Share

17. Menolak Lagi?

Dea melihat banyak sekali lebam-lebam pada wajah mamanya. Ia sungguh tidak tega melihatnya.

Begitupun dengan Bian. Ia mencengkeram dengan kuat tangannya sendiri. Lelaki tampan itu ingin balas dendam terhadap Lukman.

"Ke mana lelaki itu, Ma? Katakan!" ucap Bian meradang.

"Mama tidak apa-apa. Ayo duduk dulu kalian. Biar Mama buatkan minuman."

"Tidak perlu, Ma. Biar Dea yang buatkan minumannya. Mama ngobrol saja sama Kak Bian."

Wanita paruh baya itu mengangguk. Kemudian duduk dan diikuti oleh anak laki-lakinya.

"Bian akan carikan asisten rumah tangga buat Mama."

Amelia menggeleng. Ia tidak mau merepotkan lelaki itu.

"Mama tidak boleh menolak. Bian akan kirimkan ART dan seorang satpam. Bian tidak mau Mama kenapa-napa."

"Maafkan, Mama, Nak. Selalu merepotkanmu," ungkap Amelia sendu.

"Semua yang Bian lakukan ke Mama tidak akan pernah bisa menggantikan ketulusan dan kesabaran Mama dalam merawat Bian sejak kecil. Dan terima kasih, Mama telah menyatukan Bian dengan Dea."

"Ehem!"

Terdengar suar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status