Share

DDC 17: Yang Terindah

Rasanya bisa di ibaratkan seperti tulang sehat yang dipatahkan serentak.

Setelah berjuang bertaruh nyawa sebagai kodratnya seorang wanita, pekikan tangis bayi laki-laki menggema di sudut ruang persalinan.

Tubuh Salwa masih terbaring lemah menatap senyum bayinya sudah dibersihkan dan dibalut kain hangat. Tangis haru menyelimutinya karena mulai detik ini ia sudah menjadi seorang ibu. Meskipun tanpa suami.

“Ini bayinya Bu, alhamdulillah sehat lengkap, ganteng lagi. Saya bantu ibu melakukan inisiasi menyusui dini ya.” Ucap Bidan yang lantas membantunya untuk mempermudah Salwa dalam bergerak.

Pertama kalinya Salwa melihat wajah tampan bayinya. Hidung yang mancung dan alis yang lumayan tebal dan mata yang bulat. Bila diperhatikan lamat-lamat, kepala bayi itu begitu mirip dengan ayahnya, apalagi saat dia membuka matanya.

Tak butuh waktu lama hingga akhirnya bayi itu menemukan sumber kehidupannya. Bibir yang mungil itu berupaya kuat menyesap ASI. Salwa begitu mengaguminya. Ia mengec
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status