Share

9. Harus Jadi Milikku

Author: Niki_Tawa
last update Huling Na-update: 2024-02-06 05:09:08

Mendengar ucapan Alex, Gina terdiam. Untuk apa lelaki ini ingin bertemu dengan ibunya. Pintu rumah itupun diketuk oleh Gina.

Kriiiieet...

"Gina, kamu kenapa baru pulang sekara..." ucapan Maria berhenti tatkala menyadari keberadaan Alex.

"Maaf tante, di hari pertama Gina bekerja dia pulang selarut ini. Padahal seharusnya dia pulang jam 5 tadi sore, tapi karena orang tua saya yang meminta dimasakkan masakan lagi jadinya seperti ini," Alex menjelaskan.

"Oh, iya." hanya dua kata tersebut yang bisa Maria ucapkan. Dalam hal ini Maria menilai bahwa Alex adalah orang yang cukup bertanggung jawab.

****

Sesampainya di rumah Alex melepas jaket yang ia kenakan dan merebahkan tubuhnya di atas pembaringan. Bayangan wajah Gina semakin membuat pikirannya tidak karuan, seharian ini ia selalu memperhatikan wanita tersebut tentunya tanpa sepengetahuan dari Gina sendiri.

Andai status Gina pasti, ia akan segera menjadikan Gina sebagai kekasihnya, atau jika dia bersedia menjadi selingkuhannya, pasti Alex akan menjadi orang yang sangatlah bahagia. Namun sayang Gina terjebak dalam pernikahan toxic, dan seharusnya ia keluar dari hubungan tersebut.

Tatapan mata Gina yang sendu membuat Alex seakan menyelam ke dalam rasa sakit tersebut.

'Kau harus jadi milikku Gina, apapun itu caranya.' batin Akex, Hingga sebuah panggilan telepon menyadarkannnya dari lamunan.

"Halo..."

"Aku perlu uang Mas sepuluh juta," ucap seseorang disebrang sana.

"Buat apa?"

"Sewa rumah."

"Minta sama suamimu, kita sudah tidak ada lagi hubungan!" hardiknya kepada wanita yang merupakan mantan istrinya tersebut.

"Kenapa kamu begitu tega sama aku Mas?" tanya lirih.

"Sepertinya pertanyaan itu seharusnya aku yang mengucapkannya dan ditujukan untukmu. Mengapa kamu begitu tega sama aku Marcella?" sahut Alex lagi.

"Mas tolong jangan seperti ini, aku sudah berpisah darinya sejak tiga bulan yang lalu. Dan sekarang aku tidak mempunyai uang satu rupiah pun. Aku perlu uang untuk bayar kontrakan rumah dan juga untuk makan," ucap Cella memelas.

"Baiklah... setelah ini jangan hubungi aku lagi!" Alex mematikan telepon. Ia menatap layar benda pipih tersebut dan mengirimkan sejumlah uang kepada wanita tersebut. Sesekali ia menghela nafas karena teringat penghianatan yang dilakukan oleh Marcella kepadanya, kala itu Alex melihat dengan mata kepalanya sendiri Cella bercumbu mesra dengan selingkuhannya di atas ranjang di alpartemen mereka.

Detik itu juga Alex menceraikan Marcella, semua aset yang mereka miliki Alex jual dan dibaginya dua. Lama tak berkomunikasi, sekarang Marcella kembali menghubunginya untuk meminta uang.

"Dasar wanita jalang!" umpatnya.

Aneh memang, Alex sangat membenci seseorang yang berselingkuh, namun ia menginginkan istri orang lain menjadi miliknya.

Sebulan telah berlalu...

Setiap hari rutinitas yang dilakukan Gina hampir sama, yaitu pergi kekediaman Alex. Menghabiskan waktu disana seharian dengan bekerja, membantu Bi Imah memasak. Seperti hari-hari biasanya Rian akan menjemputnya setiap pagi, namun entah mengapa pagi ini tidak. Ya, beberapa waktu ini Gina memang pergi ikut dengan Rian, karena mereka mempunyi bos yang sama hanya berbeda tempat bekerjanya, Rian hanya perlu mengantar Gina sebentar ke rumah Alex dan ia akan mendapatkan uang untuk membeli bensin, kan lumayan.

Jam sudah menunjukkan pukul 7 lebih, namun tak nampak batang hidungnya Rian. Ditambah cuaca di luar nampak tak bersehabat, awan hitam menghiasi langit pada pagi ini.

"Ma, aku berangkat!" pamit Gina setengah berteriak karena mamanya berada di dapur.

"Iya!" sahutan Maria dari belakang.

Gina berjalan dan pergi ke pangkalan ojek, dan setelah memesan ojek kepada salah seorang tukang ojek di sana, mereka pun berangkat menuju kediaman Alex. Dalam perjalanan tersebut hujan tiba-tiba turun dengan derasnya.

"Terus saja pak, sebentar lagi sampai kok!" ucap Gina mencegah bapak tersebut untuk menepi dan berteduh, karena dalam pikirannya Gina ingin cepat sampai. Ia tidak enak kepada Bi Imah jika telat, dan untuk bajunya yang basah, ia bisa meminjam baju Bi Imah nanti.

Alex terbangun dari tidurnya yang panjang, berhubung tidak ada orang di rumah, ia bisa santai. Kedua orang tuanya tadi malam berangkat ke kota sebelah karena ingin liburan, sementara semua pegawainya, pada minggu akhir bulan memang selalu ia liburkan. Bi Imah juga pulang setelah memasak sarapan untuknya, setelah berolah raga di dalam ruangan khusus didalam rumahnya tersebut Alex memutuskan untuk berendam dengan air hangat karena jika ia mandi dengan air dingin tentulah akan membuatnya menggigil.

Ting tooong...

Suara bel sedari tadi mengusik kegiatan Alex yang tengah menenangkan diri di dalam air hangat.

Ia keluar dari bathup dan melilitkan handuk dipinggangnya, berjalan dengan sedikit kesal ke luar kamar untuk membukakan pintu, setelah pintu terbuka betapa kagetnya ia melihat Gina yang berdiri di depan pintu dengan keadaan basah kuyup. Wanita itu nampak kedinginan, dapat dilihat dari tubuhnya yang menggigil serta bibir yang bergetar. Tubuh Gina terlihat seksi karena pakaian yang ia gunakan basah dan mencetak lekuk tubuhnya.

Sementara itu sendiri Gina nampak syok dan terkejut karena orang yang membukakan pintu bukanlah Bi Imah, melainkan Alex dengan kondisi tubuh setengah telanjang. Tubuh sispack itu terlihat jelas oleh Gina, di mana otot pada dada dan perut pada tubuh Alex terpahat sempurna.

"Masuk!" titah Alex kepada Gina, setelah menatapnya beberapa saat.

Dengan jantung berdebar Gina masuk namun tak ia dapati Bi Imah dan kedua orang tua Alex di rumah tersebut.

Gina melangkah ke dapur, di mana biasanya Bi Inah berada, namun tak ia temui sosok wanita paruh baya tersebut.

"Tidak ada orang dirumah ini selain kita berdua!" ucap Alex yang berdiri di belakang Gina.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
waduh pak bos g bahaya tah cuma mereka berdua mn lg hujan lg awas ntar d yg lewat loh
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   79. Tamat

    Hujan turun deras sore itu, membasahi jalanan yang terlihat lengang. Di dalam rumah Gina, suasana terasa sunyi. Gina duduk di sofa ruang tamunya, menatap jendela yang dipenuhi bulir-bulir air. Di pangkuannya, sebuah buku cerita anak-anak terbuka, tetapi pikirannya melayang jauh. Tama, anak laki-lakinya yang baru berusia empat tahun, sedang tertidur di kamar. Suara dengkurnya yang kecil terdengar samar dari balik pintu.Ketenangan itu tiba-tiba terusik oleh suara ketukan di pintu depan. Gina mengalihkan pandangan dari jendela, sedikit bingung. Siapa yang datang di tengah hujan deras seperti ini?Ia berdiri, melangkah ke arah pintu, dan membukanya. Sosok Alex berdiri di sana, dengan jas hujan yang sudah basah kuyup dan rambut yang sedikit berantakan.Gina mengerutkan kening. “Ada apa malam-malam kesini?"Alex tidak langsung menjawab. Tatapannya serius, hampir menusuk, membuat Gina merasa sedikit canggung. Dia melepas jas hujannya, menepuk-nepuk sisa air yang masih mene

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   78. Menikah Denganku

    Laura duduk termenung di ruang kecil kamarnya. Jendela kaca di samping meja riasnya memantulkan bayangan dirinya yang tampak lelah. Rambutnya yang biasanya tertata rapi kini tampak sedikit berantakan. Sejak kejadian malam itu, semuanya terasa berubah. Ia telah melewati batas, dan entah kenapa, perasaan bersalah itu terus menghantuinya.Hubungannya dengan Satria telah menjadi sebuah kesalahan besar. Malam itu, di pesta perusahaan, ia tak pernah menyangka akan terjebak dalam situasi yang begitu kacau. Entah apa yang diminum Satria pada malam itu nyatanya membawa mereka ke dalam kekeliruan yang tak termaafkan. Ia menghela napas panjang, mencoba mengusir bayang-bayang gelap itu dari pikirannya. Namun, semakin ia mencoba melupakan, semakin kuat rasa hampa di dadanya.—Laura memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Ia ingin keluar dari zona nyaman, dari lingkungan yang penuh dengan intrik dan konflik. Ketika salah satu divisi perusahaan mengadakan

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   77. Coba Saja!

    Setelah perdebatannya dengan Angel Alex memilih keluar dan pergi ke kamarnya yang berada tepat disamping kamar Angel, meski menginap dihotel yang sama, namun ia memesan kamar kamar lain untuk dirinya sendiri karena memang Alex menyukai ketenangan. Alex berdiri di depan jendela besar di kamar tersebut. Sinar matahari sore memantulkan bayangan tubuhnya yang kokoh ke lantai kayu. Tatapannya kosong menembus kaca, tetapi pikirannya penuh dengan berbagai rencana. Ia sudah terlalu muak dengan permainan Angel. Istrinya itu sudah melampaui batas, dan kali ini, Alex tidak akan tinggal diam.Pintu kamar terbuka perlahan. Entah dari mana Angel mendapatkan kunci kamar tersebut, ia melangkah masuk dengan anggun, mengenakan gaun merah yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Wajahnya penuh percaya diri, seperti biasa, tetapi sorot matanya menyimpan sesuatu—ketakutan yang ia coba tutupi.“Maafkan aku," Angel bersuaranya terdengar menyesal, juga ada nada gugup yang terselip di sana.Alex

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   75. Teror

    Langit sore itu terlihat mendung, menambah suasana muram di sekitar tempat Gina berpijak saat ini. Udara terasa lembap, dan aroma tanah basah mulai tercium, tanda-tanda hujan akan segera turun. Gina menatap cakrawala dimana cahaya jingga serta awan hitam menutupi langit bagian barat wilayah tersebut. Handphone dalam tas selempangnya bergetar."Iya, Ma," ucapnya sedikit cemas."Kamu kok belum pulang? ini Tama nanyain dari tadi," ucap Maria disebrang sana."Iya Ma ini lagi dijalan, Mama sudah dirumah?" Gina memastikan keduanya baik-baik saja."Iya kami sudah dirumah, tadi ada orang baik nawarin tumpangan naik mobil, jadi Mama gak perlu nunggu jemputan dari Paman Andi,"Deg...Pernyataan dari Maria membuat Gina semakin yakin bahwa Angel tidak berbohong atas ucapannya."Ya sudah Ma, aku mau lanjutin perjalanan nanti keburu hujan!""Iya hati-hati..." Sepanjang perjalanan lagi-lagi Gina merasa tidak tenang, sebab ada seseorang yang terus saja men

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   74. Ancaman

    Malam itu terasa sunyi, meski di luar suara kendaraan pengangkut barang produksi masih hilir mudik melewati jalanan ibu didepan rumah sederhana, Satria duduk di dalam kamarnya, menatap layar ponselnya yang menyala. Nama Gina terpampang di sana, tetapi ia tak punya keberanian untuk mengetuk ikon “panggil”. Ada ribuan kata yang ingin ia ucapkan, tetapi semuanya terhenti di tenggorokan. Kepalanya bersandar di sandaran ranjang sementara pikirannya penuh dengan bayangan Gina.Satria menghela napas panjang. “ Aku nggak bisa terus kayak gini…” gumamnya, setengah berbisik. Ia tahu, perasaannya kepada Gina bukan sekadar rasa suka biasa. Ini cinta. Cinta yang tumbuh tanpa ia rencanakan, meski ia tahu Gina masih menyimpan banyak misteri dari masa lalunya. Setiap kali ia melihat wanita itu, ada dorongan kuat untuk mengungkap misteri tersebut. Namun, semuanya terasa rumit. Gina, dengan sikapnya yang dingin namun penuh keraguan, selalu menolak untuk memberikan kepastian. Satria tahu

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   73.Konspirasi Angel

    Malam itu, Angel berdiri di balkon kamarnya, memandang gelapnya malam di sekitar hotel tempat ia menginap. Pikirannya berputar-putar, penuh dengan rasa cemburu dan amarah yang tak bisa ia kendalikan. Gina. Nama itu terus menghantui pikirannya. Angel tidak bisa menerima kenyataan bahwa Alex, suaminya, masih memendam perasaan untuk wanita itu, apalagi setelah insiden malam pesta kemarin. Angel menggenggam ponselnya erat-erat, jemarinya gemetar. Tekadnya sudah bulat, Gina harus disingkirkan.Angel menekan nomor seseorang yang sudah ada di daftar kontaknya. Suaranya dingin ketika dia berbicara.“Aku butuh kamu lakukan sesuatu,” ucap Angel, nada suaranya rendah namun tegas.“Siapa targetnya?” balas suara pria dari seberang telepon.“Seorang wanita. Namanya Gina. Aku nggak peduli caranya gimana, tapi aku nggak mau dia lagi ada di sekitar suami aku. Buat dia kapok, atau lebih baik lagi... lenyapkan dia. Selamanya.”Hening sejenak di telepon, hanya terdengar suara nafas

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status