Share

Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan
Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan
Author: Merry Heafy

Hinaan Bu Wiwik

Author: Merry Heafy
last update Last Updated: 2024-09-06 14:43:41

Bab 1

"Cowok kok pegang sendok sayur tiap pagi! Kamu nggak malu apa?"

Bu Wiwik menatap sinis seorang pria yang berlalu lalang dengan mengenakan celemek sejak tadi. Pria yang disebut sebagai suami Devi itu sontak menoleh ke arah Bu Wiwik, kemudian melempar senyuman pada wanita paruh baya itu meskipun ia baru saja mendapatkan sindiran.

"Mas, lihat kemeja putih punya aku nggak? Kok aku cari di lemari nggak ada?" Devi muncul di dapur dan menghampiri suaminya tanpa mempedulikan nyinyiran ibunya.

"Bajunya aku setrika minggu kemarin. Coba kamu lihat di keranjang setrikaan," jawab sang suami yang bernama Bagas itu.

"Keranjangnya ada di kamar, kan? Aku coba cari dulu," sahut Devi.

"Buruan ganti baju! Nanti kamu telat. Aku udah bikinin teh sama sarapan buat kamu."

Bagas begitu telaten mengurus pekerjaan rumah dan menyiapkan segala sesuatu untuk istrinya yang sebentar lagi harus berangkat bekerja ke kantor.

Normalnya, para istri yang akan membereskan pekerjaan rumah dan menyiapkan sarapan untuk suaminya yang akan pergi bekerja. Namun, rumah tangga Bagas dan Devi tidak seperti rumah tangga orang-orang di luar sana. Diantara mereka, justru Bagas yang bertugas untuk mengurus rumah, sementara Devi bekerja di luar.

Hal ini sudah berlangsung selama 1 bulan lamanya. Pasangan suami istri itu baru melangsungkan pernikahan satu bulan yang lalu. Keduanya terlihat begitu bahagia, meskipun mereka nampak seperti bertukar peran.

"Suami kamu rajin banget, Devi? Pagi-pagi udah sibuk di dapur," sindir Bu Wiwik. "Habis ini kamu mau ngapain? Kamu mau cuci piring bekas istri kamu sama cuci baju dalamnya Devi?" cibir wanita paruh baya itu.

Bagas mendengar dengan jelas perkataan ibu mertua, tapi pria itu memilih untuk tak menggubris. Bagas segera menyiapkan alat makan untuk istrinya, dan mengambilkan sarapan yang sudah ia masak.

"Ibu kenapa sih tiap pagi marah-marah terus?" tegur Devi pada sang ibu. "Ibu nggak seneng apa punya menantu yang rajin?"

"Ibu lebih seneng punya mantu yang punya banyak duit! Pagi-pagi begini, harusnya dia mandi terus berangkat ke kantor. Bukannya malah ngurus dapur sama cucian," gerutu Bu Wiwik.

"Nggak ada salahnya kan kalau Mas Bagas bantuin aku di dapur? Kalau nggak ada Mas Bagas yang bantuin aku masak sarapan sama cuci baju, aku pasti udah telat sekarang," sahut Devi berusaha membela sang suami di depan sang ibu.

Bagas hanya bisa diam untuk menghargai orang tua istrinya. Pria itu tahu betul kalau ibu mertuanya memang tidak terlalu menyukai dirinya. Sejak awal, Bu Wiwik memang sudah menentang hubungan Bagas dan Devi. 

Apa lagi alasannya kalau bukan karena ekonomi? Bagi Bu Wiwik, Bagas hanyalah pria miskin yang tidak akan bisa membahagiakan putrinya. Namun, sayangnya Devi tetap memilih Bagas hingga akhirnya wanita itu bisa menikah dengan pria pujaannya.

"Kamu nggak malu apa lihat suami kamu kayak gini?" omel Bu Wiwik. "Kalau temen-temen kamu tanya soal kerjaan suami kamu, kamu mau jawab apa? Kamu mau umumin ke semua orang kalau suami kamu ini bapak rumah tangga?"

"Bu, jangan ngomong gitu di depan Mas Bagas!" ujar Devi.

"Emangnya kenapa? Omongan Ibu bener, kan?" timpal Bu Wiwik. "Apa yang bisa kamu banggain dari suami kamu? Kerjaan suami kamu nggak jelas, tiap hari dia cuma duduk di rumah ngurusin cucian."

Bu Wiwik terus melayangkan hinaan pada sang menantu. Pak Handi, suami dari Bu Wiwik ikut mendengar omelan istrinya, tapi sayang pria itu tak bisa berbuat banyak. 

Di rumah itu, tak ada satu pun orang yang bisa melawan Bu Wiwik. Jika bukan karena Bu Wiwik, Devi dan Bagas juga tidak akan tinggal di rumah itu saat ini. Bagas terpaksa ikut tinggal bersama dengan mertua, karena Bu Wiwik tak mau Devi dibawa pergi. Sebagai anak satu-satunya, Devi hanya bisa mengalah dan menuruti kemauan ibunya. Sayangnya, keputusan Devi justru membuat suaminya tersiksa karena harus berhadapan dengan mertua julid seperti Bu Wiwik.

"S-sini duduk, Mas! Ayo makan sama-sama!" ajak Devi pada Bagas yang berdiri di sudut dapur karena.

"Kamu makan aja duluan! Nanti kamu keburu telat berangkat ke kantor. Suami kamu biar makan nanti aja! Dia kan nganggur di rumah. Dia bisa makan nanti," ujar Bu Wiwik pada Devi.

Devi tak punya banyak waktu untuk meladeni ibunya. Wanita itu segera melahap makanannya, sementara suaminya masih sibuk di dapur, menyiapkan bekal untuknya.

"Aku berangkat dulu ya, Bu!" pamit Devi, sembari mencium tangan sang ibu.

"Hati-hati di jalan!"

Devi beralih menghampiri suaminya, kemudian melayangkan kecupan singkat ke pipi Bagas. "Makasih sarapannya ya, Mas? Aku berangkat dulu," pamit Devi.

"Ini bekalnya, Sayang."

Devi nampak girang menyambut tas kecil berisi bekal makanan buatan suaminya. "Omongan Ibu jangan dimasukin ke hati, ya? Aku yakin Ibu nggak bermaksud ngomong kayak gitu. Tolong kamu lebih sabar ngadepin Ibu, ya?"

Bagas mengangguk. Ini bukan waktunya untuk memperlihatkan wajah murung. Ia harus memberikan semangat pada istrinya yang akan berangkat ke tempat kerja.

"Hati-hati di jalan, Sayang! Nanti pulangnya aku jemput."

Begitulah gambaran singkat rumah tangga Devi dan Bagas. Pasangan pengantin baru itu hidup rukun bersama, namun keduanya tidak mendapatkan dukungan dari Bu Wiwik. Meski begitu, Bagas tak menyesal menikah dengan Devi. Berkat Devi, Bagas berhasil mendapatkan keluarga yang sudah ia impikan sejak lama. 

Sebagai orang yang hidup di panti asuhan sejak kecil, keluarga adalah hal mewah yang tak pernah didapatkan oleh Bagas selama hidupnya. Bersama dengan Devi, Bagas ingin mewujudkan keluarga impian yang sudah ia idam-idamkan sejak lama.

"Bagas, kamu nggak ngapa-ngapain kan hari ini? Daripada kamu cuma duduk-duduk, mendingan Kamu bersihin rumput di halaman belakang!" perintah Bu Wiwik pada Bagas. "Hari ini teman-teman arisan ibu mau mampir ke rumah. Kamu jangan berani-beraninya muncul di depan teman-teman Ibu! Pokoknya kamu nggak boleh masuk ke rumah selama temen-temen ibu di sini."

"Iya, Bu," jawab Bagas singkat.

"Kalau kamu nongol siang-siang di rumah, nanti Ibu bisa ketahuan punya menantu pengangguran," gerutu Bu Wiwik.

Bagas pasrah. Pria itu tak berani melawan kemauan ibu mertua. Hanya karena Bagas tidak bekerja di luar, Bu Wiwik selalu menganggap Bagas sebagai pengangguran, pria yang tidak punya pekerjaan jelas, bapak rumah tangga, dan sebutan sejenis yang menunjukkan kalau Bagas tidak berpenghasilan.

"Nak Bagas, kamu nggak apa-apa, kan?" Pak Handi menghampiri Bagas dan berusaha menghibur menantunya itu. Berbeda jauh dengan Bu Wiwik, Pak Handi sangat baik pada Bagas dan pria itu mendukung penuh hubungan Bagas dan Devi. Sayangnya, Pak Handi tidak mempunyai suara di rumah, jadi ia tak bisa ikut membela Bagas saat Bagas diinjak-injak oleh Bu Wiwik.

"Saya nggak apa-apa, Pak. Saya bersih-bersih halaman belakang dulu," pamit Bagas tanpa menunjukkan raut wajah sedih sedikit pun.

Pria itu membersihkan halaman belakang dengan semangat, hingga pekerjaan Bagas terhenti karena sebuah panggilan telepon. Pria itu meletakkan sapunya sejenak, kemudian mencari tempat sepi untuk mengangkat telepon tersebut.

"Halo?"

"Saya sudah mengirimkan beberapa laporan," ucap seorang pria di seberang sana.

"Oke. Saya akan kirimkan feedback secepatnya. Tolong kamu atur semuanya sesuai instruksi yang saya berikan."

"BAIK, BOS!"

*****

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
carsun18106
yeah pak handi pun pd dasarnya diinjak2 sama bu wiwik
goodnovel comment avatar
carsun18106
suamiku pun terdaftar di data kependudukan sebagai bapak rumah tangga hehehe
goodnovel comment avatar
carsun18106
inilah rumah tangga saya selama 15 thn, bedanya ngga ada ibu atau mertua yg nyinyir ^_^
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Season 2

    Note : Cerita ini adalah season kedua, tapi tidak berkaitan dengan season 1. Hanya temanya saja yang sama. Semoga syuka yaa ...SUAMI DEKILKU BUKAN PEKERJA SERABUTAN BIASA(1)"Dinda, harusnya kamu itu sadar diri! Kamu itu cuma lulusan SMP. Pekerjaan kamu juga nggak jelas. Tampang kamu pun nggak ada bagus-bagusnya. Kamu pikir, ada laki-laki yang mau nikah sama perempuan seperti kamu?""Dasar perawan tua nggak tahu diri!""Harusnya kamu ngaca dulu sebelum pilih-pilih suami!"Dinda hanya bisa diam mendengar hinaan dari keluarganya. Saat ini, gadis itu tengah berkumpul bersama dengan nenek, bibi, dan keponakannya di rumah kecil yang mereka tinggali bersama."Kamu pengen suami yang kayak apa sih, Dinda? Harusnya kamu bersyukur, Bibi mau ngenalin kamu sama juragan kaya!" omel Bibi Yuni."Jadi perempuan tuh jangan pemilih!" sahut Bibi Dara. "Kamu beneran mau jadi perawan tua?" cibirnya."Kamu nggak suka karena juragan itu udah tua? Kamu pengennya punya suami tajir dan masih muda?" sinis Nen

  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Bab 39(End Season 1)

    Mereka terusir dari rumah sendiri. Satu keluarga itu telah ditipu oleh lelaki yang dulu sangat disanjung-sanjung. “Kamu masih belum dapet kabar dari suamimu, Dev?” tanya Bu Wiwik dengan tatapan lemas. Dia menjadi sakit-sakitan semenjak kedatangan agen properti minggu lalu. “Masih nggak ada kabar, Bu. Orang kantor juga nggak tahu apa-apa. Mas Randy udah dipecat dari seminggu lalu.” Tidak berbeda jauh dari ibunya, Devi meski terlihat lebih bugar secara fisik, tetapi dia hampir gila. Bagaimana tidak? Semua aset dan tabungannya sudah dirampas oleh Randy. Namun, untungnya lelaki itu tidak tahu tentang sertifikat dua ruko peninggalan Bagas.Mereka tinggal di ruko itu untuk sementara ini. Tempatnya memang kecil, tetapi mereka sangat tertolong dengan tempat ini. “Nak, gimana kalau kita minta bantuan sama Bagas?” Pak Handi tiba-tiba memberi saran. “Kamu bilang Bagas itu atasan kamu, ‘kan? Dia itu orang baik, pasti mau bantu kita.”“Bapak ini apa-apaan, sih?” sergah Bu Wiwik. “Mau ditaruh di

  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Bab 38

    Devi tidak menyangka bahwa CEO yang dimaksud oleh temannya--yang juga telah membuat Devi bertanya-tanya selama ini adalah mantan suaminya. Bagaskara Rahagi Narendra. Penampilan Bagas berubah 180 derajat. Necis, berkharisma dan tentunya terlihat mahal. Devi seperti melihat sosok lain dan hanya wajah saja yang sama. “Nggak mungkin,” gumamnya dengan sorot mata kosong. Para eksekutif kantor menyalami Bagas, berbicara dengan sangat hormat dan tunduk pada lelaki itu. Tidak terkecuali Randy. Siapa yang menyangka ternyata suaminya yang sekarang dia anggap sebagai lelaki yang lebih pantas bersanding dengannya itu justru tidak ada apa-apanya dibanding dengan Bagas. Dua kali Devi merasa tertipu. Saat tatapan keduanya bertemu, Bagas tidak menunjukkan ekspresi terkejut sama sekali. Dia bersikap seolah ini adalah kali pertama baginya bertemu dengan Devi. “Mas Bagas?” sapa Devi saat Bagas hendak melewatinya. “Ini beneran kamu, Mas?”Bagas berhenti sejenak. “Aku dengar kamu udah menikah. Selama

  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Bab 37

    Setelah masa iddah selesai, Devi dan Randy melangsungkan pernikahan mereka. Pernikahan digelar mewah di sebuah gedung, hanya saja tidak ada banyak tamu di sana. Keluarga, kerabat dekat dan teman terdekat saja yang hadir. “Mas, akhirnya kita menikah juga, ya.” Devi terlihat sangat bahagia di sana. Belum lagi uang deposit dari Bagas juga sudah cair ke rekeningnya. Lengkap sudah kebahagiaan wanita itu.Usai pesta pernikahan, Devi dan Randy tinggal bersama Bu Wiwik dan Pak Handi. Itu sudah menjadi kesepakatan bersama, sebelum mereka menemukan hunian baru, sesuai dengan perminataan Devi.“Sayang, mulai sekarang kita terbuka secara finansial, ya,” ucap Randy saat sedang membantu Devi menata pakainnya di lemari. “Kata kamu kan uang deposito dari mantan suami kamu udah cair, nanti biar aku aja yang pegang. Kamu nggak keberatan, ‘kan?” tanyanya.“Nggak apa-apa, dong, Mas.”“Makasih, Sayang.” Randy memeluk pinggang Devi yang berdiri di sampingnya. “Aku punya kenalan orang-orang yang sukses di

  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Bab 36

    Vera dan Silvi membungkam mulut mereka. Keduanya bahkan tidak berani untuk menatap Arum. Terkhusus untuk Silvi, dia masih menunjukkan sikap arogannya, meski hanya saat Arum sedang tidak fokus memerhatikan mereka.“Saya mewajarkan sikap kalian karena kalian juga berhak buat nggak suka sama saya, tapi saya nggak bisa menerima perlakuan bullying sampai membuat orang lain merasa terancam.” Tatapan Arum tertuju pada Silvi. “Kamu, Silvi. Saya belum tahu apa yang harus saya lakukan ke kamu.”Silvi tersentak mendengarnya. Jelas itu kata-kata yang sangat tidak aman untuk kelangsungan karier dia di Scilab. “Arum--eh, maksud saya Bu Arum, maafkan saya. Semua kejahatan yang saya buat kemarin lalu itu karena kebodohanku, rasa iri dan nggak profesional. Saya mohon pikirkan baik-baik tentang hukuman saya, Bu.”Silvi bahkan sampai menahan air matanya agar tidak jatuh. “Saya siap menerima konsekuensinya, tapi tolong jangan sampai saya dipecat.” Kedua telapak tangannya menyatu di dada.Arum menghela na

  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Bab 35

    “Tunggu dulu, Pak!” Alex mengejar saat Bagas hampir mencapai pintu. “Bapak tahu siapa cowok itu?”Bagas mengangguk. “Kamu ingat sama cowok yang datengin Arum pas hujan waktu itu?”Seketika Alex terbelalak. “Ya Tuhan! Kenapa aku baru sadar.”“Dia sering jemput Arum kalau pulang. Hubungan mereka dekat, meski aku nggak tahu mereka sedekat apa. Tapi--”“Cowok itu suka sama Bu Arum. Dia cinta mati?” Alex tertawa sinis. “Tapi cara mainnya kotor.”Bagas mengepalkan kedua tangannya, dia setuju dengan ucapan Alex. “Aku minta kamu urus ini, ya. Arum mungkin bakal bareng sama cowok itu lagi--Sam namanya. Selidiki latar belakang cowok itu dan pastikan dia nggak bisa lari. Ambil tindakan secepat mungkin dan aku yang akan memastikan Arum tetap aman.”Alex menyanggupi interupsi lelaki itu. “Baik, Pak.”“Aku mengandalkanmu, Lex.” Sekali lagi, Bagas melihat Arum bersama dengan lelaki itu. Sejauh ini, dia sendiri tidak tahu apa hubungan mereka--atau mungkin lebih tepatnya Bagas tidak peduli karena itu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status