Share

Canggung

Penulis: Chocoo Crunch
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-21 23:59:13

"Maaf, Kak. Kaki aku lemas sekali." Ucap Ayana dengan pandangan yang tidak nyaman karena dengan tidak sengaja telah menindih tubuh Zidan.

Deg!

Hati Zidan menjadi melayang seketika, ketika tubuh Ayana berada dalam pelukannya secara tidak sengaja.

Membuat iman seorang Zidan menjadi goyah.

Zidan yang mendapatkan tubuh Ayana telah berada di atasnya. Kemudian dengan terpaksa menyentuh lengan Ayana dan membantu Ayana untuk bangun dari posisinya.

"Za, kamu kenapa?" Tanya Zidan kepada Ayana.

Ayana hanya meringis saja karena semua ini adalah kesalahannya yang berawal dengan ketidaksengajaan.

"Aku lapar, Kak. Ingin mengambil cemilan niatnya. Eh aku malah sempoyongan dan terjatuh ke tubuh, Kak Zid." Jelas Ayana dengan nada pelannya.

"Untung kamu jatuh ke tubuhku, coba kalau jatuh ke lantai. Pasti tubuh kamu semakin sakit." Jawab Zidan yang berjalan memapah tubuh Ayana.

"Hehe iya maaf, Kak."

"Kenapa kamu tidak membangunkan aku saja?" Tanya Zidan sambil membantu Ayana untuk naik kembali ke atas ranjang.

"Aku takut. Sepertinya Kak Zid sedang lelah sekali. Maka dari itu aku berniat mengambil sendiri cemilannya." Jelas Ayana pada Zidan.

Zidan pun langsung duduk di tepi ranjang.

"Za, kamu tidak perlu takut denganku. Anggap saja aku ini kakak kamu. Anggap aku seperti Zidan yang dulu. Aku masih sama kok dengan yang dulu, tidak ada perubahan. Aku bersedia menjaga dan melindungi kamu, walaupun kamu sudah menjadi milik adikku." Ungkap Zidan dengan hati berlapang dada.

Ayana mengangguk pelan.

"Jadi sekarang ingin melanjutkan makan cemilan atau bagaimana ini?" Tanya Zidan untuk memastikan.

Ayana tersenyum lalu terkekeh. Membuat seluruh deretan gigi putihnya tampak terlihat indah dan jelas.

Zidan yang berada di hadapan nya semakin terpesona oleh kecantikan paras Ayana.

"Ingin cemilan, Kak Zid. Aku lapar!" Ucap Ayana.

Zidan langsung mengambilkan beberapa cemilan dan buah untuk Ayana.

"Ingin disuapi atau makan sendiri?" Tanya Zidan dengan cemilan yang sudah berada di genggamannya.

"Makan sendiri saja, Kak."

"Baiklah." Zidan menyodorkan cemilan yang telah ia buka kemasannya pada Ayana.

***

"Selamat pagi, dengan suami Ibu Ayana ya?" Tanya salah seorang perawat yang datang menemui Zidan dan Ayana.

Ayana dan Zidan langsung saling pandang.

"Iya dengan saya sendiri." Jawab Zidan dan melirik ke arah Ayana.

"Menurut pengecekan, bahwa Ibu Ayana hari ini sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah ya, Pak. Kemungkinan nanti sore sudah diperkenankan untuk pulang." Sang perawat menyampaikan bahwa Ayana sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah.

"Alhamdulillah, terima kasih sus atas informasinya." Sahut Zidan.

"Baik, Pak. Terima kasih kembali." Jawab Perawat yang segera berlalu dari pandangan nya.

"Maaf ya Za, aku mengaku menjadi suamimu lagi. Hehehe." Ucap Zidan pada Ayana.

"Iya, Kak Zid. Tidak apa-apa. Alhamdulillah hari ini aku sudah boleh pulang." Ayana tampak bahagia karena dirinya akan segera kembali pulang ke rumah.

"Aku kabari Ibu dulu ya, Za." Zidan meraih ponselnya yang berada di saku celananya, ia berjalan keluar ruangan.

Terlihat Ayana sedang memperhatikan Zidan. Begitu baiknya Zidan terhadap Ayana. Bahkan hingga saat ini pun ia masih bersedia membantu Ayana.

***

"Alhamdulillah, Nak. Akhirnya kamu sudah sampai kembali ke rumah. Besok Fahmi pulang Ayana. Hari ini kamu fokus istirahat saja ya. Supaya ketika nanti Fahmi pulang kamu sudah sehat kembali." Perintah Bu Fatimah pada Ayana.

"Baik, Ibu." Jawab Ayana singkat.

"Zidan tolong antar Ayana ke kamar nya ya. Takut Ayana belum kuat jika berjalan sendiri." Perintah Bu Fatimah pada Zidan yang baru saja memasuki pintu utama.

"Tidak apa-apa, Bu. Aku bisa sendiri kok." Sahut Ayana.

"Jangan nak, kamu baru saja pulih. Ditakutkan kamu masih lemas." Jawab Bu Fatimah.

Ayana hanya mengangguk.

Zidan langsung berjalan disebelah Ayana untuk mengimbanginya.

Bu Fatimah segera menuju ke dapur dan mempersiapkan untuk makan malam bersama dengan Zidan dan Ayana.

Dalam rumah tersebut hanya ada Bu Fatimah, Ayana dan Zidan saja.

"Bisa naik tangganya, Za?" Zidan bertanya kepada Ayana.

"InsyaAllah bisa, Kak Zid." Jawab Ayana dengan pasti.

Ayana menaiki anak tangga dengan sangat pelan. Zidan turut mengimbangi dan menjaganya.

Sampai di tengah-tengah terasa kaki Ayana begitu melemah.

Dan akhirnya..

"Kak Zid...!!!!" Ucap Ayana kepada Zidan.

Dengan sigap Zidan segera menangkap tubuh Ayana.

"Masih lemas ya?" Tanya Zidan kepada Ayana.

"Ternyata masih, Kak Zid." Ayana mengangguk pelan.

Tanpa pikir panjang dan tanpa bertanya, Zidan langsung membopong tubuh Ayana.

Dan melangkahkan tungkainya menuju kamar Ayana.

Ayana langsung merangkulkan kedua tangannya pada tengkuk Zidan. Matanya terus menatap Zidan.

"Jangan melihat aku seperti itu, Za. Nanti kamu naksir aku jadi repot urusannya." Ucap Zidan dengan Pe-De nya.

Ayana langsung menundukkan pandangannya. Dan tidak berani menatap Zidan kembali.

Keduanya tampak canggung.

Sampai di kamar Ayana, ketika Zidan akan membaringkan tubuh Ayana.

Dengan sialnya, kaki Zidan tersandung karpet lalu mengakibatkan Zidan terhuyung dan jatuh menindih tubuh Ayana.

Deg!

Bahkan sangat tidak terduga, wajah keduanya hampir menempel.

Keduanya mematung dan terkejut. Mata Zidan dan Mata Ayana saling berbicara satu sama lain.

Jantung keduanya pun berdebar kencang. Sangat dapat dirasakan.

Zidan dan Ayana bertahan pada posisi ini cukup lama kurang lebih hampir melewati satu menit.

Ayana pun tersadar, ia segera mendorong tubuh Zidan.

"Maaf, Kak Zid." Ucap Ayana kepada Zidan. Ia segera bangun dari posisi saat terjatuh tadi.

"Tidak,Za. Maaf aku yang salah. Maaf ya, Za. Aku tidak sengaja tersandung." Zidan pun bangun dan segera berdiri.

Keduanya menjadi semakin canggung.

Zidan segera berjalan keluar dari kamar Ayana, dan segera menutup pintu kamar.

Ia berjalan dengan langkah cepat menuju kamarnya dan langsung menutup pintu kamarnya dengan rapat.

"Ya Allah, hamba mohon maaf. Kenapa harus tersandung seperti itu? Aku jadi tidak enak terhadap Zaza, arrggghhhh. Pasti dengan kejadian ini, akan membuat aku dan dia semakin canggung." Gumam Zidan panik berjalan kesana dan kemari.

Ia memutar kembali kejadian ketika tubuhnya jatuh menindih tubuh Ayana bahkan wajah keduanya hampir saja menempel.

Kalau saja memang benar menempel, entah akan menjadi apa keduanya.

Jantungnya kembali berdebar.

Tampak Zidan tersenyum sendiri layaknya orang sedang jatuh cinta.

"Andai kamu milikku, Za. Sudah langsung aku eksekusi kamu tadi, Za. Ya Allah. Mengapa aku tidak berjodoh dengannya? Aku sangat mencintai dirinya." Gumam Zidan kembali.

Ingatannya begitu jelas ketika dirinya masih dalam lingkungan pesantren yang bermain dengan Ayana kecil.

Ayana gadis kecil yang manis, membuat Zidan jatuh hati.

Dikamar Ayana, ia pun masih meratapi kejadian ketika dirinya tertindih oleh tubuh Zidan.

"Ya Allah, mengapa ada kejadian seperti tadi?Aku malu." Gumam Ayana menutup wajahnya.

Ia mengingat kembali kejadian memalukan tadi.

Ayana menyentuh dadanya yang terasa sangat berdebar-debar kencang.

"Mengapa jantungku berdebar kencang sekali?Ada apa ini?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Honeymoon

    "Kamu mau es krim?" Tanya Fahmi dengan menatap mata Sarah.Sarah mengangguk dan tersenyum."Baiklah, ambil sesukamu saja." Perintah Fahmi pada Sarah.Sarah menuruti perintah dari Fahmi.Setelah cukup pada bagian es krim, mereka beralih di tempat lain dan segera membayar.Fahmi dan Sarah dengan segera melanjutkan perjalanannya untuk ke tempat honeymoonnya.***"Sudah, jangan terlalu dipikirkan. Biarkan mereka honeymoon, kan tujuan Fahmi menikahi Sarah untuk mendapatkan keturunan. Bukan begitu?" Zidan membuyarkan lamunan Ayana.Ayana yang sedang duduk menatapi sunset di rooftop rumah Zidan, seketika terkejut tatkala Zidan datang menghampirinya.Zidan menyodorkan secangkir kopi panas untuk Ayana."Iya, Kak. Aku hanya sedang meratapi hidupku saja." Jawab Ayana.Zidan mengerutkan dahinya."Mengapa harus diratapi? Hadapi saja dengan lapang dada. Ikuti alurnya dan terima dengan ikhlas." Zidan memberikan semangat kepada Ayana.Ayana bergeming dengan mata memandang jauh langit sore berikut sun

  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Pergi Honeymoon

    "Baik, Umi." Jawab Indah.Belum sempat Ayana berkata kembali, datanglah Zidan memanggil Ayana. Yang rupanya sejak tadi memperhatikan cara Ayana menyelesaikan masalah bersama santriwatinya."Za, ikut aku sebentar!" Panggil Zidan kepada Ayana.Sontak, Ayana dan para santriwati menoleh kearah Zidan.Yang lainnya menunduk hingga nanti Zidan pergi meninggalkan area tersebut.Sedangkan, Ayana bangkit dari posisinya."Saya tinggal dulu ya!" Ucap Ayana seraya berjalan meninggalkan semuanya.Ayana berjalan menghampiri Zidan."Ada apa, Kak?" Tanya Ayana."Ikut aku ke rumah sebentar." Ajak Zidan kepada Ayana seketika berjalan menuju rumahnya.Ayana berjalan mengekori Zidan.Disepanjang perjalanan, tidak sengaja Ayana bertemu dengan Zayn.Tatapan Zayn memiliki arti yang mendalam.Ia melemparkan senyuman kepada Ayana.Zayn berjalan menuju ruangan Kamal."Bang Kamal! Bang, yang berjalan bersama Kyai Zidan siapa, bang?" Tanya Zayn dengan penasaran.Kamal yang tengah mengecek project nya, seketika me

  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Menyelesaikan Masalah

    "Siap, Kak." Jawab Ayana seraya meletakkan gelas kosong di meja."Ya sudah, kita sarapan sekarang. Setelah itu kita berangkat ke Pesantren. Aku rindu rumahku, apakah kamu berminat untuk menginap di rumah ku lagi?" Goda Zidan kembali.Ayana menghembuskan napasnya."Tidak, Kak. Terima kasih!" Jawab Ayana berlalu mengambil dua piring dan menyiapkan makanan untuk disediakan di meja makan.Zidan tersenyum dengan kekehannya. Matanya terus memandangi gadis yang sangat ia sayangi."Za, apakah kamu berani sendirian di rumah jika Fahmi, Ibu dan Sarah belum juga kunjung pulang ke rumah?" Tanya Zidan kembali."Insya Allah aku berani! Tinggal kunci semua nya, aku pasti berani." Jawab Ayana seraya menuangkan air mineral kedalam gelas panjang."Yakin? Kamu apakah sudah dengar cerita halaman belakang yang sangat sepi dan angker itu?" Ucap Zidan mulai menakut-nakuti Ayana.Sontak, Ayana langsung melebarkan matanya dan merasa merinding semua bulunya."Maksudnya, Kak? Kakak jangan menakut-nakuti begitu

  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Malam Penuh Ketegangan

    "Sayang, mengapa aku ditinggal tidur sendirian di bawah? Kamu jahat deh." Gumamnya yang merasa ia memeluk tubuh Fahmi karena ia tidak menyadarinya.Zidan pun juga tidak menyadari bahwa Ayana telah memeluk dirinya. Ia pun menggeliat dan membalas pelukan Ayana. Ia memeluk Ayana dengan begitu erat yang ia pikir itu adalah gulingnya.Malam semakin larut, keduanya tampak hangat dan dekat sekali.Hingga pada akhirnya, Zidan terbangun karena hendak merasakan ingin buang air kecil.Betapa terkejutnya ia tatkala membuka matanya dan menyadari bahwa dirinya sedang memeluk tubuh Ayana dan mengeloni Ayana.Kedua matanya terbuka lebar."Ya Allah, Za! Mengapa kamu ada disini?" Tanya Zidan dengan membangunkan Ayana.Kemudian Ayana membuka matanya dengan sedikit mengerjapkan kedua matanya.Ayana tidak kalah terkejut ketika dirinya tengah berpelukan dengan Zidan"Kak Zidan? Mengapa kakak memeluk aku?" Tanya Ayana dengan cepat melepaskan pelukan Zidan.Zidan mengerutkan dahinya."Tunggu, tunggu! Seperti

  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Malam Penuh Dengan Tanda Tanya

    "Tidak! Aku tidak ingin berpacaran. Aku mau nya langsung menikah saja!" Tegas Difa kemudian."Kalau begitu, menikah saja yuk!" Ajak Kamal kepada Difa.Sontak Difa mendengus kesal dan membuka matanya lebar-lebar seolah ingin menerkam Kamal saat itu juga."Kamal! Ish.. Tidak perlu aneh-aneh deh!" Jawab Difa kemudian."Lho, aku serius kalau memang kamu mau, Difa." Ucap Kamal.Difa bangkit dari posisinya."Sudahlah, aku pergi saja!" Ucap Difa seraya pergi meninggalkan Kamal begitu saja."Difa! Difa! Jadi tidak mau nih?" Tanya Kamal dengan nada meninggi.Namun, tidak ada respon dari Difa. Rupanya Difa telah menghilang dari pandangan Kamal.Kamal pun terkekeh."Difa.. Difaa.. Lucu sekali kamu." Gumam Kamal.***"Za, apakah kamu berani sendirian di rumah?" Tanya Zidan tatkala mengantarkan Ayana masuk kedalam rumah Bu Fatimah."Insya Allah berani, Kak. Apa yang harus ditakuti? Kan kata Kak Zidan aku harus menjadi wanita yang kuat dan pemberani." Jawab Ayana melangkahkan kakinya.Ia sempat mel

  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Penyemangat Dari Zidan

    "Aku mau pulang! Kalau kakak tidak bisa mengantarkan aku pulang, aku akan pulang sendiri!" Ucap Ayana bangkit dari posisinya.Tatkala ia hendak melangkahkan kakinya, dengan cepat Zidan menarik pergelangan tangan Ayana."Oke, kita pulang sekarang! Hapus air mata kamu!" Ajak Zidan menarik tangan Ayana.Ayana mengekori langkah Zidan.Sesampainya di rumah Kyai Haji Hasan, semuanya tampak berbahagia dan bercengkrama.Namun, tidak bagi Fahmi. Ia terus mengkhawatirkan perasaan Ayana.Sarah telah berada didekatnya.Tampak dari kejauhan Ayana dan Zidan berjalan menghampirinya."Fahmi, aku izin membawa pulang Ayana ya!" Ucap Zidan berbisik kepada Fahmi.Fahmi yang tengah duduk dikelilingi oleh keluarga besar Kyai Haji Hasan pun tidak dapat banyak komentar."Kenapa pulang?" Tanya Fahmi."Ayana ingin pulang, dia tidak bisa berlama-lama disini." Jawab Zidan kembali dengan suara berbisik-bisik.Mata Fahmi tertuju kepada Ayana. Ayana mendekati Fahmi."Mas, aku izin pulang ya. Selamat berbahagia ya,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status