Share

Bab 1474

Penulis: Hazel
Tirta menjawab dengan jujur. Bagaimanapun, Nabila adalah wanita pertama yang benar-benar membuat hatinya bergetar.

"Benarkah, Tirta? Aku sih nggak percaya. Nanti kalau aku sudah jelek, kamu pasti nggak mau nyentuh aku lagi."

"Makanya, mumpung aku masih muda dan cantik, nanti setelah melahirkan, aku bakal benar-benar peras habis kamu! Biar kamu nggak bisa bangun dari ranjang!"

Nabila yang sudah terbiasa "disiksa" oleh Tirta, kini justru mulai membayangkan sebaliknya. Dia ingin membuat Tirta kelelahan dan tak berkutik di bawah dirinya. Bayangan itu membuat matanya memicing dan memasang senyum penuh kemenangan.

"Baiklah, kalau begitu biar aku yang nggak bisa bangun dari ranjang, kamu yang jadi bosnya." Tirta pun ikut tertawa dan menggenggam tangan Nabila kembali dengan penuh sayang.

Mendengar canda tawa Nabila dan mengingat bahwa perempuan ini tengah mengandung anaknya,

suasana hangat yang tercipta benar-benar membuat Tirta merasa damai dan sangat bahagia.

"Tirta, ngomong-ngomong ... anak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1477

    "Bu Bella, apa terjadi sesuatu dengan Pak Tirta?"Melihat Bella menurunkan ponselnya dengan ekspresi sedih dan khawatir, Tina, Laras, dan Kimmy tak bisa menahan diri untuk bertanya.Mereka bertiga dulunya adalah pesilat kuno, jadi pendengaran mereka sangat tajam. Mereka samar-samar mendengar jeritan Tirta dari seberang telepon."Aku ... aku juga nggak tahu. Gimana kalau aku suruh orang antar kalian ke tempatnya? Kalian periksa keadaan Tirta. Kalau dia nggak apa-apa, tolong kabari aku."Setelah menutup telepon, sebagian besar amarah di hati Bella sudah menghilang. Kini yang tersisa hanya kekhawatiran terhadap keselamatan Tirta.Usai berbicara, Bella segera memerintahkan sopirnya untuk mengantar para gadis ke tempat Tirta. Bahkan, dia memberikan ponselnya kepada Kimmy dan mengajarinya cara menggunakannya."Tunggu! Bu Bella, kamu nggak ikut ke sana?" tanya Tina dengan penasaran."Ya, tadi kamu tersenyum, itu berarti kamu masih peduli pada Pak Tirta. Apa pun kesalahpahaman yang terjadi seb

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1476

    "Bu Bella, kenapa kamu diam saja? Bukankah hubunganmu dengan Pak Tirta sangat baik?"Tina dan Laras yang tidak tahu apa-apa pun bertanya dengan penasaran. Bahkan Kimmy juga melirik dengan penuh rasa ingin tahu."Bu Bella, sampai sekarang Yasmin masih belum diketahui keberadaannya, cepat tanya ke Pak Tirta dong. Jangan buat kami panik!"Chiko yang sangat posesif pada anaknya pun mengentakkan kakinya dengan cemas. Lantai sampai retak karena hentakannya!"Aku ... aku nggak tahu harus bilang apa. Kamu saja yang bicara sama dia!" Perasaan Bella sungguh campur aduk. Dia panik dan bingung, langsung melemparkan ponselnya ke Chiko. Kemudian, dia buru-buru kembali ke dalam mobil, seperti melarikan diri!"Jangan-jangan Bu Bella sudah putus dengan Pak Tirta ya?" Melihat itu, Tina, Laras, dan Kimmy mulai bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi."Pak Tirta, ini aku, Chiko. Tiga jam yang lalu, anakku diam-diam kabur dari rumah Keluarga Purnomo. Katanya mau mencarimu ...." Chiko tidak sempat berpikir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1475

    Saat itu, Tirta sedang berada di ruang rawat rumah sakit dan memberikan pijatan ringan untuk Nabila. Dengan teknik yang terampil dan tekanan yang pas, sentuhan tangan Tirta membuat seluruh tubuh Nabila terasa rileks. Wajahnya penuh dengan ekspresi nyaman dan puas."Ahh ... aku benar-benar nggak nyangka, ternyata kamu bisa juga ya jadi setulus dan selembut ini. Sepertinya kamu nggak cuma buaya saja, ternyata masih ada sisi baiknya juga."Tirta baru hendak membalas ucapannya ketika ponselnya berdering. Dia mengeluarkannya dan melirik sekilas. Ternyata yang menelepon adalah Bella!Jangan-jangan Bella sudah tidak marah lagi? Teringat pada ucapan Yasmin tadi, hati Tirta pun langsung berdebar kencang penuh harapan!"Kak Nabila, ini telepon dari Pak Mauri. Aku keluar sebentar ya untuk jawab telepon, nanti langsung balik."Tirta sengaja tidak menyebut nama Bella. Tirta khawatir jika Nabila tahu siapa yang menelepon, bisa saja dia jadi cemburu dan membuat bayi dalam kandungannya ikut terpengaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1474

    Tirta menjawab dengan jujur. Bagaimanapun, Nabila adalah wanita pertama yang benar-benar membuat hatinya bergetar."Benarkah, Tirta? Aku sih nggak percaya. Nanti kalau aku sudah jelek, kamu pasti nggak mau nyentuh aku lagi.""Makanya, mumpung aku masih muda dan cantik, nanti setelah melahirkan, aku bakal benar-benar peras habis kamu! Biar kamu nggak bisa bangun dari ranjang!"Nabila yang sudah terbiasa "disiksa" oleh Tirta, kini justru mulai membayangkan sebaliknya. Dia ingin membuat Tirta kelelahan dan tak berkutik di bawah dirinya. Bayangan itu membuat matanya memicing dan memasang senyum penuh kemenangan."Baiklah, kalau begitu biar aku yang nggak bisa bangun dari ranjang, kamu yang jadi bosnya." Tirta pun ikut tertawa dan menggenggam tangan Nabila kembali dengan penuh sayang.Mendengar canda tawa Nabila dan mengingat bahwa perempuan ini tengah mengandung anaknya,suasana hangat yang tercipta benar-benar membuat Tirta merasa damai dan sangat bahagia."Tirta, ngomong-ngomong ... anak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1473

    "Eh? Itu ... Kak Nabila, dulu 'kan aku belum tahu. Sekarang sudah tahu kamu hamil, ya tentu saja kita nggak boleh begituan lagi. Kalau kamu rindu aku ... ya, aku bisa pakai ini saja." Tirta menunjuk lidahnya, lalu menggerakkan jarinya sedikit nakal. Terakhir, dia mengarahkan telunjuknya ke arah bagian bawah tubuhnya."Atau pakai ini ... atau ... aku coba pelan-pelan saja.""Eh ... tapi itu nggak seru! Aku lebih suka kamu coba yang dalam-dalam. Aku sekarang sudah kuat, lho."Nabila langsung tampak kecewa dan memprotes pada Tirta."Tirta, kamu pikirkan saja, waktu itu kamu hajar aku tiga hari tiga malam, tapi bayinya tetap nggak apa-apa. Apa mungkin karena anak kita mewarisi kekuatanmu?""Mewarisi kekuatanku? Maksudmu gimana?" Tirta terlihat bingung."Ya maksudnya ... kuat seperti kamu, tubuh tahan banting, genetiknya hebat. Jadi bayinya juga tahan uji, makanya nggak kenapa-kenapa," jawab Nabila dengan wajah merah padam karena malu.Tirta tentu tahu maksud tersembunyi di balik ucapan Nab

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1472

    Mendengar hal itu, Nabila ikut gembira dan langsung mencium pipi Tirta, lalu perlahan mengusap perutnya sendiri. Namun, dia masih tetap bertanya dengan khawatir, "Apa? Tirta, kamu bilang ... kamu bilang aku benaran hamil? Anaknya benar-benar baik-baik saja? Serius nggak perlu periksa ke dokter?""Benaran nggak perlu. Kak, aku jujur saja ya, sebenarnya aku punya kemampuan mata tembus pandang! Aku bisa melihat kondisi bayi dengan jelas!""Jadi kamu nggak usah khawatir. Sekarang kamu sedang mengandung, kamu harus benar-benar istirahat total. Mulai besok ... nggak, mulai sekarang juga, jangan pergi ke kampus lagi!""Kamu ikut aku pulang ke Desa Persik. Aku akan merawat dan menjagamu sebaik mungkin! Selama ada aku, kamu nggak akan terluka sedikit pun!"Tirta yang saat ini diliputi euforia, benar-benar ingin menjaga Nabila seperti harta karun paling berharga di dunia."Tirta, kamu punya mata tembus pandang? Serius? Jangan-jangan kamu cuma bohongi aku? Aku tetap nggak percaya. Hamil atau ngga

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1471

    "Ada apa, Kak Nabila? Apa Paman Agus atau Bibi Betari merasa nggak enak badan lagi?" tanya Tirta bertanya sambil mengernyitkan dahi.Nabila tidak langsung menjawab, tetapi raut wajahnya terlihat sangat muram. Dia menarik Tirta keluar dari ruang rawat dan menuju sudut koridor rumah sakit. Di sanalah, dia berbicara dengan nada penuh kekhawatiran."Bukan mereka .... Tirta, ini ... ini soal aku. Akhir-akhir ini aku sering merasa mual dan ingin muntah .... Terus, nafsu makanku juga meningkat drastis. Yang paling parah, dadaku ... sepertinya membesar lagi.""Awalnya aku nggak terlalu memikirkan. Tapi tadi aku muntah lagi dan Ibu melihatnya. Ibu bilang, mungkin aku sedang mengandung anakmu .... Lalu, beberapa hari ini kamu juga ... ya, kamu tahu sendiri.""Tirta, kalau aku benar-benar hamil dan kamu memperlakukanku seperti itu terus ... apa bayi dalam kandungan bisa celaka?"Saat berkata demikian, Nabila menggenggam ujung bajunya erat-erat, sampai buku-buku jarinya memutih. Wajahnya tampak ta

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1470

    "Oh iya, Yasmin, kenapa kamu bisa sampai sendirian ke kampung? Itu bukan karena Bella mengusirmu, 'kan?" Tirta cepat-cepat menenangkan, lalu tiba-tiba teringat sesuatu dan bertanya."Itu nggak ada hubungannya sama Kak Bella, kok. Yasmin sendiri yang mau cari Kakak Guru. Yasmin cuma mau kasih tahu kalau Kak Bella sebenarnya rindu sama Kakak Guru juga.""Hanya saja ... dia marah karena Kakak Guru punya wanita lain di luar. Tapi, kalau Kakak Guru bisa rayu dia baik-baik, dia pasti mau balikan lagi." Yasmin menggenggam ponsel erat-erat. Suaranya perlahan kembali normal dan tegas."Yasmin, apa Bella benar-benar berpikir seperti itu?"Sekarang ini, selain Bella, semua wanita dalam hidup Tirta sudah bisa rukun dan menerima satu sama lain. Bahkan Ayu dan Elisa pun telah membuka hati mereka. Satu-satunya yang masih mengganjal di hati Tirta tentu saja adalah Bella. Kini mendengar kata-kata dari Yasmin, detak jantungnya langsung berdebar kencang!"Memang Kak Bella nggak bilang langsung, tapi Yasm

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1469

    Sejak Mauri dipindahtugaskan ke ibu kota provinsi, dia memang sudah lama ingin mencari kesempatan untuk bertemu dengan Tirta. Sayangnya, karena urusan dengan organisasi Black Gloves, dia selalu sibuk luar biasa.Hari ini, saat anak buahnya menemukan petunjuk lokasi keberadaan Black Gloves, Mauri yang sedang terburu-buru menangkap mereka pun ikut turun langsung dalam penyisiran.Tak disangka, justru di tempat semacam ini, dia malah bertemu dengan murid Tirta, Yasmin."Paman, kakak guruku memang namanya Tirta. Paman kenal sama kakak guruku ya?" Melihat ekspresi kaget di wajah Mauri, Yasmin bertanya dengan nada ragu dan sedikit gugup."Kenal, tentu saja kenal! Aku dan Pak Tirta itu teman baik. Tunggu sebentar, ya! Aku akan hubungi dia dulu, lihat apakah dia sedang ada di Desa Persik. Kalau iya, aku akan suruh orang ... nggak, aku sendiri yang akan mengantarmu ke sana!"Nada bicara Mauri terdengar tidak tenang. Setelah berkata demikian, dia langsung mengeluarkan ponselnya dan menelepon Tir

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status