LOGIN"Sebenarnya Eldon bisa melanjutkan hidupnya dengan tenang. Siapa suruh dia begitu sombong? Seharusnya dia bersikap rendah hati, bukan mencari masalah denganku. Selain itu, dia nggak boleh mengincarmu karena aku menyukaimu," kata Tirta.Tirta mengangkat dagu Lilian, lalu mengalihkan pembicaraan, "Sudahlah, nggak usah anggap serius masalah ini. Kamu beri tahu aku dulu kamu mau bawa aku ke mana. Apa kamu mau membawaku ke hotel dengan pemandangan matahari terbenam?"Suasana hati Lilian cukup bagus. Dia memandangi Tirta sambil tersenyum lebar. Lilian menyahut, "Bukan. Um ... aku mau rahasiakan dari kamu dulu, nanti kamu juga tahu setelah sampai. Pokoknya kamu pasti nggak akan kecewa pergi ke tempat itu.""Oke, ayo kita pergi ke sana," timpal Tirta. Dia berencana menggunakan trik untuk menaklukkan Lilian yang cantik saat waktunya sudah pas.Bagaimanapun, kesempatan bagus tidak boleh dilewatkan. Sekarang mereka sedang berduaan. Sayang sekali jika Tirta tidak menaklukkan Lilian.Kemudian, Lili
Gideon dan bawahannya segera menjalankan mobil mereka. Selain itu, mereka berdiskusi di mobil dengan perasaan takut dan juga marah."Eldon sialan! Beraninya dia menipu kita untuk melawan Pak Tirta!""Sepertinya Eldon bosan hidup!""Teman-teman, kalau bukan karena Pak Tirta bermurah hati, kita pasti sudah mati.""Pak Tirta sudah mengampuni kita dan Eldon ingin melawan Pak Tirta. Bagaimana kalau kita bantu Pak Tirta saja? Kita habisi Eldon!""Oke, kita habisi Eldon. Biar dia rasakan akibatnya melawan Pak Tirta."Mereka semua langsung sepakat. Gideon pun menelepon Eldon.Eldon bertanya dengan antusias, "Kak Gideon, masalahnya sudah beres begitu cepat?"Gideon memaki di dalam hati, 'Beres apanya? Sialan kamu, beraninya kamu memperdayaku untuk melawan Tirta! Aku habisi keluargamu!'Namun, Gideon berusaha menahan amarahnya saat menyahut, "Sudah beres. Pak Eldon, kamu juga tahu kemampuanku. Apa kamu sudah pergi ke tempat lama?"Eldon tertawa licik dan membalas, "Aku hampir sampai. Kamu juga c
Terdengar suara teriakan histeris. Pedang Terbang itu sudah menebas kaki dan tangan 20 orang. Mereka terus merintih kesakitan.Tirta menyimpan Pedang Terbang dengan ekspresi tenang dan bertanya, "Apa sekarang kalian masih mau bertindak kejam padaku?"Melihat tindakan Tirta, bukan hanya pria bertato ketakutan. Bahkan semua bawahannya juga gemetaran. Wajah mereka pucat pasi.Mereka semua memandang Tirta dengan ekspresi takut seperti melihat hantu. Salah satu dari mereka bertanya, "Sebenarnya kamu siapa? Jangan-jangan kamu itu manusia abadi yang legendaris?"Tirta mengetuk jendela sembari menyahut dengan tatapan tenang, "Aku bukan manusia abadi, aku ini Tirta Hadiraja. Pernah dengar nggak?"Mendengar ucapan Tirta, pria bertato memelotot. Dia bertanya dengan ekspresi kaget, "Apa? Jangan-jangan kamu itu ... Tirta ... pahlawan Negara Darsia yang menghancurkan Negara Yumai?"Tirta menjawab seraya mengangguk, "Benar, memang aku. Tapi, aku bukan pahlawan. Aku cuma orang biasa."Pria bertato men
Banyak orang kaya di ruang tamu maju sembari tersenyum. Mereka berbicara dengan ramah."Oke. Kebetulan belakangan ini beberapa teman baikku agak senggang. Aku suruh mereka datang untuk minum-minum sambil membicarakan masalah bisnis dengan Pak Godric.""Benar. Dua bos yang aku kenal juga lagi senggang. Kebetulan aku bisa suruh mereka datang untuk membahas cara menghasilkan uang dengan Pak Godric.""Kata orang, peluang yang kita dapatkan makin banyak kalau kita punya banyak teman. Kalau ke depannya Keluarga Ghava sukses besar, jangan lupakan teman lamamu!"Dulu mereka tidak pernah bersikap seperti ini. Godric dan Yolanda makin senang setelah melihat sikap para orang kaya itu.Saat mereka semua sedang berbincang, satpam-satpam yang datang itu berkeringat dingin saking kagetnya. Terutama kepala satpam, dia hampir kencing di celana.Kepala satpam bergumam, "Ternyata dia itu Pak Tirta! Aswin ini memang pantas mati. Bisa-bisanya dia membawa kita datang untuk menyinggung Pak Tirta!"Kepala sat
Godric langsung menelepon Lilian.Menghadapi bujukan ayahnya, Lilian hanya berkata, "Ayah, orang yang memukul Eldon itu Pak Tirta. Apa pun alasannya, kamu nggak usah khawatir."Kemudian, Lilian mengakhiri panggilan telepon.Godric yang terkejut memelotot dan bergumam, "Apa? Ternyata Pak Tirta datang? Kapan dia kembali dari Negara Yumai?"Yolanda yang berdiri di samping Godric tidak tahu situasinya, jadi dia merasa bingung dan juga cemas. Yolanda bertanya, "Sayang, Lilian bilang apa? Kenapa dia mengakhiri panggilan telepon begitu cepat?"Godric berbisik kepada Yolanda dengan perasaan antusias, "Sut, Pak Tirta sudah pulang. Lilian lagi bersamanya. Selain itu, orang yang memukul Eldon itu Pak Tirta. Jadi, kita nggak usah khawatir."Mendengar perkataan Godric, Yolanda yang merasa senang membalas, "Pak Tirta? Ternyata Lilian pergi berduaan dengannya? Wah, ini kabar bagus! Nggak disangka, Lilian begitu beruntung bisa disukai Pak Tirta."Tadi Godric dan Yolanda merasa tindakan Lilian sangat m
Lilian tertawa sinis dan membalas, "Apa semua yang kulakukan berhubungan denganmu? Biarpun hadiahmu sangat mahal, aku juga nggak suka. Hadiah dari Pak Tirta jauh lebih berharga dari hadiahmu. Dia membuat sendiri hadiah itu."Lilian menegaskan, "Apa kamu ada urusan lain lagi? Kalau nggak ada, cepat minggir!"Lilian sama sekali tidak menghargai Eldon. Dia memang membencinya. Sekarang Eldon berselisih dengan Tirta sampai-sampai Tirta ingin meninggalkan rumah Keluarga Ghava. Lilian sudah cukup menahan diri tidak memaki Eldon.Eldon merasa sangat malu. Dia marah-marah, "Apa? Lilian, aku menghabiskan banyak uang untuk memberimu hadiah. Kamu malah merasa patung giok jelek yang dibuat orang ini lebih bagus dari hadiahku. Apa kamu buta?"Eldon berlutut untuk meminta ayahnya membelikan hadiah senilai 2 triliun itu. Sekarang Lilian malah sama sekali tidak melihat hadiahnya.Yang paling tidak bisa diterima Eldon adalah dia belum pernah menyentuh Lilian. Namun, sekarang Lilian malah langsung kabur







