Share

Chapter 12

Author: Re Hamayu
last update Last Updated: 2025-11-23 22:59:16
Arumi dan Mbok Ngah duduk di bangku kayu di halaman depan. Mbok Ngah tampak mengolesi tangan dan jemari Arumi dengan salep luka bakar.

“Seharusnya segera diobati pas kena kemarin. Kalau kelamaan nanti jadi bertanda.” Ucap Mbok Ngah sambil mengolesi obat tersebut dengan telaten. Arumi hanya terdiam melamun. Tidak lagi dapat merasakan nyeri dan panas di tangannya.

“Sepertinya aku telah membuat kesalahan besar, Mbok …” gumam Arumi sambil menatap Mbok Ngah yang telaten mengobati tangannya. Perempuan tua itu mengalihkan tatapannya dan tersenyum.

“Sabar, Nduk.” Suaranya terdengar lembut.

“Kesabaran akan membuahkan hasil. Meskipun memakan waktu. Seperti batu yang terkikis air.”

“Berapa lama air mengikis sebuah batu besar, Mbok?” tanya Arumi sambil menyandarkan kepalanya ke tembok di belakang.

Suara deru mobil menyadarkan mereka. Sebuah mobil berhenti diikuti mobil lainnya dari dalamnya keluar seorang gadis cantik dan modis yang sedang live di akun sosmednya dengan kamera ponselnya.

“Hello,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ditinggal Usai melahirkan, Jatuh ke Pelukan CEO Skin care   Chapter 13

    “Ma-Maaf …,” ucap Arumi gugup sambil menunduk hendak memungut sendok tersebut., namun Maika menahannya.“Oh, No! No, Sayang!” Ia berkata kepada para followernya.“Ingat ya, Gais, alat makan yang sudah terjatuh jangan dipungut kembali.” Maika tertawa, namun terdengar bagai ejekan bagi Arumi.“Masa gitu ajah ngga ngerti.”“Money can't buy class.”“Bastian salah pilih istri.”“Memalukan.”“Semoga Bastian cerain dia dan jadian sama Maika.”“Tegakkan tubuh kamu, Arumi. Ayo, kita mulai makan.” Arumi menegakkan tubuhnya dengan kaku.Bastian mendatangi mereka. Maika melihat lewat ekor matanya dan tersenyum licik. Ia sengaja mengarahkan Arumi untuk mengambil garpu dan pisau yang salah.“Kita mulai dengan bruschetta ya untuk appetizernya.”“Halo, Mai.” sapa Bastian “Hai, Bas. Gimana kabar kamu?” Maika menyapanya hangat seakan ingin menunjukkan kedekatan mereka pada Arumi.“Aku lagi ajarin Arumi table manner nih. Arumi kan sudah jadi bagian keluarga Burhanuddin. Harus belajar sedikit-sedikit.”

  • Ditinggal Usai melahirkan, Jatuh ke Pelukan CEO Skin care   Chapter 12

    Arumi dan Mbok Ngah duduk di bangku kayu di halaman depan. Mbok Ngah tampak mengolesi tangan dan jemari Arumi dengan salep luka bakar. “Seharusnya segera diobati pas kena kemarin. Kalau kelamaan nanti jadi bertanda.” Ucap Mbok Ngah sambil mengolesi obat tersebut dengan telaten. Arumi hanya terdiam melamun. Tidak lagi dapat merasakan nyeri dan panas di tangannya.“Sepertinya aku telah membuat kesalahan besar, Mbok …” gumam Arumi sambil menatap Mbok Ngah yang telaten mengobati tangannya. Perempuan tua itu mengalihkan tatapannya dan tersenyum.“Sabar, Nduk.” Suaranya terdengar lembut.“Kesabaran akan membuahkan hasil. Meskipun memakan waktu. Seperti batu yang terkikis air.”“Berapa lama air mengikis sebuah batu besar, Mbok?” tanya Arumi sambil menyandarkan kepalanya ke tembok di belakang.Suara deru mobil menyadarkan mereka. Sebuah mobil berhenti diikuti mobil lainnya dari dalamnya keluar seorang gadis cantik dan modis yang sedang live di akun sosmednya dengan kamera ponselnya.“Hello,

  • Ditinggal Usai melahirkan, Jatuh ke Pelukan CEO Skin care   Chapter 11

    “Kalian sedang apa?” Bastian menatap bingung -orang.“Oh kamu sudah pulang, Bastian.” Lenny memecahkan suasana canggung yang tercipta.“Kami balik dulu ya, Bas.” ujar Nita sambil mengajak kedua temannya pergi.“Lho kok sudah mau pulang, Tante? Tumben.”“Kamu tanya aja sama dia.” tunjuk Nita ke arah Arumi yang masih bergeming di tempatnya. Setelah itu ketiga perempuan tersebut meninggalkan tempat itu.“Ada apa sih, Rum?” tanya Bastian setelah hanya tinggal mereka bertiga di sana. Arumi masih membisu.“Bund?” Bastian mencari jawaban lain.“Apa yang terjadi?” Lenny pura-pura menebah dadanya.“Aduh, Bunda bingung harus jelasin bagaimana. Ini lho, Arumi …”“Kenapa dengan Arumi?” Bastian tampak khawatir.“Tadi dia hampir menyakiti teman-teman Bunda. Arumi … “ Lenny menjeda kalimatnya seakan menambah kesan dramatis.“ … Menyiramkan air panas ke Tante Nita dan dan Tante Ratih.” “Apa?” Bastian menatap tak percaya. Wajah Arumi semakin pucat.“Ngga, Bas. Bukan begitu kejadiannya.” Arumi menatap

  • Ditinggal Usai melahirkan, Jatuh ke Pelukan CEO Skin care   Chapter 10

    Nampan di tangan Arumi terjatuh menimpa meja kaca. Menimbulkan bunyi berisik yang mengganggu. Teko dan cangkir saling tumpang tindih. Sebagian jatuh ke bawah meja. Menimbulkan suara yang keras dan nyaring saat beradu dengan lantai marmer dan kemudian pecah berserakan..Dengan terburu-buru dan panik Arumi segera merapikan teko dan cangkir yang terjungkal. ia tidak mempedulikan tangannya yang tersiram air panas, atau jarinya yang tergores pecahan cangkir.“Apa-apaan kamu, Arumi!” Lenny bangkit dan tampak marah besar. Ia menarik lengan Arumi dan mendorongnya dengan kasar“Kamu bisa kerja ngga sih?! kalau teman-teman saya terluka gimana?! kamu mau tanggung jawab?!” cecar Lenny.“Bu- Bukan aku, Bund …” Arumi menggoyangkan telapak tangannya ke depan dada.“Bukan aku yang melakukannya ...”“Duh, tanganku kena air panas nih. Melepuh.” Seorang teman Lenny sengaja menyiramkan bensin dalam kobaran api.“Aku juga kecipratan air panas.” Yang lain ikut membawakan kompor“Kamu dapat pembantu dari

  • Ditinggal Usai melahirkan, Jatuh ke Pelukan CEO Skin care   Chapter 9

    “Sudah, Mbak Arumi. Biar saya saja yang melanjutkan.” ucap Mbok Ngah dengan tidak enak. Arumi baru saja selesai menyapu. Halaman yang tadi dipenuhi oleh daun dan bunga yang berguguran kini telah rapi kembali.“Ngga apa-apa, Mbok. Saya juga bosan ngga ngerjain apa-apa.”“iya, tapi Mbak kan sedang hamil. Ngga boleh terlalu capek. Kasihan anak dalam kandungan Mbak. Sini, biar Mbok lanjutkan.” Arumi mengangguk. Gagang sapu berpindah tangan. Arumi memperhatikan Mbok Ngah yang sedang berjongkok sambil memasukkan sampah dedaunan ke dalam plastik.“Mbok sudah lama bekerja di sini?” tanya Arumi berbasa-basi. Perempuan tua di hadapan Arumi mengangguk.“Sejak Mas Bastian belum lahir,” ucap perempuan tua itu sambil tertawa. Arumi tersenyum menanggapi.“Dulu Mas Bastian tuh lincah banget waktu kecil. Mbok sampai kewalahan ngasuhnya. Waktu makan saja lelarian ke sana kemari.” Mbok Ngah bangkit dengan susah payah. Arumi refleks membantunya berdiri.“Anak kalian pasti akan lincah seperti bapaknya j

  • Ditinggal Usai melahirkan, Jatuh ke Pelukan CEO Skin care   Chapter 8

    “Bunda bilang apa barusan?” Arumi mencoba tersenyum. ia berharap telinganya salah mendengar tadi. Lenny berdiri dan berjalan hingga tiba di depan Arumi.. ia berdiri tepat di hadapan Arumi. “Aku akan membuatmu menangis darah di rumah ini, sampai kamu menyerah dan meminta Bastian untuk menceraikanmu.”Tubuh Arumi limbung. Ia pikir Lenny sudah bisa menerima dirinya dan anak Bastian.“K-kenapa, Bund? Bukannya Bunda sudah mau menerima aku?” Lenny melipat tangan ke dada. Wajahnya masih tersenyum sinis.“Kamu pikir aku sudi memiliki menantu seorang gadis miskin seperti dirimu? Aku tidak akan pernah menerima kamu, Arumi. Aku terpaksa melakukannya agar Bastian tidak membuat kekacauan yang lebih besar lagi.” Lenny menatap lurus ke dalam mata Arumi. Membuat perempuan itu terjajar mundur.“Dengar ya, Kamu mungkin bisa menjebak Bastian hingga anak malang itu masuk ke dalam perangkapmu. Tapi aku sebagai ibunya tidak akan membiarkan kamu menggerogoti kehidupan Bastian lebih dalam lagi.” Arumi menut

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status