Share

Perhatian Kedua Putri dan Cerita Tentang Alina

“Umi baik-baik aja?”

Alissa mengangguk. Pandangannya tidak lepas dari Hana yang sibuk mengerjakan ini-itu. Ditepuknya space kosong di sebelahnya dan berkata, “Duduk sini, Nduk.”

“Sebentar, Umi. Hana beresin obatnya dulu biar nanti gak ribet nyarinya.”

“Biar aku aja, Mbak,” tawar Rayya.

“Gak usah. Kamu duduk aja.”

Rayya merengut, namun dia tidak melawan dan terus memijit kaki ibu mertuanya.

“Sini dulu, Han.”

Barulah Hana menghentikan pekerjaannya. Diletakkannya lap di pinggir meja dan duduk di sebelah Alissa.

“Umi jangan sakit-sakit terus. Nanti kalau Umi sakit, gak ada yang bisa diajak ngobrol dan diskusi lagi,” ucap Hana sambil memperbaiki selimut.

“Rayya sama kakak-kakakmu kan ada.”

“Hana pengennya sama Umi.”

“Arkan juga ada. Kenapa kamu nyarinya Umi terus?” tanya Alissa lagi.

“Hana cuma bisa ketemu dia pas malam aja. Siangnya sibuk kerja terus.”

“Mas Arkan kan kerja buat Mbak Hana sama anak-anak juga,” sahut Rayya.

“Ya udah. Gak usah kerja aja kalau gitu. Di rumah aja,” balas Hana
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status