Share

Bab 6

Kini di dalam rumah Cheryl sedang berkumpul beberapa orang dari perwakilan warga desa, termasuk Dokter Burhan yang sebelumnya sudah di hubungi Cheryl supaya datang membantu memberikan penjelasan pada warga desa.

“Sebelumnya saya minta maaf pak RT dan para warga, apa tidak ada solusi lain selain mereka harus menikah?” Dokter Burhan menjeda ucapannya sambil melihat pak RT yang ada di depannya lalu ia beralih melihat keluar.

“Karena begini, bukankah kita semua tahu jika nak Abercio saat ini sedang kehilangan sebagian ingatannya? Apalagi dia tidak memiliki dokumen pendukung sama sekali yang menunjukkan siapa dia, dimana keluarganya, dimana dia tinggal dan lain sebagainya. Jadi alangkah baiknya jika kita memakai sedikit hati nurati kita untuk membantu kesembuhan beliau tanpa harus memaksanya untuk menikah dengan Cheryl.”

“Kita juga tahu selain Cheryl sebagai Dokter di klinik desa, dia juga dokter yang bertanggung jawab akan kesembuhan Abercio. Jadi saya sangat yakin kalau mereka tidak akan melakukan hal-hal negatif di luar batas, karena saya tahu hubungan mereka sebatas dokter dan pasien tidak lebih dari itu.”

Dokter Burhan berusaha meyakinkan semua orang yang hadir agar membatalkan niat mereka memaksa Cheryl dan Abercio menikah. Karena jujur didalam hatinya Dokter Burhan tidak menyetujui pendapat para warga yang meminta mereka segera menikah hanya karena mereka berdua tinggal dalam satu rumah tanpa adanya ikatan.

“Kalau soal menikahkan mereka sendiri, saya pribadi tidak setuju. Mengingat jika ponakan saya ini masih sangat muda, masih butuh meniti karirnya ke jenjang yang lebih bagus, apalagi dia sangat ingin melanjutkan kuliahnya untuk menjadi dokter spesialis bedah syaraf. Tolong pak RT dan para warga desa bisa memahami posisi Cheryl dan nak Abercio disini.” lanjut Dokter Burhan.

Cheryl masih terlihat cemas, ia tidak bisa tenang duduk di kursinya. Ia tidak ingin terpaksa menikah dengan orang asing yang kini ada di sampingnya itu. Apalagi Cheryl tidak tahu apa-apa tentang Abercio.

Namun berbeda dengan Abercio yang sangat tenang dan menyimak serius percakapan Pak RT dan Dokter Burhan supaya bisa mencapai kesepakatan bersama. Sepertinya Abercio tidak ada rasa khawatir sedikitpun tentang keputusan apa yang akan terjadi nantinya.

“Saya tahu dan memahami apa yang menjadi kekhawatiran dokter Burhan, tapi sebagai ketua RT di desa ini saya tidak bisa mengabaikan permintaan para warga desa begitu saja. Mengingat dokter Cheryl dan nak Abercio tidak ada alasan yang jelas untuk bisa tinggal bersama. Di tambah lagi mereka bukan muhrim, akan sangat rentan dekat dengan zina.” jawab pak RT.

Terdengar helaan napas berat dari Dokter Burhan, ia tidak tahu lagi bagaimana meyakinkan pak RT dan yang lain supaya tidak terjadi pernikahan antara Cheryl dan Abercio.

Berbagai alasan sudah ia utarakan agar menjadi bahan pertimbangan pak RT dan yang lain agar tidak memaksakan Cheryl dan Abercio menikah.

“Di desa ini memang sangat ketat dengan aturan-aturan yang sudah ada dari zaman nenek moyang kita terdahulu, termasuk salah satunya sangat pamali untuk anak laki-laki dan perempuan tinggal satu rumah tanpa adanya ikatan pernikahan ataupun ikatan sebagai keluarga.” jelas salah satu ketua pemuda-pemudi di desa tersebut yang memang ikut dalam rapat dadakan itu.

“Sudah seperti tradisi yang tidak dapat kami langgar, karena kami sebagai warga desa harus menegakkan aturan yang sudah berlaku turun-temurun dari zaman nenek moyang kami dahulu.” ucap salah satu kepala adat.

“Kalau dokter Cheryl dan laki-laki itu tidak bersedia menikah dan mengikuti aturan yang sudah berlaku, maka sebaiknya laki-laki itu segera pergi dari Desa, supaya tidak menimbulkan balak bencana buruk bagi desa kami.” celetuk salah satu warga yang ada di luar (teras rumah).

“Betul itu, kami tidak mau menanggung balak dari hasil perbuatan kalian.” sahut yang lain.

“Setuju, setuju.” sambung warga yang lain yang semakin ramai berteriak dari luar rumah.

Dokter Burhan menatap Cheryl yang masih cemas dan gelisah. Ia sangat memahami bagaimana perasaan ponakannya tersebut, pasti ini akan terasa sangat berat untuknya. Di tambah lagi Cheryl tidak tahu asal-usul lelaki yang akan menjadi suaminya ini.

“Baiklah, saya akan menikahi Dokter Cheryl.” tiba-tiba Abercio bersuara dengan tenang tanpa beban di tengah kegaduhan yang sedang berlangsung.

“Hah?” Cheryl terkejut dan langsung melihat kearah Abercio yang duduk disampingnya. “Apa-apaan kamu ini? Jangan mengambil keputusan sepihak begitu dong.” protes Cheryl seakan tak terima.

“Kamu kira pernikahan itu main-main?” kesal Cheryl. “Aku nggak mau, aku nggak mau kalau harus menikah sama kamu.”

“Sebentar kami diskusi dulu,” Dokter Burhan menarik tangan Cheryl untuk segera mengikutinya masuk kedalam kamar meninggalkan Abercio dan yang lain di ruang tamu.

Setelah sampai kedalam kamar Cheryl, Dokter Burhan menatap Cheryl dalam. “Om tidak tahu lagi harus bagaimana, sekarang keputusan ada ditangan kamu.”

“Cheryl, Om tahu ini pasti berat untukmu. Tapi tidak ada jalan keluar dari masalah ini selain kamu memang harus menikah dengan Abercio.” ucap Dokter Burhan dengan kedua tangannya berada di bahu Cheryl seakan ingin memberikan dukungan pada ponakannya itu.

“Tapi om__”

“Kamu dengar sendiri kan bagaimana om sudah berusaha mencegah agar tidak terjadi pernikahan antara kamu sama Abercio, tapi hasilnya apa? Mereka tidak mau menerima alasan apapun.”

“Tapi aku tidak mau menikah sama dia Om, kami tidak mengenal satu sama lain. Ditambah lagi aku tidak tahu apa-apa tentang dia.” ucap Cheryl bingung bagaimana lagi harus menolak permintaan para warga.

Dokter Burhan menghela napas, “Dengarkan om baik-baik, kalau Abercio pergi dari desa ini, nyawanya akan terancam. Mengingat orang yang sedang mencelakainya belum ketemu sampai sekarang. Om sudah meminta bantuan orang kepercayaan om, tapi sangat sulit melacak siapa yang sudah mencelakai Abercio.”

Cheryl menghela napas, terlihat dari manik matanya ia juga sama bingungnya dengan Om-nya itu.

“Pernikahan bukan sesuatu hal untuk bisa di buat main-main, Om. Aku tidak mau menikah hanya karena paksaan dari para warga atau yang lainnya, aku pengen pernikahan aku terjadi atas dasar cinta, Om. Bukan karena terpaksa seperti ini.” lirih Cheryl dengan wajah sendu. Tatapannya lurus ke bawah dimana ia bisa melihat lantai keramik putih dari kamarnya.

“Om tahu, lantas apa yang bisa kita lakukan sekarang? Kamu mau membiarkan Abercio pergi dari desa ini begitu saja? Sedangkan kamu tahu kalau ada yang sedang mengincar nyawanya. Tolong kamu pikirkan baik-baik, Cheryl. Ini menyangkut nyawa seseorang yang di pertaruhkan disini. Seandainya pernikahan kamu sama dia bisa menyelamatkannya, aku rasa ayah kamu pasti akan bangga denganmu.” ucap Dokter Burhan memberi pengertian pada ponakannya itu.

Cheryl terdiam, ia tidak bisa lagi berpikir jernih dengan situasi seperti ini. Apa dia harus mengorbankan impiannya, masa depannya, hanya untuk menolong laki-laki yang bernama Abercio itu? Apa semua akan setimpal jika ia melakukan itu?

Lagi-lagi terdengar helaan napas berat Cheryl, “Baiklah, Om.” jawab Cheryl pada akhirnya.

Bersambung ...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status