Share

Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin
Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin
Author: Niki_Tawa

1. Ketahuan Selingkuh

Author: Niki_Tawa
last update Last Updated: 2024-01-16 12:12:26

"Mas, lepas sa... kit!" butiran bening keluar disela sudut netra Gina, saat tangan kekar itu mencengkram kuat batang lehernya.

"Am puun!" ucapnya lagi dengan suara tercekat.

"Sudah aku bilang, jangan pernah menyentuh hpku. Kamu malah sengaja membaca semua pesan di hp tersebut," ucap Adam marah dan mengeratkan cekikannya pada leher sang istri.

Uuhh uuhhuuukk... hkkk...

Gina mungkin saja mati pada saat ini, jika tidak diselamatkan oleh suara ketukan di daun pintu kamar mereka.

Hahhh... Haahhh...

Dengan rakus Gina meraup udara untuk mengisi penuh rongga paru-parunya yang menyempit karena hampir kehabisan oksigen.

Dirabanya lehernya yang terasa sakit, bahkan untuk meneguk air liur. Adam berjalan menuju pintu dan membukanya.

"Ada apa Ma?" tanyanya kepada ibu mertuanya yang berdiri di depan pintu kamar mereka.

"Itu ada orang yang nyariin kamu. Katanya ada urusan penting sama kamu," jelas Maria kepada Adam.

"Oh iya." Adam melangkah menemui dua orang yang sedari tadi menunggunya di depan pintu, berbicara sebentar, kemudian kembali masuk ke dalam kamar.

Tak ia perdulikan kondisi Gina yang masih berdiri syok disamping tempat tidur mereka, setelah mengambil jaket ia keluar, meninggalkan rumah tersebut dan pergi bersama teman-temannya.

Sepeninggal Adam, Gina duduk di lantai bersandar pada tepian ranjang. Air matanya kembali luruh tatkala mengingat isi pesan yang tak sengaja terbaca olehnya.

"Kapan kita cek in lagi Mas, aku kangen banget digoyang sama kamu..." pesan yang disertai dengan emoticon love dan juga ciuman tersebutlah yang ia baca sebelum ketahuan Adam dan membuat suaminya itu sangatlah marah besar, bahkan sampai mencekiknya.

Pesan seperti itu, apalagi jika bukan suaminya itu berselingkuh. Bahkan mereka pernah cek in.

Gina menangis, memeluk lututnya. Bukan hanya sakit fisik yang ia rasakan, melainkan juga pada batinnya, selama ini ia sudah mencoba sabar dan menerima semua perlakuan suaminya yang kasar dan semena-mena kepadanya, namun apa yang ia dapatkan? Suaminya malah membagi cinta dengan wanita lain.

Drrt... drtttt... drrrttt...

 Getaran dari sebuah benda pipih, membuyarkan lamunan Gina.

"Hallo," ia menjawab telepon tersebut.

"Dengan Ibu Gina?" 

"Iya mba benar, ini dengan siapa?"

"Kami dari situs pinjaman online, nomor Ibu dicantumkan sebagai nomor darurat oleh Pak Adam Santoso jika beliau tidak membayar angsuran dari pinjaman kepada kami." Gina kembali dihadapkan oleh kenyataan pahit atas kelakuan suaminya.

'Apa lagi ini mas?' tanyanya lirih sembari mengacak rambutnya kasar.

"Bagaimana Ibu, apakah ibu kenal dengan pak Adam?" tanya wanita disebrang telepon itu lagi.

"Tidak mba, saya gak kenal!" Gina mematikan telepon, nomor yang menelponnya tersebut juga ia blokir. Tangannya gemetar, tidak pernah ia membayangkan bahwa akan ditelpon oleh orang dari situs pinjaman online.

'Ya Ampun Mas, apa yang kamu lakukan hingga sampai terjerat pinjaman online segala.' batin Gina menjerit.

"Gina...." panggil seseorang kembali mengejutkannya.

"Iya sebentar!" Gina bangkit dari duduknya dan keluar kamar.

"Boleh nge-cas hp gak Gin, hpnya Bang Jamal mati. Kabel ces yang ada dirumah sepertinya konstlet. Gak mau masuk,"  ucap Indah tetangganya.

"Oh iya, boleh kok. Sini biar aku ces didalam!"

"Terima kasih sebelumnya ya Gin," Indah pun kembali kerumahnya yang memang berada tak jauh dari rumah Gina.

Hp yang tadi berada dalam genggamannya dipasangkan kesebuah kabel yang membuat hp itu menyala.

Setelah beberapa saat berselang, entah mengapa mata Gina selalu tertuju pada handphone milik Jamal. Karena tidak ada seorangpun di tempat tersebut, Gina meraih benda pipih yang masih terpasang kabel colokan tersebut. Ditekannya tombol untuk menghidupkan hp yang tadinya mati karena kehabisan daya tersebut.

Drrrtttt...

Hidup dan tidak dikunci, dengan jantung yang jedag jedug berdebar kencang, Gina membuka aplikasi hijau di hp Jamal tersebut.

Satu persatu pesan ia lihat dan ia menemukan pesan dengan foto profil suaminya, dibukanya pesan dari suaminya tersebut.

Adam [Rasanya kurang segar... lebih baik beli di tempat yang dulu saja.]

Jamal [Cuma perasaan kamu saja, segar kok. Oh iya kamu di mana? Cepat kemari! Aku tunggu di post, bawa uang!]

Adam [Aku cuma punya dua ratus saja.]

Jamal [Kita patungan biar dapat satu paket.]

Dada Gina serasa dihantam oleh godam puluhan ton, apa lagi ketika melihat sebuah foto yang dikirimkan oleh Jamal, yaitu sebuah plastik bening, kecil yang di dalamnya berisi serbuk berwarna putih seperti garam atau micin beserta botol yang tutupnya diberi dua sedotan, satu sedotan lurus dan satunya lagi bengkok. Suaminya sudah terjerat pengaruh narkotika jenis sabu.

Bukan hanya percakapan Jamal dengan suaminya saja yang ia baca melainkan percakapan Jamal dengan seseorang dengan nama kontak 'beli pulsa' dalam percakapan tersebut Gina dapat memahami maksud dari kedua orang yang sedang bertransaksi tersebut, barang terkutuk tersebut mereka sebut pulsa.

'Beli pulsa empat ratus.' begitulah salah satu isi pesan dalam percakapan tersebut. Masih banyak isi pesan di sana yang tidak bisa dibaca satu persatu oleh Gina.

Masih dengan dada yang bergemuruh hebat serta tangan yang gemetar, Gina menscreenshot semua obrolan tersebut dan segera ia kirim ke kontak hpnya, bukan hanya itu saja, ia juga mengirim kontak orang yang sering bertransaksi benda haram tersebut ke nomornya. Setelah semua selesai ia hapus dan kembali ia matikan hp Jamal tersebut.

''Bagaimana bisa istrinya Jamal tidak mengetahui kelakuan suaminya, atau mungkin Indah tidak pernah mengecek hp suaminya.' batin Gina bertanya-tanya.

Tidak berhenti di situ, Gina menelpon si penjual sabu.

Tuuuut...

Lama telepon tersebut tidak diangkat, Gina mencoba beberapa kali hingga suara seorang pria menyahut di sana.

"Hallo... Siapa ini?" tanya orang tersebut.

Gina tidak menjawab, ia mengingat-ingat suara orang disebrang sana.

"Hallo! Woy!" ucap orang itu lagi cukup keras dan  membuat Gina tersentak. Segera dimatikannya sambungan telepon tersebut. 

'Bang Rojak!' ucap Gina tercekat karena mengenali suara tersebut, ternyata dia orang yang telah mengedarkan benda terkutuk tersebut.

Dunia Gina serasa runtuh, banyak sekali pertanyaan dalam benaknya. Entah sejak kapan suaminya mengenal barang yang mencandui penggunanya tersebut, dan juga kenyataan lainnya, di mana suaminya sepertinya juga melakukan perselingkuhan. 

"Gina, kamu kenapa?" tanya Maria mamanya yang baru saja datang dari luar.

"Ooh, enggak ma. Aku gak apa-apa!" ucap Gina tergagap. Ia mencoba tersenyum kepada wanita yang sangat ia cintai itu. Mamanya tidak boleh tau tentang masalah yang sedang ia hadapi saat ini, Maria mempunyai penyakit jantung dan sudah beberapa kali masuk rumah sakit dan masihlah harus mengkonsumsi obat. Oleh karena itulah sebisa mungkin Gina menjaga perasaan dan pikiran wanita yang telah melahirkannya tersebut agar ia tidak terkejut dan akan selalu berusaha agar mamanya selalu tenang.

"Gina..." panggil Maria melangkah mendekat.

"Leher kamu kenapa?"

"Haaaah..." mata Gina membelalak, jangan sampai mamanya tahu dengan apa yang terjadi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
hallo thor maaf yah aq Baru sempet mampir mlm ini,diawal bab udah seru j nih alur cerita
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   79. Tamat

    Hujan turun deras sore itu, membasahi jalanan yang terlihat lengang. Di dalam rumah Gina, suasana terasa sunyi. Gina duduk di sofa ruang tamunya, menatap jendela yang dipenuhi bulir-bulir air. Di pangkuannya, sebuah buku cerita anak-anak terbuka, tetapi pikirannya melayang jauh. Tama, anak laki-lakinya yang baru berusia empat tahun, sedang tertidur di kamar. Suara dengkurnya yang kecil terdengar samar dari balik pintu.Ketenangan itu tiba-tiba terusik oleh suara ketukan di pintu depan. Gina mengalihkan pandangan dari jendela, sedikit bingung. Siapa yang datang di tengah hujan deras seperti ini?Ia berdiri, melangkah ke arah pintu, dan membukanya. Sosok Alex berdiri di sana, dengan jas hujan yang sudah basah kuyup dan rambut yang sedikit berantakan.Gina mengerutkan kening. “Ada apa malam-malam kesini?"Alex tidak langsung menjawab. Tatapannya serius, hampir menusuk, membuat Gina merasa sedikit canggung. Dia melepas jas hujannya, menepuk-nepuk sisa air yang masih mene

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   78. Menikah Denganku

    Laura duduk termenung di ruang kecil kamarnya. Jendela kaca di samping meja riasnya memantulkan bayangan dirinya yang tampak lelah. Rambutnya yang biasanya tertata rapi kini tampak sedikit berantakan. Sejak kejadian malam itu, semuanya terasa berubah. Ia telah melewati batas, dan entah kenapa, perasaan bersalah itu terus menghantuinya.Hubungannya dengan Satria telah menjadi sebuah kesalahan besar. Malam itu, di pesta perusahaan, ia tak pernah menyangka akan terjebak dalam situasi yang begitu kacau. Entah apa yang diminum Satria pada malam itu nyatanya membawa mereka ke dalam kekeliruan yang tak termaafkan. Ia menghela napas panjang, mencoba mengusir bayang-bayang gelap itu dari pikirannya. Namun, semakin ia mencoba melupakan, semakin kuat rasa hampa di dadanya.—Laura memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Ia ingin keluar dari zona nyaman, dari lingkungan yang penuh dengan intrik dan konflik. Ketika salah satu divisi perusahaan mengadakan

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   77. Coba Saja!

    Setelah perdebatannya dengan Angel Alex memilih keluar dan pergi ke kamarnya yang berada tepat disamping kamar Angel, meski menginap dihotel yang sama, namun ia memesan kamar kamar lain untuk dirinya sendiri karena memang Alex menyukai ketenangan. Alex berdiri di depan jendela besar di kamar tersebut. Sinar matahari sore memantulkan bayangan tubuhnya yang kokoh ke lantai kayu. Tatapannya kosong menembus kaca, tetapi pikirannya penuh dengan berbagai rencana. Ia sudah terlalu muak dengan permainan Angel. Istrinya itu sudah melampaui batas, dan kali ini, Alex tidak akan tinggal diam.Pintu kamar terbuka perlahan. Entah dari mana Angel mendapatkan kunci kamar tersebut, ia melangkah masuk dengan anggun, mengenakan gaun merah yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Wajahnya penuh percaya diri, seperti biasa, tetapi sorot matanya menyimpan sesuatu—ketakutan yang ia coba tutupi.“Maafkan aku," Angel bersuaranya terdengar menyesal, juga ada nada gugup yang terselip di sana.Alex

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   75. Teror

    Langit sore itu terlihat mendung, menambah suasana muram di sekitar tempat Gina berpijak saat ini. Udara terasa lembap, dan aroma tanah basah mulai tercium, tanda-tanda hujan akan segera turun. Gina menatap cakrawala dimana cahaya jingga serta awan hitam menutupi langit bagian barat wilayah tersebut. Handphone dalam tas selempangnya bergetar."Iya, Ma," ucapnya sedikit cemas."Kamu kok belum pulang? ini Tama nanyain dari tadi," ucap Maria disebrang sana."Iya Ma ini lagi dijalan, Mama sudah dirumah?" Gina memastikan keduanya baik-baik saja."Iya kami sudah dirumah, tadi ada orang baik nawarin tumpangan naik mobil, jadi Mama gak perlu nunggu jemputan dari Paman Andi,"Deg...Pernyataan dari Maria membuat Gina semakin yakin bahwa Angel tidak berbohong atas ucapannya."Ya sudah Ma, aku mau lanjutin perjalanan nanti keburu hujan!""Iya hati-hati..." Sepanjang perjalanan lagi-lagi Gina merasa tidak tenang, sebab ada seseorang yang terus saja men

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   74. Ancaman

    Malam itu terasa sunyi, meski di luar suara kendaraan pengangkut barang produksi masih hilir mudik melewati jalanan ibu didepan rumah sederhana, Satria duduk di dalam kamarnya, menatap layar ponselnya yang menyala. Nama Gina terpampang di sana, tetapi ia tak punya keberanian untuk mengetuk ikon “panggil”. Ada ribuan kata yang ingin ia ucapkan, tetapi semuanya terhenti di tenggorokan. Kepalanya bersandar di sandaran ranjang sementara pikirannya penuh dengan bayangan Gina.Satria menghela napas panjang. “ Aku nggak bisa terus kayak gini…” gumamnya, setengah berbisik. Ia tahu, perasaannya kepada Gina bukan sekadar rasa suka biasa. Ini cinta. Cinta yang tumbuh tanpa ia rencanakan, meski ia tahu Gina masih menyimpan banyak misteri dari masa lalunya. Setiap kali ia melihat wanita itu, ada dorongan kuat untuk mengungkap misteri tersebut. Namun, semuanya terasa rumit. Gina, dengan sikapnya yang dingin namun penuh keraguan, selalu menolak untuk memberikan kepastian. Satria tahu

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   73.Konspirasi Angel

    Malam itu, Angel berdiri di balkon kamarnya, memandang gelapnya malam di sekitar hotel tempat ia menginap. Pikirannya berputar-putar, penuh dengan rasa cemburu dan amarah yang tak bisa ia kendalikan. Gina. Nama itu terus menghantui pikirannya. Angel tidak bisa menerima kenyataan bahwa Alex, suaminya, masih memendam perasaan untuk wanita itu, apalagi setelah insiden malam pesta kemarin. Angel menggenggam ponselnya erat-erat, jemarinya gemetar. Tekadnya sudah bulat, Gina harus disingkirkan.Angel menekan nomor seseorang yang sudah ada di daftar kontaknya. Suaranya dingin ketika dia berbicara.“Aku butuh kamu lakukan sesuatu,” ucap Angel, nada suaranya rendah namun tegas.“Siapa targetnya?” balas suara pria dari seberang telepon.“Seorang wanita. Namanya Gina. Aku nggak peduli caranya gimana, tapi aku nggak mau dia lagi ada di sekitar suami aku. Buat dia kapok, atau lebih baik lagi... lenyapkan dia. Selamanya.”Hening sejenak di telepon, hanya terdengar suara nafas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status