Share

Roh jahat 2

Ken melepas jubah putihnya menyisakan kaos hitam ketat dan di bagian belakang kaosnya itu ada sebuah gagang pedang dan gelang yang berwarna merah tua. Ia mengambil gagang pedang itu seketika memunculkan laser berwarna biru tua.

Ia juga memakai gelangnya—di tangan kiri—mendadak rambutnya berubah menjadi warna putih dan matanya menjadi biru muda. Luka-luka yang ada di sekujur tubuhnya juga mendadak sembuh tanpa menyisakan satu goresan pun.

“Oh, kau salah satu ‘Dokter’ alam itu, ya? Dari matamu saja sudah terlihat. Itu sama sekali tidak akan merubah keadaan sedikit pun dan kau tam—”

Sring!

“Aku berikan kau satu kesempatan untuk keluar dari tubuhnya, jika tidak.” Ken mengacungkan pedangnya di leher Sera—sudah dirasuki.

Bukannya takut karena kecepatannya yang tinggi, Sera malah sengaja melukai lehernya membuat Ken harus menjauh darinya. Sera menghela napas lega lalu memanggil roh-roh jahat labu serta memunculkan lima tangan hitam.

Tidak hanya itu, ia juga memunculkan sebuah palu dan paku di kedua telapak tangannya. Sera memasukkan paku-paku itu ke sela-sela jarinya dan menggigit palunya di mulutnya.

Ken menutup mata, mengambil kuda-kuda, dan mengambil napas yang dalam. Ia memfokuskan pikirannya lalu meneriakkan,”KELUAR!” Dengan sangat keras hingga membuat roh-roh labu itu terbang tak beraturan.

Tapi sayangnya, roh jahat tersebut tidak keluar dari tubuh Sera. Merasa tak punya pilihan lain, ia akan menggunakan cara kekerasan untuk mengusirnya. Ia menggerakkan sedikit jari-jarinya seketika memunculkan perisai bening di gelangnya.

“SERANG!”

“MAJULAH!”

Pertarungan kembali dilanjutkan. Kali ini Ken lebih unggul dari roh jahat, dia bergerak secepat kilat lalu menebas mereka dengan sangat akurat.

Sementara di dalam jiwa Sera, ia masih berada di lautan gelap tapi di tengah tenggelamnya Sera, muncul sesosok yang bermata merah dengan postur tubuh gelap sehingga sulit dilihat.

Sosok itu memotong tangan-tangan yang menarik Sera seraya tersenyum seringai. Sosok itu menggandengnya berenang ke atas permukaan.

"Semakin menyenangkan, semakin menarik."

Ting! Ting! Ting!

Ken menangkis serangan paku-paku dengan pisau bedahnya. Meski ia terkena beberapa paku dan hantaman palu yang sangat kuat hingga membuat kepalanya berdengung keras seakan akan pecah.

Ken terhenti sejenak sebelum kemudian dikepung tangan-tangan hitam. Ia menebas tangan-tangan itu, dari arah belakang gelombang suara muncul, dengan cepat Ken menggunakan perisainya untuk menahannya.

Tapi tidak lama kemudian, salah satu tangan hitam menggenggam perisai itu lalu mencoba meremukkannya. Ken menghilangkan perisainya lalu memotong tangan itu dan di saat bersamaan pundak kirinya tertancap sebuah paku.

“Merepotkan!"

“Ha ha ha! Menurutmu jika terus bertarung seperti itu, kau akan menang?”

Roh-roh jahat labu muncul kembali setelah tadi dikalahkan kali ini mereka mengeluarkan suara amarah serta mata mereka menjadi merah menyala.

Ken tampak muram, baru kali ini ia menghadapi roh jahat yang kuatnya minta ampun jika dihadapi sendiri. Meski begitu, Ken tetap tidak menyerah jika menyerah maka ia sudah melakukannya sedari dulu tapi digagalkan oleh seseorang.

"Menghabisi mereka semua itu sungguh merepotkan tapi …Sudah saatnya mengakhiri ini," ucapnya dalam hati.

"Maju!"

Sera dan roh-roh labu langsung menerjang Ken yang tampak percaya diri. Roh-roh jahat terbang ke atas lalu membuat gelombang suara yang amat keras dan hujan paku yang kali ini lebih besar dan runcing dari yang tadi.

“Sekarang!”

"Berikan aku, kekuatanmu!"

Sring!

Ken memotong roh-roh jahat hingga tak bisa muncul lagi. Dia juga memotong jiwa roh jahat yang ada didalam tubuh Sera tanpa melukai fisiknya.

“Si*l. Aku tidak akan kalah secepat itu. Tapi hebat juga kau bisa bertahan setelah terkena itu semua, tapi itu takkan kubiarkan terjadi untuk kedua kalinya.”

Mereka langsung berhadapan dan bertarung menggunakan kemampuan mereka yang luar biasa serta tak ada yang mau mengalah sedikitpun, hingga pada akhirnya ...

Sring!

Ken berhasil membuatnya kewalahan. Sera mundur ke belakang sambil mengusap pipinya yang tergores, ia melemparkan semua paku-paku yang ada di sela-sela jarinya, tetapi semuanya di tangkis menggunakan pedangnya.

Ken menangkap salah satu tangan Sera lalu membantingnya ke bawah dan di saat bersamaan pedangnya berusaha direbut oleh tangan-tangan hitam. Ia berusaha menariknya tetapi pedangnya hancur berkeping-keping akibat saling tarik-menarik.

Meski begitu, ia tak berputus asa. Ia mengambil serpihan pedangnya lalu menikam perut Sera setelah ia terbanting, ia berteriak kesakitan lalu menendang Ken hingga terpental ke belakang.

“KAU SANGAT BR****EK! BERANINYA KAU MELAKUKAN INI! APA KAU TIDAK PEDULI PADA GADIS INI?” bentak Sera seraya menatap Ken yang penuh amarah.

“Apa pun akan kulakukan untuk mengusir roh jahat sepertimu. Aku tidak terlalu peduli padanya ditambah aku juga tidak kenal, silakan saja jika kau mau membunuhnya,” balasnya.

“Heh, ‘tidak terlalu peduli’ katamu? Dari tadi kau melindunginya. He he he ...Kalau begitu,” seringai Sera.

Sera memunculkan tangan-tangan tapi tidak untuk menyerang Ken melainkan menyerang dirinya sendiri. Tangan-tangan itu meremukkan tangan, kaki, serta badannya yang membuat Ken menjadi geram tidak main.

Ia segera menolongnya, tetapi, roh jahat yang ada di dalam Sera tiba-tiba saja berteriak kesakitan serta terbakar hebat. Ken terhenti, ia bingung dengan apa yang baru saja terjadi di tambah api itu berasal dari mana?

“Terkadang ...Yang menarik itu langsung dicoba tanpa tahu yang membuatnya menarik apa? Jika merasuki tubuh orang, perhatikan dulu siapa yang duluan!” suara yang sangat mengancam serta penuh dengan nafsu membunuh terdengar.

Roh jahat itu langsung terpental keluar dan di saat yang sama Ken berlari menuju ke roh jahat tersebut sambil mengambil pisau bedahnya yang tergeletak di mana-mana. Ia melempar pisaunya lalu menusuk mata roh jahat tersebut.

“AAAAAAH!” Roh jahat itu langsung kesakitan tidak main seperti mata yang di tusuk jarum tapi jarumnya besar serta runcing.

Setelah itu, roh jahatnya pun menghilang layaknya kayu yang habis terbakar. Ken dengan cepat menghampiri Sera yang keadaannya sangat parah dan nyawanya sudah hampir tak tertolong.

Dengan keraguan yang berat, ia memberikan pertolongan pertama kepadanya seraya memeriksa detak jantung dan nadinya. Merasa sudah mencapai batasnya ia melakukan teknik terakhir dalam menyelamatkan nyawa yaitu ...

Cup!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status