Share

Bab 59 : Cumi Kejang-Kejang

Penulis: Mommy_Ay
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-18 11:52:07

“Dua puluh menit cukup untuk satu tawa,” sahut Adellia, menyeretnya duduk. “Pertanyaan pertama. Di antara kita, siapa yang paling drama kalau lagi flu?”

“...Kamu,” Keenan menjawab cepat.

“Jawaban salah! Yang benar: kamu. Aku cuma bersin satu kali langsung dicek suhu, direndam air hangat, dan ditawari ranjang rumah sakit.”

Keenan terkekeh pelan. “Itu karena kamu hamil.”

Adellia menyilangkan tangan di dada. “Oke. Pertanyaan dua. Kalau suatu hari aku berubah jadi sapi, kamu tetap sayang?”

“Sapi?” Keenan menyipitkan mata, geli.

“Ya. Sapi. Bukan sapi betina biasa. Sapi agresif. Yang suka tendang pintu.”

Keenan tertawa kecil. “Ya. Aku akan tetap sayang... tapi kamu tidur di kandang.”

“Kurang ajar!” Adellia mencubit lengannya, membuat Keenan semakin tertawa.

*

Sepanjang hari itu, Adellia terus melancarkan operasi "Penculikan Senyum". Dari menyanyikan lagu dangdut sambil cuci buah, sampai menyelinap ke ruang kerja Keenan dengan rambut palsu dan menyamar jadi ‘asisten pribadi dari Viremont’.

D
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Diselingkuhi Tunangan Dinikahi Paman CEO   Bab 62 : Wanita yang Menyedihkan

    Clara terkekeh lirih. Matanya basah, tapi bukan karena sedih—melainkan frustrasi. “Kamu pikir kamu bisa ambil semua ini dari aku? Dia, perusahaannya, bahkan anak yang harusnya...!”“Kamu gila,” bisik Adellia.Clara mendekat lebih agresif. “Aku nggak akan diam. Kalau Keenan nggak mau denger aku, kamu yang harus dengar! Kamu pikir dia mencintaimu karena kamu istimewa? Tidak. Kamu cuma pelarian. Dia kesepian. Sama kayak aku.”“Tapi aku nggak menyakiti orang lain hanya karena kesepian!” balas Adellia lantang. Ia menarik napas, mencoba menahan emosi. “Clara, aku kasihan sama kamu. Tapi ini bukan caranya.”Clara gemetar, masih menggenggam lengan Adellia.“Bukankah kamu yang bilang, kalau aku butuh teman ngobrol, kamu siap menjadi pendengarnya?”Suara itu membuat bulu kuduk Adellia berdiri.Dengan wajah pucat, mata merah, dan senyuman miring yang jauh dari waras. Tangan Clara mencengkram sesuatu di balik jaketnya, tapi Adellia terlalu fokus pada sorot matanya yang membara.Adellia menyipit.

  • Diselingkuhi Tunangan Dinikahi Paman CEO   Bab 61 : Salah Rumah

    Mereka tertawa bersama. Lalu hening. Tapi bukan hening yang canggung—melainkan damai.Keenan menatap jendela, lalu berbisik pelan, “Hari ini aku mau kita keluar sebentar.”“Keluar?” tanya Adellia, sedikit terkejut. “Kemana?”“Ke tempat yang belum pernah kita kunjungi. Cuma kita.” Ia menatap perut Adellia dan tersenyum.“Trip dadakan?”“Yup. Cuma sebentar. Aku cuma pengen nunjukin ke dunia kalau kamu... keluarga yang ingin aku tunjukkan dengan bangga.”Adellia membisu. Matanya sedikit memerah. “Kamu serius?”Keenan mengangguk mantap.**Matahari mulai naik ketika mobil Keenan melaju menyusuri jalanan pinggir kota yang dipenuhi pepohonan. Angin semilir masuk melalui jendela yang sedikit terbuka, membawa aroma rumput dan tanah basah yang menenangkan. Di kursi penumpang, Adellia menyender nyaman dengan bantal leher dan headphone di telinga, sesekali mengelus perutnya yang makin bulat.“Nyaman, Nyonya?” tanya Keenan sambil melirik dari balik kacamata hitamnya.“Nyaman banget. Tapi aku kaya

  • Diselingkuhi Tunangan Dinikahi Paman CEO   Bab 60 : Lady Gaga KW

    Keenan mengunyah dengan dramatis. “Hmm... 80 persen cinta, 20 persen gula, dan 100 persen kamu.”Adellia tertawa keras. “Matematika kamu kacau!”“Cintaku juga kacau waktu kamu belum datang.”“Oh Tuhan...” Adellia memutar mata, tapi ia tak bisa menyembunyikan senyumnya yang semakin lebar.Keenan bangkit, menghampiri istrinya lagi, kali ini tanpa menyandarkan tubuh. Ia hanya berdiri di depannya, memandangi wajah Adellia dalam-dalam. Lalu, ia mengusap pipi gadis itu pelan dengan ibu jarinya.“Terima kasih, Del.”Adellia menelan ludah. Suasana tiba-tiba terasa hangat, berbeda dari canda mereka sebelumnya. “Untuk apa?”“Untuk bangun lebih dulu pagi ini. Untuk masak sarapan. Untuk masih mau bercanda sama aku, walaupun kamu pasti capek. Untuk... tetap di sini.”Adellia menggigit bibir bawahnya. “Aku juga harusnya yang bilang makasih. Karena kamu nggak pergi, walaupun banyak alasan buat ninggalin aku.”Keenan menyentuh perut Adellia yang kini membulat, lalu mencium bagian atasnya dengan lembu

  • Diselingkuhi Tunangan Dinikahi Paman CEO   Bab 59 : Cumi Kejang-Kejang

    “Dua puluh menit cukup untuk satu tawa,” sahut Adellia, menyeretnya duduk. “Pertanyaan pertama. Di antara kita, siapa yang paling drama kalau lagi flu?”“...Kamu,” Keenan menjawab cepat.“Jawaban salah! Yang benar: kamu. Aku cuma bersin satu kali langsung dicek suhu, direndam air hangat, dan ditawari ranjang rumah sakit.”Keenan terkekeh pelan. “Itu karena kamu hamil.”Adellia menyilangkan tangan di dada. “Oke. Pertanyaan dua. Kalau suatu hari aku berubah jadi sapi, kamu tetap sayang?”“Sapi?” Keenan menyipitkan mata, geli.“Ya. Sapi. Bukan sapi betina biasa. Sapi agresif. Yang suka tendang pintu.”Keenan tertawa kecil. “Ya. Aku akan tetap sayang... tapi kamu tidur di kandang.”“Kurang ajar!” Adellia mencubit lengannya, membuat Keenan semakin tertawa.*Sepanjang hari itu, Adellia terus melancarkan operasi "Penculikan Senyum". Dari menyanyikan lagu dangdut sambil cuci buah, sampai menyelinap ke ruang kerja Keenan dengan rambut palsu dan menyamar jadi ‘asisten pribadi dari Viremont’.D

  • Diselingkuhi Tunangan Dinikahi Paman CEO   Bab 58 : Penculikan Senyum

    Keenan menatapnya sejenak, lalu meraih tangan Adellia.“Clara bukan orang jahat, Del. Tapi dia... rapuh. Sangat rapuh. Dan kalau emosinya terganggu, dia bisa menjadi orang lain. Dia pernah menyayat lengannya sendiri hanya karena merasa diabaikan.”Adellia menelan ludah, jantungnya berdebar tak nyaman.“Aku akan bicara dengannya. Sementara itu, kamu tetap di sini. Jangan ke luar kamar. Apa pun yang terjadi—jangan buka pintu kalau bukan aku yang datang.”“Keenan—”“Aku serius,” potong Keenan, menatapnya dalam. “Aku nggak tahu dia datang karena apa, atau dalam kondisi seberapa parah. Tapi aku gak akan ambil risiko dia menyakitimu.”Adellia mengangguk pelan, lalu menggenggam tangan Keenan lebih erat. “Hati-hati.”Keenan mencium keningnya, sekali. Lalu berbalik dan melangkah keluar dari kamar.**Ruangan itu dingin, remang-remang. Salah satu ruang cadangan di lantai servis, yang biasa digunakan untuk rapat tertutup atau tamu yang tak diinginkan.Clara berdiri di tengah ruangan, tampak puca

  • Diselingkuhi Tunangan Dinikahi Paman CEO   Bab 57 : Clara Kembali

    Keenan perlahan membimbing Adellia ke posisi yang lebih nyaman, tubuh mereka saling berhadapan. "Kita bisa... saling memuaskan," ujarnya sambil tangannya menelusuri lekuk tubuh Adellia.Dengan gerakan perlahan, Keenan membimbing kepala Adellia ke bawah, mendekatkannya ke keperkasaannya yang sudah tegang. "Hisap aku, Sayang," desisnya, matanya gelap oleh hasrat.Adellia, dengan penuh kepatuhan (dan sedikit senyum nakal), melakukannya. Bibirnya menyentuh ujungnya, lidahnya menari dengan lembut sebelum ia mulai menghisap perlahan.Sementara itu, Keenan tidak tinggal diam. Tangannya meraih bantal, menyelipkannya di bawah pinggul Adellia untuk memudahkan akses. Kemudian, dengan penuh kesabaran, ia menunduk, mulutnya menemukan bagian paling sensitif Adellia."Ah! Keen—!" erang Adellia, suaranya teredam oleh keperkasaan Keenan yang masih berada di mulutnya.Keenan merespons dengan gerakan lidah yang lebih intens, menirukan ritme yang Adellia gunakan padanya. Sinkronisasi sempurna.Mereka ber

  • Diselingkuhi Tunangan Dinikahi Paman CEO   Bab 56 : Erangan yang Kuat

    "Atau kamu ternyata sangat terangsang membayangkan stroller jetpack itu?"Wajah Adellia memerah. "Keenan! Kita sedang diskusi serius—""Aku sangat serius," Keenan tiba-tiba sudah berada di depannya, tangan kanannya menelusuri betis Adellia. "Bayangkan... kita bisa test drive stroller biasa sambil... membuat bayi berikutnya."Katalog-katalog berhamburan ketika Keenan menarik Adellia ke pangkuannya. "Kamu tahu... menurut penelitian," bisiknya sambil mulutnya menyusur dari belakang telinga ke leher Adellia,"Hubungan intim saat hamil trimester ketiga itu—""Bisa memicu kontraksi palsu?" Adellia menyelesaikan kalimatnya dengan napas tersengal."Aku lebih suka sebut itu... latihan persalinan."Saat tangan Keenan mulai menyusup di bawah kaos longgar Adellia, tiba-tiba—Brukk!Suara keras dari perut Adellia memecah ketegangan.Diam. Lalu...Keenan mengerutkan kening. "Was that...?"Adellia tersipu malu. "Bayi kita baru saja memberikan review untuk ide mesummu: 'Boring. I prefer jetpack.'"Ke

  • Diselingkuhi Tunangan Dinikahi Paman CEO   Bab 55 : Satu Visi

    Keenan tak memberi Adellia waktu untuk pulih. Dengan gerakan cepat, ia meluncur ke bawah, menempatkan diri di antara paha Adellia yang masih gemetar. Napasnya yang panas membakar kulit sensitif di paha dalam Adellia sebelum—"Ah! Keen—!"Lidah Keenan menyambar inti sensitifnya dengan presisi mematikan. Lambat dulu—gerakan melingkar yang membuat Adellia menggeliat. Lalu tekanan—ujung lidahnya menekan langsung pada klitoris yang berdenyut-denyut."Nnngh! Keen! Itu— ah!" Adellia meraih rambut Keenan, tapi tidak berusaha mendorongnya pergi. Tapi justru semakin menekannya.Keenan menjadi liar. Menghisap dengan kekuatan yang membuat Adellia melengkung dari Kasur. Menjilat dari bawah ke atas, seperti menikmati es krim di hari panas. Menggigit lembut kulit sensitif di sekitarnya, membuat Adellia menjerit."Aaaahhh! Sial! Aku— aku bakal—!"Tapi Keenan menarik diri tiba-tiba, meninggalkan Adellia menggigil di ambang klimaks.Penyatuan Kembali yang MengguncangDengan gerakan kasar, Keenan membal

  • Diselingkuhi Tunangan Dinikahi Paman CEO   Bab 54 : Melebur Bersama

    Keenan tersenyum—senyum serigala yang tahu ia akan memuaskan buruannya dengan cara paling liar sekaligus paling manis.Permainan DimulaiDengan gerakan tiba-tiba, ia membalikkan posisi mereka, hingga Adellia sekarang berada di atas. Tangannya yang kokoh memegang pinggulnya, membimbingnya untuk bergerak pelan di atasnya."Kontrolmu, Sayang," desisnya, matanya terpaku pada bagaimana tubuh Adellia menaunginya, siluetnya sempurna dalam cahaya temaram. "Aku ingin kau merasakan… betapa kau menguasai aku juga."Adellia mengerang, jari-jarinya menekan dada Keenan saat ia mulai bergerak—perlahan, lalu semakin berani. Keenan membiarkan dirinya dikendarai, tapi tangannya tidak diam. Salah satu jempolnya menggosok perlahan bagian sensitif di antara gerakan Adellia, membuatnya terhenti, gemetar."Keen—!""Aku tahu," geramnya, "Kau suka ini… kau suka ketika aku menyentuhmu di sini… sambil kau menggerakkan pinggulmu seperti tadi."Adellia memicingkan mata, napasnya tersengal-sengal, tapi ia tidak be

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status