Share

8. Bertemu Ibumu

Penulis: Niki_Tawa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-05 22:14:20

Keesokan harinya...

Sesuai alamat yang ia bawaa, Gina turun dari angkot yang ia tumpangi tersebut. Setelah turun, ia beberapa kali menatap kartu nama di tangannya. Alamatnya benar, namun tak ia sangka ternyata tempat tersebut adalah bangunan yang menyerupai toko bangunan.

Berjalan memasuki gerbang, ia melihat seseorang yang dikenalnya ditempat tersebut.

"Gina, ngapain kamu disini?" tanya Rian menghampiri Gina.

"Aku disuruh kesini oleh Mas Alex," jelas Gina lagi.

Rian menatap Gina serius, sadar dengan tatapan Rian yang curiga padanya.

"Aku ikut kerja, buat bayar hutang Mas Adam!" bisik Gina kemudian. Rian menatap Gina iba, kemudian ia geleng-geleng kepala.

'Adam keterlaluan!' batinnya.

"Sebentar aku telpon bos Alexnya dulu," Rian mengambil telpon genggamnya yang berada di dalam tas dan digantung di dinding tersebut.

Ia berbicara sebentar dan setelah itu melirik ke arah Gina.

"Ayo aku antar ke rumah bos." ia menaiki sepeda motornya dan menyuruh Gina untuk naik.

Setelah beberapa menit menyusuri jalan, tibalah mereka berdua disebuah rumah yang besar dan juga mewah.

Seorang satpam membukakan pintu pagar, "Silahkan masuk!"

Rian dan Gina pun masuk ke dalam area rumah megah tersebut, halaman rumahnya begitu asri dengan tanaman dan bunga yang tertata tapi.

Seseorang sudah berdiri di depan pintu, menatap kehadiran Rian dan Gina.

"Aku mengantarkan Gina kesini," ucap Rian yang mengangguk dan kemudian pamit pergi.

Alex menatap Gina sekilas, kemudian mengisyaratkan agar wanita tersebut mengikuti langkahnya.

Mereka berjalan hingga ke dapur sepanjang perjalanan mereka, Gina terkagum-kagum dengan interior dan desain rumah tersebut.

"Bi, ini Gina yang bantu Bibi masak nanti!" ucap Alex kepada seorang wanita paruh baya yang sedang memotong-motong sayur.

"Iya Den!" ucap wanita tersebut menganggukkan kepalanya sekilas ia menatap kearah Gina.

"Aku bantu motong ya Bu," Gina mengambil alih pekerjaan wanita paruh baya tersebut.

"Panggil Bi Imah saja, nama kamu siapa?" tanyanya sembari mengaduk sesuatu masakannya yang ada didalam wajan.

"Nama aku Gina Bi," jawab Gina masih fokus pada pekerjaannya.

"Ooh, kenal sama Den Alex dimana?" tanya Imah lagi.

"Em... suamiku juga bekerja sama Mas Alex." jelas Gina lagi.

"Ooh, kamu bisa bikin ba'wan Gin?"

"Bisa Bi,"

"Tolong kamu bikinin nanti ya, tamu kita ini dari luar negri. Katanya kangen sama gorengan khas Indonesia." Bi Imah nampak bersemangat.

"Memangnya siapa yang akan datang Bi, temannya Mas Alex?" tanya Gina penasaran.

"Yang akan datang, Tuan dan Nyonya rumah ini. Sudah 7 tahun mereka gak pulang," Bi Imah bercerita.

"Ooh..." Gina membeo dan hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja tanda ia mengerti.

Menjelang siang hari tamu yang dikatakan oleh Bi Imah datang, mereka yang sedari tadi berada di dapur pun segera menyiapkan makanan.

Setelah pembicaraan dan moment kangen-kangenan selesai, Alex mengajak kedua orang tua serta sepupu laki-lakinya ke dapur untuk makan siang.

"Bi Imah apa kabar?" tanya seorang wanita cantik yang menghampiri Bi Imah.

"Baik Nya, anda sendiri bagaimana?" Imah balik bertanya.

"Aku baik, siapa dia? anak Bibi?" tanya Diana mamanya Alex kepada Imah.

"Bukan Nyah, dia yang bantuin saya masak."

"Oooh..." hanya itu tanggapan Diana.

Keluarga inipun makan bersama, dari kejauhan Bi Imah menatap kearaj keluarga yang sedang berkumpul tersebut.

"Bapaknya Den Alex itu bule Gin, nikah sama nyonya Diana. Den Alex anak pertama mereka, sementara adiknya masih kuliah di luar negri," entah mengapa Bi Imah menceritakan hal itu semua kepada Gina.

Gina hanya mengangguk ketika Bi Imah bercerita tentang lelaki yang saat ini menjadi bosnya tersebut.

"Den Alex itu mirip sama mamanya, tapi rambutnya sama dengan tuan Anton,"

"Hah, mirip dari mana Bi? orang rambutnya item sama dengan Nyonya Diana." bantah Gina.

"Rambut Den Alex itu warnanya pirang, itu rambutnya item karena disemir." ucap Imah penuh dengan penekanan.

"Ooh begitu Bi?" tanya Gina lagi, ia pun juga menyadari bahwa warna kornea mata Alex berbeda dari orang kebanyakan. Warnanya seperti hijau kecoklatan atau sering disebut hazel. Warna yang indah dan pernah membuatnya terpukau.

Menurut Bi Imah juga, Tuan Antonio ayahnya Alex adalah orang Jerman yang menikah dengan Diana yang asli orang Jawa.

Seharian ini banyak sekali kegiatan Gina di rumah tersebut, meski merasa sangatlah lelah, namun ia juga merasa sangatlah bahagia karena apa yang ia masak dan ia lakukan dihargai penuh oleh keluarga tersebut.

Karena hari sudah malam, Gina pun pamit pulang kepada sang pemilik rumah. Sebenarnya Gina cukup bingung, karena akan cukup sulit mencari angkutan umum di jam segini.

"Ayo aku antar!" ucap Alex mengambil kunci motornya.

"Hah?" Gina melongo.

"Ini sudah malam akan sangat berbahaya sekali jika seorang wanita sepertimu pulang sendirian, Ayo!" ucap Alex menarik tangan Gina.

Tiba di garasi ia mengeluarkan motor sport miliknya dan menyuruh Gina untuk naik. Meski ragu, Gina tak punya pilihan lain ia naik ke atas motor tersebut.

"Pegangan!" ucap Alex lagi. Gina pun berpegangan kepada Alex namun ia hanya memegang ujung kaos yang dipakai oleh lelaki tersebut.

Alex hanya diam, tak mempersalahkan hal tersebut, mau bagaimanapun ia tahu bahwa Gina adalah perempuan yang sudah bersuami.

Setelah sampai di depan rumah, Gina tidak pernah menyangka bahwa Alex juga akan turun dari motornya tersebut.

"Mas mau ngapain?" tanyanya

"Aku mau ketemu ibu kamu..."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
oh iya pak bis Mari masuk sekalian kenalan sama calon mertua dimasa depan .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   79. Tamat

    Hujan turun deras sore itu, membasahi jalanan yang terlihat lengang. Di dalam rumah Gina, suasana terasa sunyi. Gina duduk di sofa ruang tamunya, menatap jendela yang dipenuhi bulir-bulir air. Di pangkuannya, sebuah buku cerita anak-anak terbuka, tetapi pikirannya melayang jauh. Tama, anak laki-lakinya yang baru berusia empat tahun, sedang tertidur di kamar. Suara dengkurnya yang kecil terdengar samar dari balik pintu.Ketenangan itu tiba-tiba terusik oleh suara ketukan di pintu depan. Gina mengalihkan pandangan dari jendela, sedikit bingung. Siapa yang datang di tengah hujan deras seperti ini?Ia berdiri, melangkah ke arah pintu, dan membukanya. Sosok Alex berdiri di sana, dengan jas hujan yang sudah basah kuyup dan rambut yang sedikit berantakan.Gina mengerutkan kening. “Ada apa malam-malam kesini?"Alex tidak langsung menjawab. Tatapannya serius, hampir menusuk, membuat Gina merasa sedikit canggung. Dia melepas jas hujannya, menepuk-nepuk sisa air yang masih mene

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   78. Menikah Denganku

    Laura duduk termenung di ruang kecil kamarnya. Jendela kaca di samping meja riasnya memantulkan bayangan dirinya yang tampak lelah. Rambutnya yang biasanya tertata rapi kini tampak sedikit berantakan. Sejak kejadian malam itu, semuanya terasa berubah. Ia telah melewati batas, dan entah kenapa, perasaan bersalah itu terus menghantuinya.Hubungannya dengan Satria telah menjadi sebuah kesalahan besar. Malam itu, di pesta perusahaan, ia tak pernah menyangka akan terjebak dalam situasi yang begitu kacau. Entah apa yang diminum Satria pada malam itu nyatanya membawa mereka ke dalam kekeliruan yang tak termaafkan. Ia menghela napas panjang, mencoba mengusir bayang-bayang gelap itu dari pikirannya. Namun, semakin ia mencoba melupakan, semakin kuat rasa hampa di dadanya.—Laura memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Ia ingin keluar dari zona nyaman, dari lingkungan yang penuh dengan intrik dan konflik. Ketika salah satu divisi perusahaan mengadakan

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   77. Coba Saja!

    Setelah perdebatannya dengan Angel Alex memilih keluar dan pergi ke kamarnya yang berada tepat disamping kamar Angel, meski menginap dihotel yang sama, namun ia memesan kamar kamar lain untuk dirinya sendiri karena memang Alex menyukai ketenangan. Alex berdiri di depan jendela besar di kamar tersebut. Sinar matahari sore memantulkan bayangan tubuhnya yang kokoh ke lantai kayu. Tatapannya kosong menembus kaca, tetapi pikirannya penuh dengan berbagai rencana. Ia sudah terlalu muak dengan permainan Angel. Istrinya itu sudah melampaui batas, dan kali ini, Alex tidak akan tinggal diam.Pintu kamar terbuka perlahan. Entah dari mana Angel mendapatkan kunci kamar tersebut, ia melangkah masuk dengan anggun, mengenakan gaun merah yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Wajahnya penuh percaya diri, seperti biasa, tetapi sorot matanya menyimpan sesuatu—ketakutan yang ia coba tutupi.“Maafkan aku," Angel bersuaranya terdengar menyesal, juga ada nada gugup yang terselip di sana.Alex

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   75. Teror

    Langit sore itu terlihat mendung, menambah suasana muram di sekitar tempat Gina berpijak saat ini. Udara terasa lembap, dan aroma tanah basah mulai tercium, tanda-tanda hujan akan segera turun. Gina menatap cakrawala dimana cahaya jingga serta awan hitam menutupi langit bagian barat wilayah tersebut. Handphone dalam tas selempangnya bergetar."Iya, Ma," ucapnya sedikit cemas."Kamu kok belum pulang? ini Tama nanyain dari tadi," ucap Maria disebrang sana."Iya Ma ini lagi dijalan, Mama sudah dirumah?" Gina memastikan keduanya baik-baik saja."Iya kami sudah dirumah, tadi ada orang baik nawarin tumpangan naik mobil, jadi Mama gak perlu nunggu jemputan dari Paman Andi,"Deg...Pernyataan dari Maria membuat Gina semakin yakin bahwa Angel tidak berbohong atas ucapannya."Ya sudah Ma, aku mau lanjutin perjalanan nanti keburu hujan!""Iya hati-hati..." Sepanjang perjalanan lagi-lagi Gina merasa tidak tenang, sebab ada seseorang yang terus saja men

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   74. Ancaman

    Malam itu terasa sunyi, meski di luar suara kendaraan pengangkut barang produksi masih hilir mudik melewati jalanan ibu didepan rumah sederhana, Satria duduk di dalam kamarnya, menatap layar ponselnya yang menyala. Nama Gina terpampang di sana, tetapi ia tak punya keberanian untuk mengetuk ikon “panggil”. Ada ribuan kata yang ingin ia ucapkan, tetapi semuanya terhenti di tenggorokan. Kepalanya bersandar di sandaran ranjang sementara pikirannya penuh dengan bayangan Gina.Satria menghela napas panjang. “ Aku nggak bisa terus kayak gini…” gumamnya, setengah berbisik. Ia tahu, perasaannya kepada Gina bukan sekadar rasa suka biasa. Ini cinta. Cinta yang tumbuh tanpa ia rencanakan, meski ia tahu Gina masih menyimpan banyak misteri dari masa lalunya. Setiap kali ia melihat wanita itu, ada dorongan kuat untuk mengungkap misteri tersebut. Namun, semuanya terasa rumit. Gina, dengan sikapnya yang dingin namun penuh keraguan, selalu menolak untuk memberikan kepastian. Satria tahu

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   73.Konspirasi Angel

    Malam itu, Angel berdiri di balkon kamarnya, memandang gelapnya malam di sekitar hotel tempat ia menginap. Pikirannya berputar-putar, penuh dengan rasa cemburu dan amarah yang tak bisa ia kendalikan. Gina. Nama itu terus menghantui pikirannya. Angel tidak bisa menerima kenyataan bahwa Alex, suaminya, masih memendam perasaan untuk wanita itu, apalagi setelah insiden malam pesta kemarin. Angel menggenggam ponselnya erat-erat, jemarinya gemetar. Tekadnya sudah bulat, Gina harus disingkirkan.Angel menekan nomor seseorang yang sudah ada di daftar kontaknya. Suaranya dingin ketika dia berbicara.“Aku butuh kamu lakukan sesuatu,” ucap Angel, nada suaranya rendah namun tegas.“Siapa targetnya?” balas suara pria dari seberang telepon.“Seorang wanita. Namanya Gina. Aku nggak peduli caranya gimana, tapi aku nggak mau dia lagi ada di sekitar suami aku. Buat dia kapok, atau lebih baik lagi... lenyapkan dia. Selamanya.”Hening sejenak di telepon, hanya terdengar suara nafas

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status