Share

12. KOBRA

Di luar dugaan, Arsa melihat fakta yang jauh dari praduganya. Matanya memerah menahan gelombang panas. Darahnya seakan mendidih mendapati dua manusia bertopeng. Perut Arsa tiba-tiba mual melihat wajah perempuan itu.

Entah sudah berapa kali dia meninju setir mobil, sampai ingat kalau dia bukan pemilik kendaraan tersebut.

“Et ... et ... eh, untung aja nggak copot ini setirnya. Kalo rusak bisa berabe. Rugi banyak Akang, Dek.” Arsa mengelus dada. Rupanya dia lebih takut kalau mobil Ali sampai lecet, daripada kehilangan perempuan murahan itu.

Arsa menekan tombol telepon, tetapi cepat dia matikan lagi. Dia menahan dulu keinginan memberi kabar Fiani. Gegabah akan membikin dirinya rendah.

Menuduh tanpa bukti tentu cuma akan menjadi omong kosong saja. Arsa menghindari hal seperti itu. Dia ingin kepercayaan Fiani kembali untuknya. Jadi, sebisa mungkin dia harus memiliki bukti-bukti akurat.

Arsa memutar otak lagi, apakah saksi akan cukup menyelamatkan dia dari fitnah? Akhirnya dia menelepon Ali
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status