Share

Bab 972

Author: Hazel
Ayu mengantar Arum dan Yanti ke luar klinik. Saat ini, hanya tersisa Ayu, Melati, dan Nia di klinik. Jadi, Nia pun punya tempat untuk tidur.

"Arum, kulihat kamu agak murung. Apa ada masalah?" tanya Yanti dengan curiga.

"Nggak kok, aku cuma capek siang tadi. Nggak ada masalah," sahut Arum yang menghela napas.

Awalnya, Arum hanya ingin mencoba dengan Tirta. Dia tidak berniat untuk merebut Tirta atau bersaing dengan Ayu dan lainnya.

Namun, setelah mereka benar-benar bersama, Ayu malah tidak bisa menahan kecemburuannya melihat Tirta bersama wanita lain.

"Masa? Aku rasa kamu agak aneh hari ini. Aku pikir kamu ditindas orang. Baguslah kalau nggak ada. Kalau ada yang berani menindasmu, bilang saja padaku. Aku suruh Zoro dan Kuro gigit mereka!" ucap

Yanti sambil menepuk dadanya. Namun, dia tidak begitu percaya pada ucapan Arum.

"Terima kasih, Bu Yanti. Oh ya, kamu datang malam-malam untuk cari Tirta karena masalah perban di dada?" Arum langsung mengalihkan topik.

"Kamu tahu Tirta yang membalut
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
hans
***** seru lanjut
goodnovel comment avatar
Aditiya Sr
apa yang terjadi.. ya terjadilah...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2083

    Mana mungkin Elisa tahu Heidi adalah wanita langka yang mempunyai Tubuh Isap Alami? Heidi malah makin tangguh saat berhubungan intim dengan pria. Tubuhnya tidak akan merasakan pengaruh negatif. Kenikmatan yang dirasakannya malah makin intens.Dari awal, Heidi sudah tenggelam dalam kenikmatan. Dia langsung melupakan logika, moral, etika, dan prinsip. Heidi hanya menikmati kepuasan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.Kebetulan Tirta juga makin tangguh saat berhubungan intim. Dia mempunyai senjata tak tertandingi yang langka. Tirta juga sangat berpengalaman. Ketika mencapai klimaks, dia juga tidak memikirkan Heidi baru berhubungan intim pertama kali.Tirta langsung mengerahkan semua tekniknya. Heidi tidak menolak, malah meladeninya. Dia terus mengeluarkan suara desahan yang memabukkan.Alhasil, mereka berdua kehilangan kendali. Keduanya melupakan Elisa dan Althea sudah menunggu di luar selama delapan jam. Tirta dan Heidi menikmati kepuasan yang belum pernah dirasakan sebelumnya.Mer

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2082

    Namun, akhirnya logika Heidi bisa melawan nafsunya. Dia tetap bernafsu, tetapi dia tidak boleh melakukannya. Alasannya karena dia pasti tidak bisa menerima hasilnya.Heidi menahan keinginannya dan bergumam sambil menggeleng, "Pokoknya nggak boleh .... Kalau begitu, bukannya aku menjadi wanita murahan yang diremehkan orang-orang? Sekarang dia sudah hilang ingatan, aku lebih memahami urusan hubungan intim daripada dia."Heidi melanjutkan, "Kalau Elisa tahu gurunya ... melakukan hal itu demi kesenangan sesaat, bagaimana pandangan Elisa terhadapku?"Tirta berpura-pura tidak tahu dan tiba-tiba mendekati Heidi. Mereka bisa mencium napas satu sama lain karena jarak mereka sangat dekat. Dia bertanya, "Kak, apanya nggak boleh? Kamu berubah pikiran ya? Nggak suruh aku pergi lagi?"Heidi tidak berani melihat Tirta lagi. Tangannya yang mencabut jarum juga bergetar. Dia menyahut, "Bukan begitu ... bajingan mesum. Kamu keluar saja. Aku mau pakai baju setelah cabut jarum."Tirta bisa melihat dengan j

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2081

    Hati Tirta berbunga-bunga, tetapi dia tetap berpura-pura bodoh dan lanjut mempermainkan Heidi, "Kak, kamu bilang apa? Aku mau berbaring di mana?"Tirta juga mencegah Heidi tahu dia berpura-pura. Wajah Heidi memerah. Hanya saja, dia tetap berusaha tenang dan berkata dengan lirih, "Ternyata ... kamu bahkan nggak ingat hal ini. Sini, aku bisikkan padamu ...."Tirta merasakan napas Heidi yang wangi di wajahnya sehingga dia gemetaran. Setelah mendengar ucapan Heidi, Tirta menyahut, "Oh. Oke, Kak."Tirta bersandar di dada Heidi dengan ekspresi bingung. Napas Tirta yang panas membuat hati Heidi bergetar. Dia menceletuk, "Kenapa begitu panas?"Sekujur tubuh Heidi panas. Telinganya yang lembut juga memerah, benar-benar indah.Namun, Tirta tetap tidak melakukan apa pun. Dia tidak buru-buru. Takutnya nanti ketahuan kalau dia terlalu buru-buru. Tirta bertanya, "Kak, apa yang harus kulakukan lagi setelah ini?"Sebaliknya, Heidi yang mulai tidak sabar. Dia menyahut, "Kamu bodoh sekali .... Begini du

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2080

    Tirta sudah mencapai tingkat pembentukan fondasi tahap keenam. Tentu saja Pil Pelupa Cinta tidak berpengaruh kepadanya. Namun, Tirta kepikiran cara untuk mempermainkan Heidi.Begitu gerakan Tirta berhenti, Heidi juga berhenti merasakan hal baru itu. Dia masih belum puas, tetapi dia merasa malu untuk mengungkapkannya.Melihat Tirta terdiam, Heidi mengira efek Pil Pelupa Cinta mulai bereaksi. Dia bertanya, "Bajingan mesum, kamu ... baik-baik saja, 'kan?"Tampak Tirta mengamati sekeliling dengan ekspresi bingung, lalu dia bertanya, "Kak, kamu siapa? Kenapa aku ada di kamarmu? Kenapa kamu panggil aku 'bajingan mesum'?"Heidi membatin, 'Eh? Bajingan mesum ini hilang ingatan? Nggak mungkin, Pil Pelupa Cinta nggak buat orang hilang ingatan .... Apa ini karena dia mengonsumsi terlalu banyak Pil Pelupa Cinta?"Heidi yang berpikiran seperti ini bertanya, "Kamu masih ingat Elisa siapa?"Tirta menggaruk kepalanya seperti tidak ingat apa pun lagi. Dia menyahut, "Elisa? Siapa Elisa? Namanya cantik s

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2079

    Tirta langsung menyanggupinya, "Oke, Kak. Pegang omonganmu. Aku makan pilnya."Tirta meletakkan mangkuk obat terlebih dahulu, lalu mencari Pil Pelupa Cinta dari saku baju Heidi. Dia langsung menelan enam pil itu tanpa ragu sedikit pun.Akhirnya, Heidi mengangkat kepalanya dan bertanya, "Bajingan mesum, kamu bahkan nggak tanya dulu. Kamu nggak takut aku suruh kamu konsumsi racun mematikan?"Jelas-jelas Heidi tahu dia dan muridnya bisa bebas setelah Tirta mengonsumsi Pil Pelupa Cinta. Namun, entah kenapa hati Heidi terasa tidak nyaman.Tirta menyahut, "Biarpun Kakak suruh aku minum racun mematikan, aku juga nggak akan ragu untuk meminumnya. Nggak ada bedanya aku tanya atau nggak. Sudah, Kak. Sekarang aku sudah mengonsumsi pilmu, giliran kamu yang minum obat."Tirta mengangkat mangkuk, lalu lanjut menyuap Heidi obat. Ucapan Tirta membuat jantung Heidi berdegup kencang. Selain itu, perasaan tidak nyaman di hati Heidi langsung hilang. Tubuh Heidi juga sangat ringan seolah-olah melayang di u

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2078

    "Kamu ...," ucap Heidi dengan ekspresi bimbang. Kemudian, dia yang teringat sesuatu melanjutkan, "Aku tahu. Kamu mau pakai cara ini untuk meniduriku. Sebenarnya kamu nggak akan berikan warisan Petani Suci kepadaku, 'kan?"Tirta tidak bisa berkata-kata. "Em ....""Kenapa? Apa omonganku kali ini juga benar? Kamu punya warisan Petani Suci, tentu saja kamu bisa mendapatkan wanita dan kekayaan yang banyak. Mana mungkin kamu mau serahkan warisan itu kepada orang lumpuh sepertiku cuma karena omonganku?" sergah Heidi.Heidi makin yakin. Perasaan tidak suka kepada Tirta makin terlihat jelas dari tatapannya. Bahkan Heidi curiga Elisa ditipu Tirta dengan cara seperti ini.Hanya saja, Heidi tidak tahu Tirta disokong Genta. Itu berarti Tirta memiliki warisan yang tak terhitung jumlahnya. Tentu saja Tirta tidak merasa Tungku Petani Suci sangat penting.Tirta membalas sembari menggeleng, "Kak, kamu menganggapku terlalu jahat. Selain itu, kamu juga bukan orang lumpuh. Bagiku, kamu seorang bisa menandi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status