Ditinggalkan Karena Gendut Dan Tak Cantik Lagi

Ditinggalkan Karena Gendut Dan Tak Cantik Lagi

Oleh:  Tinna Mehna   On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat
28Bab
534Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Rina Satyawati adalah seorang ibu rumah tangga yang mengurus 2 anak-anak nya sendiri, dulu dia sebenarnya adalah seorang model terkenal, nama panggungnya adalah Rose. Suaminya bernama Hanif, dia seorang fotografer professional, rina dan Hanif dulu menikah diusia yang masih muda, rina menikah diusianya 21 tahun disaat karirnya sebagai model sedang ada di puncaknya, sedangkan Hanif saat itu berusia 25 tahun. Mereka menikah karena rina sering menjadi model di setiap project fahmi. selama 9 tahun mereka menikah, mereka dikaruniai 2 anak, , anak pertama mereka berumur 7 tahun dan anak kedua mereka masih berusia 6 tahun. Keseharian rina setelah menikah dengan hanif adalah fokus dengan keluarga, sehingga rina tak punya waktu untuk mengurus dirinya. Dulu dia sangat cantik dan punya tubuh ideal, namun setelah anak kedua nya lahir, semua itu berubah. Namun nyata nya, suami nya tak terima itu dan memilih meninggalkannya dan berhubungan dengan wanita lain. Bagaimana kah cerita ini? simak terus cerita nya.

Lihat lebih banyak
Ditinggalkan Karena Gendut Dan Tak Cantik Lagi Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Syafira
sering² up dong Thor
2023-09-28 15:37:48
0
28 Bab
Bab 1 . kekerasan suamiku
bab 1Ku terbangun dari tidurku karena mendengar suara gebrakan pintu dan suara suamiku yang terdengar marah. Aku buka mataku dan ku lihat jam dinding menunjukan angka 2 dini hari.“Rina! Cepat buka! Dasar lambat!”Aku pun segera bangun dari tempat tidur ku lalu ku bergegas membuka pintu itu. Seketika bau semerbak alcohol tercium menusuk ke hidungku.“Mas? kamu kenapa? kamu darimana sih mas? bau alcohol gini? Kamu minum mas? Haram mas, ingat haram”“Halah, kamu lagi kamu lagi! Rina, aku muak dengan kamu. Minggir!" ucapnya dengan nada tinggi.“Aw! Sakit …” ucapku dengan mengusap punggung ku.Mas hanif mendorongku sampai punggungku terhentak terkena pegangan pintu. Ku coba tahan rasa sakit ini, rasanya aku sudah terbiasa melihat mas hanif yang selalu pulang malam. Aku hela nafasku lalu ku tutup pintu kamarku dan menguncinya.Ku lihat mas hanif, Pakaian nya berantakan. Dia berjalan sempoyongan dan mengigau saat berjalan. Setelah itu, dia langsung tergeletak tidur di tempat tidur. Aku ta
Baca selengkapnya
Bab 2. Kekerasan suamiku dan mama mertua
Ku lihat diriku di cermin. Apa yang salah dengan ku? Kenapa mas Hanif sekarang seperti jijik dan acuh padaku. Hatiku sangat sakit melihat kamu yang sekarang mas. Kamu seperti orang yang sangat berbeda dari yang dulu. Air mataku tak berhenti mengalir, rasa sesak dadaku karena di perlakukan tiba-tiba oleh suami seperti ini membuat pikiran dan mental ku kacau.Dengan tangan gemetaran, aku membersihkan luka di keningku. “Luka ini kalau aku perban pasti di kira sakit oleh anak-anakku. Ah, aku tutup saja dengan plester besar ini” ucapku sendri. Aku mengambil plester besar di kotak P3K ini lalu ku tempelkan pada luka di keningku dan ku tutup dengan rambutku.Kemudian aku keluar dari kamar mandi dan melihat mas Hanif tertidur lagi, ingin ku membangunkan dia lagi namun aku takut dia marah lagi padaku. Ku lihat jam di dinding yang sudah menunjukan angka 6.15 pagi. Aku pun keluar dari kamarku untuk mengantar anak-anakku ke sekolah.“Sayang sudah sarapannya?.” Tanyaku dengan nada riang untuk m
Baca selengkapnya
Bab 3. Aku mulai dijadikan suruhan oleh mama mertua ku
Ku menghela nafasku, lalu ku lanjutkan membuat kue tanpa bantuan dari mbok ani karena dia sedang membersihkan halaman belakang, Aku mixer semua bahan-bahan untuk membuat kue, lalu setelah hampir 3 jam ku ada di dapur, kue pun jadi lalu ku potong-potong dan ku tata di piring. Setelah itu, ku tutup dengan penutup makanan. Dan yang terakhir ku tata kue lain yang mama beli di piring juga dengan rapi.Aku melihat jam di ponselku sudah pukul 12 siang, ini waktunya anakku kresna pulang. Aku pun mengambil cardigan ku di kamar. Kemudian, aku keluar dari kamarku dan mendapati mama sedang menata makanan dia atas meja yang aku tata tadi.“Ma, aku jemput kresna ya ma,” ijinku pada mama.“Eh ehh kamu beresin ini aja, biar aku yang jemput,” jawab mama padaku.“Eh tapi ma,”“Udah, sama aja kan? Yang bersih dan rapi loh,”pesan mama padaku.Mama pun mengambil tas nya lalu dia keluar rumah dan mobilnya melaju menuju ke sekolah anakku. aku pun menuruti mama membereskan tempat arisannya disini. Ku tata ku
Baca selengkapnya
Bab 4. Talak untukku
“Sayang, anak mama yang pinter, sudah selesai gantinya?” tanya ku.“Mama … jangan ngintip, kresna lagi ganti baju ma,” jawab anakku dengan menutupi tubuhnya dengan kedua tangan nya.“Hahaha oke, oke mama keluar nih, kalau sudah selesai keluar ya makan siang” ucap ku lalu ku menutup pintu kembali.“Iya maa…” jawab anakku.Ku menunggu di depan kamarnya, lalu setelah beberapa menit, anakku pun keluar“Udah ma, ayo makan” ucap anakku dengan menggandeng tanganku.“Iya ayoo ...” jawabku.Kami pun turun dari lantai atas menuju ke meja makan. Dari atas aku melihat mas hanif keluar dari kamar dan bergabung dengan mama dan wanita itu. aku pun mengantar anakku dulu untuk makan sendiri.“Sayang, kamu makan sendiri bisa kan?” ucapku.“Bisa mama …” jawab anakku.“Oke, ini ayam goreng kesukaan kresna, terus ini mama ambil nasi nya. Kresna makan sendiri ya sebentar, mama mau kesana dulu ya, ini minum nya ya sayang,” ucapku.“Oke mama,” jawab anakku dengan mengacungkan kedua jempolnya.Aku pun meningg
Baca selengkapnya
Penganiayaan mertuaku
Dengan gemetar, aku pun berdiri dan berusaha menarik gerbang rumahku yang besar dan tinggi ini. Ku lebarkan pintu gerbang itu lalu mas hanif pun melajukan mobilnya keluar dari rumah dengan cepat. Ku tarik kembali gerbang itu namun ku masih gemetar tak karuan, aku pun terjatuh dan air mataku yang lain tak tertahankan lagi. Segitunya mas hanif menyakiti hatiku, apa selama ini kenangan kita tak ada harganya di matamu mas? Kesetiaan ku padamu, mengurus kamu, melayani kamu, dan mengerjakan semua pekerjaan rumah tak ada apa-apanya untukmu mas?“huhuhuhuhuu” tangis ku dengan memegang dadaku yang terasa sesak.Aku menangis terduduk di bawah gerbang tak lama kemudian, tiba-tiba mama keluar dan memarahi ku.“RINAAAAA! Kamu apa-apaan ini? Nasi berserakan, cepat bereskan! Sebentar lagi teman-teman ku mau pada datang,” teriak mama padaku.Air mata ku masih ingin mengalir, dadaku juga masih sangatlah sesak. Aku tak bisa menjawab teriakan mama itu. Akan tetapi, mama malah menjambak rambutku dengan k
Baca selengkapnya
Bab 6
Ku tak tau kenapa menangis, ku sangat terharu melihat anakku yang masih kecil tapi dia sudah harus melihat yang seperti ini. Aku bersyukur memiliki anakku.“Maafin mama ya nak …” ucapku.“Mama kenapa minta maaf? Seharusnya nenek yang minta maaf ke mama, nenek jahat” ucapnya.“Abhi sayang, anak mama, mama bersyukur masih punya abhi” ucapku meneteskan air mata.“Mama … mama jangan nangis ma … mama yang paling hebat, abhi sayang mama” jawab nya.Abhi memelukku, setelah beberapa menit kemudian, tiba—tiba ada mobil yang datang. Dan seseorang itu pun turun dari mobilnya. Aku dan abhi bersama-sama melihat siapa orang itu.“Rina …” ucap seseorang itu.Ku kaget ternyata dia adalah adik kandung mama yang bernama tante sofi. Dia mendekati aku dan anakku. Aku hapus air mataku dan aku juga hapus air mata abhi. Aku hanya tak ingin orang lain tau kami berdua menangis.“Rina, udah lama ya ga ketemu … kamu gimana kabarnya?” tanya dia dengan memegang tanganku.“Ka
Baca selengkapnya
Bab 7. Aku beruntung ada Tante sofi
Aku hanya mengangguk dengan mata berkaca-kaca. Ku tak ingin melihat tante, bahwa aku ingin menangis. Aku hanya bisa menunduk agar dia tak melihat air mataku yag akan menetes. “Hanif itu yah ga tau di diri sekali, Apa kamu tidak menasehati nya mba? Semua ini salah. Apa salah rina pada hanif? Ini pasti salah hanif,” ucap tante membelaku.“Eh sofi, apa mata kamu buta? Lihat dia! Kenapa kamu nyalahin aku dan hanif? Kamu lihat dia, semua yang ada padanya adalah sebuah kesalahan,” ucap mama mertua dengan nada tinggi.Aku mendekati tante sofi dan ku coba agar tante sofi tak bertengkar dengan mama mertuaku. Namun aku melirik anakku abhi yang terlihat ketakutan melihat para nenek nya ribut. Aku pun berbisik dan berkata pada anakku, “Abhi, kamu temani kresna lagi makan ya sayang sekalian kamu makan juga, abhi bisa ambil nasi dan makan sendiri?” ucapku pada anakku abhi. “Tapi ma, abhi takut mama di sakiti lagi sama nenek ma,”jawabnya. “Engga sayang, mama gak papa, nanti mama nyusul abhi dan k
Baca selengkapnya
Bab 8. next
(Di dalam kamar)“Sayang, duduk di sini. Mama ingin bicara pada kalian,” ucapku dengan menyuruh kedua anakku duduk.“Mamaa …” panggil anakku kresna seperti ketakutan.Dengan menghela nafas, aku pun berkata padanya, “Sayang, mama hanya ingin tau apa benar yang menyemprot saos dari botol ke baju tante itu adalah kalian? Sayang, coba jujur pada mama, kenapa kalian seperti ini? Apa mama pernah mengajari kalian jahil seperti ini?” “Maaf ma, ini salah abhi bukan salah kresna ma. Abhi hanya tidak suka bibi itu datang ke rumah kita ma. Tadi bibi itu mencubit lengan abhi ma, bibi itu jahat,” ucap abhi.“Mencubit? Maksud nya bagaimana sayang? Kenapa bisa-bisa nya mencubit?” tanyaku lagi.“Iya ma, bibi itu jahat matanya meloto ke kresna ma, kresna takut sembunyi di belakang kakak,” lanjut kresna menjelaskan. “Iya maksud mama itu, kok bisa tiba-tiba mencubit itu bagaimana awalnya?” “Nenek pertama datang ma ke dapur, terus bibi itu tiba-tiba berbicara dengan nenek kalau mama akan di usir dari s
Baca selengkapnya
Bab 9. next
Kami yang mendengar suara mas hanif menjadi saling menatap dan bingung akan hal yang membuat marah mas hanif. “Ayo rin, coba kita keluar saja, kita lihat pasti mertua kamu menyuruh hanif pulang atau bahkan wanita itu yang cepuin hal ini ke hanif,” ucap tante menganalisa.“Tidak tau tan, coba lihat saja bagaimana dia,” jawabku dengan singkat.Aku dan tante sofi pun berdiri dan keluar dari kamarku, dari kejauhan aku melihat mas hanif yang berdiri melotot ke arahku dengan kedua tangannya di pinggang nya. Semakin dekat, aku melihat mama mertua dan wanita itu duduk di sofa dengan melirik dan meremehkan ku. Aku dan tante sofi berhenti, mas hanif menyuruhku agar mendekatinya. “Kemari!” ucapnya. “Kenapa mas? Kamu mau apakan aku dengan wajah penuh kemarahan seperti itu? Apa salahku mas?”Mas hanif makin melotot dan berjalan mendekati ku, semakin dekat dan semakin dekat denganku. Setelah dia sudah berdiri di hadapan ku, ku melihat matanya yang penuh kebencian padaku. Aku tak menyangka mas ha
Baca selengkapnya
Bab 10. Next
“PAPA!” teriak anakku dan berlari mendekatiku.Kami semua menengok ke arah anak ku abhi yang terlihat marah pada papa nya. Anakku berlari lalu berkata lagi, “Papa jahat … Jangan sakiti mama, Papa udah berubah, Papa gak sayang lagi sama abhi, Jangan dekati mama,” ucap abhi dengan berteriak lalu dia mencoba meninju perut mas hanif. Namun karena abhi masih kecil tentu dia kalah, kedua tangan nya di cengkram oleh mas hanif. Aku dan tante sofi mencoba melepaskan tangan mas hanif dari tangan anakku, namun tidak berhasil. “Kamu masih kecil! Lebih baik kamu kembali ke kamar mu dan belajarlah agar tidak menjadi bodoh seperti ibu mu, sana!” bentak mas hanif.“Gak mau! Papa yang seharusnya belajar! Belajar memperlakukan istri papa dengan layak,” jawab anakku abhi.Mas hanif mendekat lagi pada abhi, dia mengayunkan tangannya kepadanya. Abhi bukan nya menghindar malah makin menantang papa nya. “Tampar pa! papa tau, hal yang papa lakukan pada mama dan abhi dan juga kresna adalah dosa besar. Kata
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status