Share

18. Naik Darah

Dea mengangguk cepat. Kali ini ia tidak akan menolak lagi tawaran menjadi sekretaris suaminya sendiri. Ia tidak mau jika Bian kembali mencari sekretaris baru yang mungkin lebih cantik dari Mawar dan dirinya.

"Dea mau kok jadi sekretaris Kakak," ucap gadis itu dengan penuh keyakinan.

Bian tersenyum lega. Dugaannya kali ini tidak meleset. Ia berpikir jika istrinya tersebut ada sedikit rasa cemburu kepadanya.

"Bagus. Sekarang waktunya kita makan." Bian berucap dengan sangat tenang meski di dalam hatinya merasakan kebahagiaan. Tentu kebahagiaan itu tercipta karena sikap Dea.

Hidangan pesanan pun telah siap di atas meja. Bian dan Dea saling menikmati makanan yang ada dengan suasana hening. Masih sama seperti sebelumnya, mereka saling diam saat makan.

Setelah menyelesaikan makan pagi bersama, Bian sengaja mengajak istrinya untuk menemaninya membeli barang yang ia butuhkan. Bahkan ia tidak memberitahukan hal itu sejak awal.

"Bagaimana kalau nanti terlambat tiba di kantor? Kak Bian ada-ada aja
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status