Share

Meminta Fajar Datang

“Ada apa, Nyonya?” tanyaku pura-pura tidak mengerti. Padahal aku tahu, ia pasti bahagia mendengar semua itu. Bahagia? Hei, tunggu dulu! Jangan-jangan ... Nyonya yang telah menikah dan memiliki anak. Bahkan, ia berhijab karena diminta suaminya.

“Aku bahagia mendengar Lestari dan anaknya bahagia. Lalu, bagaimana dengan ibumu?”

Mendengar kata ibu, ada yang nyeri di dada. Aku menarik napas panjang, rasa sesak mulai terasa.

“Fajar?” panggilnya sekali lagi.

Aku tersenyum getir, mengingat senyum dan permintaan terakhirnya. “Ibu ... sudah berpulang, Nyonya.” Aku menunduk dalam, berusaha menyembunyikan gurat kesedihan di wajah yang mungkin akan terbaca olehnya.

“Innalillahi wainnailaihi rojiun.” Nyonya menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan. Mata indah itu membulat, dan berkaca-kaca. “Fajar, aku turut berduka,” lirih ucapnya sembari menghapus setitik air mata dengan punggung tangan. “Aku pernah berada di posisi itu. Aku ... tahu sekali rasanya.”

“Em, tidak apa-apa, Nyonya. Bukankah ib
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status