Share

2.Pinjaman Online

Author: Niki_Tawa
last update Last Updated: 2024-01-16 12:13:17

"Leher kamu kenapa merah seperti ini?" tanya Maria sekali lagi.

"Ini, karena mas Adam mencekikku Ma!" ingin sekali rasanya Gina berteriak mengatakan semuanya kepada Maria. Namun rasa takut yang teramat besar akan kehilangan sosok yang kini tengah menatapnya tersebut membuat Gina harus mencari alasan lain.

"Ini Ma. Tadi ketika jemur pakaian aku kejatuhan semut angkrang, mereka bergerombol dan jatuh tepat di pundak aku dan berlarian kesana kemari. Terus menggigiti leherku, rasanya panas dan gatal. Jadi ketika aku garuk, jadinya merah gini," Gina beralasan.

"Ooh, seharusnya kamu langsung kasih minyak kayu putih, biar gak merah seperti itu!" tambah Maria lagi. Gina hanya meraba lehernya, dan kemudian tersenyum.

"Mama sudah makan?" tanya mengalihkan perhatian Maria.

"Ayo kita makan dulu!" ucapnya lagi, sembari menggiring Maria kedapur.

"Adam belum pulang Gin?" tanya Maria, karena biasanya mereka akan makan bersama. 

"Belum Ma, kan tadi keluar. Mama tenang... lauk sama sayur buat Mas Adam masih banyak kok!" Gina menepis semua kekhawatiran Maria. Sebab mamanya tersebut selalu mendahulukan dan segan kepada Adam.

Waktu terus bergulir, sudah dua hari sejak kejadian dimana Adam mencekiknya, lelaki itu tidak nampak batang hidungnya. Mungkin dia benar-benar marah. Sementara itu Gina yang berada dirumah mulai kehabisan uang belanjanya dan untuk memenuhi keperluan sehari-hari iapun mencoba berjualan gorengan. Beruntung masih ada uang tabungan yang ia miliki untuk membeli bahan untuk berjualan gorengan tersebut. Dan ia membuka lapak berdagangnya di depan rumahnya, kebetulan rumahnya berada di pinggir jalan.

 Ketika sedang asyik melayani salah satu pembelinya, sebuah mobil sedan berhenti tepat di pinggir jalan. Seorang laki-laki turun dan melangkah menghampiri Gina.

Gina yang mengira lelaki tersebut ingin membeli gorengan yang ia jual menyambutnya dengan senyuman.

"Gorengan Mas?" tanyanya menatap lelaki yang menggunakan kacamata hitam tersebut.

Lelaki itu menggeleng, "Saya mau cari Adam, apa orangnya ada didalam?" tanyanya dengan nada datar.

"Mas Adamnya tidak ada di rumah, memangnya kenapa ya Mas, cari suami saya?" Gina yang penasaran tak bisa menahan diri untuk tidak bertanya.

"Dia punya utang sebesar 50 juta kepada saya, dan menjadikan rumah ini sebagai jaminan jika tidak bisa membayar hutangnya tersebut." laki-laki itu berjalan mengitari rumah tersebut, sembari memanggil sopirnya.

"Coba kamu ukur berapa meter panjang ke belakang!" titahnya tanpa memperdulikan Gina.

"Tu... tunggu Mas, Mas mau ngapain ngukur-ngukur luas tanahnya segala?" Gina menghampiri lelaki yang berbalut kaos oblong dan celana jeans tersebut.

Lelaki yang tidak diketahui oleh Gina identitasnya tersebut membuka kaca mata hitamnya. Sehingga terpampanglah wajahnya yang rupawan.

"Segera kosongkan rumah ini, saya akan merobohkannya dan akan membangun tempat gym di sini!" ucapnya enteng.

"Loh... looh... looh, tidak bisa seperti itu Mas, lalu bagaimana dengan nasip kami. Kami mau tinggal di mana?" Gina protes.

"Itu urusan kalian. Bahkan jika aku mengambil tanah dan rumah reot ini, hutang Adam juga belum lunas!" ucapan lelaki tersebut semakin membuat Gina khawatir, di mana mereka akan tinggal jika rumah mereka dirobohkan.

"Sebenarnya Mas ini siapa? main mau nyita rumah orang segala?" kesabaran Gina mulai menipis, karena ia tidak tau apa-apa, dan tiba-tiba lelaki ini mau menyita rumahnya. Lelaki bernama lengkap Alex Wijayanto tersebut tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Gina, melainkan hanya menatap wajah wanita yang berdiri di depannya dengan keadaan tersulut luapan emosi tersebut.

'Cantik juga istrinya Adam ini?' batinnya dalam hati setelah memperhatikan Gina.

"Panjang kebelakang 7 meter Bos... lebarnya 6 meter." si sopir menghadap dengan nafas ngos-ngosan. Membuyarkan lamunan Alex.

"Urus tanah kosong di samping rumah ini, dan berikan penawaran harga yang sesuai dengan pemiliknya." ucap Alex lagi. Bahkan pertanyaan Gina tentang siapa dirinya pun belum ia jawab.

Dari jarak kejauhan nampak terlihat oleh Gina, mamanya yang sedang berjalan dengan ibu-ibu lain. Mereka baru saja pulang dari rumahnya ibu Rt yang mengadakan acara. Apa jadinya jika mamanya tersebut mengetahui jika rumah peninggalan suaminya telah dijadikan jaminan hutang oleh Adam menantunya.

"Saya mohon Mas, jangan ambil rumah kami. Saya akan melakukan apapun untuk melunasi hutang tersebut. Ini rumah peninggalan almarhum ayah saya. Jika Mama saya tahu, penyakit jantungnya bisa kumat!" tanpa ragu Gina bersimpuh dan memegangi kaki Alex membuat lelaki yang berstatus duda tersebut tak bisa bergerak.

"Lepaskan kaki saya!" bentaknya. Bukannya melepaskan kaki Alex, Gina semakin erat memegangnya. Membuat Alex merasa tidak nyaman karena beberapa orang yang lewat memandanginya dengan pandangan tak biasa.

"Saya mohon Mas jangan ambil rumah kami!" kini Gina menangis tersedu. Takut celananya terkena ingus dari istri anak buahnya tersebut dengan terpaksa Alex mengiyakan.

"Baiklah, tapi lepaskan kaki saya dulu. Saya jijik dengan ingus kamu!" 

Gina melepaskan cengkramannya pada kaki Alex.

"Ingat! Hutang kamu masih belum lunas!" Alex berbalik dan mencomot gorengan yang tadi ditiriskan oleh Gina, dan memakannya. Kemudian memanggil sopirnya dan merekapun pergi.

Gina dapat menghela nafas lega, karena orang itu sudah pergi ketika mamanya sampai.

"Ehh... Gin jualan gorengan?" tanya bu-ibu yang berjalan bersama Maria.

"Iya Bu, ayo bu dibeli gorengannya!" tawar Gina kepada ibu-ibu yang lain.

Para wanita tersebut pun berkumpul menyerbu gorengan yang dijual oleh Gina, hingga gorengan tersebut habis tak bersisa.

****

"Adam belum pulang juga Gin?" tanya Maria ketika keduanya makan bersama. Entah mengapa Gina merasa kesal kepada mamanya yang begitu perhatian kepada suami laknatnya tersebut. Suami yang hanya memberikan derita dan selalu menorehkan luka padanya.

"Mas Adam ikut pergi bekerja bersama temannya Ma," jawab Gina berbohong.

"Oouh..." Maria membeo, ia paham dan mengerti bahwa ada sesuatu yang disembunyikan oleh putrinya tersebut. Keduanya pun kini makan dalam keadaan diam, hanyut dengan isi pikiran masing-masing.

Sementara itu di tempat lain...

Asap tipis keluar dari mulut seseorang yang sedang menikmati sensasi melayang dari barang yang baru saja ia hisap bersama salah satu temannya.

"Eh Dam, istri kamu apa kabar. Apa dia gak nyariin kamu kalo kamu gak pulang?" tanya Reja temannya Adam.

"Biarkan saja, aku pengen lihat dia bisa bertahan hidup atau tidak jika tidak ada aku!" jawab Adam penuh dengan kepercayaan diri yang sangat tinggi, padahal selama ini yang bisa ia lakukan hanyalah berhutang dan Ginalah yang membayar hutang piutangnya tersebut. Menggunakan tenaganya, Gina sering melunasi hutang dengan menjadi buruh tani di tempat Adam meminjam uang tersebut.

Hingga pada suatu saat, ia mendapatkan ide dengan menjadikan sertifikat rumah mertuanya untuk meminjam uang kepada bos (mandor) di tempat ia bekerja. Uang itu ia pergunakan untuk bermain judi online, bermain dengan seorang wanita cantik yang beberapa bulan ini menggantikan tempat Gina di hatinya, dan juga tentunya membeli barang haram untuknya bersenang-senang.

"Gawat Dam, ada polisi cepat kabur!" 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
sukurin lah semoga saja ketangkep c Adam,NM j adam tapi akhlak kyk se....n
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   79. Tamat

    Hujan turun deras sore itu, membasahi jalanan yang terlihat lengang. Di dalam rumah Gina, suasana terasa sunyi. Gina duduk di sofa ruang tamunya, menatap jendela yang dipenuhi bulir-bulir air. Di pangkuannya, sebuah buku cerita anak-anak terbuka, tetapi pikirannya melayang jauh. Tama, anak laki-lakinya yang baru berusia empat tahun, sedang tertidur di kamar. Suara dengkurnya yang kecil terdengar samar dari balik pintu.Ketenangan itu tiba-tiba terusik oleh suara ketukan di pintu depan. Gina mengalihkan pandangan dari jendela, sedikit bingung. Siapa yang datang di tengah hujan deras seperti ini?Ia berdiri, melangkah ke arah pintu, dan membukanya. Sosok Alex berdiri di sana, dengan jas hujan yang sudah basah kuyup dan rambut yang sedikit berantakan.Gina mengerutkan kening. “Ada apa malam-malam kesini?"Alex tidak langsung menjawab. Tatapannya serius, hampir menusuk, membuat Gina merasa sedikit canggung. Dia melepas jas hujannya, menepuk-nepuk sisa air yang masih mene

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   78. Menikah Denganku

    Laura duduk termenung di ruang kecil kamarnya. Jendela kaca di samping meja riasnya memantulkan bayangan dirinya yang tampak lelah. Rambutnya yang biasanya tertata rapi kini tampak sedikit berantakan. Sejak kejadian malam itu, semuanya terasa berubah. Ia telah melewati batas, dan entah kenapa, perasaan bersalah itu terus menghantuinya.Hubungannya dengan Satria telah menjadi sebuah kesalahan besar. Malam itu, di pesta perusahaan, ia tak pernah menyangka akan terjebak dalam situasi yang begitu kacau. Entah apa yang diminum Satria pada malam itu nyatanya membawa mereka ke dalam kekeliruan yang tak termaafkan. Ia menghela napas panjang, mencoba mengusir bayang-bayang gelap itu dari pikirannya. Namun, semakin ia mencoba melupakan, semakin kuat rasa hampa di dadanya.—Laura memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Ia ingin keluar dari zona nyaman, dari lingkungan yang penuh dengan intrik dan konflik. Ketika salah satu divisi perusahaan mengadakan

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   77. Coba Saja!

    Setelah perdebatannya dengan Angel Alex memilih keluar dan pergi ke kamarnya yang berada tepat disamping kamar Angel, meski menginap dihotel yang sama, namun ia memesan kamar kamar lain untuk dirinya sendiri karena memang Alex menyukai ketenangan. Alex berdiri di depan jendela besar di kamar tersebut. Sinar matahari sore memantulkan bayangan tubuhnya yang kokoh ke lantai kayu. Tatapannya kosong menembus kaca, tetapi pikirannya penuh dengan berbagai rencana. Ia sudah terlalu muak dengan permainan Angel. Istrinya itu sudah melampaui batas, dan kali ini, Alex tidak akan tinggal diam.Pintu kamar terbuka perlahan. Entah dari mana Angel mendapatkan kunci kamar tersebut, ia melangkah masuk dengan anggun, mengenakan gaun merah yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Wajahnya penuh percaya diri, seperti biasa, tetapi sorot matanya menyimpan sesuatu—ketakutan yang ia coba tutupi.“Maafkan aku," Angel bersuaranya terdengar menyesal, juga ada nada gugup yang terselip di sana.Alex

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   75. Teror

    Langit sore itu terlihat mendung, menambah suasana muram di sekitar tempat Gina berpijak saat ini. Udara terasa lembap, dan aroma tanah basah mulai tercium, tanda-tanda hujan akan segera turun. Gina menatap cakrawala dimana cahaya jingga serta awan hitam menutupi langit bagian barat wilayah tersebut. Handphone dalam tas selempangnya bergetar."Iya, Ma," ucapnya sedikit cemas."Kamu kok belum pulang? ini Tama nanyain dari tadi," ucap Maria disebrang sana."Iya Ma ini lagi dijalan, Mama sudah dirumah?" Gina memastikan keduanya baik-baik saja."Iya kami sudah dirumah, tadi ada orang baik nawarin tumpangan naik mobil, jadi Mama gak perlu nunggu jemputan dari Paman Andi,"Deg...Pernyataan dari Maria membuat Gina semakin yakin bahwa Angel tidak berbohong atas ucapannya."Ya sudah Ma, aku mau lanjutin perjalanan nanti keburu hujan!""Iya hati-hati..." Sepanjang perjalanan lagi-lagi Gina merasa tidak tenang, sebab ada seseorang yang terus saja men

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   74. Ancaman

    Malam itu terasa sunyi, meski di luar suara kendaraan pengangkut barang produksi masih hilir mudik melewati jalanan ibu didepan rumah sederhana, Satria duduk di dalam kamarnya, menatap layar ponselnya yang menyala. Nama Gina terpampang di sana, tetapi ia tak punya keberanian untuk mengetuk ikon “panggil”. Ada ribuan kata yang ingin ia ucapkan, tetapi semuanya terhenti di tenggorokan. Kepalanya bersandar di sandaran ranjang sementara pikirannya penuh dengan bayangan Gina.Satria menghela napas panjang. “ Aku nggak bisa terus kayak gini…” gumamnya, setengah berbisik. Ia tahu, perasaannya kepada Gina bukan sekadar rasa suka biasa. Ini cinta. Cinta yang tumbuh tanpa ia rencanakan, meski ia tahu Gina masih menyimpan banyak misteri dari masa lalunya. Setiap kali ia melihat wanita itu, ada dorongan kuat untuk mengungkap misteri tersebut. Namun, semuanya terasa rumit. Gina, dengan sikapnya yang dingin namun penuh keraguan, selalu menolak untuk memberikan kepastian. Satria tahu

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   73.Konspirasi Angel

    Malam itu, Angel berdiri di balkon kamarnya, memandang gelapnya malam di sekitar hotel tempat ia menginap. Pikirannya berputar-putar, penuh dengan rasa cemburu dan amarah yang tak bisa ia kendalikan. Gina. Nama itu terus menghantui pikirannya. Angel tidak bisa menerima kenyataan bahwa Alex, suaminya, masih memendam perasaan untuk wanita itu, apalagi setelah insiden malam pesta kemarin. Angel menggenggam ponselnya erat-erat, jemarinya gemetar. Tekadnya sudah bulat, Gina harus disingkirkan.Angel menekan nomor seseorang yang sudah ada di daftar kontaknya. Suaranya dingin ketika dia berbicara.“Aku butuh kamu lakukan sesuatu,” ucap Angel, nada suaranya rendah namun tegas.“Siapa targetnya?” balas suara pria dari seberang telepon.“Seorang wanita. Namanya Gina. Aku nggak peduli caranya gimana, tapi aku nggak mau dia lagi ada di sekitar suami aku. Buat dia kapok, atau lebih baik lagi... lenyapkan dia. Selamanya.”Hening sejenak di telepon, hanya terdengar suara nafas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status