Share

Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin
Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin
Penulis: Niki_Tawa

1. Ketahuan Selingkuh

"Mas, lepas sa... kit!" butiran bening keluar disela sudut netra Gina, saat tangan kekar itu mencengkram kuat batang lehernya.

"Am puun!" ucapnya lagi dengan suara tercekat.

"Sudah aku bilang, jangan pernah menyentuh hpku. Kamu malah sengaja membaca semua pesan di hp tersebut," ucap Adam marah dan mengeratkan cekikannya pada leher sang istri.

Uuhh uuhhuuukk... hkkk...

Gina mungkin saja mati pada saat ini, jika tidak diselamatkan oleh suara ketukan di daun pintu kamar mereka.

Hahhh... Haahhh...

Dengan rakus Gina meraup udara untuk mengisi penuh rongga paru-parunya yang menyempit karena hampir kehabisan oksigen.

Dirabanya lehernya yang terasa sakit, bahkan untuk meneguk air liur. Adam berjalan menuju pintu dan membukanya.

"Ada apa Ma?" tanyanya kepada ibu mertuanya yang berdiri di depan pintu kamar mereka.

"Itu ada orang yang nyariin kamu. Katanya ada urusan penting sama kamu," jelas Maria kepada Adam.

"Oh iya." Adam melangkah menemui dua orang yang sedari tadi menunggunya di depan pintu, berbicara sebentar, kemudian kembali masuk ke dalam kamar.

Tak ia perdulikan kondisi Gina yang masih berdiri syok disamping tempat tidur mereka, setelah mengambil jaket ia keluar, meninggalkan rumah tersebut dan pergi bersama teman-temannya.

Sepeninggal Adam, Gina duduk di lantai bersandar pada tepian ranjang. Air matanya kembali luruh tatkala mengingat isi pesan yang tak sengaja terbaca olehnya.

"Kapan kita cek in lagi Mas, aku kangen banget digoyang sama kamu..." pesan yang disertai dengan emoticon love dan juga ciuman tersebutlah yang ia baca sebelum ketahuan Adam dan membuat suaminya itu sangatlah marah besar, bahkan sampai mencekiknya.

Pesan seperti itu, apalagi jika bukan suaminya itu berselingkuh. Bahkan mereka pernah cek in.

Gina menangis, memeluk lututnya. Bukan hanya sakit fisik yang ia rasakan, melainkan juga pada batinnya, selama ini ia sudah mencoba sabar dan menerima semua perlakuan suaminya yang kasar dan semena-mena kepadanya, namun apa yang ia dapatkan? Suaminya malah membagi cinta dengan wanita lain.

Drrt... drtttt... drrrttt...

 Getaran dari sebuah benda pipih, membuyarkan lamunan Gina.

"Hallo," ia menjawab telepon tersebut.

"Dengan Ibu Gina?" 

"Iya mba benar, ini dengan siapa?"

"Kami dari situs pinjaman online, nomor Ibu dicantumkan sebagai nomor darurat oleh Pak Adam Santoso jika beliau tidak membayar angsuran dari pinjaman kepada kami." Gina kembali dihadapkan oleh kenyataan pahit atas kelakuan suaminya.

'Apa lagi ini mas?' tanyanya lirih sembari mengacak rambutnya kasar.

"Bagaimana Ibu, apakah ibu kenal dengan pak Adam?" tanya wanita disebrang telepon itu lagi.

"Tidak mba, saya gak kenal!" Gina mematikan telepon, nomor yang menelponnya tersebut juga ia blokir. Tangannya gemetar, tidak pernah ia membayangkan bahwa akan ditelpon oleh orang dari situs pinjaman online.

'Ya Ampun Mas, apa yang kamu lakukan hingga sampai terjerat pinjaman online segala.' batin Gina menjerit.

"Gina...." panggil seseorang kembali mengejutkannya.

"Iya sebentar!" Gina bangkit dari duduknya dan keluar kamar.

"Boleh nge-cas hp gak Gin, hpnya Bang Jamal mati. Kabel ces yang ada dirumah sepertinya konstlet. Gak mau masuk,"  ucap Indah tetangganya.

"Oh iya, boleh kok. Sini biar aku ces didalam!"

"Terima kasih sebelumnya ya Gin," Indah pun kembali kerumahnya yang memang berada tak jauh dari rumah Gina.

Hp yang tadi berada dalam genggamannya dipasangkan kesebuah kabel yang membuat hp itu menyala.

Setelah beberapa saat berselang, entah mengapa mata Gina selalu tertuju pada handphone milik Jamal. Karena tidak ada seorangpun di tempat tersebut, Gina meraih benda pipih yang masih terpasang kabel colokan tersebut. Ditekannya tombol untuk menghidupkan hp yang tadinya mati karena kehabisan daya tersebut.

Drrrtttt...

Hidup dan tidak dikunci, dengan jantung yang jedag jedug berdebar kencang, Gina membuka aplikasi hijau di hp Jamal tersebut.

Satu persatu pesan ia lihat dan ia menemukan pesan dengan foto profil suaminya, dibukanya pesan dari suaminya tersebut.

Adam [Rasanya kurang segar... lebih baik beli di tempat yang dulu saja.]

Jamal [Cuma perasaan kamu saja, segar kok. Oh iya kamu di mana? Cepat kemari! Aku tunggu di post, bawa uang!]

Adam [Aku cuma punya dua ratus saja.]

Jamal [Kita patungan biar dapat satu paket.]

Dada Gina serasa dihantam oleh godam puluhan ton, apa lagi ketika melihat sebuah foto yang dikirimkan oleh Jamal, yaitu sebuah plastik bening, kecil yang di dalamnya berisi serbuk berwarna putih seperti garam atau micin beserta botol yang tutupnya diberi dua sedotan, satu sedotan lurus dan satunya lagi bengkok. Suaminya sudah terjerat pengaruh narkotika jenis sabu.

Bukan hanya percakapan Jamal dengan suaminya saja yang ia baca melainkan percakapan Jamal dengan seseorang dengan nama kontak 'beli pulsa' dalam percakapan tersebut Gina dapat memahami maksud dari kedua orang yang sedang bertransaksi tersebut, barang terkutuk tersebut mereka sebut pulsa.

'Beli pulsa empat ratus.' begitulah salah satu isi pesan dalam percakapan tersebut. Masih banyak isi pesan di sana yang tidak bisa dibaca satu persatu oleh Gina.

Masih dengan dada yang bergemuruh hebat serta tangan yang gemetar, Gina menscreenshot semua obrolan tersebut dan segera ia kirim ke kontak hpnya, bukan hanya itu saja, ia juga mengirim kontak orang yang sering bertransaksi benda haram tersebut ke nomornya. Setelah semua selesai ia hapus dan kembali ia matikan hp Jamal tersebut.

''Bagaimana bisa istrinya Jamal tidak mengetahui kelakuan suaminya, atau mungkin Indah tidak pernah mengecek hp suaminya.' batin Gina bertanya-tanya.

Tidak berhenti di situ, Gina menelpon si penjual sabu.

Tuuuut...

Lama telepon tersebut tidak diangkat, Gina mencoba beberapa kali hingga suara seorang pria menyahut di sana.

"Hallo... Siapa ini?" tanya orang tersebut.

Gina tidak menjawab, ia mengingat-ingat suara orang disebrang sana.

"Hallo! Woy!" ucap orang itu lagi cukup keras dan  membuat Gina tersentak. Segera dimatikannya sambungan telepon tersebut. 

'Bang Rojak!' ucap Gina tercekat karena mengenali suara tersebut, ternyata dia orang yang telah mengedarkan benda terkutuk tersebut.

Dunia Gina serasa runtuh, banyak sekali pertanyaan dalam benaknya. Entah sejak kapan suaminya mengenal barang yang mencandui penggunanya tersebut, dan juga kenyataan lainnya, di mana suaminya sepertinya juga melakukan perselingkuhan. 

"Gina, kamu kenapa?" tanya Maria mamanya yang baru saja datang dari luar.

"Ooh, enggak ma. Aku gak apa-apa!" ucap Gina tergagap. Ia mencoba tersenyum kepada wanita yang sangat ia cintai itu. Mamanya tidak boleh tau tentang masalah yang sedang ia hadapi saat ini, Maria mempunyai penyakit jantung dan sudah beberapa kali masuk rumah sakit dan masihlah harus mengkonsumsi obat. Oleh karena itulah sebisa mungkin Gina menjaga perasaan dan pikiran wanita yang telah melahirkannya tersebut agar ia tidak terkejut dan akan selalu berusaha agar mamanya selalu tenang.

"Gina..." panggil Maria melangkah mendekat.

"Leher kamu kenapa?"

"Haaaah..." mata Gina membelalak, jangan sampai mamanya tahu dengan apa yang terjadi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status