Share

Roh jahat

Author: Red Water
last update Last Updated: 2023-03-23 14:26:18

“AAAAAAH!”

BRUK!

Roh jahat meleset begitu juga dengan Ken yang membuat mereka saling bertubrukan satu sama lain. Sera segera menjauh dari mereka sambil mencerna apa yang sebenarnya terjadi barusan.

Ken menendang roh jahat tersebut hingga terpental cukup jauh darinya, roh jahat itu melihat sekeliling—mencari Sera—ketika menemukannya ia langsung mengejar kembali, tetapi Ken meloncat tinggi lalu menariknya dan membantingnya ke tanah.

Karena kain maka luka yang roh jahat terima hampir tidak berasa sama sekali kecuali dipotong atau ditebas seperti tadi. Meski terluka ia mampu regenerasi dengan sangat cepat membuat Ken kewalahan.

"Anak itu. Bagaimana caraku mendekat jika orang itu masih berada di sini," ucap roh jahat tersebut di dalam hati.

"AKU AKAN KEMBALI NANTI," tegasnya lalu kabur menjauh dari mereka.

“Apa kamu tidak apa-apa? Ada yang terluka?” tanya Ken.

"Eh, aku tidak apa-apa. Hanya terkejut. Apa itu tadi? Hantu?" balasnya dengan wajah penasaran.

Sesuai mengucapkan hal itu, Ken sontak terkejut dan bingung sebab yang hanya bisa melihat roh jahat hanya orang-orang tertentu saja seperti miko—gadis suci. Ken mendekatkan wajahnya lalu menatap kedua mata Sera yang tampak berbinar-binar layaknya cahaya bintang.

Dia menyentuh dagunya dengan lembut kemudian tersenyum kecil seakan melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Bukannya senang diperlakukan seperti itu, Sera menjadi sangat jengkel. Ia memukul dagu Ken hingga ia terjatuh ke tanah,

Mata Sera bersinar menakutkan seakan mengancam Ken untuk tidak menyentuhnya. Dengan tangan mungilnya Sera menarik kerah baju Ken dengan sedikit condong ke depan lalu mengutarakan …

"Gara-gara kau! Gara-gara kau, aku hampir saja pipis di rokku! Kalau mau kelahi lihat dulu ada orangnya atau tidak? Bisa lihat tidak, sih?"

Ucapan itu seketika membuat Ken menjadi ikut kesal,"Huh? Kau sendiri punya mata, gak? Udah tahu ada roh jahat bukannya kabur tapi malah jadi patung! Punya kaki, gak?"

Intinya, mereka berdebat hebat hanya karena masalah sepele tanpa tahu bahwa roh jahat sedang menyusun rencana untuk merasuki Sera. Satu menit, lima menit, bahkan 15 menit sudah berlalu.

Sepertinya rencana itu tertunda sebab perdebatan mereka tidak berhenti. Roh jahat menjadi sangat kesal hingga akhirnya ia mencari bantuan untuk mengatasi hal ini.

Matahari sudah mulai terbenam, kegelapan mulai mendatangi mereka dari jauh, dan angin dingin menusuk kulit tidak menjadi hambatan mereka berdua dalam berdebat.

"Dasar! Tidak mau mengalah sama cewek!"

"Banyak omong! Cepat pergi sana! Soalnya kau beban!"

Ucapan 'Beban' memicu perdebatan baru. Dengan tangan gemetar dan mata berkaca-kaca, Sera meneriakkan kekesalannya soal hidupnya yang berat akibat dirinya yang selalu menjadi beban.

Ken menjadi tambah kesal setelah mendengar ocehan tersebut ia hendak membanting Sera ke kanan tapi ia melihat beberapa bagian kulit Sera membiru—lebam—membuatnya merasa iba. Di tengah kekesalannya itu meski hanya sekilas Ken melihat bayangan seseorang yang terpampang di wajah Sera seketika membuat Ken menjadi luluh.

"Se–Se—"

"Aku kembali! Untungnya aku tahu sejarah taman ini jadi aku mendapat bantuan," ujar roh jahat. Roh jahat tersebut memanggil tiga roh jahat yang sama sepertinya tapi berkepala labu halloween.

“Dia memanggil temannya. Satu saja sudah repot apalagi ditambah tiga,” ucapnya kesal.

Ken melepaskan diri dari Sera sambil mempersiapkan pisau bedahnya. Sera juga ikut berdiri seraya mengucek kedua matanya lalu Sera memegang kedua pundak Ken—menjadikan Ken tameng—seraya sedikit mengintip ke depan.

"Ngapain?" tanya Ken sambil meliriknya.

"Lihat labunya. Ditambah aku mau menumbalkanmu soalnya kau orang br***sek!"

Mendengar hal itu kedua mata Ken tampak terbakar hebat. Dia memegang erat pisaunya—bahkan hampir bengkok—lalu menatap tajam roh jahat tersebut seraya mengoceh banyak hal. Pertarungan kembali dilanjutkan. Kali ini benar-benar sangat sengit daripada yang sebelumnya.

Saking sengitnya, Sera terkena hembusan angin kuat dari pertarungan mereka hingga terguling-guling. Tapi entah bagaimana ia masih bisa bertahan. Sepertinya Sera tidak mengetahui alasannya atau dia tahu tapi tidak ingin menceritakannya?

"SUDAH KUBILANG KALAU BERTARUNG ITU LIHAT-LIHAT DULU!" jengkel Sera seraya berdiri tanpa merasa sakit sedikitpun.

Sera melihat pertarungan mereka seperti kembang api yang meledak-ledak dari berbagai arah. Ia sedikit terpukau melihat pemandangan nan tegang ini hingga tanpa sadar salah satu roh jahat menghampirinya dari depan.

"Huh, aku lengah." Sera berusaha menghindar tapi sudah terlambat.

Sring!

"Grrr!" Roh jahat itu menghilang tanpa sisa.

Di hadapannya sekarang hanyalah Ken yang terengah-engah. Ken menatapnya dengan penuh kelegaan—karena dia berhasil tepat waktu—sebelum kemudian serangan kembali berlanjut.

"Wah! Datang lagi!" panik Sera.

Ken menangkis serangan-serangan itu sambil mendekap Sera dengan sangat erat di pelukannya. Wajah Sera menjadi merah merona, ia tahu kalau ia sedang dilindungi tapi jika caranya seperti ini maka dirinya akan mati akibat jantung yang berdebar-debar kencang.

Dipikiran Sera,"Wah, impian para wanita itu seperti ini ya? Dilindungi oleh pria idaman tapi pria ini …Br***sek jadi tidak termasuk." Raut wajahnya juga berubah menjadi datar. Tanpa sadar, serangan roh jahat semakin mengganas hingga membuat mereka berdua terpisah cukup jauh.

Dan disinilah masalah baru muncul. Sera yang terpisah langsung direbut oleh roh jahat lalu dirasuki oleh roh jahat tersebut. Kesadaran Sera menjadi memudar, ia berusaha merebut kembali kesadaran tapi dia tidak mampu melakukannya.

Tenggelam dalam lautan gelap nan dalam, rasa kantuk yang sangat kuat, hingga akhirnya ia ditarik oleh tangan-tangan hitam ke bawah seakan jiwanya berusaha dilenyapkan.

"Ha ha ha ha! Aku mendapatkan tubuh yang sangat teramat luar biasa ini! Sekarang waktunya menghabisimu!" Tawa roh jahat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dokterku Pemburu Roh   Bencana

    Almin mengecek sekitaran lalu meminta mereka untuk bergegas pergi dari sini. Namun, belum sempat untuk berlari mereka semua tiba-tiba terjatuh tanpa sebab seakan ada yang menarik kaki mereka.Dari jauh, terdengar suara dedaunan yang amat sangat berisik. Secara mengejutkan, Almin terangkat ke atas, ia mencoba meraih dahan pohon tapi sayang belum sempat meraihnya sesosok bayangan hitam muncul dan menelannya."Almin? ALMIN! DASAR!" Repi berdiri lalu menerjang bayangan hitam itu.Bayangan itu juga ikut menerjang serta hendak melahap Repi, tetapi Embi dengan berani menarik Repi hingga jatuh ke belakang hingga terguling dengan begitu Embi yang di lahap.Tidak ingin perjuangan mereka sia-sia, Yuri langsung membantu mereka semua untuk berdiri lalu berlari sekencang mungkin kecuali Sera yang ketakutan hingga tak mampu mengerakkan kakinya.Yuri yang sangat kesal menyeret Sera tapi sayang bayangan hitam itu melemparkan kayu nan runcing ke arah mereka. Dengan sigap, Yuri langsung menjadi dinding

  • Dokterku Pemburu Roh   Kemah

    Semua menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang diperlukan lalu memasukkannya ke dalam mobil sewa. Pada awalnya Sera sempat ragu tetapi dirinya mempercayai perkataan Repi bahwa semuanya akan baik-baik saja.Mereka berangkat pagi-pagi dengan suhu udara yang menusuk kulit hingga membuat mereka bersin-bersin karena sangat dingin. Meski begitu, mereka tetap melanjutkan perjalanan menuju ke tempat perkemahan.Selama perjalanan, Sera hanya bisa menatap luar jendela mobil dengan wajah gelisah dan bergumam tidak jelas. Repi yang duduk di sebelahnya langsung menenangkan Sera dengan berbagai candaan."Ikan ikan apa yang profesinya ngelawak tapi gak ngelawak?" "Ikan apa?""Ikan badut ...Ketawa sedikit aja meski gak lucu.""Sudah tahu tidak lucu." Sera lanjut menatap luar.Tanpa ia sadari, ia dan teman-temannya sedang di awasi dari jarak yang amat jauh seakan sudah menanti kedatangan mereka. Sesuatu itu juga tampak melirik Sera lalu menghilang ketika Sera menoleh ke arahnya meski jaraknya sangat

  • Dokterku Pemburu Roh   Masa lalu

    "Sera! Ayo bangun. Bukankah kita akan berkemah besok? Jika kamu terus-menerus tidur besok kamu kesulitan tidur." Suara nan lembut terdengar.Dengan membuka matanya perlahan, Sera yang masih muda—sekitar 13 tahun—terbangun dari mimpinya yang menurutnya cukup mengerikan.Perempuan yang memanggilnya adalah Jasmine—yang lebih tua 4 bulan dari Sera—dia berambut panjang serta selalu bersikap seperti seorang ibu."Dasar! Sera, memangnya kamu itu kukang? Setiap hari hanya bisa tidur?" kesal seorang perempuan yang tatapannya tajam serta rambutnya pendek tapi berantakan."Hei! Jangan terlalu kasar Repi! Sera itu masih kecil," bela Jasmine."Kecil? Sebaiknya kau cuci matamu dulu!" ejek Repi.Tidak lama setelah mereka berdebat muncul perempuan lainnya. Salah satunya Embi berambut pendek tapi lurus, Nami dengan kuncir kudanya, dan Almin yang bersanggul plus berkacamata.Almin seperti pemimpin, dia sangat tegas tapi tetap kalem. Almin meminta mereka untuk bergegas menyiapkan semua barang dan melihat

  • Dokterku Pemburu Roh   Hari sabtu

    "Apa yang terjadi padanya? Apa dia …." Sera menahan ucapannya."Tidak mungkin. Dia sangat hebat dan kuat bahkan sekarang pun aku sama sekali tidak bisa menyainginya." Ken mengangkat kepalanya.Suasana dingin dan pemandangan nan asri terpampang di depan mereka. Sera menyadari sesuatu yaitu, hari sudah semakin larut bahkan jalanan menjadi gelap gulita.Dan juga Sera menyadari sesuatu yang lain yaitu bunga di taman bermekaran tanpa sinar matahari dan kupu-kupu yang berterbangan kesana kemari.Mungkin karena memiliki ciri khas khusus makanya hal seperti ini sudah biasa—itu yang dipikirkan Sera. Sambil berdiri, Sera meminta Ken untuk memberikannya senter jika punya."Ada." Ken berdiri lalu menggandeng Sera menuju ke rumahnya."Mana? Kok, kamu ikut?" tanyanya."Ada. Senternya aku biar kalau mataku menatapmu tidak silau. Bukankah ini senter paling keren?" gombalnya.Sera hanya bisa tersenyum malu. Di tengah jalan, Sera sempat gemetar akibat rasa takut yang menghantuinya sebab akhir-akhir ini

  • Dokterku Pemburu Roh   Serei 3

    Melihat Ken yang antusias, Serei mengajaknya ke dalam hutan agar aman dari manusia-manusia lainnya yang menganggap Ken bukan manusia.Tentu saja, bahaya terus mengintai Ken di dalam hutan—roh jahat yang tidak menerima keberadaan Ken serta hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan yang berbahaya.Serei mengetahui hal tersebut tapi tetap membawa Ken kesana, tentu saja Serei akan melindunginya sepenuh hati hingga Ken siap pergi ke dunia luar."Pelajaran yang akan aku ajarkan dulu adalah bahasa, huruf, dan angka. Kita mulai bahasa dulu." Serei mengambil daun lebar yang dijadikan buku dan ranting untuk dijadikan pensil."Bagaimana kamu bisa memahami bahasaku, Serei? Dan juga aku bisa memahami bahasamu. Apa kamu juga berasal dari tempat tinggalku?" "Oh, itu …Kamu akan tahu suatu hari nanti," Sera mengelak.Mereka pun melanjutkan pelajaran dengan suasana riang. Hingga tanpa sadar malam telah tiba, mereka berdua menghentikan pelajaran dan mencari tempat untuk tidur.Biasanya Serei tidur di atas pohon t

  • Dokterku Pemburu Roh   Serei 2

    Beberapa tahun yang lalu …"Tangkap, Tuan muda!" ucap seseorang dengan zirah lengkap.Seorang anak laki-laki—Ken—melarikan diri istana yang sangat teramat megah serta peradaban terlihat sangat maju berbeda dengan planet bumi yang manusia tinggali.Ken yang masih muda sekitar berumur 6 tahun menyadari bahaya yang sedang direncanakan oleh seseorang. Dia sadar bahwa keluar dari istana sangat sulit karena itu dia bertarung menggunakan tangan kosong.Meski sempat kalah, dia tidak menyerah dan terus melarikan diri hingga menemukan sebuah portal rahasia di ruang bawah tanah istana."Tuan muda ada di sana!" "Bertaruh atau tidak? Aku pilih bertaruh!" Ken memasuki portal itu seketika portal itu menghilang bersama Ken tanpa meninggalkan jejak.Para penjaga yang berbaju zirah berkumpul ke tempat itu seraya membongkar satu tempat ke tempat lain. Mereka sama sekali tidak bisa menemukan Ken."Mungkin dia pergi menggunakan portal yang aku buat." Muncul seseorang di belakang mereka."Hormat!" Semua p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status