Share

Bab 7

Penulis: Hazel
"Kenapa ingatanmu tiba-tiba menjadi bagus sekali?" tanya Nabila dengan ekspresi tidak percaya. Tirta yang awalnya terlihat bodoh justru berhasil menguasai 500 kata dalam satu jam. Bagaimana mungkin Nabila tidak terkejut dengan pencapaian ini?

"Aku memang terlahir genius," sahut Tirta dengan ekspresi angkuh. Jika terus seperti ini, bukankah berarti dia bisa menghafal 3.000 kata dalam beberapa hari ini? Itu artinya, Nabila mungkin menjadi pacarnya? Wanita ini bukan hanya cantik, tetapi juga seksi. Pasti nyaman kalau dipeluk saat tidur! Begitu memikirkan ini, ekspresi Tirta tampak berseri-seri.

"Hehe!" Tirta terkekeh-kekeh. Melihat ini, Nabila pun mengernyit sambil berkata, "Cih, senyumanmu cabul sekali. Pasti mulai memikirkan hal-hal kotor!"

"Bukan urusanmu," balas Tirta dengan santai. Kemudian, dia menambahkan, "Cepat ajari aku lagi. Mungkin saja aku berhasil menguasai 3.000 kata malam ini, lalu kamu akan menjadi pacarku!"

"Jangan berangan-angan secepat itu. Tapi, sekarang sudah malam sekali. Aku harus pulang. Jangan sampai ayahku mencariku. Besok kita lanjutkan pelajarannya," sahut Nabila yang mulai merasa panik mendengarnya. Dia buru-buru mengalihkan pandangannya.

"Kalau begitu, jangan lupa datang besok." Tirta tidak mungkin melarang wanita ini pulang. Jadi, dia hanya bisa mengantar Nabila keluar dan melihat sosok mungil itu menjauh.

"Aku akan baca buku lagi." Tirta yang berhasil menguasai tulisan sebanyak itu pun menjadi dipenuhi semangat. Beberapa bagian yang tidak bisa dipahaminya dulu menjadi sangat mudah sekarang.

"Rupanya begitu, aku sudah mengerti." Ayah Tirta pernah memberitahunya bahwa leluhur mereka adalah tabib istana. Jadi, mereka memiliki banyak keterampilan medis kuno dan formula berharga. Hanya dengan menguasai sedikit, kehidupannya akan terjamin untuk selamanya.

Seingat Tirta, ayahnya juga tidak menguasai seluruh keterampilan medis ini, tetapi bisa pergi ke kota untuk menghadiri konferensi pers pengobatan tradisional. Selain itu, ayahnya juga tidak menguasai cara membuat pil.

Tirta tidak berpikir sejauh itu. Dia hanya ingin menguasai sedikit keterampilan medis yang berguna supaya bisa mendapatkan sertifikat. Kemudian, dia akan menghasilkan uang dengan bantuan mata tembus pandangnya.

....

Setelah meninggalkan rumah Tirta, Nabila yang terkena angin malam pun menjadi berpikiran lebih jernih. Dia bergumam, "Kalau tahu Tirta punya daya ingat sebagus itu, aku nggak akan menyetujui hal seperti itu."

Ketika teringat dirinya setuju untuk menjadi pacar Tirta, Nabila menyesal hingga mengentakkan kaki. Dia menempuh pendidikan di kota sehingga berwawasan luas. Dia tidak ingin menerima pria desa sebagai pasangannya.

Ibu Nabila pernah berkata bahwa calon suaminya harus punya rumah dan mobil di kota, bahkan maharnya harus 1 miliar. Sementara itu, Tirta yang miskin jelas-jelas tidak sanggup melakukannya. Selain itu, Tirta juga ....

"Sudahlah, paling-paling aku mencari alasan untuk menolaknya nanti." Nabila tahu bahwa dirinya hanya merasa kasihan pada Tirta dan bukan menyukainya. Itu sebabnya, dia tidak mungkin menjadi pacar Tirta.

Terdengar suara langkah kaki di dekatnya. Nabila memandang ke depan, lalu mendapati Melati yang berjalan ke arahnya.

Ketika melihat Nabila, Melati pun bertanya dengan terkejut, "Eh, Nabila? Kenapa belum pulang dan tidur? Sekarang sudah malam sekali lho."

Nabila tidak menyangka akan bertemu Melati malam-malam begini. Biasanya, Melati tidak keluar rumah di malam hari. Apalagi, hari ini Melati mengenakan rok pendek dan stoking hitam berenda. Penampilannya benar-benar seksi. Wanita ini juga menyemprotkan parfum. Ini aneh sekali.

Nabila tidak tahu bahwa Melati sudah menunggu Tirta sejak tadi. Lantaran Tirta tak kunjung datang, Melati memutuskan untuk datang ke rumahnya.

"Aku kepanasan, nggak bisa tidur. Makanya, aku keluar jalan-jalan sebentar," jawab Nabila. Sesudah itu, dia bertanya, "Kak Melati sendiri kenapa ada di sini?"

"Oh, aku nggak enak badan. Aku ingin mencari Tirta untuk berobat. Sebaiknya kamu cepat pulang, bahaya kalau kemalaman," jawab Melati sambil menutup bagian dadanya. Kemudian, dia buru-buru menuju ke rumah Tirta.

"Oke, Kak. Hati-hati di jalan." Nabila tidak berpikir terlalu jauh dan melanjutkan perjalanannya.

Sesaat kemudian, Melati tiba di rumah Tirta. Ketika melihat pria ini sedang membaca buku, dia pun merasa kesal. "Tirta, bukannya kamu sudah janji akan datang? Memangnya buku lebih menarik dari wanita? Kamu ini bodoh, ya?"

Tirta tidak menyangka Melati akan begitu berani, sampai-sampai datang ke rumahnya. Dia segera menyahut dengan suara rendah, "Kak, kecilkan suaramu. Jangan sampai bibiku dengar! Bukannya aku nggak mau pergi, tapi ada urusan mendesak. Aku harus mendapatkan sertifikat medis."

Tirta menjelaskan masalah kliniknya kepada Melati. Amarah Melati pun mereda. Dia mengerti alasan Tirta belajar segiat ini. "Rupanya begitu, kukira kamu nggak tertarik padaku. Tapi, memangnya kamu bisa mengerti tulisan-tulisan di buku medis?"

"Bisa sedikit." Tirta tidak memberi tahu bahwa Nabila yang mengajarinya. Akan gawat kalau Agus mengetahui hal ini.

"Sudahlah, jangan baca buku lagi. Ikut aku," ujar Melati yang sudah tidak sabar. Dia menggandeng tangan Tirta dan hendak membawanya ke rumahnya. Sejak siang tadi, dia sudah memikirkan Tirta.

"Kak, jangan begini. Gawat kalau dilihat orang." Tirta buru-buru melepaskan tangan Melati. Kalau ada yang melihat mereka berpegangan tangan seperti ini, hubungannya dengan Nabila akan kacau.

"Ini sudah tengah malam, nggak ada orang di jalan kok. Cepat ikut aku!" Melati tidak peduli pada hal lain. Dia mendorong Tirta ke luar. Tirta pun hanya bisa mengikutinya. Untung saja, tidak ada siapa-siapa di jalanan.

"Tenang saja, mertuaku akan pulang lusa nanti. Aku nggak akan memberi tahu siapa pun tentang ini. Kamu boleh mempermainkanku sepuasnya di ranjang!" Ketika melihat Tirta ragu-ragu, Melati sontak meraih kemaluan Tirta dan menenangkannya.

"Kak, jangan begitu ...." Tirta tersenyum getir. Dia ingin kabur, tetapi Melati menggenggam tangannya dengan kuat sehingga dia tidak punya kesempatan.

Setibanya di rumah Melati, memang tidak ada orang seperti yang dikatakan. Melati segera mengunci pintu, mematikan lampu, dan menyalakan lilin.

Pada dasarnya, Melati memang cantik. Cahaya remang-remang menyinari wajah putihnya. Ditambah lagi tatapannya yang penuh hasrat, membuatnya terlihat makin memesona.

"Tirta, aku cantik nggak?" tanya Melati yang berputar untuk memperlihatkan seluruh sisi badannya. Tirta baru menyadari bahwa pakaian Melati sangat seksi! Pahanya yang seputih salju itu membuat siapa pun yang melihatnya akan terangsang! Kombinasi dengan stoking hitam berenda itu bahkan menghasilkan visual yang sungguh menggoda!

"Cantik ...," jawab Tirta yang merasa tenggorokannya kering. Dia menelan ludahnya.

Melati tersenyum manis. Dengan wajah tersipu, dia bertanya dengan suara rendah yang memikat, "Kalau begitu, kamu menginginkanku nggak?"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (17)
goodnovel comment avatar
Sadri Khairuddin
semakin seru nih lanjut...
goodnovel comment avatar
Suyantini AMK
seru banget
goodnovel comment avatar
Achmad Thamrin
seru juga ceri remaja masakini juga sangat menantang bagi pembaca yg berinergi .
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2123

    Sementara itu, anggota Black Gloves di Negara Martim mengabaikan kabar Alfred ditangkap seolah-olah masalah ini tidak ada hubungannya dengan mereka.Tentu saja, Tirta juga tidak bisa tahu kalaupun anggota Black Gloves bertindak. Selain itu, Tirta juga tidak tahu pergerakan Perusahaan Vistar Negara Kawria dan Negara Yumai.Kala ini, langit sudah gelap. Tirta merasa sudah cukup, jadi dia melepaskan Nabila. Sesudah memakai baju, Tirta tidak lupa berpesan kepada Nabila, "Kak Nabila, malam ini kamu jangan turun dari tempat tidur untuk makan lagi. Sebaiknya kamu istirahat yang cukup."Wajah Nabila tampak berseri-seri, sepertinya tubuhnya juga ternutrisi. Akhirnya, kekesalan yang dipendam Nabila selama ini sudah dilampiaskan.Nabila membalas, "Omong kosong! Dengan kondisiku sekarang ini, aku juga nggak bisa turun biarpun ingin makan."Tirta tertawa dan bertanya, "Jadi, kamu sudah puas belum?""Aku memang sudah puas, tapi rasanya agak aneh," sahut Nabila dengan ekspresi canggung.Tirta menghib

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2122

    Semua orang yang bersembunyi sambil mengintip mengutarakan pemikiran mereka."Apa yang terjadi?""Rumah Keluarga Gomies termasuk tempat suci di Negara Yumai. Kenapa ada banyak pasukan mengepung rumah mereka?"Anggota Keluarga Gomies juga ketakutan. Krek! Pintu kayu rumah Keluarga Gomies dibuka. Seorang pria paruh baya yang rambutnya mulai beruban berjalan keluar dari pintu itu.Beberapa pria tua yang berusia di atas 60 tahun mengikuti di belakang pria paruh baya itu. Bahkan ada juga pria dan wanita muda, mereka adalah keturunan sah Keluarga Gomies.Pria paruh baya itu berbicara terlebih dahulu, "Jenderal, apa kesalahan yang diperbuat Keluarga Gomies? Kenapa ada banyak pasukan mengepung rumah kami?"Melihat begitu banyak pasukan bersenjata, pria paruh baya itu sama sekali tidak terkejut. Dia malah berbicara dengan ekspresi tenang.Nama pria paruh baya itu adalah Harjaya. Dia adalah kakaknya Yudha dan juga salah satu praktisi ilmu mistis hebat yang langka.Seorang jenderal paruh baya ber

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2121

    Setelah Sagara memberikan perintahnya, semua orang di dalam dan luar kamar yang mendengarnya langsung gemetaran. Mereka yang merasa ketakutan dan juga kaget berkomentar."Keluarga Gomies sudah bertahan selama ribuan tahun di Negara Yumai dan nggak pernah terpuruk. Semua presiden sangat menghormati Keluarga Gomies.""Sekarang Sagara malah ingin membunuh Kepala Keluarga Gomies. Bahkan, dia juga ingin mengendalikan Keluarga Gomies? Benar-benar gila!""Tapi, nggak salah juga. Keluarga Gomies sudah berpihak pada Negara Darsia dan menjadi bawahan Tirta. Bagi Negara Yumai, bahaya kalau mereka dibiarkan hidup.""Pak Sagara berani sekali!"Para pengawal menahan perasaan mereka yang campur aduk. Mereka buru-buru memanggil semua pasukan di sekitar yang bisa dikerahkan dalam waktu singkat. Totalnya ribuan orang. Semuanya menyerbu Yudha.Tempat tinggal Sagara dikepung oleh ribuan pasukan. Bahkan jumlah pasukan terus bertambah dengan cepat. Selain itu, segerombolan pasukan bersenjata lengkap pergi k

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2120

    Parviz melanjutkan dengan ekspresi canggung, "Tapi, semua orang yang diutus nggak kembali. Bahkan kami kehilangan kontak dengan mereka. Pemuda yang bernama Tirta itu yang membuat air spiritual."Sebenarnya orang Negara Kawria yang pergi untuk membunuh Tirta mati di tangan orang Negara Martim. Namun, tidak ada orang Negara Kawria yang hidup. Tentu saja Parviz yang tidak tahu kebenarannya menyalahkan Tirta.Beberapa petinggi tidak menyukai Parviz karena merasa dia merebut posisi wakil direktur. Salah satu dari petinggi itu menggeleng sambil menanggapi, "Pak Parviz, semua yang kamu bilang sama sekali nggak membantu kami yang ingin mendapatkan cara pembuatan air spiritual."Petinggi itu menyarankan, "Sebaiknya kamu bicarakan masalah pribadi dengan Pak Cavero berduaan saja. Jangan habiskan waktu kami."Saat Parviz hendak bicara, Cavero menyela dengan ekspresi senang, "Nggak, kalian salah. Kebetulan Parviz memberiku cara dan ide yang bagus!"Sebagian besar petinggi menunjukkan ekspresi bingu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2119

    Awalnya Yasmin berniat menunggu di kamar untuk mengamati Tirta dan Nabila. Begitu mendengar perkataan Tirta, Yasmin langsung marah-marah, "Huh! Guru jahat! Aku sangat membencimu! Kamu pasti akan menangis setelah aku dewasa!"Yasmin menggendong kucing putih dan buru-buru keluar dari kamar. Saat ini, hanya tersisa Tirta dan Nabila di kamar. Mereka bertatapan sembari tersenyum.Pertarungan dengan teknik yang berbeda dimulai. Apa daya, Tirta berencana pergi ke ibu kota besok. Jadi, dia berusaha keras untuk menutrisi tubuh semua kekasihnya. Tirta tidak tahu bagaimana caranya memberi tahu mereka.....Pada saat yang sama, di Negara Kawria. Puluhan orang yang menjabat posisi penting, direktur yang bernama Cavero, dan wakil direktur yang bernama Parviz berkumpul di ruang rapat petinggi Perusahaan Vistar. Ekspresi mereka semua tampak serius.Cavero yang berusia 50 tahun lebih mengamati semua orang dengan pandangan tajam, lalu berkata, "Belakangan ini Keluarga Hadiraja dari ibu kota Negara Darsi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2118

    Luvia kembali berkata, "Terima kasih banyak, Dik."Setelah memilih lokasi, Tirta juga menanyakan desain vila kepada Luvia. Akhirnya, Luvia memilih untuk membiarkan Tirta membuat keputusan sesudah mempertimbangkannya beberapa saat.Luvia berujar, "Aku ingin ikuti kebiasaan orang-orang di sini setelah pindah ke tempat baru. Lebih baik aku ikuti saranmu saja."Tirta juga tidak menolak. Dia menyimpan ponsel, lalu menyahut, "Oke. Besok aku akan beri tahu Kak Farida setelah dia selesai istirahat. Nanti aku suruh dia utus lebih banyak bawahan biar bisa langsung mulai bekerja. Kalau kerja mereka cepat, kemungkinan satu atau dua bulan sudah selesai."Tirta menambahkan, "Bu Luvia, masalahnya para tetua dan murid sekte kalian nggak punya tempat tinggal yang nyaman untuk beberapa waktu ini."Luvia yang malu membalas, "Nggak masalah. Justru kami yang sudah merepotkan kamu."Tirta melambaikan tangannya sembari menimpali, "Aduh, kita semua ini keluarga. Selain itu, selama ini kita selalu bersikap sun

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status