Tirta juga tidak menemukan ide bagus untuk sementara waktu. Dia hanya bisa berkata, "Setelah aku pergi ke Sekte Mujarab, biar aku yang coba bicara dengan gurumu."Elisa bertanya dengan alis berkerut, "Tirta, kamu nggak ikut aku pergi ke Sekte Mujarab?"Tirta menjawab dengan ambigu, "Aku mau bantu guruku mengurus sesuatu. Setelah selesai, aku akan segera mencarimu. Tapi, aku bawa kamu ke Sekte Mujarab dulu sebelum pergi. Jadi, aku bisa langsung bertemu denganmu setelah kembali."Elisa mengangguk dan menimpali, "Boleh juga. Dengan tingkat kultivasimu, seharusnya kamu nggak perlu takut di dunia misterius. Aku tunggu kamu kembali di Sekte Mujarab saja."Saat berhubungan intim, Elisa tahu sekarang Tirta sudah mencapai tingkat pembentukan fondasi tahap kelima puncak. Dia memang penasaran kenapa kemampuan Tirta bisa meningkat begitu cepat, tetapi dia juga tidak bertanya.Ketika mereka bicara, Tirta sudah mengendalikan Pedang Terbang untuk mendarat di kaki gunung yang puncaknya paling tinggi i
Entah karena Serra memang haus atau barang di tangannya memang memikat. Dia berseru, "Eh ... ternyata rasanya manis!"Seketika alis Serra yang berkerut meregang. Rasa lelah karena mengemudi pesawat jet selama beberapa jam langsung menghilang.....Di sisi lain, Tirta langsung mengeluarkan Pedang Terbang begitu sosok mereka berdua menghilang dari pandangan Serra. Tirta memeluk Elisa dan melintas di daerah pegunungan.Melihat pemandangan indah di sekitar yang dilewatinya, Tirta membatin, 'Kekuatan spiritual di sini sangat melimpah. Sayang sekali, tempatnya terlalu terpencil. Kalau nggak, nantinya aku bisa menghabiskan masa tua di sini.'Elisa yang dipeluk Tirta malah tidak berminat menikmati pemandangan. Dia meringkuk di pelukan Tirta dan tidak melontarkan sepatah kata pun.Tirta merasa ada yang tidak beres dengan Elisa. Dia bertanya, "Bi Elisa, kenapa kamu tiba-tiba nggak bicara?"Elisa mengatupkan bibirnya, lalu mendesah dan menjawab, "Aku lagi berpikir setelah sampai di dunia misteriu
Kala ini, pesawat jet sudah terbang dengan stabil. Pilot wanita itu melirik ke belakang dan tidak melihat siapa pun.Ekspresi pilot wanita yang terkejut membuat Elisa malu. Dia mengira pilot wanita bisa melihat aksi mereka.Sementara itu, Tirta sama sekali tidak peduli. Dia sibuk menikmati kesenangan yang panjang ini.....Pilot wanita bergumam, "Aneh sekali, jelas-jelas tadi Pak Tirta masih ada di pesawat ...."Pilot wanita yang duduk di depan menyadari Tirta menghilang. Bahkan Tirta juga tidak menyahut setelah pilot wanita memanggilnya 2 kali. Dia ketakutan setengah mati. Jika terjadi sesuatu pada Tirta, dia tidak mampu bertanggung jawab.Namun, pintu pesawat juga tidak dibuka. Pilot wanita berucap, "Pak Tirta nggak melompat dari pesawat ...."Pilot wanita tiba-tiba kepikiran sebuah ide. Dia memeriksa dengan alat pendeteksi ...."Apa ini semacam teknik pengelabuan? Trik Pak Tirta banyak sekali," komentar pilot wanita. Wajahnya merah padam. Dia segera mematikan alat pendeteksi dan tid
Elisa tidak menyangka ternyata Tirta sudah tidak sabar. Sebenarnya hanya butuh beberapa menit untuk menulis surat itu. Namun, Elisa menghabiskan waktu setengah jam untuk menulisnya karena diganggu Tirta.Selain itu, tulisan Elisa menjadi tidak rapi karena gerakan Tirta. Benar-benar kacau.....Di kebun buah, Ayu sedang memotong bibit pohon. Tiba-tiba, wajahnya memucat. Dia bersandar di sebatang pohon buah dan berjongkok. Ayu mengeluh, "Aduh ... perutku sakit ...."Untung saja, tidak ada siapa pun di samping Ayu. Jarak Melati, Arum, dan lainnya agak jauh darinya. Kalau tidak, mereka pasti berpikiran macam-macam begitu melihat kondisi Ayu sekarang.Ayu bergumam, "Kenapa rasanya ... begitu familier ... seperti Tirta .... Apa Tirta pulang? Nggak mungkin .... Kalau Tirta pulang, dia pasti meneleponku ...."Ayu tahu jelas ini pasti Tirta. Perasaan yang familier ini tidak mungkin salah.Sekitar setengah jam kemudian, Ayu mengomel, "Pasti Tirta pulang. Anak berengsek ini mencari Elisa dulu dan
Selesai bicara, Tirta mengerahkan Teknik Senyap untuk menyelubungi mereka berdua. Dengan begitu, dia bisa mencegah Yasmin dan Nabila yang berada di lantai bawah mendengar percakapan mereka.Perasaan kecewa Elisa langsung hilang. Sekarang dia merasa senang dan juga malu. Elisa mengikuti firasatnya untuk membelai wajah Tirta dan berkata, "Tirta, kamu benaran sudah pulang? Kenapa ... kamu menyembunyikan diri setelah pulang? Kamu nggak beri tahu kakakku dan lainnya?"Elisa merasakan kedua tangan Tirta masuk ke dalam bajunya dan meremas payudaranya. Dia bukan hanya tidak menolak, malah merasa sangat senang.Tirta tersenyum dan menjelaskan tujuan kedatangannya dengan singkat, "Nggak, Bi Elisa. Begini ... bukannya kemarin aku berjanji kepadamu mau bawa kamu ke dunia misterius .... Kebetulan belakangan ini guruku menyuruhku membereskan urusan di dunia misterius, jadi aku mau bawa Bi Elisa ke sana."Namun, Tirta tidak menceritakan dia akan pergi ke Sekte Kristala. Dia tidak ingin Elisa mengkhaw
"Baguslah kalau begitu," balas Tirta. Dia baru tenang setelah mendengar ucapan Genta.Setelah sampai di dekat Desa Persik, Tirta menyuruh pilot mencari tempat aman untuk mendarat. Dia sendiri pergi ke Desa Persik dengan mengerahkan Teknik Menghilang.Tirta berbuat seperti karena tidak ingin semua wanita di vila tahu dia pulang. Kalau tidak, mereka pasti akan menahan Tirta. Dengan begitu, waktunya untuk pergi ke dunia misterius akan tertunda.Begitu masuk ke Desa Persik kembali, Tirta merasakan kenyamanan dan kegembiraan yang sudah lama tidak dirasakannya. Dia tinggal di vila paling mewah di sini. Tirta juga tidak merasakan hal seperti ini di Nagamas.Sementara itu, Formasi Perlindungan Naga Sian otomatis berkembang lagi setelah beberapa waktu. Kekuatannya hampir sama dengan formasi yang baru dipasang Tirta di ibu kota. Tentu saja, ini juga disebabkan oleh pemandangan indah di sekitar Desa Persik yang menghasilkan energi spiritual melimpah.Tirta membatin, 'Setelah kembali dari dunia mi