Share

Bab 12.

Kami semua duduk di sofa ruang tamu besama-sama. Jantung ku jadi berdegup kencang karena aku belum memberitahu megenai masalahku ini.

“Oh ya, sofi. Kapan kamu pulang ke sini?” tanya papa basa-basi.

“Tadi pagi sampai, langsung ke rumah rina, untung saja aku datang kalau tidak …”

“Kalau tidak? Memang nya kamu kenapa rina?” tanya papa lagi.

“Pah …” panggilku.

“Hem? Kenapa? Ada apa? Ceritakan pada papa,” ucap papa padaku.

“Pa, Rina dan mas hanif sudah memutuskan bercerai pa,” ucapku dengan jujur.

“Hah? Bercerai? Kok bisa? Kalian ada masalah apa sehingga memutuskan untuk bercerai?” tanya papa lagi.

“Biar saya jelaskan dulu ka, begini intinya hanif yang salah bukan rina, dia tiba-tiba datang suruh rina tanda tangan surat perceraian,” jelas singkat tante.

“Kok bisa tiba-tiba? Masalah nya apa?”

“Mas hanif meninggalkan rina karena rina sudah gendut, jelek, dan gak cantik pa, Rina juga sudah gak tahan lagi dengan perlakuan mas hanif sekarang, seperti jijik pada rina,” jelasku sambil menahan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status