Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI

Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI

Oleh:  diara_di  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat
53Bab
2.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Mimpi menjadi wanita beruntung sudah Fiani rasakan begitu menikah dengan pria yang dicinta. Mereka pun diberikan buah hati yang cantik dan lengkap. Sayang, kebahagiaan itu berakhir ketika Verry--suami Fiani--mengabarkan bahwa teman mereka membawa kabur uang Fiani. Mendadak, Fiani pun dipaksa berkorban untuk kembali menjadi TKI oleh sang suami. Demi anak, Fiani rela. Namun, dia tidak menyangka bahwa ini semua menjadi awal terbukanya gerbang luka dan derita. Kebahagiaan yang tampak sangat nyata, ternyata hanya sebuah ilusi belaka! Verry bukanlah pria baik-baik. Dia memanfaatkan kepergian Fiani untuk berselingkuh dan berfoya-foya dengan gaji Fiani. Lantas, akankah Fiani memperjuangkan rumah tangga yang sudah ternoda? Atau, dia hanya berjuang mendapatkan hak atas apa yang sudah dia usahakan di negeri nan jauh di sana, juga hak atas pengasuhan gadis kecil permata hatinya? Mau tahu kelanjutan kisah Fiani? Yuk, ikuti cerita ini. Jangan lupa vote dan komen yang banyak ya gengs. Thanks for reading. Story by diara_di

Lihat lebih banyak
Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
diara_di
Terima kasih sudah mengikuti kisah Fiani. Bantu vote dan komen biar author lebih getol up, ya, Kak. ...
2023-01-27 21:56:40
0
53 Bab
Satu
“Mas pengen liat permainanmu, Dek. Apa kamu bisa bener-bener bikin Mas bangga?” “Mas ngomong apa? Emang selama ini Mas nggak bangga punya aku?” kata Fiani bingung.“Ini udah lebih dari setengah jam, kamu belum juga berhasil bikin Mas tuntas. Awas, turun aja, Mas yang pimpin. Kamu emang nggak bisa kayak Jeni.” Verry asal nyeletuk. “Haa? Jeni siapa, Mas?” “Ah itu ... ehm, itu lho Jeni pemain film dewasa,” jawab Verry agak gugup. Fiani hanya manggut-manggut, lalu turun dan berganti posisi. Setelah beberapa saat, Fiani akhirnya mencapai klimaks. Sayangnya, tidak dengan sang suami. “Mas, kamu emang luar biasa,” ucap Fiani memuji sang suami. “Mas emang hebat dari dulu, Dek. Nggak kayak kamu yang berubah sejak ngelahirin Reni. Udahlah, Mas mau tidur. Capek, buang-buang tenaga aja.” Verry kemudian membersihkan diri walaupun belum sampai puncak. Dia kembali memakai pakaian tanpa peduli Fiani yang diam mematung di atas ranjang. ****Keesokan pagi, Fiani bangun pukul empat. Meski sakit
Baca selengkapnya
Dua
Fiani memekik tak percaya dengan cerita yang Verry sampaikan. Bagaimana mungkin Arsa yang notabene teman sekolah Fiani sejak SMP, dan telah banyak membantu Fiani, tiba-tiba berkhianat? Bukan tanpa alasan, Fiani meminta bantuan Arsa untuk ikut memasarkan kendaraan di dealer miliknya dan Verry. Selain mereka saling kenal dan telah bersahabat lama, Arsa juga memiliki kemampuan pemasaran yang bagus. Terbukti dengan bantuan Arsa, dealer Verry setiap bulannya mengalami kenaikan omset. Kini, saat Verry bilang kalau Arsa sudah memalsukan tanda tangannya dan memindah alih semua aset toko yang diperjual-belikan, Fiani sulit untuk percaya. “Jadi, kamu nggak percaya sama suami sendiri? Mana mungkin aku mengada-ngada, sih, Dek?” Verry berdiri dan berkacak pinggang. “Bukan gitu, Mas? Aku cuma nggak nyangka aja kalo Arsa tega melakukan itu. Coba nanti aku telepon dia, aku minta dia buat balikin semua hak kita.” “Namanya uang, Dek, siapa yang nggak tergiur. Apalagi usahaku meningkat pesat. Coba
Baca selengkapnya
Tiga
Dini hari, pukul empat pagi, Fiani terbangun dari tidur. Entah sudah kali keberapa dia menangis. Setelah menciumi seluruh wajah Reni, Fiani keluar kamar. Duduk sendiri di kursi makan.Sendiri membikin Fiani banyak berandai-andai sesuatu yang tak akan pernah terjadi.'Ya Allah, coba kalo Bapak sama Ibuk masih ada, pasti aku masih bisa minta solusi dari mereka.' Fiani menangisi nasibnya yang kurang beruntung.Gadis malang yang kehilangan orang tua sejak usia lima tahun. Dia tak begitu ingat saat ayahnya meninggal akibat kecelakaan, dan ibunya depresi lalu ikut menyusul sebulan kemudian. Kala itu dia masih terlalu kecil untuk mengingat hal-hal yang terjadi. Sepeninggal orang tua, Fiani diasuh oleh Pakde dan budenya, saudara tunggal dari sang Ibu. Namun, Fiani kehilangan jejak mereka saat sepulang merantau. Kala itu, ternyata mereka sudah pindah karena rumah mereka disita oleh lintah darat.Ada surat yang dititipkan pada tetangga, tepatnya pada orang tua Arsa. Sayang, karena terlalu lama,
Baca selengkapnya
Empat
Nada ketus Verry sontak membuat Fiani bingung. “Loh? Itu masih hak kita, Mas! Dealer itu direbut lho, kalo kamu lupa. Kamu terlalu polos apa terlalu baik sih, Mas? Makanya Arsa gampang banget ngambil punya kita," ucap Fiani sembari berpikir, "Ah, iya, cewek tadi bukannya Tina, ya? Sekarang aku percaya, Mas. Berarti beneran Arsa bermuka dua, di depan dia baik, di belakang dia menusukku. Dia pasti kerja sama dengan Tina ya, Mas! Pokoknya, aku nggak terima, Mas.”“Ya begitu temanmu, Dek. Mas aja yang selalu nutupin keburukannya. Kamu terlalu percaya sama dia. Sekarang nggak usah mikirin itu lagi. Rejeki yang hilang pasti ada gantinya. Kamu fokus kerja.” Verry berhenti di depan rumah berlantai tiga.Setelah menempuh perjalanan empat puluh lima menit, mereka sampai di kediaman Beny. Lelaki berkulit putih dengan mata sipit, langsung menyambut kedatangan Verry dengan ramah. “Ini istrimu, Ver?”“Iya, Ben. Jadwal terbang jam berapa?”“Malam, Ver. Ini nanti langsung berangkat ke Jakarta dulu.
Baca selengkapnya
Lima
Di rumahnya, Reni tak tidur semalaman. Bocah kecil itu hanya menangis mencari ibunya. Baru sehari mengurus Reni, Darmi sudah uring-uringan. Bahkan, Reni dibiarkan sendiri. “Pak, kamu gantian urusin cucumu itu. Capek aku gendong semalaman. Awas aja kalo anakmu nggak bisa bayar mahal. Ogah aku ngurus anak Fia lagi.”“Sudah, urus aja Buk. Aku habis menang togel. Ini buat kamu 500, nanti kalo Verry pulang kamu pergilah senang-senang.”“Mana cukup 500? Lihat, lingkar mataku hitam karena ngurus bocah itu. Ini sih cuma cukup buat ke salon.”Ketika dua orang paruh baya itu sedang meributkan uang, Verry dengan pongahnya pulang. Tepat pukul lima pagi saat orang-orang sedang mendirikan Salat Subuh.“Apa sih, Pak, Buk, pagi-pagi udah rebutan duit?” ucap Verry sambil melepas jaket.“Kamu dari mana aja, Ver? Ibu capek ngurusin anakmu yang rewel dan nyusahin itu.”“Ibumu minta bayar Ver, kasihlah dia duit. Biar dia gantian yang senang-senang, kamu kan sudah puas seharian nggak pulang.”“Emang kamu
Baca selengkapnya
Enam
“Diam! Bisa diam nggak, sih? Anak nakal, diam nggak? Kalo nggak diam Tante cubit lagi. Mau?” Jeni menarik tangan mungil Reni ke kamar mandi.Reni meredamkan suara cemprengnya. Bocah itu sesenggukan karena tangisnya membikin kulit-kulitnya membiru. Namun, bocah itu pandai juga meski akalnya belum sempurna. Dia selalu mengangguk kala Jeni mengomel, dan ... ketika Jeni lengah, dia berlari keluar rumah tanpa pakaian.“Ante atan ... hu-hu-hu, Ante atan! Nek ... Ante atan!” Reni terus meraung sambil mengatakan kalimat balita. Tidak semua orang mengerti makna kalimat tersebut, tetapi setidaknya banyak orang peduli.Kebetulan pagi itu banyak ibu rumpi sedang jajan sayuran di warung depan rumah Verry. Otomatis semua orang berlari mengejar Reni. Meski tujuan Reni tidak terlalu jauh, tetapi bagi balita sekecil itu sangat berisiko kala berlarian sendiri di jalanan ramai.“Ya Allah ... Reni ... Nak! Eh, kenapa Reni nggak pake baju?” tanya seorang ibu muda saat berhasil menangkap Reni.“Enek ... An
Baca selengkapnya
Tujuh
“Bagaimana para saksi? Sah?”“Sah!”Ijab kabul itu dinyatakan sah secara agama usai Verry menjabat tangan tokoh agama di desanya. Jeni menangisi nasibnya. Dia bingung harus bahagia atau bersedih.Ada senang, tetapi lebih banyak ketar-ketirnya. Jeni memang menginginkan sebuah pernikahan. Namun, bukan diawali pernikahan tersembunyi seperti yang tengah diadakan di rumah Verry dan Fiani.“Makanya jangan kumpul kebo kalau nggak mau dipermalukan! Masih untung kami nggak memaksamu mendatangkan keluarga ke sini, kalau iya ... uh, apa nggak tambah runyam hidup kamu,” ucap Bu Ruminah dengan nada sinis.“Dasar perempuan gatal,” sahut Bu Nindi.Selesai menikahkan Verry, warga pulang berjamaah. Pernikahan siri itu tidak dihadiri oleh orang tua Verry. Darmi dan Tono menganggap kelakuan Verry hal lumrah. Mereka juga enggan direpotkan dengan urusan menjadi saksi atau apalah.Verry meremas kertas pernyataan pernikahan siri tersebut. Lalu melemparnya ke wajah Jeni. “Pagi-pagi ... sudah bikin ulah! Kamu
Baca selengkapnya
Rayuan Setan
"Ya Allah ... " Tangannya gemetar, dia menekan tombol telepon.Seseorang di seberang langsung mengadukan kejadian menyedihkan. “Fi ... ini lho, Reni jalan sendiri sampai perempatan dusun 5. Untung saja tetanggaku ada yang sedikit ingat kalau Reni ini ponakanku. Coba kamu telepon Verry, tadi aku antar ke sana, tapi rumah kosong, tempat Buklek Darmi juga tutup.”“Ya Allah, Mbak ... Reni sampai dusun 5? Astagfirullah. Fia juga sudah empat hari menghubungi Mas Verry, tapi belum dibalas, telepon nggak diangkat. Tolong jaga Reni dulu ya, Mbak, Fia coba telepon Mas Verry dulu. Terima kasih banyak ya, Mbak. Sekali lagi terima kasih.”“Jangan seperti itu, Fi, kita ini saudara. Ya sudah kamu telepon ... eh, sebentar ... sudah, Fi. Itu, Verry datang.”Marah, sedih, murka, semua bercampur aduk seperti air bergejolak dalam kemasan samudera. Namun, ledakan amarah harus ditahan dalam-dalam oleh Fiani, karena waktu istirahatnya tidak akan cukup jika digunakan untuk mengomel pada Verry.Usai menyudahi
Baca selengkapnya
Surprise
Seminggu berlalu dari kejadian Reni pergi sendiri dari rumah. Sudah tanggal delapan, tetapi Fiani menahan diri untuk tidak buru-buru mengirim uang bulanan. Dia berusaha kuat, dan terus berdoa pada Sang Kuasa agar Reni selalu dilindungi.Saat itu Fiani marah besar pada Verry, tetapi lelaki itu justru malah menantang Fiani untuk tidak menafkahi sang anak.“Ya Allah ... maafkan aku, semoga Mas Verry nggak menelantarkan Reni. Orang tua kayak Ibu sama Bapak memang agak ngeri. Pasti Mas Verry selalu dibujuk untuk foya-foya pakai uang kirimanku. Hufh, astagfirullah ... mau bagaimanapun mereka tetap mertuaku. Sabar, Fi ... sabar.” Fiani menenangkan dirinya sendiri.Dia sedang mengetikkan pesan untuk dikirim ke Verry. Ingin sekali mengalah, tetapi tampak sangat lemah jika Fiani terus-terusan mengalah. Dia cuma mau bertanya keadaan Reni, bukan menyinggung perihal uang. Bersikap masa bodo pada suami adalah hal menyakitkan bagi Fiani.Ting! Satu balasan masuk.[Pakai skype-mu sekarang. Lihat anak
Baca selengkapnya
10. KEBERUNTUNGAN
Fiani masih menatap laptop di depannya, dia mulai khawatir dengan sang mertua yang kerap mengganggu rumah tangganya. Dia juga kasihan pada Verry, harus menggantikan perannya mengurus Reni. Di saat seperti itu, ingin sekali dia punya kantong ajaib, dan pulang ke Indonesia dalam kedipan mata.Air matanya menetes lagi ketika bayangan Reni begitu lahap makan mi instan. Bocah itu tampak seperti anak kurang makan.“Ya Allah, amit-amit. Jangan sampe Reni kekurangan, apalagi kurang makan,” gumam Fiani. Dia langsung menyambar ponsel, lalu mengirim uang melalui SMS ke rekening Verry. Alhamdulillah, sudah dari seminggu lalu Fiani memutasi uangnya ke tabungan Indonesia.Ketika hendak menutup laptop, Fiani malah ingat Arsa. Walaupun mengantuk, dia tetap berkutat di sana. Dia membuka tautan Yahoo untuk berkirim surat elektronik ke Arsa. Tidak ada lagi cara lain, harapannya Arsa sedang bekerja, dan bisa cepat membalas emailnya. Bak pelangi setelah hujan, Fiani masih punya harapan, email ke Arsa terk
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status