Share

Bab 6

Author: Hazel
"Nggak, aku nggak melihatnya ...." Tirta buru-buru mengklarifikasi bahwa dirinya tidak melakukan apa pun.

"Cih! Tirta, kamu nggak pernah melihat wanita, ya? Kenapa otakmu penuh dengan hal-hal kotor sih? Memalukan sekali!" hardik Nabila.

"Aku ... aku nggak memikirkan apa pun kok!" bantah Tirta.

"Hantu pun nggak percaya!" bentak Nabila sambil memelotot dengan waspada.

Tirta merasa getir. Dia baru teringat bahwa dirinya menjadi begitu sensitif dengan wanita sejak memakan ular putih itu. Dengan situasi seperti ini, mana mungkin Nabila bersedia mengajarinya lagi! Dilihat dari penampilan Nabila, wanita ini jelas-jelas ingin kabur.

"Nabila datang, ya? Kenapa aku mendengar suaranya?" Ketika Tirta sibuk memikirkan cara untuk menahan Nabila, tiba-tiba terlihat Ayu berjalan ke luar dengan meraba-raba karena matanya buta.

"Oh, ya, Bi. Dia datang untuk mengajariku. Aku ingin berterima kasih padanya," sahut Tirta sembari menoleh. Berhubung ada yang lebih senior di sini, Tirta buru-buru menyatakan tujuan kedatangan Nabila supaya wanita ini tidak bisa pergi.

"Serius? Baguslah. Nabila, terima kasih banyak," ucap Ayu dengan penuh rasa syukur.

"Aku ...." Nabila tahu ini bagian dari rencana Tirta supaya dia tidak bisa pergi. Dia memelototi Tirta dengan galak, lalu berkata, "Sama-sama, Bi. Aku hanya ingin membantu kalian."

"Kamu memang anak baik," puji Ayu. Dia tidak bisa melihat ekspresi Nabila sehingga hanya merasa bersyukur atas kebaikan wanita ini.

"Tirta, kalau kamu sukses nanti, jangan lupa membalas kebaikan Nabila," pesan Ayu.

"Tenang saja, Bi. Aku pasti akan membalas kebaikannya," timpal Tirta. Dia tahu Nabila tidak akan bisa kabur lagi malam ini, jadi menariknya ke kamar.

"Lepaskan, aku bisa sendiri!" Nabila sungguh gusar dibuat pria ini.

"Nabila, Tirta agak keras kepala dan bodoh. Kalau dia nggak mengerti, tolong bersabar sedikit padanya," pesan Ayu.

"Hahahaha!" Begitu mendengarnya, Nabila sontak tertawa terbahak-bahak, sedangkan ekspresi Tirta tampak masam.

"Bi, kenapa malah menjelek-jelekkan keponakan sendiri?" tanya Tirta sambil menggaruk kepalanya dengan kesal.

"Jangan bicara omong kosong lagi. Nabila datang malam-malam khusus untuk mengajarimu. Kamu harus belajar yang giat," balas Ayu. Kemudian, dia berkata kepada Nabila, "Nabila, hukum saja Tirta kalau dia menentangmu."

"Oke, Bi!" Nabila langsung mengiakan dengan wajah berseri-seri. Sesudahnya, dia memasuki kamar Tirta dengan ekspresi penuh kemenangan. Perasaan kesal yang ada sebelumnya telah menghilang.

Sementara itu, Tirta justru berjalan masuk dengan wajah murung dan kepala tertunduk. Nabila pun merasa makin senang melihatnya. Dia mengejek, "Lihatlah dirimu itu, kamu kira aku ingin mengajari idiot sepertimu?"

"Kamu yang idiot, aku cuma nggak mengerti beberapa tulisan kok. Kujamin sebelum 3 hari, aku akan menguasai semua yang kamu ajari!" sahut Tirta dengan jengkel.

"Jangan membual. Kalau kamu menguasainya secepat itu, aku akan menuruti permintaanmu!" ucap Nabila yang mendongak dengan bangga.

"Oke, kamu sendiri yang bilang, ya!" seru Tirta sambil menatap Nabila yang berada di dekatnya. Dia melanjutkan, "Kalau aku benar-benar bisa dalam 3 hari, kamu harus menjadi pacarku!"

"Hah? Menjadi pacarmu?" Ekspresi Nabila seketika berubah.

"Kenapa? Nggak berani, ya?" tantang Tirta.

"Siapa takut? Aku setuju!" ujar Nabila. Menurutnya, Tirta tidak mungkin menguasai pelajaran dalam waktu sesingkat itu.

"Tapi, kalau gagal, kamu harus memanggilku Kak Nabila dengan sopan setiap kali kita bertemu!" seru Nabila.

"Oke!" Tirta mengiakan.

Sebenarnya, Tirta tidak berharap wanita ini benar-benar menjadi pacarnya. Dia hanya menggunakan taruhan ini sebagai alasan supaya Nabila datang mengajarinya setiap hari.

Hanya ada meja kayu dan kursi kayu yang tidak rata di ruangan ini. Nabila pun mengerutkan alisnya. Bagaimana dia bisa duduk di tempat seperti ini?

Tirta melepaskan jaket dan meletakkannya di atas kursi, lalu mengisyaratkan Nabila untuk duduk. Kemudian, dia menuangkan air untuk Nabila.

"Ternyata kamu pengertian juga," puji Nabila dengan angkuh dan langsung duduk. Bokongnya yang bulat itu seketika menutupi seluruh kursi.

"Kenapa diam saja? Sini, biar kuajari!" Nabila mengambil sebuah buku medis sambil menyuruh Tirta duduk di sampingnya.

"Ya, ya!" Tirta buru-buru mengiakan. Dengan jarak sedekat ini, aroma tubuh Nabila tercium jelas, membuat Tirta tak kuasa menarik napas dalam-dalam.

Begitu menunduk, Tirta melihat gunung putih di bawah tulang selangka Nabila. Pemandangan ini membuat napas Tirta seketika memburu.

Nabila yang memperhatikan reaksi Tirta ini pun menjadi tersipu. Dia menggunakan buku medis untuk menepuk kepala Tirta, lalu memelototinya dan menegur, "Yang serius sedikit!"

Tirta tampak kebingungan. Meskipun Nabila menjelaskan satu per satu, dia tetap tidak mengerti. Nabila yang mulai kehilangan kesabaran akhirnya membentak, "Kenapa kamu bodoh sekali? Ikuti ajaranku, jangan malah membantah!"

"Baiklah ...." Ekspresi Tirta tampak getir. Nabila justru merasa senang, seolah-olah dirinya berhasil menindas Tirta.

Ketika Tirta mulai merasa panik, mutiara perak di dalam perutnya tiba-tiba mengeluarkan semburan udara dingin yang mengalir ke otak Tirta.

Tirta merasa nyaman sampai merinding. Pada saat yang sama, pikirannya juga menjadi lebih jernih. Dia bisa mengingat semua ajaran Nabila.

Sejam kemudian, Tirta berhasil menguasai 500-an kata dengan baik. Nabila tentu tidak percaya. Dia menunjuk salah satu kata, lalu bertanya, "Apa arti kata ini?"

"Oh, aku tahu klorofil. Ini adalah zat yang menyebabkan warna hijau pada tumbuhan," jawab Tirta dengan cepat.

"Wah! Gimana kalau ini?" tanya Nabila yang terkejut mendengarnya.

Tirta tersenyum bangga dan membalas, " Stomata adalah pori kecil yang terletak di antara urat daun."
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (21)
goodnovel comment avatar
Sadri Khairuddin
cerita yang sangat seru.. lanjut
goodnovel comment avatar
Suyantini AMK
tirta jd pinter
goodnovel comment avatar
Achmad Thamrin
sungguh ternyata, bahasa panasnya membuat penasaran. agar membaca lebih baik..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2123

    Sementara itu, anggota Black Gloves di Negara Martim mengabaikan kabar Alfred ditangkap seolah-olah masalah ini tidak ada hubungannya dengan mereka.Tentu saja, Tirta juga tidak bisa tahu kalaupun anggota Black Gloves bertindak. Selain itu, Tirta juga tidak tahu pergerakan Perusahaan Vistar Negara Kawria dan Negara Yumai.Kala ini, langit sudah gelap. Tirta merasa sudah cukup, jadi dia melepaskan Nabila. Sesudah memakai baju, Tirta tidak lupa berpesan kepada Nabila, "Kak Nabila, malam ini kamu jangan turun dari tempat tidur untuk makan lagi. Sebaiknya kamu istirahat yang cukup."Wajah Nabila tampak berseri-seri, sepertinya tubuhnya juga ternutrisi. Akhirnya, kekesalan yang dipendam Nabila selama ini sudah dilampiaskan.Nabila membalas, "Omong kosong! Dengan kondisiku sekarang ini, aku juga nggak bisa turun biarpun ingin makan."Tirta tertawa dan bertanya, "Jadi, kamu sudah puas belum?""Aku memang sudah puas, tapi rasanya agak aneh," sahut Nabila dengan ekspresi canggung.Tirta menghib

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2122

    Semua orang yang bersembunyi sambil mengintip mengutarakan pemikiran mereka."Apa yang terjadi?""Rumah Keluarga Gomies termasuk tempat suci di Negara Yumai. Kenapa ada banyak pasukan mengepung rumah mereka?"Anggota Keluarga Gomies juga ketakutan. Krek! Pintu kayu rumah Keluarga Gomies dibuka. Seorang pria paruh baya yang rambutnya mulai beruban berjalan keluar dari pintu itu.Beberapa pria tua yang berusia di atas 60 tahun mengikuti di belakang pria paruh baya itu. Bahkan ada juga pria dan wanita muda, mereka adalah keturunan sah Keluarga Gomies.Pria paruh baya itu berbicara terlebih dahulu, "Jenderal, apa kesalahan yang diperbuat Keluarga Gomies? Kenapa ada banyak pasukan mengepung rumah kami?"Melihat begitu banyak pasukan bersenjata, pria paruh baya itu sama sekali tidak terkejut. Dia malah berbicara dengan ekspresi tenang.Nama pria paruh baya itu adalah Harjaya. Dia adalah kakaknya Yudha dan juga salah satu praktisi ilmu mistis hebat yang langka.Seorang jenderal paruh baya ber

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2121

    Setelah Sagara memberikan perintahnya, semua orang di dalam dan luar kamar yang mendengarnya langsung gemetaran. Mereka yang merasa ketakutan dan juga kaget berkomentar."Keluarga Gomies sudah bertahan selama ribuan tahun di Negara Yumai dan nggak pernah terpuruk. Semua presiden sangat menghormati Keluarga Gomies.""Sekarang Sagara malah ingin membunuh Kepala Keluarga Gomies. Bahkan, dia juga ingin mengendalikan Keluarga Gomies? Benar-benar gila!""Tapi, nggak salah juga. Keluarga Gomies sudah berpihak pada Negara Darsia dan menjadi bawahan Tirta. Bagi Negara Yumai, bahaya kalau mereka dibiarkan hidup.""Pak Sagara berani sekali!"Para pengawal menahan perasaan mereka yang campur aduk. Mereka buru-buru memanggil semua pasukan di sekitar yang bisa dikerahkan dalam waktu singkat. Totalnya ribuan orang. Semuanya menyerbu Yudha.Tempat tinggal Sagara dikepung oleh ribuan pasukan. Bahkan jumlah pasukan terus bertambah dengan cepat. Selain itu, segerombolan pasukan bersenjata lengkap pergi k

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2120

    Parviz melanjutkan dengan ekspresi canggung, "Tapi, semua orang yang diutus nggak kembali. Bahkan kami kehilangan kontak dengan mereka. Pemuda yang bernama Tirta itu yang membuat air spiritual."Sebenarnya orang Negara Kawria yang pergi untuk membunuh Tirta mati di tangan orang Negara Martim. Namun, tidak ada orang Negara Kawria yang hidup. Tentu saja Parviz yang tidak tahu kebenarannya menyalahkan Tirta.Beberapa petinggi tidak menyukai Parviz karena merasa dia merebut posisi wakil direktur. Salah satu dari petinggi itu menggeleng sambil menanggapi, "Pak Parviz, semua yang kamu bilang sama sekali nggak membantu kami yang ingin mendapatkan cara pembuatan air spiritual."Petinggi itu menyarankan, "Sebaiknya kamu bicarakan masalah pribadi dengan Pak Cavero berduaan saja. Jangan habiskan waktu kami."Saat Parviz hendak bicara, Cavero menyela dengan ekspresi senang, "Nggak, kalian salah. Kebetulan Parviz memberiku cara dan ide yang bagus!"Sebagian besar petinggi menunjukkan ekspresi bingu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2119

    Awalnya Yasmin berniat menunggu di kamar untuk mengamati Tirta dan Nabila. Begitu mendengar perkataan Tirta, Yasmin langsung marah-marah, "Huh! Guru jahat! Aku sangat membencimu! Kamu pasti akan menangis setelah aku dewasa!"Yasmin menggendong kucing putih dan buru-buru keluar dari kamar. Saat ini, hanya tersisa Tirta dan Nabila di kamar. Mereka bertatapan sembari tersenyum.Pertarungan dengan teknik yang berbeda dimulai. Apa daya, Tirta berencana pergi ke ibu kota besok. Jadi, dia berusaha keras untuk menutrisi tubuh semua kekasihnya. Tirta tidak tahu bagaimana caranya memberi tahu mereka.....Pada saat yang sama, di Negara Kawria. Puluhan orang yang menjabat posisi penting, direktur yang bernama Cavero, dan wakil direktur yang bernama Parviz berkumpul di ruang rapat petinggi Perusahaan Vistar. Ekspresi mereka semua tampak serius.Cavero yang berusia 50 tahun lebih mengamati semua orang dengan pandangan tajam, lalu berkata, "Belakangan ini Keluarga Hadiraja dari ibu kota Negara Darsi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2118

    Luvia kembali berkata, "Terima kasih banyak, Dik."Setelah memilih lokasi, Tirta juga menanyakan desain vila kepada Luvia. Akhirnya, Luvia memilih untuk membiarkan Tirta membuat keputusan sesudah mempertimbangkannya beberapa saat.Luvia berujar, "Aku ingin ikuti kebiasaan orang-orang di sini setelah pindah ke tempat baru. Lebih baik aku ikuti saranmu saja."Tirta juga tidak menolak. Dia menyimpan ponsel, lalu menyahut, "Oke. Besok aku akan beri tahu Kak Farida setelah dia selesai istirahat. Nanti aku suruh dia utus lebih banyak bawahan biar bisa langsung mulai bekerja. Kalau kerja mereka cepat, kemungkinan satu atau dua bulan sudah selesai."Tirta menambahkan, "Bu Luvia, masalahnya para tetua dan murid sekte kalian nggak punya tempat tinggal yang nyaman untuk beberapa waktu ini."Luvia yang malu membalas, "Nggak masalah. Justru kami yang sudah merepotkan kamu."Tirta melambaikan tangannya sembari menimpali, "Aduh, kita semua ini keluarga. Selain itu, selama ini kita selalu bersikap sun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status