Share

Bab 4

Tidak berapa lama Nia dan Riko sudah tiba di sebuah hotel mewah yang ada di kota Surabaya. Sesaat Nia terlihat bingung saat baru saja tiba di hotel tersebut. Terlihat Nia sedang melihat sekeliling lobby hotel dengan rasa takjub.

"Mas, kenapa kita ke hotel ini?" tanya Nia yang sedikit bingung.

"Pertemuan memang diadakan di sini, jadi jangan buat aku malu." Riko mencoba memperingatkan Nia.

"Ya Allah, besar sekali hotel ini. Sepertinya Mas Riko memang memiliki pekerjaan yang lebih baik," gumam Nia sambil melihat sekeliling hotel.

Riko yang sejak tadi berdiri di loby hotel langsung meminta Nia untuk duduk di sebuah sofa. Sementara Riko langsung berjalan ke arah sebuah meja yang berjarak 50 meter dari tempat duduk Nia. Terlihat Riko sedang berbicara dengan seorang pria yang berusia sekitar 40 tahun.

“Mas Riko sedang bicara dengan siapa itu? Apa mungkin itu Bos besar yang dia maksud,” ucap Nia sambil memperhatikan Riko dari kejauhan.

Setelah cukup lama berbincang-bincang, Riko pun kembali menemui sang istri. Dengan lembut Riko mengajak Nia untuk berjalan ke arah sebuah kamar yang telah dipesan sebelumnya. Nia yang tidak menaruh curiga kepada sang suami akhirnya menuruti ajakan Riko.

“Wah, luas sekali kamar ini. Mas,” ucap Nia yang terlihat kagum dengan kemewahan dan keluasan kamar hotel itu.

“Bagaimana, apa kamu menyukai kamar ini?" tanya seorang laki-laki yang tiba-tiba keluar dari dalam kamar mandi.

"Bapak, bukannya Bapak ini yang bicara denganmu tadi. Mas?" tanya Nia yang terlihat terkejut.

"Kamu benar. Ini Pak Boby, dia adalah pemilik usaha percetakan terbesar di Surabaya."

"Oh jadi kamu bekerja di percetakan Pak Boby?" tanya Nia dengan wajah bangga.

Sambil memegang kedua pundak Nia. "Bukan aku, tapi kamu."

"Aku! Maksudmu apa, Mas?" tanya Nia yang mulai tidak mengerti dengan ucapan sang suami.

"Malam ini kamu bekerja di hotel ini bersama Pak Boby, aku minta kamu benar-benar memastikan jika pelayanan yang kamu berikan bisa membuatnya puas," jelas Riko sambil tersenyum.

Boby yang melihat kemolekan tubuh Nia terlihat begitu bernafsu. Tatapan mata Boby persis seperti seekor serigala yang siap memangsa mangsanya. Ada rasa risih dalam diri Nia saat melihat Boby terus melihat bagian dadanya.

“Maksudmu, aku harus melayani laki-laki ini. Mas?” tanya Nia seolah memastikan.

“Benar, kamu hanya perlu berbaring dan menikmati permainan Pak Boby. Mudah ‘kan,” ucap Riko dengan entengnya.

“Tidak! Aku tidak akan mau melayani laki-laki yang bukan suamiku, lagi pula apa kamu sudah gila menjual istrimu sendiri!” bentak Nia sambil mendorong tubuh Riko.

“Tapi kita tidak ada pilihan lain selain ini, apa kamu mau seumur hidup kita di kejar depkolektor!” teriak Riko sambil memegang tangan sang istri.

“Hutang itu kamu yang memulai, jadi lebih baik kamu juga yang menyelesaikannya.”

“Aku! Apa kamu lupa jika hutang-hutang itu adalah atas nama mu, dan aku yakin mereka akan mengejarmu sebagai pemilik hutang bukan aku.” Riko terlihat tertawa.

“Ayolah, aku akan membayarmu mahal untuk satu malam ini,” ucap Boby yang sejak tadi berdiri tidak jauh dari Nia.

“Maaf, walaupun Bapak membayar ratusan juta saya tetap menolak. Karena tubuh saya hanya untuk suami saya, bukan laki-laki lain,” jawab Nia yang langsung keluar dari kamar itu.

Boby yang tidak terima dengan penolakan Nia langsung meminta Riko untuk mengembalikan sebagian uang yang sudah dikirim. Terlihat wajah gugup dan takut dari Riko, pasalnya uang itu telah habis digunakannya untuk foya-foya. Riko yang panik langsung meminta Boby untuk menunggunya di kamar.

"Nia! Nia, berhenti disitu. Atau aku akan menghajarmu di tempat ini," ancam Riko hingga membuat Nia langsung berhenti.

Nia yang mendengar teriakan Riko langsung menghentikan langkahnya. Bukan karena dia takut, tapi lebih kepada malu jika pertengkarannya harus di dengar banyak orang. Riko yang melihat Nia sudah berhenti langsung menghampiri sang istri.

"Kali ini kamu harus mau melakukan apa yang aku perintahkan! Semua ini demi untuk melunasi hutang-hutang yang menjadi tanggung jawabmu," ucap Riko yang langsung menggegam tangan Nia.

"Aku akan menyelesaikan hutang itu, tapi tidak dengan cara ini. Mas," jawab Nia dengan tatapan mata kecewa.

"Lalu dengan cara apa, apa dengan cara menjaga warung makan kita yang tidak pernah ada pembeli? Atau kamu mau bekerja hanya dengan modal KTP," tanya Riko.

Sesaat Nia terdiam mendengar ucapan sang suami. Nia yang saat itu hamil diluar nikah membuatnya di DO dari SMA nya. Hal itu membuat Nia tidak dapat memiliki ijazah SMA.

"Atau kamu mau masuk penjara karena dituduh melakukan kasus penggelapan motor dan penipuan."

"Aku janji setelah semua hutang kita lunas kamu boleh berhenti dari pekerjaan ini," tambah Riko seolah meyakinkan sang istri.

Nia yang terlalu percaya dengan janji manis Riko akhirnya menyetujui keinginan sang suami. Tanpa berpikir berapa banyak laki-laki yang nantinya akan dia puaskan. Setelah melakukan perdebatan panjang, Nia pun akhirnya masuk ke dalam kamar.

"Akhirnya kamu kembali, Manis." Boby terlihat bahagia saat melihat Nia masuk ke dalam kamar.

Nia bukanlah gadis yang cantik dan memiliki kulit putih seperti wanita kebanyakan. Namun, wajah manis dan bentuk tubuh yang dimilikinya mampu membuat semua mata tertuju padanya. Malam itu adalah malam yang paling menyiksa bagi Nia, pasalnya dia haus terpaksa melayani Boby yang jelas-jelas bukan suaminya.

“Ya Allah, ampuni aku. Aku terpaksa melakukan ini demi untuk membayar hutang-hutang suamiku," batin Nia sambil memejamkan mata.

Nia yang saat itu sudah berbaring di tempat tidur terlihat memejamkan mata. Sementara itu Boby terlihat begitu menikmati setiap lekuk tubuh Nia yang sudah dalam keadaan tanpa busana. Air mata terlihat keluar dari dua mata cantik wanita muda itu.

30 menit berlalu, Boby yang sudah terpuaskan dengan pelayanan Nia lagsung memakai bajunya dan meninggalkan Nia yang masih dalam balutan selimut. Tidak ada yang bisa dia katakan saat itu selain menangisi apa yang baru saja terjadi. Sementara itu Riko yang berada di luar, terlihat bahagia saat melihat layar ponselnya.

"Kamu benar-benar istri yang berbakti, Sayang. Lihat ini uang hasil kerjamu malam ini," ucap Riko sambil menunjukkan nominal yang tertulis di layar ponselnya.

Sejak malam itu Riko terus memaksa Nia untuk melayani laki-laki hidung belang. Tidak hanya laki-laki dalam kota, tapi kebanyakan dari mereka adalah laki-laki dari luar kota. 2 tahun berlalu, hutang yang seharusnya sudah lunas justru belum ada yang terbayarkan.

"Hari ini aku didatangi para penagih hutang, mereka bilang kamu belum membayar lunas hutang-hutang itu. Sementara aku tahu semua uang pembayaran laki-laki itu masuk ke dalam rekening kamu, lalu kenapa kamu tidak membayarkan nya?" tanya Nia kepada sang suami.

"Aku lelah, lebih baik kamu keluar dari kamar karena aku mau istirahat!" perintah Riko sambil menutup wajahnya dengan bantal.

"Mas! Aku selama ini sudah menuruti kemauanmu, tapi kenapa kamu justru mengingkari janji yang sudah kamu ucapkan," bentak Nia yang mulai hilang kesabaran.

"Lalu sekarang apa maumu? Kamu berhenti! Silahkan, tapi jangan salahkan aku jika ada Polisi datang untuk menangkapmu," ancam Riko sambil menatap Nia dengan tajam.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status