Home / Rumah Tangga / Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan / BAB 162 : JAMU UNTUK IBU HAMIL

Share

BAB 162 : JAMU UNTUK IBU HAMIL

Author: Langit Parama
last update Last Updated: 2025-08-11 08:06:39

"Kenapa kamu terlihat begitu kaget melihatku datang, Minah?" Ajeng bertanya dengan nada sinis, wajahnya tetap datar seperti biasa.

Minah buru-buru menggeleng cepat. "Bu-bukan, bukan begitu, Nyonya. Saya cuma ... ah, silakan masuk, Nyonya," ujarnya sambil segera menggeser tubuh dan membuka pintu lebih lebar agar Ajeng bisa masuk.

Ajeng masih menatapnya dengan sinis, lalu melangkah masuk dengan elegan sambil membawa paper bag di tangan kiri dan tas tangan mahal di tangan kanan. Kakinya sudah sembuh, tak perlu lagi menggunakan bantuan tongkat.

“Halo,” sapa Ajeng datar sambil melangkah masuk ke ruang tengah. Langkahnya terhenti sejenak saat melihat Hana di sana, kemudian ia melanjutkan kembali.

"Bu Ajeng," sapa Hana dengan senyum tipis yang dipaksakan. Dalam benaknya, ia menyiapkan diri untuk melindungi putrinya dari wanita yang terang-terangan menolak pernikahan Daryan dan Savana.

Savana buru-buru bangkit sedikit dari duduknya. “Pagi, Ma,” sapanya hati-hati, nyaris seperti bisikan.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Langit Parama
oke:) thx kak sudah mampir
goodnovel comment avatar
Mutaharotin Rotin
laaannjjuut thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 170 : ANAK ITU DARAH DAGING AKU

    Savana berdiri di samping Daryan, matanya terfokus pada wajah suaminya yang berubah keras. Ia merasakan ketegangan yang semakin tebal di udara, dan suasana yang tiba-tiba berubah menjadi canggung. Wajah Daryan yang tadinya sempat tenang, kini terlihat penuh kerutan, matanya gelap seperti menyimpan sejuta kekhawatiran yang ingin disembunyikan. "Ada apa, Mas?" Savana bertanya pelan, tapi suaranya penuh dengan kecemasan. “Kamu kok kelihatan kayak nggak tenang gitu? Ada masalah lagi?” Daryan tidak langsung menjawab. Dia menghela napas panjang, lalu menatap Savana, berusaha menyembunyikan ketegangan yang semakin menyesakkan dadanya. “Sayang, ini masalah yang belum bisa aku jelasin sekarang. Aku nggak mau kamu stres mikirin hal-hal yang nggak perlu, apalagi dengan kondisi kamu yang lagi hamil.” Savana merasa ada yang disembunyikan dari dirinya. Suaminya, yang biasanya terbuka, kini tampak tertutup, lebih dingin dari biasanya. “Mas, jangan bilang nggak ada apa-apa. Tadi, kamu kelihata

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 169 : BREAKING NEWS

    Di kamarnya Bella tengah menikmati strawberry sambil melihat artikel yang terbit beberapa menit yang lalu. Senyum liciknya terulas, matanya memancarkan kepuasan. Namun itu tak berlangsung lama ketika baru saja jemarinya menggulirkan layar artikel tersebut, tiba-tiba saja artikelnya menghilang dan tidak bisa di akses. “Eh!” Bella terkesiap dan buru-buru menegakan tubuhnya yang tadi bersandar di sofa. “Kok hilang?” gumamnya panik, “Ini pasti ulah Daryan,” ia mendesah berat dan menggeleng pelan. Dengan santai dia menghubungi nomor beberapa media yang sudah dia siapkan jika sewaktu-waktu hal seperti ini benar terjadi. Sekitar sepuluh media penerbit artikel itu dia minta untuk menerbitkan artikel yang sama. Tapi tak hanya berita pernikahan kontrak itu, karena jika hanya itu saja Daryan bisa mengklarifikasi kalau itu memang benar. Dan dia akan mengaku kalau sekarang dia sudah mulai mencintai istrinya, lebih tepatnya sudah saling mencintai. “Demi dapetin kamu, Dar. Aku rela menyeret nam

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 168 : RANAH BISNIS

    Artikel itu masih terpampang di layar ponsel Daryan. Pandangannya yang semula lembut kini berubah tajam, tangannya tanpa sadar menggenggam ponsel itu erat nyaris membuatnya retak. Savana yang berada di sampingnya merasakan perubahan itu, dan tanpa berkata-kata, ia meraih lengan suaminya. “Mas, ada apa?” tanya Savana, suaranya mulai gemetar sedikit. Dia sudah melihat ekspresi Daryan yang berubah, namun tidak tahu apa yang terjadi. Daryan terdiam sejenak, matanya masih terpaku pada layar ponsel. Sebelum akhirnya ia menekan tombol untuk menutup artikel itu dan menaruh ponselnya ke dalam saku celana. “Gak apa-apa, Sayang,” jawabnya, namun suaranya terdengar datar, tak seperti biasanya. “Revanza kirim email kerjaan kantor.” Tapi Savana tahu ada sesuatu yang tidak beres, yang suaminya berusaha sembunyikan darinya. “Ada apa sama kerjaannya, Mas? Kenapa muka kamu tegang banget? Seolah yang kamu lihat barusan lebih parah dari sekadar cuma urusan kantor. Apa ada masalah lain?” Daryan

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 167 : ARTIKEL JAHAT

    Siang itu, setelah makan bersama di penthouse, Daryan dan Savana melangkah keluar menuju mobil. Savana yang sedang menikmati hari penuh kejutan ini tampak ceria, meskipun matahari bersinar terik di luar sana. "Mas, kita mau ke mana?" tanya Savana sambil melangkah ke mobil, menatap suaminya dengan tatapan penuh tanya. Daryan hanya tersenyum, membuka pintu mobil untuknya. "Aku semalem pas landing buru-buru mau sampe ke penthouse, dan gak sempet beli hadiah buat kamu. Jadi sekarang, aku mau ajak kamu ke mall dan pilih sendiri hadiah ulang tahun yang kamu mau." Savana melongo, hampir tak percaya masih ada hadiah lagi untuknya. "Beneran, Mas? Padahal aku gak butuh banget hadiah, Mas. Kamu pulang cepet dari luar negeri aja udah jadi hadiah buat aku." "Tapi aku mau, Sayang," balas Daryan dengan senyum lembut, "Ini ulang tahun kamu, masa aku gak kasih istri aku hadiah? Sedangkan kamu waktu aku ulang tahun kasih aku hadiah dasi." Savana terdiam sesaat, tersentuh dengan perhatian Daryan. M

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 166 : NAMA UNTUK BABY BOY

    Pagi itu, Savana terbangun dengan mata sedikit bengkak, tapi kali ini bukan karena menangis sedih semalam. Ini adalah air mata bahagia yang mengalir karena kejutan manis dari Daryan. Tidur semalam terasa lebih nyenyak, dikelilingi oleh kehangatan tubuh suaminya yang tak lagi harus ia rindukan dari jauh. Daryan sudah bangun lebih dulu. Begitu Savana membuka mata, ia menemukan suaminya sedang duduk di tepi ranjang, memandanginya dengan senyum tipis. Di nakas samping ranjang, ada dua cangkir teh hangat dan sepiring roti panggang dengan selai strawberry yang ia tahu sangat disukai Savana. “Pagi, sayang,” ucap Daryan lembut, matanya yang teduh menyapa dengan penuh kasih sayang. Savana mengerjap beberapa kali, lalu tersenyum tipis, meskipun matanya masih sedikit bengkak. “Pagi, Mas.” Daryan mendekat, mengusap surai panjang sang istri yang terurai acak. “Aku bawa sarapan. Pagi ini, kita makan bareng lagi.” Savana mengangguk, lalu perlahan duduk sambil merapikan selimut. “Aku se

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 165 : SURPRISE UNTUK SAVANA

    Savana duduk sendiri di ruang tengah. Lampu gantung krystal menyorot ke mangkuk kaca di depannya yang berisi potongan semangka, melon, dan anggur yang sudah ia tata sendiri. Malam itu terasa hening tanpa suara tawa, tanpa ocehan Minah, dan tanpa kehadiran mamanya yang baru saja pulang ke rumah karena papanya sudah kembali dari luar kota. Berakhirlah dia seorang diri di penthouse mewah itu. Sesekali Savana melihat ke layar televisi yang menampilkan variety show komedi. Tiba-tiba ponselnya berdering panggilan masuk. Layar menyala dengan nama Daryan. Sebuah rutinitas semenjak Daryan ke luar negeri, akan menghubunginya setiap malam. Dengan semangat, Savana menggeser simbol hijau di layar, lalu menempelkan ponselnya ke samping telinga. “Halo, Mas!” Di seberang sana, suara Daryan terdengar agak letih. Tapi tetap hangat. “Sayang … kamu lagi ngapain?” “Nikmatin buah sambil nonton komedian. Terus ... kangen kamu,” jawab Savana sambil tersenyum kecil. Daryan tertawa pelan. “Aku ju

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status