Share

Bab 613

Author: Hazel
Saat ini, Bagas sedang menikmati pijatan wanita cantik sambil memikirkan cara menghabiskan 6 miliar yang akan segera didapatkannya.

'Apa aku harus mencari mahasiswi lagi? Nggak, nggak. Aku sudah mulai bosan. Lebih baik cari istri orang. Wanita dewasa seperti ini serbabisa. Oke, aku bakal goda istri orang dengan uang ini,' batin Bagas.

Setelah membuat keputusan, Bagas menjadi tidak sabar. Dia melirik ke arah jalanan, tetapi tidak melihat jejak Riza. "Kalian tunggu di sini. Kalau ada masalah, telepon saja aku. Yenny, kamu ikut aku."

Bagas menjilat bibirnya, lalu merangkul seorang wanita cantik bertubuh seksi sambil berjalan masuk ke gedung. Yang ingin dilakukan Bagas sudah sangat jelas.

"Pak Bagas, kamu yakin mau melakukannya di sini? Nanti ada yang mau kemari, 'kan?" Wanita bernama Yenny terlihat menolak. Padahal, dia sudah bersandar di pelukan Bagas sejak tadi.

"Di sini sejuk dan lingkungannya bagus. Kenapa nggak? Aku merasa sangat seru. Ayolah, kita belum pernah main di tempat seperti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2099

    Mendengar suara Tirta yang emosional, Ayu tidak ingin membuatnya khawatir. Dia mengalihkan topik pembicaraan, "Sebenarnya ... nggak ada yang terjadi selama kamu pergi. Hanya saja, tiba-tiba muncul segerombolan wanita yang punya kultivasi tinggal di desa."Ayu menambahkan, "Formasi juga nggak berefek pada mereka. Para wanita itu bilang kamu yang suruh mereka pergi ke Desa Persik."Ayu tidak menceritakan tentang orang Negara Martim, Negara Kawria, dan Negara Yumai yang datang untuk menangkap mereka.Tirta tahu segerombolan wanita yang disebutkan Ayu pasti anggota Sekte Kristala. Dia menanggapi, "Benar, Bi Ayu. Memang aku yang suruh mereka pergi ke sana. Mereka nggak melakukan hal yang melewati batas setelah sampai di Desa Persik, 'kan?"Ayu menyahut, "Nggak. Masih banyak kamar kosong di sini, jadi mereka tinggal di kamar-kamar itu. Selain itu, mereka sering keluar untuk bantu kami mengurus kebun buah dan membicarakan pengalaman kultivasi. Tingkat kultivasi mereka semua sangat tinggi, aku

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2098

    Di sepanjang perjalanan, Eira dan Amaris tidak berkesempatan untuk bicara dengan Tirta. Keduanya mengira Tirta sudah melupakan mereka. Namun, Eira dan Amaris merasa lega setelah melihat Tirta tersenyum pada mereka. Kedua wanita itu masuk ke jalur seraya tersenyum.Tirta berujar, "Bi Elisa, Kak, ayo kita pergi sama-sama."Akhirnya, hanya tersisa Heidi dan Elisa yang berada di paling belakang. Tentu saja, Althea menemani Tirta."Oke, aku memang berniat begitu," kata Elisa dengan senang.Heidi berpura-pura bersikap dingin. Dia mengentakkan kedua kakinya di perut kuda dan mendesak, "Elisa, nggak usah pedulikan dia. Cepat pergi."Tadi, Heidi tiba-tiba berniat membawa Elisa kabur selagi Tirta tidak memperhatikan. Akan tetapi, Tirta terus memperhatikan mereka. Jadi, Heidi terpaksa masuk ke jalur."Ayo, Tirta," ucap Elisa. Melihat sikap Heidi yang keras kepala, dia merasa lucu. Elisa menjulurkan lidahnya kepada Tirta dengan ekspresi nakal. Dia jarang-jarang menunjukkan ekspresi seperti ini.Su

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2097

    Namun, Heidi kepikiran Tirta sangat genit. Dia yakin Tirta pasti tidak bisa mengendalikan nafsunya didampingi gadis secantik Febri. Apalagi Febri juga mengincar Tirta.Begitu memikirkan hal ini, Heidi menyetujui Elisa, "Oke. Aku taruhan denganmu."Elisa menimpali, "Oke. Yang penting Guru nggak menghindar dari tanggung jawab kalau kalah."Heidi menegaskan, "Tenang saja, aku nggak akan menghindar dari tanggung jawab. Justru kamu yang harus ingat. Jangan sampai membuatku kecewa."Rombongan mereka melakukan perjalanan selama dua jam lebih lagi. Akhirnya, mereka sampai di pintu masuk menuju dunia fana di dekat Sekte Kristala.Heidi merasa frustrasi dan kecewa. Alasannya karena dia terus mengawasi Tirta selama dua jam ini. Akan tetapi, Tirta tidak memedulikan Febri. Jadi, dia tidak mungkin bertindak di luar batas.Elisa bertanya sembari tersenyum, "Guru, ada apa? Kamu kalah, 'kan?"Heidi yang tidak terima menyahut, "Ini baru dua jam. Lagi pula, sekarang masih pagi. Biarpun pria berengsek itu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2096

    Tirta melambaikan tangannya seraya menolak, "Nggak usah. Mungkin aku akan kembali lagi kalau ada kesempatan."Aldari melihat Febri yang berdiri di sampingnya dan membalas dengan hormat, "Oke. Aku mau meminta sesuatu sebelum kamu pergi. Apa kamu bisa menyetujuinya?""Kamu mau minta apa?" tanya Tirta sembari mengernyit. Namun, dia tetap sabar. Bagaimanapun, Organisasi Publikasi membantunya mengurus masalahnya. Tidak masalah jika Tirta menyetujui permintaan mereka.Aldari membungkuk dan menjelaskan dengan tulus, "Sebenarnya permintaanku nggak terlalu penting. Sampai sekarang, putriku belum pernah pergi ke dunia fana. Dia ingin jalan-jalan di dunia fana setelah dengar aku bilang dunia fana sangat megah dan jauh berbeda dengan dunia misterius. Dia ingin merasakan kehidupan di dunia fana.""Kemampuanku memang lemah, tapi aku menjabat sebagai tetua di Organisasi Publikasi. Aku nggak bisa meninggalkan dunia misterius. Jadi, aku mau minta bantuanmu. Kalau kamu nggak merasa repot, tolong bawa pu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2095

    Mendengar ucapan Elisa, Heidi menanggapi, "Nggak usah buru-buru. Aku coba periksa nadimu lagi. Kalau perutmu sakit, aku juga nggak bisa tidur."Selesai bicara, Heidi lanjut memeriksa nadi Elisa. Namun, denyut nadi Elisa sudah perlahan menjadi stabil dan tidak ada yang aneh."Sudah aman, Elisa. Kamu geser sedikit ke tengah, kita tidur," kata Heidi. Dia sudah sepenuhnya tenang. Heidi mematikan lampu, lalu hendak naik ke tempat tidur.Elisa malah menghentikan Heidi, "Jangan ... Guru ...."Alasannya karena Tirta bersikeras tidak mau pergi. Elisa sama sekali tidak bisa bergeser. Kecuali Elisa tidur di atas tubuh Tirta. Namun, nantinya Tirta pasti macam-macam lagi.Heidi yang bingung bertanya, "Elisa, kenapa lagi?"Elisa panik. Dia mencari alasan dengan menyahut, "Guru, aku nggak bisa tidur. Aku mau pakai baju dan jalan-jalan di luar."Kemudian, Elisa buru-buru memakai baju. Heidi tidak bisa melihat apa-apa karena kamar sangat gelap, jadi Elisa meraih tangan Tirta dan menariknya turun dari t

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2094

    Elisa merasa panik saat mendengar suara gurunya yang khawatir. Heidi mengernyit lagi dan bertanya, "Aku dengar dari suaramu sepertinya kamu nggak nyaman. Mau minum air nggak?"Elisa menggeleng dan menyahut dengan cepat, "Nggak usah ... Guru. Kamu tidur saja ... aku akan tidur setelah makan ...."Elisa memberi isyarat pada Tirta agar tidak macam-macam. Heidi membalas, "Oke, kamu makan saja. Aku tidur dulu."Heidi tidak curiga lagi setelah mendengar suara Elisa kembali normal. Ditambah lagi, belakangan ini Heidi mengalami banyak masalah. Jadi, dia sangat lelah. Heidi pun lanjut tidur.Selama proses ini, Elisa mengisyaratkan kepada Tirta untuk menunggu. Namun, Tirta menolak. Dia memang suka mengganggu Elisa. Benar-benar menyebalkan!Setelah beberapa saat, napas Heidi perlahan menjadi stabil. Elisa mendorong Tirta dan bertanya, "Guru, kamu sudah tidur?"Heidi tidak menjawab. Elisa baru mengembuskan napas lega dan berbisik, "Tirta, bagaimana kalau kita pergi ke kamarmu saja? Gawat kalau sam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status