Share

Bab 4

Penulis: Putri rahmania
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-27 12:10:21

Tidak berapa lama Nia dan Riko sudah tiba di sebuah hotel mewah yang ada di kota Surabaya. Sesaat Nia terlihat bingung saat baru saja tiba di hotel tersebut. Terlihat Nia sedang melihat sekeliling lobby hotel dengan rasa takjub.

"Mas, kenapa kita ke hotel ini?" tanya Nia yang sedikit bingung.

"Pertemuan memang diadakan di sini, jadi jangan buat aku malu." Riko mencoba memperingatkan Nia.

"Ya Allah, besar sekali hotel ini. Sepertinya Mas Riko memang memiliki pekerjaan yang lebih baik," gumam Nia sambil melihat sekeliling hotel.

Riko yang sejak tadi berdiri di loby hotel langsung meminta Nia untuk duduk di sebuah sofa. Sementara Riko langsung berjalan ke arah sebuah meja yang berjarak 50 meter dari tempat duduk Nia. Terlihat Riko sedang berbicara dengan seorang pria yang berusia sekitar 40 tahun.

“Mas Riko sedang bicara dengan siapa itu? Apa mungkin itu Bos besar yang dia maksud,” ucap Nia sambil memperhatikan Riko dari kejauhan.

Setelah cukup lama berbincang-bincang, Riko pun kembali menemui sang istri. Dengan lembut Riko mengajak Nia untuk berjalan ke arah sebuah kamar yang telah dipesan sebelumnya. Nia yang tidak menaruh curiga kepada sang suami akhirnya menuruti ajakan Riko.

“Wah, luas sekali kamar ini. Mas,” ucap Nia yang terlihat kagum dengan kemewahan dan keluasan kamar hotel itu.

“Bagaimana, apa kamu menyukai kamar ini?" tanya seorang laki-laki yang tiba-tiba keluar dari dalam kamar mandi.

"Bapak, bukannya Bapak ini yang bicara denganmu tadi. Mas?" tanya Nia yang terlihat terkejut.

"Kamu benar. Ini Pak Boby, dia adalah pemilik usaha percetakan terbesar di Surabaya."

"Oh jadi kamu bekerja di percetakan Pak Boby?" tanya Nia dengan wajah bangga.

Sambil memegang kedua pundak Nia. "Bukan aku, tapi kamu."

"Aku! Maksudmu apa, Mas?" tanya Nia yang mulai tidak mengerti dengan ucapan sang suami.

"Malam ini kamu bekerja di hotel ini bersama Pak Boby, aku minta kamu benar-benar memastikan jika pelayanan yang kamu berikan bisa membuatnya puas," jelas Riko sambil tersenyum.

Boby yang melihat kemolekan tubuh Nia terlihat begitu bernafsu. Tatapan mata Boby persis seperti seekor serigala yang siap memangsa mangsanya. Ada rasa risih dalam diri Nia saat melihat Boby terus melihat bagian dadanya.

“Maksudmu, aku harus melayani laki-laki ini. Mas?” tanya Nia seolah memastikan.

“Benar, kamu hanya perlu berbaring dan menikmati permainan Pak Boby. Mudah ‘kan,” ucap Riko dengan entengnya.

“Tidak! Aku tidak akan mau melayani laki-laki yang bukan suamiku, lagi pula apa kamu sudah gila menjual istrimu sendiri!” bentak Nia sambil mendorong tubuh Riko.

“Tapi kita tidak ada pilihan lain selain ini, apa kamu mau seumur hidup kita di kejar depkolektor!” teriak Riko sambil memegang tangan sang istri.

“Hutang itu kamu yang memulai, jadi lebih baik kamu juga yang menyelesaikannya.”

“Aku! Apa kamu lupa jika hutang-hutang itu adalah atas nama mu, dan aku yakin mereka akan mengejarmu sebagai pemilik hutang bukan aku.” Riko terlihat tertawa.

“Ayolah, aku akan membayarmu mahal untuk satu malam ini,” ucap Boby yang sejak tadi berdiri tidak jauh dari Nia.

“Maaf, walaupun Bapak membayar ratusan juta saya tetap menolak. Karena tubuh saya hanya untuk suami saya, bukan laki-laki lain,” jawab Nia yang langsung keluar dari kamar itu.

Boby yang tidak terima dengan penolakan Nia langsung meminta Riko untuk mengembalikan sebagian uang yang sudah dikirim. Terlihat wajah gugup dan takut dari Riko, pasalnya uang itu telah habis digunakannya untuk foya-foya. Riko yang panik langsung meminta Boby untuk menunggunya di kamar.

"Nia! Nia, berhenti disitu. Atau aku akan menghajarmu di tempat ini," ancam Riko hingga membuat Nia langsung berhenti.

Nia yang mendengar teriakan Riko langsung menghentikan langkahnya. Bukan karena dia takut, tapi lebih kepada malu jika pertengkarannya harus di dengar banyak orang. Riko yang melihat Nia sudah berhenti langsung menghampiri sang istri.

"Kali ini kamu harus mau melakukan apa yang aku perintahkan! Semua ini demi untuk melunasi hutang-hutang yang menjadi tanggung jawabmu," ucap Riko yang langsung menggegam tangan Nia.

"Aku akan menyelesaikan hutang itu, tapi tidak dengan cara ini. Mas," jawab Nia dengan tatapan mata kecewa.

"Lalu dengan cara apa, apa dengan cara menjaga warung makan kita yang tidak pernah ada pembeli? Atau kamu mau bekerja hanya dengan modal KTP," tanya Riko.

Sesaat Nia terdiam mendengar ucapan sang suami. Nia yang saat itu hamil diluar nikah membuatnya di DO dari SMA nya. Hal itu membuat Nia tidak dapat memiliki ijazah SMA.

"Atau kamu mau masuk penjara karena dituduh melakukan kasus penggelapan motor dan penipuan."

"Aku janji setelah semua hutang kita lunas kamu boleh berhenti dari pekerjaan ini," tambah Riko seolah meyakinkan sang istri.

Nia yang terlalu percaya dengan janji manis Riko akhirnya menyetujui keinginan sang suami. Tanpa berpikir berapa banyak laki-laki yang nantinya akan dia puaskan. Setelah melakukan perdebatan panjang, Nia pun akhirnya masuk ke dalam kamar.

"Akhirnya kamu kembali, Manis." Boby terlihat bahagia saat melihat Nia masuk ke dalam kamar.

Nia bukanlah gadis yang cantik dan memiliki kulit putih seperti wanita kebanyakan. Namun, wajah manis dan bentuk tubuh yang dimilikinya mampu membuat semua mata tertuju padanya. Malam itu adalah malam yang paling menyiksa bagi Nia, pasalnya dia haus terpaksa melayani Boby yang jelas-jelas bukan suaminya.

“Ya Allah, ampuni aku. Aku terpaksa melakukan ini demi untuk membayar hutang-hutang suamiku," batin Nia sambil memejamkan mata.

Nia yang saat itu sudah berbaring di tempat tidur terlihat memejamkan mata. Sementara itu Boby terlihat begitu menikmati setiap lekuk tubuh Nia yang sudah dalam keadaan tanpa busana. Air mata terlihat keluar dari dua mata cantik wanita muda itu.

30 menit berlalu, Boby yang sudah terpuaskan dengan pelayanan Nia lagsung memakai bajunya dan meninggalkan Nia yang masih dalam balutan selimut. Tidak ada yang bisa dia katakan saat itu selain menangisi apa yang baru saja terjadi. Sementara itu Riko yang berada di luar, terlihat bahagia saat melihat layar ponselnya.

"Kamu benar-benar istri yang berbakti, Sayang. Lihat ini uang hasil kerjamu malam ini," ucap Riko sambil menunjukkan nominal yang tertulis di layar ponselnya.

Sejak malam itu Riko terus memaksa Nia untuk melayani laki-laki hidung belang. Tidak hanya laki-laki dalam kota, tapi kebanyakan dari mereka adalah laki-laki dari luar kota. 2 tahun berlalu, hutang yang seharusnya sudah lunas justru belum ada yang terbayarkan.

"Hari ini aku didatangi para penagih hutang, mereka bilang kamu belum membayar lunas hutang-hutang itu. Sementara aku tahu semua uang pembayaran laki-laki itu masuk ke dalam rekening kamu, lalu kenapa kamu tidak membayarkan nya?" tanya Nia kepada sang suami.

"Aku lelah, lebih baik kamu keluar dari kamar karena aku mau istirahat!" perintah Riko sambil menutup wajahnya dengan bantal.

"Mas! Aku selama ini sudah menuruti kemauanmu, tapi kenapa kamu justru mengingkari janji yang sudah kamu ucapkan," bentak Nia yang mulai hilang kesabaran.

"Lalu sekarang apa maumu? Kamu berhenti! Silahkan, tapi jangan salahkan aku jika ada Polisi datang untuk menangkapmu," ancam Riko sambil menatap Nia dengan tajam.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Disakiti Suami Di Bahagiakan Lelaki Bujang   Bab 34

    "Yuni." Rafli terlihat terkejut saat melihat Yuni sudah berada di depan bengkelnya."Yuni. Jadi wanita ini mantan kekasih Mas Rafli," batin Nia sambil menatap Yuni.Apa yang diucapkan Rafli memang benar. Yuni adalah wanita muda yang sangat cantik. Tidak hanya Rafli yang terpesona dengan kecantikan wanita itu. Namun, Nia yang yang baru saja bertemu dengannya pun terlihat kagum."Aak. Bagaimana kabarmu?" tanya Yuni sambil langsung memeluk tubuh Rafli.Sambil melepaskan pelukan Yuni. "Aku baik-baik saja.""Ini siapa?" tanya Yuni saat melihat Nia yang berdiri di samping Rafli sambil menggendong putrinya.

  • Disakiti Suami Di Bahagiakan Lelaki Bujang   Bab 33

    Shafira yang selama ini tidak terdengar kabarnya. Tiba-tiba menghubunginya. Nia yang mengetahui siapa orang yang menghubunginya dia terlihat terkejut. [Shafira, apa ada yang bisa aku bantu?] tanya Nia. [Ada hal yang ingin saya sampaikan pada Ibu,] jawabnya yang terdengar ragu. [Apa yang kamu katakan.][Aku ingin Ibu mengembalikan putriku, aku tidak bisa hidup tanpanya. Aku sangat merindukan putriku,] jelasnya dengan suara bergetar. [Tidak! Aku tidak akan menyerahkan Tiara padamu, dia putriku. Aku yang merawatnya dari kecil, aku juga yang sudah begadang dan menangisinya setiap dia sakit!] bentak Nia sambil mulai menangis. [Tidak bisa. Bu, kalian harus terima kenyataan jika Tiara adalah putri kandungku. Bukan anak kalian."] Nia yang ketakutan langsung menutup ponselnya. Dengan segera dia menggendong Tiara yang masih tertidur pulas. Air mata terlihat mengalir di kedua pipinya. "Dia putriku, bukan milik orang lain. Mas Rafli, ya aku harus bicara dengan Mas Rafli." Nia segera keluar

  • Disakiti Suami Di Bahagiakan Lelaki Bujang   Bab 32

    "Kamu pikir aku pembantumu atau baby sitter anak itu! Yang harus menunggu dan meminta izin kalian untuk pergi!" bentak Yola sambil bertolak pinggang. "Bukan begitu. Kak, tapi paling tidak tunggu atau hubungi aku, tidak meninggalkan Tiara seperti itu. Bagaimana jika terjadi sesuatu dengannya?" ucap Rafli. "Makanya punya anak itu dijaga, bukannya di tinggal-tinggal." "Kak Yola! Kakak pikir aku dan Nia rekreasi. Kami ke rumah sakit, bahkan saat ini dia harus dirawat. Apa tidak bisa Kakak bersimpati sedikit padanya?" jelas sang adik. "Diam! Ada apa ini, kenapa kalian bertengkar seperti itu." Tiba-tiba Robi masuk kedalam rumah. "Lihat apa yang sudah diperbuat adik kesayanganmu, sejak kecil aku yang merawatnya. Tapi apa balasannya sekarang? Dia justru membenciku seperti itu," jawab Yola sambil menangis. "Rafli! Apa-apaan kamu? Sejak kamu menikah dengan perempuan tidak jelas itu, kamu jadi berubah. Dipikiranmu hanya wanita itu, bahkan sekarang kamu tega membentak orang yang sudah

  • Disakiti Suami Di Bahagiakan Lelaki Bujang   Bab 31

    "Apa, istri saya harus dirujuk ke rumah sakit besar!" teriak Rafli yang terlihat terkejut. "Maaf, apa tidak ada cara lain selain dirujuk?" tanya Nia yang saat itu menggendong Tiara. "Tidak bisa, Bu. Ibu harus mendapatkan penanganan secara serius dan pemeriksaan Laboratorium, kebetulan di Puskesmas ini belum tersedia Laboratorium." "Bagaimana dengan Tiara jika aku harus dirawat di Rumah sakit," batin Nia sambil menatap Tiara yang sedang terlelap di gendongannya. "Apa Ibu Nia punya kartu kesehatan? Biar saya buatkan surat pengantar," ucap Dokter tersebut. "Ada, Dok. " Rafli langsung memberikan kartu kesehatan Nia. "Mas, aku tidak mau ke Rumah sakit." "Kita tidak ada pilihan lain, kamu harus segera mendapat penanganan, kamu harus yakin semua pasti akan baik-baik saja," jawab Rafli sambil menggegam tangan Nia. "Tapi bagaimana dengan Tiara, siapa yang merawatnya saat aku di rumah sakit." Wajahnya terlihat khawatir sambil menatap sang putri. Setelah menerima surat pengantar

  • Disakiti Suami Di Bahagiakan Lelaki Bujang   Bab 30

    "Buku kelahiran. Untuk apa?" tanya Nia yang terlihat penasaran. "Bang Robi memintaku untuk membawa buku itu padanya. Dia bilang kalau dia ingin melihat buku itu," jawabnya sambil terlihat ragu. Sambil berdiri di hadapan sang suami. "Jadi keluarga mu ragu akan anak ini, apa karena dia jelek jadi keluargamu meragukannya." "Aku sudah menjelaskan itu, tapi Bang Robi tetap tidak mempercayainya. Aku minta maaf, Sayang." Nia yang sudah kesal dengan sikap keluarga Rafli. Langsung berjalan ke arah lemari untuk mengambil buku yang diminta oleh suaminya. Dan langsung menyerahkannya pada Rafli. "Katakan pada keluargamu, jika mereka tidak mengakui anak ini aku tidak masalah. Karena bagiku pengakuan dari mereka tidak penting," ucap Nia sambil menyerahkan buku itu. "Iya, ya sudah aku akan keluar sebentar untuk menunjukkan buku ini pada Abangku," ucap Rafli sambil langsung berjalan keluar kamar. "Aku pikir keluarga Mas Rafli semakin hari semakin membuatku tidak nyaman, tapi bagaimanapun

  • Disakiti Suami Di Bahagiakan Lelaki Bujang   Bab 29

    "Maaf, Sus. Dimana pasien bernama Shafira, kenapa dia tidak ada di kamarnya?" tanya Nia pada seorang Perawat yang ada di meja resepsionis. "Ibu Shafira sudah dibawa ke ruang bersalin, karena beliau sudah mengalami pembukaan sempurna dan akan segera melahirkan," jawab Perawat tersebut. "Kalau begitu kamu tunggu disini saja, biar aku masuk ke ruang bersalin untuk menemaninya." Nia memegang tangan suaminya. "Kamu yakin bisa mengatasinya?" tanya Rafli yang langsung dijawab anggukan oleh sang istri. Setelah meminta izin pada suaminya. Nia langsung berjalan ke arah ruang bersalin. Terlihat Shafira sedang menangis dan berteriak kesakitan diatas sebuah tempat tidur. "Sakit, Bu. Aku tidak mau disini, aku mau pulang!" teriak Shafira sambil menggegam tangan Nia. "Sabar ya, Mbak. Istighfar insya Allah semuanya akan baik-baik saja," ucap Nia yang memandang wanita itu dengan iba. "Aku tidak mau, Bu. Aku mau pulang! Mama tolong aku,Ma." Shafira terus berteriak sambil memanggil nama orang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status