Share

Bab 5

"Kerjakan semua tugasmu dengan benar. Selama kamu bekerja keras mencari bukti lengkap tentang siapa dalang sesungguhnya di balik kejadian yang menimpaku, maka biarkan aku istirahat sejenak disini tanpa adanya urusan kantor yang menggangguku. Dan ingat untuk melaporkan apapun yang kamu temukan melalui email." Pungkas Abercio sebelum ia keluar dari mobil.

"Hah?! Ba-baik tuan muda." jawab Ryan tersadar dari lamunannya.

Abercio melangkah kearah pintu utama rumah sakit saat melihat dari kejauhan kalau Cheryl sudah keluar dengan beberapa orang yang mengangkat kardus. Dan bisa di pastikan jika itu adalah kardus obat-obatan yang memang di perlukan untuk klinik di desa.

"Tuan muda tersenyum? Apa aku tidak salah lihat? Aku tidak sedang bermimpi kan?" gumam Ryan yang masih belum bisa mencerna situasi dengan benar.

Dan kini sudah terlihat jelas bukan alasan dan tujuan Abercio sangat ingin ikut pergi ke kota bersama dengan Cheryl kali ini. Ternyata ia sudah membuat janji temu dengan orang kepercayaannya disana.

Tentang bagaimana Abercio bisa membuat janji temu dengan orang kepercayaannya itu diawali saat ia baru saja tersadar dari komanya waktu itu.

Abercio ingat semua dengan jelas, bagaimana dia yang tiba-tiba di hadang rombongan orang asing yang dengan brutal menyerangnya tanpa memberikan dia kesempatan untuk melawan balik orang-orang itu. Bahkan terakhir yang dia ingat, ia menerima 2 tembakan yang membuatnya merasa sudah kehilangan nyawanya saat itu juga.

Saat Abercio berjuang keras keluar dari tepi jurang, ia samar-samar melihat bayangan seseorang berjalan kearahnya. Namun setelah itu Abercio tidak ingat apa-apa lagi karena ia pingsan kehabisan banyak darah serta tenaganya terkuras habis.

Setelah sadar, ia baru tahu bahwa saat itu ia berada di klinik desa. Namun untuk mencari tahu siapa dalang yang berniat menyingkirkannya, ia lebih memilih berpura-pura lupa ingatan demi kelancaran rencananya.

Abercio yang bisa mengingat dengan jelas wajah orang yang sudah menembakkan peluru kearahnya waktu itu, ia diam-diam mulai menggambar wajah orang tersebut dan menyembunyikannya dari para perawat maupun Cheryl.

Hingga suatu hari datang sebuah kesempatan yang membuat Abercio bisa menghubungi Ryan (Asisten sekaligus orang kepercayaannya). 

Saat itu ada sesuatu hal yang mengharuskan Abercio tinggal dengan Cheryl di rumah dinas Cheryl. Kesibukan Cheryl yang selalu menghabiskan waktu di klinik untuk bekerja, maka kesempatan itu Abercio gunakan untuk memakai komputer yang ada di rumah itu sebagai alat berkomunikasi dengan Ryan.

Ditambah lagi Cheryl memberikan sebuah ponsel untuknya sebagai alat komunikasi jika Abercio membutuhkan sesuatu.

Dari sinilah Abercio memberikan perintah pada Ryan untuk segera melacak orang-orang yang sudah mencelakainya sampai ia hampir saja kehilangan nyawa. Dengan bermodalkan sketsa gambar yang ia berikan sebagai petunjuk awal. Dan Abercio melarang Ryan menghubunginya, kecuali Abercio duluan yang memberi kabar.

**********

Kamu darimana?" tanya Cheryl yang melihat Abercio berjalan menghampirinya dari arah tempat parkir. Padahal tadi Cheryl menyuruh Abercio menunggu di kantin.

"Hanya melihat-lihat sekitar sini." jawabnya singkat lalu mengambil alih kardus yang ada di tangan Cheryl kemudian ia berjalan mendahului Cheryl menuju ke mobil mereka.

"Apa gadis itu yang di maksudkan tuan muda? Sepertinya iya. Kalau di lihat dari kedekatan mereka berdua." gumam Ryan yang berada di dalam mobil sambil memperhatikan interaksi antara Abercio dan Cheryl. "Aku bisa merasakan kalau tuan muda tertarik padanya." 

Ryan tersenyum melihat tuan mudanya bisa tersenyum bahagia, dan Ryan sangat yakin jika tuan mudanya sedang jatuh cinta saat ini pada dokter yang sudah merawatnya itu.

Setelah merasa sudah cukup, akhirnya Ryan memutuskan untuk segera pergi meninggalkan tempat itu dan kembali pada tugas utamanya.

"Oh ya, apa kamu sudah makan?" tanya Cheryl sambil berlari kecil mengejar Abercio didepannya.

"Belum." jawabnya singkat.

"Loh kenapa? Bukankah tadi aku sudah menyuruhmu untuk makan." ucap Cheryl sambil menarik bahu Abercio untuk menghentikan langkah kakinya.

"Aku menunggumu untuk makan bersama." jawab Abercio ketika ia berbalik untuk berhadapan dengan Cheryl.

"Eh?!" Cheryl Speechless mendengar jawaban Abercio. Sampai ia tidak menyadari kalau kini lelaki itu sudah berjalan meninggalkannya.

Walaupun terlihat jika Cheryl salah tingkah akibat ucapan sederhana dari Abercio, namun ia tetap bersikap biasa seperti tidak terjadi apa-apa pada jantung yang kini berdebar kencang.

Cheryl dan Abercio kini sudah berada di kantin rumah sakit untuk makan sebelum mereka melanjutkan kembali perjalanan pulang ke desa. Tak lama suster dan sang sopir juga bergabung dengan mereka.

"Bukankah itu tuan muda dari keluarga Danurendra?" ucap seseorang yang baru saja turun dari mobil Fortuner sambil memperhatikan Abercio yang sedang berjalan bersama seorang gadis keluar dari kantin rumah sakit menuju ke parkiran mobil.

"Tapi apa yang ia lakukan disini?" 

"Ah, tidak mungkin kalau itu tuan muda Danurendra. Aku rasa hanya mirip saja, lagi pula sangat mustahil tuan muda Danurendra berpenampilan seperti itu." lanjutnya saat melihat penampilan Abercio dari ujung rambut sampai ujung kaki.

*********

Cheryl asyik bercengkrama dengan suster dan juga sang sopir saat perjalanan kembali ke desa, sedangkan Abercio seperti biasa hanya diam menikmati pemandangan. Sesekali terlihat senyum tipis saat mendengar candaan yang Cheryl lontarkan.

Setelah 3 jam lebih, kini akhirnya mereka sampai di klinik desa. Dan seperti dugaan Cheryl, mereka sampai di desa hari sudah menjelang malam.

Setelah semua urusannya selesai Cheryl dan Abercio berjalan pulang menuju ke rumahnya. 

"Bagaimana perasaan kamu setelah ikut ke kota? Apa ada hal yang bisa membuatmu teringat sesuatu?" tanya Cheryl.

Abercio menoleh kearah Cheryl dengan tatapan yang sulit diartikan. "Apakah kamu ingin segera mengusirku, kalau aku sudah mengingat semuanya?" ucap Abercio dengan wajah datar.

"Hah?" Cheryl terkejut saat mendapat pertanyaan seperti itu. "Bu-bukan begitu maksudku. Sebagai seorang dokter, aku pasti akan senang jika pasien yang sedang aku tangani segera pulih dan bisa mengingat semuanya." Cheryl berusaha menjelaskan maksud dari perkataannya agar Abercio tidak tersinggung.

Cheryl menghela napasnya, "Keluargamu pasti merasa sangat khawatir saat ini, mereka pasti kebingungan mencari keberadaan kamu. Kalaupun kamu bisa ingat semuanya, aku tidak berniat untuk mengusirmu dari sini. Tapi setidaknya kamu bisa memberi kabar pada keluarga kamu tentang kondisi kamu agar mereka tidak cemas." lanjut Cheryl.

Abercio hanya diam dan terus berjalan menatap ke depan tanpa melihat Cheryl yang berjalan di belakangnya. "Kenapa banyak sekali orang di depan rumah kita?" ucap Abercio yang melihat banyak sekali orang berkerumun di depan rumah mereka.

Cheryl yang mendengar ucapan Abercio langsung melihat kearah rumah. Ia menatap kearah Abercio bingung.

"Nah akhirnya mereka berdua datang juga." celetuk salah satu warga desa yang membuat para warga kompak menatap kearah keduanya.

"Ada apa ya pak?" tanya Cheryl bingung karena banyaknya warga yang berkumpul di depan rumahnya. Di tambah lagi sebagian warga terlihat tegang.

"Begini Bu dokter, para warga merasa keberatan jika Bu dokter dan pemuda ini tetap tinggal satu rumah. Apalagi kami semua tahu jika Bu dokter masih single, takutnya menimbulkan fitnah yang tidak diinginkan." ujar pak RT selaku perwakilan dari warga menjelaskan maksud kedatangannya.

"Betul, kalian sudah cukup lama tinggal satu atap. Apalagi kalian bukan muhrim, akan sangat dekat dengan zina." celetuk salah satu warga.

"Dan kami selaku warga disini tidak mau ikutan terkena balak buruk dari perbuatan kalian nanti." timpal yang lain.

"Betul itu." sambung warga yang lain.

Abercio dan Cheryl terkejut sekaligus bingung dengan situasi saat ini. Karena memang mereka tidak menyangka akan ada kejadian seperti ini. Apalagi ini sudah 3 bulan lebih sejak Abercio tinggal bersamanya.

"Tapi kami tidak melakukan hal-hal aneh seperti itu, memang benar kami tinggal satu rumah. Itu karena dia masih dalam masa penyembuhan dan sampai saat ini dia belum bisa mengingat semua termasuk keluarganya sendiri. Jadi saya mohon pengertian bapak-bapak sekalian." ucap Cheryl berusaha menjelaskan.

"Maaf Bu dokter. Kami percaya dengan apa yang Bu dokter katakan, tapi kami juga tidak mau dokter dan pemuda ini tetap tinggal dalam satu atap tanpa adanya ikatan." ucap pak RT menengahi.

Cheryl mengerutkan keningnya, "Maksud pak RT gimana?" tanya Cheryl yang tidak mengerti.

"Kalau dokter masih mempertahankan dia untuk tinggal disini, maka kalian harus segera menikah agar terhindar dari fitnah." ucap pak RT tegas.

Cheryl dan Abercio kompak terkejut bukan main mendengarnya. "Hah? Menikah?" 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status