Share

Bab 1519

Author: Hazel
Genta terdiam sejenak, lalu bertanya, "Bagaimana kalau ... aku puaskan kamu sekali setelah menemukan tubuh yang cocok?"

Pada saat yang sama, ucapan Tirta membuat Genta sangat terkejut. Ternyata Tirta yang selama ini dianggapnya pecundang sangat memedulikannya.

Apa pun yang dikatakan Genta, Tirta tetap tidak setuju. Dia menegaskan, 'Nggak bisa, pokoknya aku nggak akan biarkan kamu pergi. Kecuali kamu bawa aku pergi bersamamu. Kalau nggak, kamu nggak boleh pergi ke mana pun!'

Tirta menambahkan, 'Kalau kamu mau bawa aku pergi, kamu juga harus bawa Bi Ayu dan lainnya.'

"Oke, aku nggak akan pergi. Tadi aku cuma bercanda denganmu," timpal Genta. Dia mendesah, lalu mengalihkan topik pembicaraan, "Oh, iya. Aku punya teknik kultivasi yang cocok untuk kedua bibimu."

"Kamu hafal dulu. Nanti kamu bisa ajar mereka berkultivasi bersama setelah mereka bangun. Dengan begitu, kultivasimu akan meningkat lebih cepat waktu kamu melakukan Teknik Pasangan," lanjut Genta.

'Teknik apa?' tanya Tirta. Dia sudah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
hans
***** lanjut
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2405

    Tirta mencibir, lalu membalas, "Oh ya? Tapi, aku nggak berpikiran seperti itu."Wanita itu mendengus dan menimpali, "Kamu buta ya? Apa kamu nggak lihat begitu banyak orang menodongmu dengan senapan? Kamu anggap dirimu dewa yang nggak bisa terluka ditembak peluru? Dasar orang nggak tahu diri! Aku beri kamu waktu tiga detik, kalau kamu nggak minta maaf sambil berlutut ...."Plak! Sebelum wanita itu menyelesaikan perkataannya, terdengar suara tamparan dan tulang patah. Pipi wanita itu hancur dan berlumuran darah. Dia menjerit histeris saat jatuh ke lantai.Tentara angkatan laut di samping yang menodong Tirta dengan senapan menarik pelatuk. Dor! Dor! Dor! Namun, peluru yang ditembakkan secara beruntun tidak bisa melukai Tirta.Bukan hanya itu, semua peluru juga memantul dan membunuh semua tentara yang menembak. Melihat situasi ini, Zargo yang awalnya masih berharap kaget setengah mati. Bahkan dia kencing di celana.Wanita yang ditampar tadi berteriak histeris, "Ah ... beraninya kamu memuku

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2404

    Tirta menyimpan Mutiara Naga dan berpesan kepada para kekasihnya, "Devika, Marila, ada yang mengganggu kita lagi. Kalian tunggu aku sebentar."Tirta menyelubungi mereka dengan Teknik Menghilang, lalu memakai bokser dan bergegas berjalan ke geladak. Kala ini, amarah Tirta memuncak.Namun, Devika dan lainnya bisa beristirahat. Mereka segera berkata kepada Tirta."Nggak apa-apa, kamu nggak usah buru-buru. Nggak masalah juga kalau kamu keluar agak lama.""Kami tunggu kamu!"Sudah jelas Devika dan lainnya tidak tahan lagi.Begitu melihat Tirta berjalan ke geladak, Tambun segera menodong selangkangan Tirta dengan pistol dan bertanya, "Hei, masih ingat aku nggak?"Tatapan Tambun sangat dingin.Tirta mencibir, lalu menyahut, "Tentu saja aku ingat. Kamu itu pecundang yang suka mengintip orang dan memuaskan hasratmu pada boneka silikon. Oh, maaf. Alat vitalmu sudah kuhancurkan, sekarang kamu nggak bisa memuaskan hasratmu lagi. Kamu cuma bisa jadi kasim."Tambun berujar dengan wajah memerah, "Kam

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2403

    Tadi siang Devika mengatakan Tirta baru boleh meniduri mereka waktu malam. Sekarang langit sudah gelap. Apalagi mereka berada di wilayah laut dalam. Pasti tidak ada yang mengganggu mereka lagi.Devika menahan perasaan gugupnya sambil mengangkat kepala dan berujar, "Nggak masalah kalau kamu mau bercinta ... tapi ... kami mau mandi dulu. Kamu juga harus mandi. Kalau nggak, kamu nggak boleh sentuh kami."Tirta menanggapi, "Devika, nggak ada gunanya sekarang kamu menghalangiku. Kamu itu orang pertama yang kutaklukkan!"Tirta berseru antusias, lalu menindih Devika di sofa. Kemudian, kapal pesiar yang baru tenang mulai berguncang hebat lagi.....Waktu semalam berlalu. Saat matahari terbit, permukaan laut tampak berkilau dipancar sinar matahari.Kapal pesiar masih berguncang. Bisa dibilang bukan hanya Tirta yang merasa puas, tetapi semua orang di kapal merasakan hal yang sama.Ngung! Ngung! Ngung! Tiba-tiba, terdengar suara baling-baling kapal yang menderu di dekat kapal pesiar Tirta.Dideng

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2402

    Wanita itu membalas, "Apa gunanya nyalinya besar? Sekarang semuanya menjadi lebih mudah karena dia sudah melukai pemimpin pulau. Pak Zargo juga nggak akan melepaskannya biarpun aku nggak turun tangan. Kita nggak usah pedulikan dia itu tamu istimewa yang disebutkan Pak Behzad atau bukan."Wanita itu memandangi Zargo sembari mengerjap dan melanjutkan, "Selain itu, aku sudah menyelamatkan Pak Zargo. Mungkin aku bisa bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekatinya. Ke depannya aku nggak usah menjalani hari-hari dengan menjaga area pantai ini lagi."Tambun tidak peduli wanita ini akan menjadi kekasih siapa. Dia hanya ingin membalas dendam kepada Tirta, jadi dia segera menyanjung, "Benar. Kalau begitu, aku mau menyelamati Kakak Ipar dulu."Wanita itu memelototi Tambun karena merasa Tambun terlalu kepo. Dia mendengus dan menanggapi, "Sekarang kamu nggak usah buru-buru menyelamatiku dulu. Nanti kita baru bahas lagi setelah masalahnya beres."Kemudian, ekspresi wanita itu berubah. Dia mengh

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2401

    Namun, mereka yang sedang berebutan tidak memperhatikan ikan itu. Byur! Ombak besar menerpa, lalu terdengar jeritan histeris seorang wanita dan dia diseret ke dalam laut.Blub ... blub .... Darah bercampur dengan air laut.Zargo berseru, "Apa yang terjadi? Sepertinya ... ada ikan hiu .... Gawat! Kita pasti mati!"Zargo dan tiga wanita yang tersisa baru melihat sirip ikan yang muncul di permukaan laut bergerak dengan cepat di sekeliling mereka. Seketika mereka merasakan dingin yang menusuk tulang!Zargo dan tiga wanita itu berusaha meminta tolong, "Ah ... tolong!"Namun, mana mungkin ikan hiu peduli dengan permintaan mereka? Krek! Krek! Suara patahan terus terdengar.Tiga wanita lainnya juga diseret ke dalam laut dan dilahap ikan hiu itu. Sekarang tidak ada yang berebutan potongan geladak dengan Zargo lagi, tetapi dia makin takut.Zargo memeluk potongan geladak dengan erat dengan tubuh gemetaran. Dia yang kehilangan akal sehat mulai meracau, "Tuhan ... tolong selamatkan aku .... Sialan,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2400

    Zargo melihat ke arah yang ditunjuk wanita itu. Ternyata kepala pria yang berbicara tadi tiba-tiba meledak. Mayatnya jatuh ke geladak.Zargo yang ketakutan langsung tersadar dari mabuknya. Dia mundur sambil menunjuk Tirta dan berbicara dengan suara bergetar, "Kenapa ... cara matinya ... sama dengan Devon dan Keluarga Ravian? Pak Ezhardy juga mati begini! Jangan-jangan ... kamu yang membunuh mereka?"Tirta menyahut dengan datar, "Benar, memang aku yang membunuh mereka. Kamu keberatan?"Buk! Zargo langsung melempar pistolnya ke laut dan berlutut di geladak. Dia meminta ampun, "Nggak ... aku nggak lihat dan nggak tahu apa-apa. Tolong ... ampuni aku .... Aku nggak berani mengulangi perbuatanku lagi."Tatapan Tirta membuat Zargo merasa dia akan mati. Jadi, dia langsung memilih untuk berlutut. Zargo yang sebelumnya mengincar Devika dan lainnya juga langsung mengurungkan niatnya.Para wanita di samping Zargo juga ikut berlutut sembari meminta ampun."Pak, kami mau melayanimu.""Tolong maafkan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status