“Aku pulang.” Ujar Elard
“Akhirnya kau pulang.” Ujar Owen.
Elard berhenti melangkah dan menatap kearah Owen dan Glesa. “Kau sedang menungguku?” Tanya Elard
“Benar, kami menunggumu. Duduklah dulu.”ujar Glesa yang menyuruh Elard untuk duduk.
Elard akhirnya duduk dihadapan Owen dan Glesa. Owen meletakan koran yang baru saja ia baca. “Kau siap siap, kita akan makan malam dengan paman Josep, Tante Clea, Wina dan Tira jam 8 malam.” Ujar Owen
Elard terkejut saat Owen mengatakan akan makan malam bersama keluarga Josep malam ini. Flashback Dimulai dimana Glesa sedang berjalan jalan di salah satu mall di daerah Jakarta Barat, Saat itu Glesa sedang mampir ke salah satu toko perhiasan yang berada di lantai 3 di mall tersebut. Glesa sedang memilih beberapa Cincin serta kalung yang di rekomendasikan pegawai toko tersebut. “Ini adalah keluaran tahun 2021, Dimana Cincin ini memiliki Kadar Berlian 10
Elard sedang mengangkat telepon dari seseorang. “Ya halo ini siapa.” Ujar Elard “Apa aku bicara dengan Elard, perkenalkan saya Aarav pelukis yang sangat ingin kau ajak kerjasama.” Ujar Aarav yang sedang duduk di salah satu bangku di rumahnya. Elard terdiam saat mendengar bahwa pelukis yang selama ini ia cari cari tiba tiba menghubunginya. “Aarav.” Ujar Elard, mendengar kata Aarav, Owen dan Glesa berhenti melangkah dan terdiam di tempatnya. “Bisa kita bicara, ini mengenai pertemuanmu dengan Bela tadi siang.” Ujar Aarav, Glesa langsung menoleh kearah Elard yang sedang bicara dengan Aarav via telepon. ‘Apa itu benar benar Aaarav?’ Tanya Glesa dalam hati yang terus menatap kearah Elard yang sedang berbicara dengan Aarav. “Benar saya Aarav, bisa saya bicara dengan anda tuan Elard.” Ujar Aarav“Ahhh senang sekali bisa mendengar anda secara langsung.”ujar Elard yang berdiri dan berjalan pergi ke belakang supaya pembicaraan antara dirinya dan Aarav lebih privasi dan tidak
Aarav memegang kening Bora untuk mengukur suhu Bora. Saat tangan Aarav menyentuh kening Bora, seketika jantung Bora kembali berdegug kencang dan Bora sedikit gerogi saat Aarav memegang keningnya. “Kau tidak demam sama sekali.” Ujar Aarav, lalu Aarav menatap kearah Bora dan mereka saling menatap satu sama lain.‘Aduh bagaimana ini, kenapa jantungku terus berdegug kencang seperti ini, ditambah saat ini kami saling memandang satu sama lain.’ Ujar Bora dalam hati yang terus menatap kearah Aarav yang ada di hadapannya. Sementara itu Josep, Clea, Tira Dan Wina sudah berada di Restoran GreenShine. Saat itu beberapa pelayan menghidangkan beberapa makanan barat di atas meja mereka. Clea menatap kearah Tira dan Clea mengedipkan matanya pertanda Tira harus tenang.”Ayah senang jika kau bisa ikut makan bersama.”ujar Josep“Tentu saja, bukankah ini makan malam keluarga.” Ujar Wina“Tapi sayangnya, Kak Bora tidak bisa ikut. Cob
Sementara itu Bora masih senang dengan kesembuhan kakinya, dan tanpa Bora sadari Bora masih mengenggam tangan Aarav. “Kau begitu senang.” Ujar AaravBora menatap kearah Aarav dan tersenyum kearahnya “Ohhh Aku sangat senang.” Ujar Bora, seketika Aarav dan Bora sama sama terdiam dan memandang satu sama lain. “Syukurlah jika kau senang.” Ujar Aarav yang mengelus kepala Bora dan Bora perlahan tersenyum saat Aarav mengelus kepalanya. Sementara itu Josep masih berbicara dengan Owen di salah satu ruang Vip di restoran tersebut. Owen mengatakan bahwa Ia ingin Josep membantunya untuk kali ini. “Kau ingin ku membantumu apa, Ingat 10 tahun lalu dimana aku bersitegang dengan ayahmu karena aku membantumu.” Ujar Josep sambil meminum Wine yang sudh tersaji disana bersama dengan beberapa Kue terhidang di Atas meja makan.“Saya tahu, dimana pertolongan paman pada waktu itu sangat membuat Ayah saya marah, namun tidak ada yang se visi
Aarav keluar dari kamar Bora sambil membawa Parfum, sontak Aarav terdiam saat melihat Ika yang sudah pulang. Ika terdiam saat melihat Aarav ada dirumah mereka. Ika berdiri dan menatap kearah Aarav “Om Hot Ada disini.” Ujar Ika, lalu Ika langsung menatap kearah Bora“Bisa kau jelaskan kenapa Om Hot ada disini?” Tanya Ika“Hei dia punya nama, Namanya Pak Ade.” Ujar Bora“Ahhh kau sudah pulang.” Ujar Aarav yang berjalan kearah Bora dan memberikan Bora Parfumnya.“Maaf jika aku datang kesini, tadi rencananya aku ingin memberikan lilin takut kalian tidak ada lilin, dan saat saya sudah sampai didepan rumah saya mendengar ada suara jatuh dan suara Bora yang teriak. Lalu saya berinisiatif mendobrak pintu dan melihat Bora sudah jatuh tersungkur di lantai.” Ujar Aarav“Jatuh?” Tanya Ika, lalu Ika menatap kearah Bora“Benar, Aku tidak menyadari ada anak tangga disini.”
Vian terdiam dan ia langsung tersadar dan berjalan ke sisi lain kemudian mereka pergi dari sana. Dalam perjalanan Wina terus menatap kearah luar jendela, dimana Wina membuka Kaca Jendela dan menghirup udara malam kota jakarta. Vian hanya melirik kearah Wina sambil menyetir mobil, “Kenapa anda memilih duduk didepan, biasanya anda selalu duduk dibelakang?” Tanya Vian“Mulai saat ini aku tidak akan duduk di belakang.” Ujar Wina, Vian terdiam saat Wina mengatakan hal itu.Wina menatap kearah Vian yang saat itu sedang mengemudikan mobilnya. “Mulai hari ini dan selamanya aku akan duduk didepan berdampingan denganmu.” Ujar Wina dengan tegas yang membuat Vian terdiam dan menatap kearah Wina yang berada di sampingnya.“Jika aku boleh tahu, kenapa kau memilih duduk di depan?” Tanya Vian“Aku adalah supir mu dan kau adalah majikanku. Bagaimana majikan bisa duduk setara dengan Supir.” Ujar Vian&ldquo
“Wina, ayah tidak suka jika kau tidak punya sopan santunmu. Saat itu kau pergi di tengah makan malam keluarga, itu tidak baik dan tidak beradab.” Ujar JosepWina meletakan piringnya dan menatap kearah Josep. “Tidak baik dan tidak beradab?” Tanya WinaLalu Wina menatap kearah Josep, “Bagaimana dengan ayah, apa sikap ayah sudah beradab?” Tanya Wina yang membuat Tira dan Clea tercengang.“Hei Wina.” Ujar Tira yang menatap kearah Wina.“Apa ayah sudah menyadari bahwa tindakan ayah juga tidak baik dalam acara makan malam kemarin.” Ujar Wina, Josep hanya terdiam dan menatap kearah Wina yang berada di hadapannya.“Apa katamu.” Ujar Josep, Clea langsung berjalan kearah Wina dan memegang lengan Wina.“Ahhh sayang sudahlah saat ini Wina sedang stress memikirkan ujian akhirnya, kau tahu sebentar lagi Wina akan menghadapi skripsi.” Ujar Clea“Sayang sebaikny
Setelah selesai melukis Ia langsung merobek buku gambar tersebut dan memberikannya kepada Bela. “Apa ini.” Ujar Bela yang tidak mengerti maksud Aarav memberikan hasil lukisannya kepadanya.“Itu adalah tanda terima aku untuk awal debutku lagi.” Ujar Aarav, Bela terdiam saat Aarav mengatakan awal debutnya.“Aku sudah memutuskan untuk memulai debutku dari seniman jalanan.” Ujar Aarav“Karena Kontrak dengan Agencymu sudah mau habis maka dari itu dengan lukisan ini aku akan memperanjang kontrak kerjasama ku dengan mu Bela.” Ujar Aarav yang menatap kearah Bela, saat itu Bela hanya terdiam sambil menatap kearah Aarav yang sedang duduk disebelahnya.“HUH.” Ujar BelaLalu Aarav mengubah posisi duduknya dan menatap kearah Bela. “Bukankah kontraku dengan agencymu sudah lama habis, dan aku juga sudah terlalu banyak hutang kepadamu. Maka dari itu aku akan memulai debutku kembali dan akan membayar
“Dia menghubungiku dan mengataka bahwa dia tidak mau bekerjasama denganku.” Ujar ElardBora terdiam saat Elard mengatakan bahwa Aarav tidak mau bekerjasama dengannya. “Dan kau tahu apa yang dia katakana, dia tidak akan kembali menjadi seniman lukis profesional, tapi dia ingin menjadi pelukis jalanan.” Ujar Elard, Bora terdiam saat Elard mengatakan keinginan Aarav.“Ahhhh kau tanang saja, aku dan tuan Aarav sudah sedikit lebih dekat. Jadi, jadi aku akan mengatakan kepadanya dan membujuknya.” Ujar Bora“Waktumu sudah mau habis loh Bora, Ini sudah hampir 1 bulan.” Ujar Elard“Dan dari apa yang aku dengar dan aku juga merasakan di setiap kata demi kata yang ia ucapkan saat dia berbicara denganku, dia benar benar berpendirian sangat teguh.” Ujar Elard“Bagaimana kau akan membuju dia, nona Bela saja tidak bisa merubah pendiriannya.” Ujar Elard. Bora terdiam sejenak. Setelah mendengar