Share

Bab 40

Penulis: Hazel
"Ayah, aku nggak mau hidup susah ...," kata Malvin. Dia terduduk di tanah sambil menangis.

Benny membentak, "Kalau begitu, cepat minta ampun kepada Bu Agatha dan temannya itu! Kalau nggak, keluarga kita pasti akan hidup susah!"

"Oke!" sahut Malvin. Kemudian, dia berlutut di depan Agatha dan Tirta, lalu meminta maaf sembari menampar wajahnya sendiri, "Bu Agatha, aku memang salah. Seharusnya aku nggak menindas orang. Tolong ampuni aku ...."

"Ada apa ini?" tanya Agus dan beberapa penduduk desa. Mereka terkejut melihat perubahan situasi yang mendadak ini.

Kenapa Malvin yang sangat arogan sebelumnya malah meminta ampun sekarang setelah menjawab panggilan telepon? Para penduduk desa tidak paham dengan apa yang terjadi, tetapi Tirta tahu. Ternyata sekarang Agatha adalah direktur baru Farmasi Santika! Agatha benar-benar hebat!

Kemarin, Tirta hampir meniduri Agatha. Dia juga menyentuh seluruh tubuhnya. Bahkan, Agatha juga membantu Tirta dengan tangan .... Seketika, Tirta merasa sangat puas!

Aga
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Supriyanto
bagus sekali cerita nya
goodnovel comment avatar
hans
***** bagus ceritanya lanjut
goodnovel comment avatar
Arie White
Semakin pendek saja babnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 41

    Sejujurnya, Tirta tidak ingin memedulikan Agus yang tidak berpendirian. Namun, dia terpaksa menanggapi karena menghargai Nabila, "Itu hanya masalah sepele. Aku nggak akan menyalahkanmu. Pak Agus, sebaiknya kamu pulang saja."Agus menyergah seraya mengernyit, "Aku lagi bicara dengan Agatha! Untuk apa kamu ikut campur? Minggir kamu!"Agatha menimpali dengan tegas, "Pak Agus, Tirta itu teman baikku. Aku harap kamu bisa menghormatinya."Agus tidak menyangka Agatha sangat protektif kepada Tirta. Tubuh Agus berkeringat dingin, dia berucap, "Oh ... iya, aku memang salah ...."Nabila yang kesal menegur, "Ayah, jangan membuatku malu lagi! Cepat pulang!"Agus juga merasa malu. Dia berpesan kepada Nabila sebelum pergi, "Kamu jangan pulang dulu. Aku harap kamu bisa berteman dekat dengan Agatha."Seketika, hanya tersisa Tirta, Agatha, dan Nabila di alun-alun desa yang luas. Melihat Agus sudah pergi, Nabila segera berpesan kepada Tirta, "Tirta, untung saja hari ini Agatha membantumu. Kamu harus meng

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 42

    Tirta menggaruk kepalanya dan berkata, "Oh, ya? Seharusnya bukan ...." Tentu saja, Tirta tahu Agatha marah. Namun, Nabila ada di sampingnya. Tentu saja Tirta tidak berani membujuk Agatha. Tirta pun merasa cemas saat melihat mobil Agatha sudah melaju pergi.Nabila mencubit lengan Tirta dan menegur, "Kamu ini benar-benar bodoh. Agatha pasti marah karena kamu nggak setia kawan.""Ha? Masa Agatha marah karena itu?" sahut Tirta yang kebingungan.Nabila menanggapi, "Tentu saja. Agatha sudah membantumu dan membeli bahan obatmu dengan harga tinggi. Tapi, kamu malah menyetujui permintaan Agatha dengan terpaksa. Mana mungkin dia nggak marah? Apa mungkin dia marah karena aku?"Tirta menimpali, "Benar. Pasti aku yang membuatnya marah. Kalau begitu ... aku harus minta maaf kepadanya?"Nabila membalas, "Iya. Kebetulan aku sudah lapar, aku mau pulang dulu. Jangan lupa minta maaf kepada Agatha." Kemudian, Nabila pun pulang.Sementara itu, Tirta segera mengejar mobil Agatha sembari berteriak, "Agatha,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 43

    Namun, ketika tangan Tirta mulai bergerak ke bawah, Agatha langsung mendorong Tirta dan menolak, "Kamu nggak boleh menyentuhku lagi! Kamu sudah punya pacar. Kelak, kamu harus jaga sikapmu saat bertemu denganku."Agatha mengembuskan napas, lalu segera merapikan bajunya. Kulit Agatha sangat mulus. Agatha menggerak-gerakkan tangannya yang mati rasa, lalu menjalankan mobilnya dan berujar, "Aku antar kamu pulang dulu. Setelah itu, aku harus kembali."Tirta yang merasa tidak rela bertanya, "Besok kamu datang lagi, nggak?" Dibandingkan dengan Nabila, Tirta merasa Agatha lebih gampang dibujuk. Jadi, Tirta berharap dia bisa sering bertemu Agatha.Agatha berpikir sejenak, lalu menyahut, "Besok belum tentu aku ada waktu. Mungkin lusa aku bisa datang. Kalau 2 hari ini kamu nggak sibuk, bantu aku kumpulkan lebih banyak bahan obat. Aku akan mengambilnya lusa nanti."Tirta mengangguk dan membalas, "Oke. Nanti kamu langsung cari aku di klinik saja."....Nabila hendak naik ke lantai atas untuk beristi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 44

    Di dalam mimpinya, Tirta sangat tinggi, tampan, dan menawan. Nabila menyampaikan sebuah kabar baik kepada Tirta dengan gembira."Benarkah? Bagus sekali. Nabila, ayo kita lanjut tidur," ucap Tirta yang hendak melucuti pakaian Nabila. Kemudian, dia menambahkan dengan suara menggoda, "Nabila, apa kamu suka tidur denganku?""Aku ... suka .... Aku ingin tidur bersamamu setiap hari ...," balas Nabila sambil menunduk dengan malu diiringi dengan suara desahan.....Setelah mengantar Tirta ke desa, Agatha langsung pergi."Agatha, sering-seringlah kemari kalau punya waktu," tutur Tirta seraya melambaikan tangan. Setelah melihat Agatha pergi menjauh, dia berjalan menuju ke rumahnya.Ketika melewati rumah Melati, Tirta tiba-tiba mendengar suara mertua Melati yang sedang memarahinya. Tirta seketika menghentikan langkahnya."Kami pergi selama dua hari. Begitu kami pulang, bukannya menyambut kami, kamu malah tidur? Baju nggak dicuci, ladang sayur nggak disiram, rumah juga nggak dirapikan. Apa kamu me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 45

    "Kenapa kamu kemari?" tanya Damar dengan dingin. Mereka sangat kaget saat mendengar teriakan Tirta.Melihat kedatangan Tirta, Melati tidak berani bersuara. Dia hanya bisa diam-diam memberi isyarat untuk meminta Tirta segera pergi. Dia khawatir Tirta akan mendapatkan masalah jika ketahuan.Namun, Tirta sudah tersulut amarah. Bagaimana mungkin dia pergi? Dia menghampiri Damar dan Gendis, lalu bertanya dengan marah, "Apa kesalahan yang Kak Melati perbuat sehingga kalian memperlakukannya dengan kejam? Kalian mau melepas celananya di depan umum. Apa kalian nggak menganggapnya sebagai manusia?""Minggir! Ini adalah urusan keluarga kami. Jangan ikut campur!" sergah Damar."Benar! Dia nggak bersikap sebagai menantu yang baik dan diam-diam main serong dengan pria lain. Kami adalah mertuanya, wajar kalau kami memukul dan memarahinya. Apa urusannya denganmu?" timpal Gendis sembari meludahi Tirta."Omong kosong! Apa kalian melihatnya berselingkuh dengan pria lain?" tanya Tirta dengan lantang seray

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 46

    "Nggak berani? Oh, aku lupa, bijimu sudah lama hancur. Kamu nggak bisa disebut lelaki lagi," ejek  Damar sambil tertawa terbahak-bahak. Dia tidak tahu saja, Tirta yang diledeknya itulah yang telah meniduri Melati hingga kelimpungan."Sialan, tunggu saja kalian!" ujar Tirta.Emosi Tirta sudah tidak tertahankan saat melihat betapa buruknya Damar dan istrinya memperlakukan Melati. Dia lantas mengeluarkan ponsel jadulnya dan menelepon polisi. Polisi yang menerima laporan pun segera bergegas ke sini."Bedebah! Ka ... kamu benar-benar menelepon polisi?" tanya Damar yang mulai merasa ciut."Untuk apa takut? Kalaupun polisi datang, mereka nggak bisa menangkap kita. Kita mertuanya Melati, nggak salah kalau kita memukulnya," ujar Gendis, sama sekali tidak terlihat panik."Cih, lihat saja, kalian berdua pasti menangis sebentar lagi! Jangan takut, Kak Melati. Aku akan menegakkan keadilan buatmu. Nggak lama lagi mereka bakal menyesal!" kata Tirta dengan nada kesal. Dia menarik Melati dan melindungi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 47

    Beberapa orang polisi bergegas maju untuk menyeret Damar beserta istrinya ke mobil patroli."Ja ... jangan tangkap kami ...," mohon Damar. Tubuh rentanya seketika gemetar ketakutan. Seangkuh apa pun dirinya, dia tidak mungkin berani melawan polisi."Kalian menangkap orang yang salah! Bocah inilah yang berniat buruk pada menantuku. Kami cuma nggak terima dengan sikapnya, makanya kami menyerangnya! Kalian bahkan nggak bisa membedakan yang benar dan salah. Kalian seharusnya malu dengan seragam di tubuh kalian!" ratap Gendis dengan keras kepala. Dia terus membuat-buat alasan, seakan-akan telah diperlakukan dengan sangat tidak adil.Sayangnya, pemimpin para polisi ini sama sekali tidak tertipu. Dia langsung memperingatkan dengan suara berat, "Nggak usah cari-cari alasan! Kalau kamu nggak terima, tunggulah sampai kita tiba di kantor polisi. Kalau kalian memang nggak bersalah, kami tentu akan membersihkan nama kalian.""Bawa mereka pergi!" perintah polisi wanita itu lagi."Nggak mau! Lepaskan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 48

    Tirta buru-buru memberi penjelasan."Kamu dokter?" Polisi wanita itu seketika terkejut saat menyadarinya. Apakah benar-benar ada dokter semuda ini? Selain itu, pria ini bahkan bisa menebak masalah yang berusaha ditutupinya selama ini hanya dengan sekali pandang?"Ya, aku ini dokter tradisional terhebat di desa kami. Aku bisa menyembuhkan penyakit apa pun. Kakak mau coba nggak?" tanya Tirta dengan penuh persuasif. Tirta memang pernah membaca tentang cara pengobatan penyakit ini di buku medis kuno sebelumnya. Tidak buruk juga kalau dia bisa mengobati polisi wanita ini dan mendekatkan hubungan mereka."Nggak usah!" Polisi wanita itu tadinya ingin mencobanya. Namun saat mendengar bahwa Tirta adalah dokter di kampung, dia langsung berubah pikiran."Hehe .... Aku berani jamin, nggak ada orang lain yang bisa menyembuhkan penyakit ini selain aku. Kalau kamu berubah pikiran nanti, kamu bisa datang ke Desa Persik untuk mencariku."Tirta juga tidak terlalu peduli dengan hal ini. Dia hanya membaha

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1431

    Awalnya, Ayu mengira setidaknya Tirta akan sedikit bersemangat setelah melihat banyak wanita yang familier. Memang tidak mungkin Tirta bisa langsung bangkit. Namun, sekarang Tirta tetap terlihat tidak fokus.Tirta berucap dengan lesu, "Bi, aku lelah sekali. Kamu bawa aku istirahat di kamar saja."Bahkan, Tirta malas menyapa Melati dan lainnya. Melihat kondisi Tirta, Ayu merasa cemas lagi. Dia segera bertanya kepada Elisa, "Dik, menurutmu ... apa cara kita nggak berguna?""Belum bisa dipastikan. Aku merasa seharusnya kondisi sekarang nggak menarik, jadi nggak bisa merangsang Tirta," timpal Elisa.Elisa berpikir sejenak, lalu menemukan cara lain untuk merangsang Tirta. Dia melanjutkan, "Oh iya, bukannya Tirta suka lingeri? Nanti suruh Bu Susanti dan lainnya pakai lingeri untuk merangsang Tirta. Mungkin kondisi Tirta bisa membaik."Begitu Elisa melontarkan ucapannya, Melati segera berteriak sebelum Susanti menyetujuinya, "Eh ... itu ... kami sudah pakai lingeri. Langsung bawa Tirta ke kam

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1430

    Begitu mendengar kata-kata Agus, amarah Betari malah makin memuncak. Dia langsung mengambil gelas arak di depannya dan menyiramkan sisa minuman di dalam ke wajah Agus.Kemudian, Betari memaki dengan penuh amarah, "Dasar kamu orang tua gila! Kamu pikir itu masih pantas disebut omongan manusia?""Mana ada orang tua yang akan dengan sadar mendorong anaknya masuk ke lubang api begitu? Aku rasa, kamu pasti sudah kemaruk uang sampai hilang akal ya?" tanya Betari."Pokoknya nggak bisa. Aku nggak akan pernah biarkan anakku terlibat dalam urusan seperti itu. Biarpun si Tirta mati hari ini, aku juga nggak akan izinkan Nabila pergi melihatnya walau cuma sebentar!" tegas Betari.Melihat kedua orang tuanya nyaris akan bertengkar lagi, Nabila buru-buru menyeka air mata. Dia berdiri, lalu berbicara dengan suara serak yang diselingi isak tangis, "Bu ... Ayah ... kalian jangan bertengkar lagi ya?"Nabila bertanya, "Gimana kalau kalian membiarkanku pergi melihat Tirta? Meski nanti kami nggak lagi bersam

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1429

    Irene berujar, "Aku ... aku juga bisa kok. Meskipun sebenarnya aku nggak pernah terpikir buat benar-benar bersama Tirta. Bagaimanapun, aku dan dia sudah punya ikatan perasaan sejak dulu. Aku juga berharap dia bisa cepat pulih. Hanya saja, orangnya banyak banget. Aku takut ... takut nanti aku ...."Irene melontarkannya dengan wajah memerah. Nada suaranya terdengar agak canggung dan tak terlalu alami.Setelah beberapa hari tak bertemu, hawa dingin yang dulu selalu terasa dari tubuh Irene pun seolah mulai memudar. Kini, dia justru makin memancarkan pesona khas seorang wanita.Kalau saat ini Tirta dalam kondisi sehat, pasti dia bakal langsung memeluk Irene dan mengajaknya untuk bercinta sampai puas.Agatha membalas, "Kak Irene, kita ini sama-sama wanita. Kamu nggak perlu malu. Aku bisa lihat kok, dari kesediaanmu untuk datang ke sini saja sudah jelas. Hatimu memang sungguh-sungguh sayang sama Tirta.""Daripada terus menyimpannya dalam hati, kenapa nggak sekalian jujur saja? Mari kita melay

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1428

    Bip, bip, bip!Dalam perjalanan pulang, sebuah mobil Mercedes Maybach putih yang sama persis dengan mobil mereka juga melaju kencang di jalan, nyaris seperti terbang!Mobil itu hampir saja menabrak mobil yang sedang dikendarai oleh Naura. Untung saja di detik-detik terakhir, kedua pengemudi serentak menginjak rem sekuat tenaga.Dua mobil itu akhirnya berhenti dalam jarak yang sangat dekat, bahkan tidak sampai 10 sentimeter. Situasinya memang sangat berbahaya, tetapi akhirnya bisa lolos tanpa kecelakaan besar.Naura memaki, "Hei, kamu bisa bawa mobil nggak sih? Kenapa buru-buru banget? Kamu tahu nggak, kamu itu sudah lawan arah barusan!"Naura yang memang sedang terburu-buru ingin mengantar Tirta kembali ke Desa Persik, tidak sempat turun dari mobil.Begitu melongok dari jendela, Naura langsung memarahi pengemudi mobil Maybach dengan nada kesal, lalu bersiap menyalakan mesin dan berbelok untuk melanjutkan perjalanan.Untung saja, Susanti yang duduk di kursi belakang memiliki penglihatan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1427

    Saat Farida mengucapkan kata-kata itu, wajahnya terlihat jauh lebih malu dibandingkan Arum. Di antara semua wanita Tirta, usianya memang yang paling tua. Dia bahkan lebih tua satu atau dua tahun daripada Ayu.Akan tetapi, Farida malah tidur bersama Tirta yang masih muda belia karena gagal mengendalikan diri. Saat harus mengakuinya di depan Melati dan Arum, rasa malu di hatinya tentu jauh lebih besar."Eh? Ini .... Kak Farida, kamu juga begitu tergila-gila sama Tirta?" Mendengar cerita Farida barusan, Melati dan Arum benar-benar tak bisa menahan keterkejutan mereka.Bagaimanapun dalam bayangan mereka selama ini, Farida selalu dikenal sebagai wanita yang sangat anggun dan penuh wibawa. Dia juga selalu menjaga sikap.Farida tidak berani menatap mata Melati dan Arum. Tatapannya terus menghindar, lalu akhirnya malah menatap ke arah jendela saat memberi tahu, "Um ... aku dan Tirta sebenarnya sudah janji. Nanti setelah dia pulang, kami akan tidur bareng lagi. Tapi sekarang Tirta lagi kena mas

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1426

    Melati bertanya, "Eh? Kak Farida, Arum ... ka ... kalian juga rela tidur sama Tirta? Kalian nggak lagi bercanda denganku, 'kan?"Mendengar kabar ini, Melati merasa hatinya campur aduk. Ada rasa senang, juga ada sedikit kesal. Dia senang karena makin banyak wanita yang bersedia tidur bersama Tirta, makin besar pula harapan Tirta untuk cepat pulih.Namun di sisi lain, Melati juga sedikit jengkel karena pesona Tirta ternyata luar biasa besar sampai-sampai Farida dan Arum pun bersedia bergabung. Apalagi bukan hanya satu dua orang saja yang akan tidur bersama Tirta, melainkan ada sekelompok wanita yang rela menunggu giliran ....Bayangan tentang suasana seperti itu, bahkan membuat Melati yang tebal muka pun merasa malu. Kalau bukan demi kesembuhan Tirta, mungkin dia sendiri tidak akan setuju dengan hal seperti ini.Mendengar nada bicara Melati yang seperti tidak percaya, Arum pun refleks menunduk. Dengan suara pelan, dia mengakui semuanya dengan perasaan bersalah, "Kak Melati, jujur saja ak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1425

    Ayu coba menenangkan Susanti, "Paling-paling Nabila cuma nggak rela harus melayani Tirta barengan sama wanita-wanita lain. Lagian, kamu juga memberitahunya supaya Tirta bisa cepat pulih. Kalau sampai nanti mereka putus, itu sudah jadi tanggung jawab Tirta sendiri. Salah dia juga sih, siapa suruh menggoda banyak wanita?"Mendengar itu, barulah Susanti menghela napas lega. Dia buru-buru memberi tahu Ayu, "Bibi Ayu, setahuku Tirta punya cukup banyak wanita. Coba Bibi pikirkan. Siapa tahu kita bisa mencari beberapa orang lagi?"Ayu langsung merasa kikuk tanpa sadar. Dia membalas, "Aku ... aku coba hubungi ya." Segera setelah itu, dia menelepon Melati."Apa? Aku sih jelas nggak masalah. Ayu, aku bersedia kok! Bahkan kalau perlu, aku jadi yang pertama yang tidur sama Tirta pun nggak apa-apa! Kalau memang kurang orang, aku bisa ajak kakak sepupuku juga. Kebetulan dia baru cerai, siapa tahu dia juga mau kalau aku bujuk-bujuk?" tanya Melati.Sebagai wanita pertama yang pernah bersama Tirta, sek

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1424

    Susanti memberi tahu, "Aku, Tirta, Bibi Ayu, dan Bibi Elisa lagi menunggu di depan pintu lobi bandara. Bu Agatha, kamu harus hati-hati juga ya dalam perjalanan ke sini."Mendengar Agatha setuju, Susanti pun merasa lega. Setelah mengingatkan singkat, dia pun menutup telepon lalu segera menghubungi Nabila.Sementara itu di sisi lain, Agatha baru saja menutup telepon dan sedang bersiap-siap berganti pakaian.Namun tiba-tiba, Agatha teringat sesuatu sehingga berujar, "Eh ... seingatku Kak Irene juga pernah punya hubungan sama Tirta. Terjadi masalah seperti ini, sepertinya aku harus mengabari Kak Irene juga. Siapa tahu dia mau bantu Tirta?"Agatha pun buru-buru mengambil ponselnya lagi, lalu menelepon Irene....Di tempat lain. Tak lama setelah Susanti menelepon Nabila, panggilannya langsung diangkat. Nabila bertanya, "Bu Susanti, malam-malam begini kamu tumben banget meneleponku. Ada apa ya?"Saat itu, kebetulan kampus Nabila sedang libur. Dia sedang bersantai sendirian di rumah yang dibel

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1423

    Susanti menambahkan, "Kalau nggak, gimana kalau sekarang saja kamu langsung ceritakan pada aku dan Bibi Ayu? Aku khawatir kalau Tirta terus seperti ini, tubuhnya nggak akan kuat menahan."Mendengar ucapan itu, Elisa pun jadi ragu dan terlihat sedikit bimbang. "Ini ...."Namun pada akhirnya, di bawah desakan Ayu yang ikut memintanya menjelaskan, Elisa pun akhirnya menceritakan ide yang dia pikirkan.Elisa memberi tahu, "Sebenarnya aku juga nggak yakin apakah cara ini bisa berhasil atau nggak, tapi untuk saat ini sepertinya cuma ini yang terpikirkan dan patut dicoba.""Bukannya Tirta paling suka tidur sama wanita? Lagian kita sekarang juga sudah dalam perjalanan pulang ke Desa Persik. Di sana, ada banyak wanita Tirta juga," lanjut Elisa.Elisa bertanya, "Menurutku, gimana kalau kita kumpulkan semua wanita Tirta, lalu biarkan mereka melayani Tirta sekaligus di atas ranjang? Siapa tahu dengan begitu, Tirta bisa terdorong, terangsang, dan setidaknya bisa melupakan semua masalah patah hatiny

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status