Arianda bisa merasakan dengan jelas pergerakan Pedang Terbang. Dia hanya perlu mengubah posisinya dan menempatkan Orion yang pingsan di depan untuk mengadang serangan Pedang Terbang. Alhasil, serangan Pedang Terbang sama sekali tidak berguna lagi.Sementara itu, Arianda sangat percaya diri bisa menghadapi Tirta yang berada di belakang. Dia sama sekali tidak melihat Tirta dan mengerahkan tenaga di tangan kirinya sambil mengancam, "Nak, kalau kamu nggak ingin ayahmu mati, aku sarankan sebaiknya kamu tahu diri!"Tirta melihat wajah Orion yang memerah dan uratnya yang menonjol karena dicekik. Orion nyaris tidak bisa bernapas lagi.Niat membunuh Tirta makin intens, tetapi dia terpaksa menghentikan Pedang Terbang. Dia sendiri juga berhenti menyerang.Melihat situasi ini, Arianda mencibir dan berkomentar, "Bagus, kamu lebih tahu diri daripada ibumu."Arianda baru perlahan berbalik, lalu mengamati Tirta. Sepertinya dia terkejut melihat usia Tirta yang masih muda dan parasnya yang tampan. Arian
Ketika berjarak sekitar 50 meter dari gerbang rumah Keluarga Hadiraja, Tirta menyimpan Pedang Terbang dan mendarat di tanah. Dia melafalkan mantra Teknik Menghilang, lalu mengeluarkan kesadaran spiritual dan mengerahkan Teknik Pengendali Angin.Kemudian, Tirta lanjut bergegas pergi ke halaman belakang. Dia berencana untuk mencoba melancarkan serangan secara diam-diam.Setelah Tirta sampai, dia langsung melihat Bella dan Devika dihajar sampai tubuh mereka berlumuran darah. Mereka tergeletak di lantai dengan kondisi sekarat.Sudah jelas saat Tirta dalam perjalanan menuju rumah Keluarga Hadiraja, Bella dan Devika memprovokasi Arianda. Mereka dihajar sampai terluka parah.Marila dan Shinta duduk di samping mereka berdua sambil menangis. Ekspresi Marila dan Shinta tampak ketakutan.Tirta yang geram mengamuk. Dia membatin, 'Sialan! Aku pasti akan meniduri wanita berengsek ini dulu sebelum membunuhnya!'Kalau bukan karena Orion masih ditangkap Arianda, sekarang Tirta sudah kehilangan akal seh
Wanita itu mengabaikan ancaman Bella. Dia merenung sambil bergumam, "Tirta? Aku tahu. Shazana, dia pasti anakmu, 'kan? Kamu diselamatkan olehku dan dia malah bisa menjadi seorang pemurni energi di tempat terpencil seperti itu ...."Wanita itu menambahkan, "Aku nggak menyangka ternyata kalian berdua berjodoh untuk menjadi kultivator.""Guru, kamu ... lepaskan suamiku. Aku suruh Tirta beri tahu kamu cara pembuatan air spiritual dan Jimat Perisai Cahaya Emas," mohon Shazana.Sekarang Bella sudah menelepon Tirta. Shazana hanya bisa berharap gurunya yang bernama Arianda ini memercayai ucapannya dan melepaskan Orion.Arianda menanggapi, "Nama kedua barang ini air spiritual dan Jimat Perisai Cahaya Emas? Didengar dari namanya, itu pasti barang bagus. Sepertinya keputusanku keluar dari sekte terlebih dulu untuk mencari kalian memang benar. Kalau nggak, mana mungkin kalian mau memberitahuku barang seperti ini?"Arianda tetap tidak melepaskan Orion. Dia belum bertemu dengan Tirta, jadi dia tidak
Wanita itu melanjutkan, "Selain itu, tinta di kertas jimat belum kering. Apa kamu dan Prita yang membuat jimat ini?"Wanita itu bisa merasakan kedua barang ini mengandung sedikit energi spiritual. Alhasil, hambatan tingkat pembentukan fondasi tahap ketiganya hampir meregang. Bahkan kedua barang itu tidak ada di Sekte Kristala. Wanita itu sangat penasaran dari mana Shazana dan Prita belajar cara pembuatan barang-barang itu.Shazana tidak ingin gurunya tahu kebenarannya. Dia buru-buru menjelaskan, "Bu ... bukan, Guru. Kami beli kedua barang ini di dunia fana dan berencana membawanya kembali ke sekte. Kami nggak tahu siapa yang membuatnya."Shazana yakin jika gurunya tahu cara pembuatan kedua barang ini berasal dari Tirta, kemungkinan besar Tirta juga akan dibawa ke Sekte Kristala.Wanita itu mendengus dan menanggapi, "Shazana, kalau kamu nggak tahu siapa yang buat, dari mana kamu membeli kedua barang ini? Kamu membohongiku! Coba aku tebak, cara pembuatan kedua barang ini pasti diajari or
Tirta bertindak sesuai hati nuraninya. Sebelumnya dia memang tidak pernah berpikiran untuk berhubungan intim dengan Alicia. Alasan utamanya karena Alicia adalah wanita dari Negara Martim. Bahkan dia adalah anggota Black Gloves.Tirta tidak tertarik untuk meniduri Alicia. Dia tetap merasa tidak nyaman. Namun, belakangan ini Alicia selalu mengambil risiko untuk mengabari Tirta. Alicia mengkhawatirkan keselamatannya.Tirta mulai menerima Alicia dan tertarik padanya. Ditambah lagi, Alicia memang cantik dan memiliki postur tubuh yang bagus. Akhirnya, Tirta tidak tahan lagi.....Ketika Tirta sedang menikmati kepuasan sampai lupa diri, Orion menyuruh orang untuk membersihkan area di depan gerbang rumah Keluarga Hadiraja.Sementara itu, Shazana dan Prita masih membuat air spiritual dan Jimat Perisai Cahaya Emas di ruang tamu. Melihat Tirta masih belum kembali setelah pergi cukup lama, Shazana hendak keluar untuk memeriksa kondisinya.Tiba-tiba, suara seorang wanita yang dingin terdengar di ru
Namun, ucapan Devika selanjutnya membuat jantung Tirta berdegup kencang. "Untuk apa kamu mengurusnya? Maksudku, orang yang berbeda bangsa dengan kita pasti nggak setia. Sekarang dia nggak berguna untukmu lagi, sekalian bunuh dia saja."Alicia yang berdiri di dekat sana juga mendengar ucapan Devika. Ekspresinya berubah drastis. Dia bertanya sambil memandang Tirta dengan ekspresi panik, "Bocah Negara Darsia ... kamu ... nggak akan bunuh aku, 'kan?"Tirta menenangkan Alicia, "Kamu nggak usah dengar omongan dia. Untuk apa aku tiba-tiba membunuhmu?"Kemudian, Tirta bertanya kepada Devika, "Bagaimana kamu bisa tahu dia nggak berguna bagiku?"Devika bertanya balik sembari mengernyit, "Jadi, untuk apa kamu membiarkan dia hidup?"Tirta ingin berhubungan intim dengan Alicia, tetapi dia menjawab, "Ini nggak ada hubungannya denganmu. Bagiku, dia ini orang penting dalam rencanaku untuk menghancurkan Black Gloves. Kalau kamu menyuruhku membunuhnya, bagaimana aku bisa mendapatkan informasi baru tenta