Setelah diingatkan, 4 pria Negara Martim yang lain baru tersadar. Mereka menanggapi."Benar! Tirta terlalu kuat, kita nggak akan mampu melawannya!""Kita harus menangkap keluarganya biar bisa kembali ke Negara Martim hidup-hidup!"Kemudian, mereka langsung menerobos kerumunan dan menghampiri keluarga Tirta. Mereka berlomba-lomba dengan Tirta untuk bertindak terlebih dahulu.Namun, sudah jelas kecepatan mereka tidak bisa menandingi Tirta yang sedang bersembunyi. Sejak mereka menyadari orang pertama mati, Tirta sudah membunuh orang kedua.Srak! Kepala orang Negara Martim yang kedua itu ditebas oleh Tirta saat dia baru melangkah. Srak .... Orang ketiga, keempat, dan kelima juga tidak bisa menghindari tebasan pedang Tirta yang tajam.Seketika mayat tergeletak secara berderet di tanah. Setelah situasi ini terjadi, terdengar suara teriakan yang memekakkan telinga. Suasana di tempat menjadi kacau."Ah ....""Sialan ... ada orang mati! Cepat lari!"Para pebisnis kaya yang datang untuk membeli
Pria Negara Martim itu sama sekali tidak merasakan Tirta sedang mendekat. Alicia yang menyamar berdiri di sampingnya. Lima pria Negara Martim yang lain berdiri di belakangnya. Mereka juga berada di dekat Tirta.Sementara itu, anggota Black Gloves yang tersisa bersembunyi di tempat lain. Alicia memandang Orion dan lainnya yang berjarak sekitar puluhan meter dari tempat mereka. Dia berbicara sembari mengernyit, "Nggak bisa, tunggu dulu. Kita harus pastikan rencana kita nggak gagal, ayah dan semua kekasih Tirta harus ditangkap ...."Sepertinya pria Negara Martim itu tidak bisa menahan kekesalannya lagi sampai-sampai berani menegur Alicia, "Nona Alicia, sekarang Tirta nggak ada di tempat ini. Keluarganya cuma dilindungi puluhan bawahan dan 3 master. Ini kesempatan bagus bagi kita untuk menangkap mereka dan memaksa Tirta untuk menyerah."Pria Negara Martim itu menambahkan, "Dari tadi kamu terus menyuruh kami menunggu? Untuk apa kita menunggu? Apa kamu nggak mau menangkap Tirta?"Wajah Alici
Tirta terkejut setelah mendengar perkataan anjing hitam. Dia berujar, "Tadi aku nggak merasakan keberadaan mereka waktu keluar. Apa mereka datang waktu aku dan presiden berbincang? Aku pergi ke sana sekarang!"Tirta bahkan tidak sempat mengakhiri panggilan telepon lagi. Dia mengerahkan Teknik Pengendali Angin dan pergi ke gerbang rumah Keluarga Hadiraja secepat kilat.Di tengah perjalanan, berbagai pemikiran memenuhi benak Tirta. 'Ibu dan Paman ada di halaman belakang, seharusnya mereka bisa melindungi keselamatan diri sendiri. Yang terpenting itu Ayah, Bu Marila, Devika dan lainnya. Mereka itu orang biasa, sama sekali nggak mampu melindungi keselamatan diri sendiri.''Begitu ditangkap anggota Black Gloves, takutnya nyawa mereka terancam .... Semua ini salahku. Seharusnya aku bisa menduganya waktu menyebarkan kabar tentang air spiritual dan jimat. Anggota Black Gloves pasti akan mencari kesempatan untuk bertindak!' lanjut Tirta.Tirta yang cemas menambah kecepatannya. Anjing hitam bisa
Gaurav bertanya sambil mengernyit, "Kenapa? Apa kamu mau menolak atau kamu cuma mau jual sesuai harga sebelumnya?"Tirta menggeleng dan menjelaskan dengan ekspresi serius, "Bukan begitu. Aku memang bukan orang baik, tapi aku ini termasuk pemuda yang nasionalis. Sekarang aku punya kesempatan berkontribusi untuk negara, tentu saja aku mau membuat air spiritual secara berkala untuk negara tanpa mengharapkan imbalan."Tirta meneruskan, "Aku rasa setelah aku membuat air spiritual ini, seharusnya nggak banyak anggota militer, polisi, atau anggota pemadam kebakaran yang mati lagi."Gaurav tertegun sejenak sebelum bertanya dengan ekspresi senang, "Tirta ... apa kamu serius? Kamu benar-benar mau membuat air spiritual secara berkala untuk negara tanpa mengharapkan imbalan?"Tirt menyahut, "Tentu saja aku serius."Gaurav tertawa, lalu memuji, "Bagus! Selama ada kamu, Negara Darsia baru bisa makin berkembang! Aku mewakili semua anggota militer, polisi, dan anggota pemadam kebakaran untuk berterima
Tirta menggaruk kepalanya sambil berucap, "Apa maksudmu? Kalau kamu nggak bilang, mana mungkin aku tahu?"Devika bertanya dengan ekspresi marah, "Pria berengsek ... kamu ... benar-benar lupa?"Tirta menyahut, "Kalau kamu nggak beri tahu aku. Bagaimana aku bisa tahu aku lupa atau nggak?"Devika berbisik dengan ekspresi malu, "Tentu saja mengenai masalah kamu mau minta ayahku untuk menikahkanku denganmu."Tirta membalas dengan canggung, "Oh, ternyata mengenai masalah ini."Waktu itu, Tirta hanya bercanda dengan Devika. Siapa sangka, Devika masih ingat. Tirta menimpali, "Tenang saja. Nanti aku pasti nggak akan bicarakan masalah itu."Selesai bicara, Tirta langsung berbalik dan berjalan masuk ke dalam rumah Keluarga Hadiraja. Devika memandangi sosok Tirta yang menjauh. Dia tampak ragu-ragu untuk bicara. Sebenarnya Devika ingin mengatakan kalau nanti Tirta tidak membicarakan masalah itu, dia mau tunggu sampai kapan?Setelah beberapa saat, Marila menghampiri Devika. Dia menarik ujung pakaian
Jika tingkat kultivasi Prita lebih tinggi, dia bisa membuat air spiritual dan jimat yang lebih banyak. Sementara itu, air spiritual dan jimat yang dibuat Tirta paling banyak karena dia sudah terbiasa. Dia membuat 20 air spiritual dan 30 lebih Jimat Perisai Cahaya Emas.Prita berujar dengan gembira, "Tirta, aku nggak menyangka ternyata membuat air spiritual dan jimat begitu mudah. Seperti nggak menghabiskan tenaga apa pun."Shazana malah bertanya, "Tirta, kedua barang ini bisa dibuat dengan mudah. Apa harga penjualan kita nggak terlalu mahal?"Tirta menggeleng dan menyahut seraya tersenyum, "Bu, harga penjualanku sama sekali nggak mahal. Jangan lihat cara pembuatannya mudah, tapi yang kita jual itu bukan bahannya. Kita jual produk dari bahan yang sudah dikembangkan. Efeknya sudah jelas."Tirta meneruskan, "Kalaupun kita jual dengan harga 3 atau 5 kali lipat lebih tinggi, pasti tetap banyak yang rebutan. Selain itu, putramu punya kemampuan sehebat ini. Biarpun diberikan selembar kertas p