap ibunya beberapa detik, lalu menggenggam tangannya. “Aku janji jagain mama. Mulai sekarang.” Tak lama kemudian, terdengar ketukan di pintu. Savana menoleh. “Masuk!” Pintu terbuka, m
Last Updated: 2025-07-12
Chapter: BAB 83 : HATI-HATI DIJALANSuasana di ruang tunggu eksekutif bandara terasa tenang. Daryan duduk bersandar di sofa kulit hitam, satu tangan meraih iPad berisi jadwal dan dokumen presentasi, sementara tangan satunya mengaduk kopi yang bahkan belum sempat disentuh. Di hadapannya, Revanza berdiri sambil melihat arloji di tangan kirinya. “Jet kita udah dalam persiapan akhir. Mungkin sepuluh menit lagi baru boarding.” Daryan hanya mengangguk kecil. Pandangannya kosong menatap jendela besar yang menghadap ke landasan pacu. “Kamu yakin mau ninggalin istri kamu dalam keadaan kayak gini?” Revanza bertanya hati-hati. "Soalnya, kamu khawatir banget sampe ga masuk kantor karena nemenin dia." Daryan menjawab acuh. “Mending kamu diam, aku lagi fokus baca dokumen.” Revanza belum sempat membalas ketika ponsel Daryan bergetar di atas meja. Nama Savana muncul di layar. Kedua pria itu langsung saling pandang. “Dia telepon kamu?” tanya Revanza cepat, nyaris tak percaya. Daryan langsung mengambil ponselnya dan berdiri. Ia me
Last Updated: 2025-07-12
Chapter: BAB 82 : DARYAN PAMIT“Mas kenapa sih tadi marah-marah sama Radja?” Tanya Savana datar, tanpa basa-basi setelah kepergian Radja. “Karena dia gak punya urusan di sini,” balas Daryan dingin, “Dia bukan siapa-siapa.” “Dan mas pikir mas berhak nentuin siapa yang boleh dateng ke kamar ini?” Tatapan Savana tajam. “Saya yang undang Radja ke sini. Saya yang minta dia anter gaji saya, jadi tolong jangan perlakukan dia seolah dia ngelakuin kejahatan.” Daryan tersenyum miring, “Lucu ya, kamu sampai segitunya belain dia.” “Yang saya bela bukan Radja, mas. Tapi diri saya sendiri. Saya cuma gak suka cara mas memperlakukan tamu saya seolah saya ini milik mas sepenuhnya, bisa dikontrol sesuka hati.” Nada suara Savana meninggi. “Kita berdua tahu pernikahan ini cuma kontrak. Jadi tolong jangan bersikap seolah kita ini pasangan yang saling memiliki.” Perkataan itu menghantam dada Daryan dengan keras. Ia terdiam beberapa detik. Rahangnya menegang dan matanya semakin memicing tajam ke Savana. “Kamu udah selesai?” Tan
Last Updated: 2025-07-11
Chapter: BAB 81 : USIR RADJASavana duduk bersandar di ranjang, nampan bekas sarapan masih tersisa di meja samping. Ia baru memakannya ketika sang ayah keluar dari kamarnya setelah berdebat dengannya. Matanya memandangi jendela dengan tatapan kosong. Rambutnya diikat seadanya, wajahnya pucat tapi mulai sedikit segar setelah beberapa jam istirahat. Suara ketukan pelan terdengar di pintu. Seorang perawat muda masuk sambil membawa paper bag berwarna krem yang tampak berat di tangan. “Permisi, mbak Savana,” ucapnya sopan. Savana menoleh dan langsung duduk lebih tegak, “Iya? Ada apa?” Perawat itu mendekat dan menyodorkan paper bag tersebut. “Ada titipan buat mbak. Ini pakaian dan beberapa keperluan pribadi.” Alis Savana mengernyit. Ia buru-buru menerima paper bag itu dan memeriksa isinya. Matanya langsung menangkap baju tidur favoritnya, handuk kecil miliknya sendiri, dan juga sebotol sabun cair aroma lavender yang biasa ia pakai. “Dari siapa ini?” Tanyanya cepat, matanya tak lepas dari isi paper bag. Peraw
Last Updated: 2025-07-11