Home / Romansa / Disakiti Suami Dikejar CEO / Bab 3. Reyvan Adinanta

Share

Bab 3. Reyvan Adinanta

Author: Mom'ay
last update Last Updated: 2024-01-08 15:53:15

Ceklek

Suara pintu yang akan dibuka mengejutkan Alissa. Ia segera berbaring di ranjangnya, lalu pura-pura tidur dan menyembunyikan ponselnya di bawah bantal. Pintu pun terbuka, tampak Erick yang masuk ke dalam kamar.

"Kamu sedang tertidur pulas rupanya. Heh, seharusnya kamu sudah tenang di atas sana. Tapi sayang, aku masih membutuhkanmu sampai perusahaan itu benar-benar menjadi milikku. Tapi kamu tenang saja, hal itu tidak akan lama lagi terjadi."

Erick mengusap lembut pipi Alissa, lalu mencengkeram rahang Alissa. Sekuat tenaga, Alissa menahan rasa sakitnya. Di dalam selimut, tangannya mengepal begitu kuatnya. Ia bertanya dalam hati, 'Apa ini yang kamu lakukan selama aku tidak sadarkan diri karena obat itu, Mas!'

Erick yang melihat tidak ada perlawanan dari Alissa, menjadi yakin bahwa yang ia pikirkan ternyata salah. Ia yakin bahwa Alissa masih dalam kendalinya. Erick pun melepas cengkeraman tangannya, lalu tidur di samping Alissa. Sementara Alissa, tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. Ia semakin takut, tetapi ia harus tetap bertahan sampai ada yang menolongnya.

.

Di pagi yang cerah, di dalam gedung perusahaan terbesar di kota, tampak seorang pemuda dengan outfit dan lengan kemeja yang digulung, juga kancing terbuka 2, melenggang begitu saja menuju ruangan yang terletak di lantai 10. Ia masuk ke salah satu ruangan yang ada di sana. Namun, baru saja ia membuka pintu ruangannya, tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara seseorang.

"Bagus ya, sudah jam berapa ini! Kenapa kamu telat terus? Bukannya hari ini ada meeting?" Baru saja Reyvan datang, ia sudah dihujani banyak pertanyaan oleh kakaknya, Rena.

"Hehe, peace Kak! Aku tadi bangun kesiangan, meeting kan bisa ditunda nanti siang. Kakak pasti bisa menghandlenya, Kakak kan superwoman-ku!" jawab Reyvan cengengesan, seraya menunjukkan dua jari pada kakaknya.

"Kamu itu CEO di sini! Setidaknya, kasih contoh lah yang baik pada karyawanmu! Lalu, pakaianmu itu ... Ya ampun, bisa tidak jangan kayak gitu. Heran aku, kok bisa orang kayak kamu mimpin perusahaan besar seperti ini."

"Ya bisa dong, Kak! Yang kerja kan otak, bukan penampilan!" ucap Reyvan menuju mejanya, lalu duduk di kursi kebesarannya. "Tumben, Kakak tunggu aku di sini! Ada apa, Kak?" tanya Reyvan.

"Kakak, mau minta tolong sama kamu! Kamu masih ingat kan, teman kakak yang namanya Alissa? Sekarang ini ia dalam bahaya. Aku ingin kamu menolongnya, keluarkan teman kakak itu dari rumah suaminya."

"Keluarkan dia dari rumah suaminya? Emang siapa yang mengancam nyawanya, suaminya?" tanya Reyvan memastikan. Bagi Reyvan itu sungguh aneh, bagaimana mungkin seorang suami tega mencelakai istrinya sendiri.

"Kakak juga belum tahu jelas, semalam saat dia hubungi Kakak tiba-tiba ponselnya mati. Jadi, kamu harus ke sana. Pastikan dia tidak apa-apa di sana!"

"Biar aku pikir-pikir dulu, nanti aku akan hubungi kakak kalau aku bisa." Reyvan tidak langsung menyanggupi permintaan kakaknya. Lagi pula, kakaknya bisa saja meminta anak buahnya, kenapa ia yang harus repot-repot.

"Ya sudah, Kakak pergi ke ruangan Kakak dulu. Ingat, kamu harus bantu Kakak!" Reyvan tidak menanggapi ucapan kakaknya, ia hanya diam lalu memulai pekerjaannya.

Reyvan Adinanta, seorang CEO yang sukses di usianya yang masih sangat muda. Dengan meneruskan usaha ayahnya di bidang properti, Reyvan berhasil membawa Adinanta Group menjadi perusahaan terbesar di kotanya. Namun, Reyvan menyembunyikan statusnya sebagai CEO Adinanta Group untuk mengelabuhi para musuhnya.

Para musuhnya mengira Rena lah CEO Adinanta, dengan begitu mereka hanya akan menganggap remeh perusahaan Adinanta dan mengira perusahaan Adinanta tidak akan bertahan lama karena dipimpin oleh seorang perempuan. Tanpa mereka tahu ternyata ada sosok jenius muda di balik perusahaan Adinanta. Sementara itu, hanya para karyawan lah yang tahu jika Reyvan adalah CEO yang sesungguhnya.

Reyvan memang mempunyai sifat agak tengil, bahkan ia selalu datang ke kantor sesukanya. Namun, saat ia bekerja, ia akan sangat fokus dan konsisten. Saat ini ia sedang disibukkan dengan berkas-berkas yang menumpuk, yang baru saja di antar oleh sekretarisnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 2 siang, baru saja Reyvan menyelesaikan pekerjaannya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara pintu yang terbuka. Ia pun langsung menoleh untuk melihat siapa yang masuk, karena jika karyawan pasti akan ketuk pintu dulu. Ia terkejut saat melihat ternyata mamanya, Risa, yang datang.

"Mama! Tumben Mama kemari?" tanya Reyvan.

"Memang nggak boleh, Mama kemari! Apa harus penting dulu, baru Mama boleh kemari?" Bukannya menjawab, Risa malah bertanya balik pada Reyvan.

"Bukan gitu, Ma! Mama boleh kok kapan aja kemari, cuma tumben saja. Biasanya, kan, Mama ke sini kalau ada perlunya," ucap Reyvan, seraya berjalan mendekati mamanya. "Sekarang, Mama pengen apa? Tas, baju unlimited, sepatu atau apa Ma?" ucapnya lagi, lalu memeluk mamanya.

"Bukan itu, Rey! Tapi yang lain," jawab Risa.

"Kalau gitu apa, Ma? Bilang sama Rey, Rey pasti akan kabulin!" ucap Reyvan masih memeluk mamanya dan menggiring mamanya untuk duduk di sofa.

"Mama nggak minta banyak, Rey! Mama cuma minta kamu segera menikah. Anak teman Mama dari Singapura akan datang. Kamu mau kan menikah dengan anaknya?"

Seketika Reyvan melepaskan pelukannya. "Menikah? Ma ... bukankah sudah kubilang, aku belum bisa, Ma! Lagian aku tidak kenal sama anak teman Mama," tolak Reyvan.

"Lalu, kamu mau melajang sampai kapan? Mama sudah pengen punya mantu kayak teman-teman Mama," desak Risa. Namun Reyvan tak bergeming, ia tak menanggapi sedikit pun ucapan mamanya.

Risa yang merasa diabaikan oleh putranya, merasa marah. Ia pergi begitu saja meninggalkan Reyvan. Sementara Reyvan, ia tidak memperdulikan kemarahan mamanya. Ia yakin kemarahan mamanya akan mereda dengan sendirinya, seperti yang sudah-sudah.

Hingga hampir malam, Reyvan tidak pulang kantor. Ia terus memikirkan permintaan mamanya. Ia tidak mau menikah dengan orang yang tidak dikenalnya, tapi ia sendiri bingung harus bagaimana. Namun, tiba-tiba ia teringat permintaan kakaknya untuk menolong Alissa. Reyvan pun tersenyum penuh arti, kini ia mempunyai cara untuk menghindari desakan mamanya untuk menikah.

Reyvan segera menghubungi kakaknya untuk meminta alamat Alissa. Malam itu juga ia ingin menjalankan rencananya. Ia akan menghindari perjodohan yang di atur mamanya dengan memanfaatkan Alissa. Setelah mendapatkan alamat Alissa, Reyvan segera pergi dari kantornya menuju rumah Alissa.

Kini Reyvan sudah berada di depan Rumah Alissa. Ia melihat rumah mewah 2 lantai yang di sampingnya terdapat taman yang tampak asri. Tepat di atas taman itu, di lantai 2 terdapat balkon kamar yang menurut informasi dari kakaknya itu adalah balkon kamar Alissa.

Reyvan melihat ke arah gerbang, malam ini sepertinya adalah malam keberuntungannya karena 2 security yang ada di sana sedang tertidur pulas. Dengan bekal ilmu bela diri yang ia punya, Reyvan dengan mudah memanjat masuk gerbang lalu memanjat tiang yang menempel pada tembok, hingga ia bisa sampai di balkon milik Alissa.

Di waktu yang bersamaan, ternyata Alissa juga sedang berjalan menuju balkon. Seketika matanya terbelalak. Ia terkejut saat tiba-tiba ada orang asing di depannya.

"Siapa kamu?" teriak Alissa.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Disakiti Suami Dikejar CEO   Bab 29.

    Erick seakan murka saat menyadari bahwa Alissa dan Rena tidak ada di ruang UGD. Dia mulai curiga bahwa semua ini hanyalah akal-akalan Rena. Dia pun teringat tadi pagi saat Rena tiba-tiba memaksa untuk membawa Alissa pergi dari rumah, sementara selama ini Rena sendiri tidak pernah tahu apa-apa tentang kondisi Alissa. Erick mulai meyakini bahwa semua itu tidak hanya kebetulan. Dengan langkah cepat, Erick pergi dari ruang UGD dan memutuskan untuk mencari keduanya. Erick hampir saja menghubungi seorang preman untuk mencari di mana keberadaan Alissa, tetapi tiba-tiba saja dia melihat Rena yang sedang berjalan menuju ruang ICU. Seketika dia mengerutkan kening. Dia mengira Rena telah membawa Alissa pergi jauh ke luar rumah sakit, tetapi ternyata Rena masih ada di sana. Lelaki itu pun berusaha mengejar Rena."Rena, tunggu!" panggil Erick setengah berteriak saat Rena tiba di depan ICU. Mendapat panggilan itu, seketika membuat Rena tersenyum senang. Dia tidak menyangka ternyata rencananya ber

  • Disakiti Suami Dikejar CEO   Bab 28.

    Erick membawa Alissa ke rumah sakit sesuai dengan permintaan Rena. Di dalam ruang UGD, Alissa sedang di periksa oleh Dokter yang jaga saat itu. Sementara di luar, Erick tampak mondar mandir gelisah. Namun, bukan takut karena terjadi sesuatu pada Alissa, melainkan takut jika rahasianya selama ini terbongkar. Rena yang juga ada di sana, duduk diruang tunggu sambil menatap sinis Erick. Rena tahu, pasti sekarang ini Erick sedang memikirkan bagaimana cara agar tidak ketahuan dan juga mungkin berencana untuk segera mencelakai Alissa. Akan tetapi, kali ini dia dan Reyvan tidak akan membiarkannya. Rena dan Reyvan akan berusaha semampunya untuk membantu Alissa. Mendadak senyum seringai tampak terlihat di wajah Erick, membuat Rena yang melihatnya yakin bahwa Erick telah menemukan suatu cara. "Kamu bisa saja membuat rencana, Erick. Tapi saat kamu menjalankan rencana itu, aku akan sudah membawa Alissa pergi dari sini," ucap Rena dalam hati.Rena dan Erick tidak menyangka, bahwa pemeriksaan Alis

  • Disakiti Suami Dikejar CEO   Bab 27.

    "Bohong? Siapa yang membohongimu?" tanya Alissa pura-pura bingung. Saat melihat Rena masuk ke kamar, memang sedikit membuat terkejut Alissa. Namun, dengan cepat Alissa bisa menguasai diri. pertanyaan Rena yang menuduh Erick berbohong pasti ada hubungannya dengan cara Rena sehingga akhirnya bisa masuk kamarnya. "Alissa, masa suamimu ini bilang kalau kamu lagi sakit. Nggak, kan, Alissa? Bukannya kemarin kamu tidak apa-apa?" cecar Rena, "Aku tahu, suamimu ini pembohong emang," lanjutnya. Alissa menatap Rena dan Erick yang juga baru datang secara bergantian, kemudian matanya terfokus pada Erick. "Erick, bagaimana kamu bisa tahu kalau aku sakit? Sejak aku bangun tadi, kita bahkan belum bertemu." "Sayang. Kamu beneran sakit?" tanya Erick pura-pura terkejut, padahal dia sendiri yang telah sengaja memberi obat pelumpuh pada Alissa dengan dosis tinggi. Erick berjalan menghampiri Alissa, lalu pura-pura khawatir pada Alissa. "Yang sakit mana, Sayang? Tapi kamu gak pa-pa, kan? Alissa

  • Disakiti Suami Dikejar CEO   Bab 26.

    Di rumah Reyvan, tepatnya di kamar, Reyvan baru saja selesai bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Reyvan berjalan ke arah pintu untuk keluar. Akan tetapi langkahnya terhenti kala ia merasakan getaran ponsel di saku celananya. Dengan cepat Reyvan merogoh saku celana dan mengambil ponselnya. Tampak nama Alissa tertera di layar ponsel. Reyvan tersenyum lebar. Ia senang Alissa menghubunginya, karena sejak semalam ia tidak berhasil menghubungi Alissa. Reyvan menyentuh layar ponselnya dan langsung terhubung dengan Alissa. Raut wajah Reyvan seketika memerah, rahangnya mengeras setelah mendengar semua yang di ucapkan oleh Alissa. Apa yang ditakutkannya terjadi. seperti kata Denis, Erick telah berhasil memberi Alissa obat dengan dosis tinggi. Tanpa pikir panjang, Reyvan segera menghubungi Rena. Ia menceritakan semua yang telah terjadi kepada Alissa, juga meminta bantuan Rena untuk membawa Alissa keluar dari rumahnya. Setelah itu, Reyvan segera melangkah pergi menuju tempat Denis berada. Dia

  • Disakiti Suami Dikejar CEO   Bab 25.

    Di kantornya, Reyvan baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Tadi siang setelah Reyvan menemui Denis, ia langsung kembali menuju kantornya, untuk memeriksa beberapa masalah yang terjadi dengan perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaannya. Sebelumnya kakaknya, Riana, melaporkan ada salah satu perusahaan mitra kerja mereka ketahuan telah berbuat curang. Untuk itu Reyvan harus menyelidiki dan mengatasinya sendiri.Dari penyelidikan yang dilakukan oleh anak buahnya, Reyvan dibuat terkejut seketika. Ternyata dibalik pengkhianatan mitra kerjanya itu, ada hubungannya dengan perusahaan milik Alissa yang saat ini berada dalam kekuasaan Erick. "Ooh ... jadi begini cara kamu bermain, Erick? Sepertinya kamu belum mengenal siapa lawanmu," gumam Reyvan, tersenyum sinis.Berpikir tentang Erick, Tiba-tiba Reyvan pun terpikirkan tentang Alissa. Ia teringat ucapan Denis yang mengatakan bahwa Erick berencana memberi Alissa obat dengan dosis tinggi. Rasa khawatir pun memenuhi benak Reyvan. Seketika ia

  • Disakiti Suami Dikejar CEO   Bab 24.

    "Sebenarnya apa tujuan Anda? Tolong katakan dengan jelas!" Denis tidak menyangka bahwa apa yang dia dan Erick lakukan pada Alissa telah diketahui oleh orang lain. Denis berpikir, kenapa Erick selama ini tidak pernah memberitahunya tentang masalah ini? "Apa kamu juga tidak tahu? Jika ya, maka kamu dalam masalah besar, Erick," ucap Denis dalam hati."Setelah semua pembicaraan kita tadi, aku yakin kamu tahu jelas maksudku. Kamu pikir, aku dapat darimana obat itu?" Mendengar ucapan Reyvan, seketika keringat dingin mengucur deras dari wajah Denis. Ia gugup. Ia mulai berpikir semua ini pasti ada hubungannya dengan Alissa. "Maksudnya, Anda ke sini atas perintah Alissa?" Denis sudah tidak dapat menahan diri dan langsung bertanya pada tamu misteriusnya itu."Lebih tepatnya, aku datang untuk membantu Alissa dari kekejaman kalian." Reyvan berkata seraya menatap tajam Denis. "Aku tahu, kalian telah merencanakan sesuatu untuk mencelakai Alissa, bukan?""La-lalu apa yang akan Anda Lakukan? Saya ti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status