Share

81. Bersama Dokter Rasyid (2)

"Nggak, Mbok, cuma duduk di pesawat nggak capek."

Setelah meja makan bersih, aku berniat mengambil Adam di kamar, "Mbok, Adam tidurnya di mana? Tadi rewel nggak, Mbok?"

"Nggak rewel kok, Bu. Pinter Nak Adam. Nangisnya kalau pas minta susu saja. Tapi ya itu tidur pun direcokin Non Fiona sama Den Galang terus makanya saya taruh di kamar tidur tamu lalu saya kunci dari luar biar aman nggak diberisikin anak-anak. Saya ambil Adamnya ya, Bu."

Belum juga aku beranjak, Dokter Rasyid datang menggendong Adam, "Gimana, Bu Tiara, Mbok Minah, masih pantes kan nggendong bayi?" tanyanya dengan senyum tipis menatapku.

"Masih pantes banget, Pak. Semoga secepatnya Pak Dokter Rasyid segera nambah momongan, ya."

"Nyari istri dulu, Mbok. Mana bisa nambah momongan kalau belum punya istri."

"Iya, itu maksud Mbok. Semoga secepatnya Pak Dokter Rasyid ketemu dengan jodohnya."

"Aamiin, semoga jodohku yang ada di depan mata ini ya, Mbok," ucap Dokter Rasyid yang membuat Mbok Minah senyum-senyum melirikku.

Dokte
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status