Share

Rookie

Auteur: Rucaramia
last update Dernière mise à jour: 2024-06-08 19:31:35

“Terlambat datang rapat penting, lupa tugas yang sudah saya berikan dan terakhir kau sama sekali tidak mengangkat telepon dari saya. Apa kau masih pula sibuk memprioritaskan perempuan penghibur disela jam kerjamu? Kau ini apa masih punya niat kerja? Etos kerjamu buruk sekali!”

Dan siang ini seperti biasa Rookie mendapatkan panggilan untuk menghadap ke ruang Wakil Presdir, ceramah rutin kali ini langsung masuk ke dalam kuping kanan Rookie dan keluar dari kuping kiri. Di ruangan yang luas serta tersedia kursi ini Rookie tidak diperkenankan untuk duduk sama sekali. Malah pria itu hanya bisa berdiri bak bocah ingusan yang sedang dimarahi oleh sang guru karena lupa mengerjakan PR dengan posisi tangan menyilang dibelakang punggung. Sebenarnya hal seperti ini sudah menjadi makanan sehari-hari baginya. Mengingat alasan mengapa Rookie diangkat menjadi GM pun karena dia menjalin hubungan dengan adik dari sang Wakil Presdir, dan sebagiannya lagi tentu saja karena hasil dari kerja keras Rookie sendiri. Tetapi terlepas dari seluruh usahanya, tampaknya kebencian sang Wakil Presdir masih terlalu dalam dan dia tidak bisa begitu saja dengan mudah mengakui kinerjanya. Hal itu dilatar belakangi karena Rookie sudah mendapatkan cap buruk atas kepribadiannya terhadap perempuan.

Presdir sesungguhnya dari perusahaan ini adalah seorang pria yang sudah senja, bernama Ginrei. Beliau memiliki darah keturunan Jepang yang membuat dia berhasil dan sukses mendirikan perusahaan hingga sebesar ini di usia mudanya. Tetapi karena beliau kabarnya memiliki kesehatan yang kurang baik, maka sang cucu lah yang maju menjadi pemimpin sementara untuk menggantikannya. Dan cucunya itu adalah Bima, sang Wakil Presdir yang teramat membenci Rookie dan sifatnya bahkan lebih menyebalkan dari kakeknya sendiri. Menurut kabar yang beredar, orangtua dari Bima tewas dalam sebuah kecelakaan dan rumornya itu karena murni persaingan bisnis. Sejak itu pula Bima menjadi pria berwatak keras dan super disiplin dan kaku untuk seorang pria yang sudah lewat kepala tiga. Karena sifanya itu pula dia bahkan tidak punya calon istri sama sekali, jangankan calon istri kekasih saja dia tidak punya. Kalau pun ada sudah jelas yang diincar para perempuan itu hanyalah sebatas dari harta kekayaannya saja. Sebab kepribadian Bima jelas tidak akan pernah membuat seorang wanita tahan padanya barang sehari saja.

“ … Kau mendengarkan saya kan, Tuan Rookie?” sindir Bima karena sadar betul bahwa anak buahnya malah melamun tidak jelas dihadapannya sekarang.

“Tentu Pak Bima. Saya mendengarkan semuanya,” sahut Rookie malas.

“Kalau kerjamu tidak beres lagi, kau akan saya larang bertemu dengan adik saya. Kau mengerti kalau itu bukan sekadar ancaman bukan? Sekarang keluarlah!”

Tanpa perlu berdebat dan banyak bicara lagi, Rookie membungkukan badannya dan keluar dari ruangan yang bak neraka tersebut. Oh Tuhan! Kalau ada kandidat lain yang bisa menggeser posisi Presdir, maka jangan biarkan Bima yang memimpin perusahaan secara utuh. Dia bisa gila bila Bima yang betulan menduduki posisi Presdir perusahaan ini saat kakeknya lengser.

Selepas keluar dari ruangan tersebut, di arah koridor ruangan Presdir ada seorang pria yang cukup berumur disana. Mungkin sekitar lewat empat puluhan dengan kaca mata dan rambut berwarna coklat yang agak klimis. Pria itu bersama tiga orang berbadan besar di belakangnya. Sudah jelas keberadaan orang itu adalah untuk mengamankannya. Bodyguard? Rookie mendengus. Dia tidak mengira bahwa pria seperti itu bahkan memiliki bodyguardnya sendiri terlepas dia bukan artis. Ketika Rookie melewatinya, untuk sesaat mereka berpapasan dan saling menatap satu sama lain. Lalu pria itu tiba-tiba saja tersenyum sinis kepada Rookie. Melihat salam tidak mengenakan tersebut, kontan Rookie mengerutkan alisnya dalam. Apa sebelumnya dia pernah punya masalah dengan orang itu? atau minimal apa dia pernah mengenal Rookie?

Untuk sesaat Rookie tidak mau terlalu ambil pusing memikirkannya. Dia lebih suka berkesimpulan bahwa pria itu cemburu dan iri terhadap ketampanannya saja. Tetapi sayang sekali, bila pun dia menyukai Rookie, dia adalah seorang pria normal pecinta wanita dan tidak tertarik dengan hubungan sejenis.

***

“Sayang!” Seorang gadis berteriak kencang dan langsung menubrukan dirinya kepada Rookie yang baru saja masuk ke dalam ruang kerja pribadinya untuk menghirup udara segar pasca ceramah super panjang nan menyebalkan dari Bima. Gadis itu memeluk tubuh Rookie erat seperti tidak mau dilepaskan sedikit pun.

“Senna? Kenapa kau ada disini? bagaimana kalau Bima melihatmu ada diruanganku? Bisa kacau!” kata Rookie agak panik sambil melirik ke arah pintu masuk ruangannya.

Gadis ini adalah Senna, dia adalah adiknya Bima. Rookie sendiri sudah mengenal Sena sejak di bangku kuliah, dan mulai serius berhubungan dengannya sampai sekarang. Dari perkenalan mereka Senna jelas tahu bagaimana tabiat Rookie yang sebenarnya dan terlepas dari sifat dan sikapnya yang selalu bak matahari yang bersinar selalu perlu digaris bawahi bahwa Senna adalah tipe gadis pencemburu. Makanya sebisa mungkin Rookie selalu berusaha untuk tidak menyebut nama gadis lain saat sedang bersamanya dan disaat-saat tertentu biasanya Kenny akan membantu Rookie keluar dari situasi genting dengan gadis itu.

“Aku sudah bilang Kakak kalau aku akan berkunjung siang ini. Jadi tenang saja, Kakak tidak akan memarahimu karena ini keinginanku. Kalau Kakak memarahamu gara-gara aku, ayo kita kesana dan bicara sekarang juga. Berani sekali dia ikut campur dalam percintaan adiknya. Tapi Sayang, aku rindu sekali padamu tahu. Ayo makan siang bersama,” rengek Senna.

“Tidak bisa Sayang, kakakmu baru saja memberikan aku banyak tugas yang perlu aku kerjakan untuk hari ini. Kalau kali ini aku tidak bisa menyelesaikannya dia mungkin akan berbuat sampai pada titik dimana dia tidak akan membiarkan kita bertemu.”

“Apa? Kakak bilang begitu? Keterlaluan sekali! Kenapa dia selalu saja membatasi aku seperti itu. Memangnya apa yang salah denganmu sih? Kok dia sebenci itu pada hubungan kita!” rutuk Senna lagi.

“Dia kakakkmu, sayang. Sudah ya jangan dibantah, kau tidak mau kan kalau aku mendapatkan masalah lagi. Pulanglah, nanti malam selepas kerja aku akan menjemputmu. Kita dinner saja ya,” kata Rookie sambil mengelus dengan penuh sayang kepala kekasihnya dan secara otomatis Senna mulai melonggarkan pelukannya sehingga kini Rookie bisa kembali ke mejanya dan mulai meraih beberapa berkas untuk dia kerjakan.

Tetapi nyatanya itu bukan berarti pembebasan. Justru Senna malah mulai melakukan hal nakal padanya. Gadis itu mendorongnya untuk duduk di kursi kerjanya sementara dia sendiri mulai secara perlahan melingkarkan tangannya di leher Rookie. “Senna kau … kita saat ini sedang di kantor!”

“Siapa peduli dimana kita berada? Justru akan semakin mendebarkan bukan kalau ada yang melihat kita?”

Tubuh Rookie sedikit demi sedikit mulai terbebani karena gadis itu mulai bersandar pada dia sepenuhnya. Akhirnya Rookie tidak punya pilihan selain membiarkan kekasihnya memimpin permainan, membiarkan gadis itu bermain dengannya sejenak. Mula-mula hanya sentuhan ringan tetapi lama-lama dia semakin liar. Dia mengulum bibir kekasihnya tanpa ampun dan mulai menginvasi lidah si pemuda. Rookie tidak berbuat banyak selain meletakan kedua tangannya di pinggang ramping gadis itu. Sementara Senna sendiri sibuk memperdalam ciuman mereka. Erangan, desah dan kecipak nakal terdengar dari ruangan tersebut. Jujur saja, jika begini Rookie bisa saja lepas kendali, sebab bagaimana pun juga dia hanyalah pria biasa yang takluk akan godaan seorang gadis, apalagi bila gadis itu adalah yang dia cintai. Toh ini memang jam makan siang, dan tentu saja tidak akan terjadi apa-apa kan? lagipula saat ini Rookie sedang bermain dengan pacarnya sendiri.

Ciuman yang tanpa batas itu berubah semakin panas dan menggairahkan. Tetapi mendadak kedua mata Rookie melebar. Ciuman semalam jauh lebih hebat dan dahsyat dan hal itu terkenang kembali di dalam otaknya. Mata indah gadis berambut pendek itu kembali membayang. Wangi tubuhnya, rasa bibirnya. Dengan ini Rookie seolah sedang mengulang kembali adegan langka yang terjadi semalam. Kedua mata indah yang menghipnotisnya membuat Rookie semakin terperangkap. Mendadak Rookie merasa kaku dan aneh, kenapa pelacur itu yang ada di dalam pikirannya? Bukannya sekarang dia sedang bersama dengan…

Mendadak Rookie segera menghentikan pergerakan tangan gadis itu.

“Rookie?” panggil gadis itu setelah melepas ciuman yang harus dihentikan secara mendadak tersebut. Kali ini dia kembali ke alam nyata, dan sosok yang ada dihadapannya kembali pada Senna, pacarnya.

Sialan! Bayangan gadis primadona semalam membuat Rookie kehilangan minat dan libidonya langsung turun seketika.

“Pulanglah Sayang, ini tidak bagus. Aku harus segera menyelesaikan pekerjaan dari Kakakmu, semakin cepat aku menyelesaikan ini semakin cepat kita bisa melanjutkan ini. Kamu mengerti kan?” pinta Rookie.

Meski Senna bisa memahami hal itu, tetapi gadis itu merasakan adanya kejanggalan. Untuk pertama kalinya Senna melihat ada yang tidak beres dengan kekasihnya. Sebab itu adalah hari pertama dimana Rookie menolak sentuhan darinya.

“Aku mengerti, kalau begitu sampai jumpa nanti malam, Rookie.”

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Klimaks

    Saat itulah pintu kamar Lucy terbuka, menampakan sosok mungil yang dibalut oleh kaos oversize dan celana panjang training. “Kalau kalian ingin berkelahi di rumahku, aku tidak akan membiarkan kalian masuk rumahku lagi.”“Kau seharusnya tetap berada di dalam, Lucy.”“Tapi semakin aku menahan diriku, semakin aku mendengar Bibi memancing keributan. Aku tahu betul bagaimana Bibi kalau sedang marah.”“Tidak akan ada yang terjadi, selama dia mengangkat jarinya padaku. Kalau dia berani memukulku aku akan pastikan dia tidak bisa berjalan lagi dengan kedua kakinya seumur hidup.”“Justru itu, Bibi orang yang mudah terpancing emosi.”Percakapan diantara kedua orang itu membuat Rookie diam saja. Dia menyadari seberapa dekat hubungan keduanya, dan itu menyadarkan Rookie bahwa ada dinding tidak kasat mata yang tidak bisa dia pisahkan dari kedua orang ini. Bagaimana pun juga, Yuichi pastinya sudah Lucy anggap sebagai pengganti orangtuanya. Mengingat masa lalunya yang cukup buruk dan hanya orang itu s

  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Another Problem

    Sepeninggal Rookie, Lucy tercenung di tempat duduknya. Kedua matanya menatap tanpa minat pada seluruh makanan yang tersaji di atas meja. Saat dia memutuskan untuk menganggap semua itu bukanlah apa-apa dan waktunya bagi dia untuk menahan diri dan tahu diri saat itulah dia mendengar seseorang mengetuk pintu dan menekan bel di luar.Lucy sempat berpikir bahwa barangkali itu adalah Rookie, hanya saja begitu dia membuka pintu Lucy malah tercengang.“Bibi Yuichi?!”“Lama tidak bertemu, Lucy.” Wanita itu tersenyum padanya dengan ramah.Lucy segera menghapus semua ekspresi yang sempat mengganggunya. Kemudian memberi bibinya senyuman yang sama sebagai balasan.“Masuklah. Aku tidak tahu kalau Bibi akan datang.”“Cukup sulit menghubungimu sejak kau meninggalkan aku di kantor pengadilan waktu itu. Jadi, bagaimana sekarang? kau masih berhubungan dengan orang itu?” cerocos Bibi Yuichi sambil meletakan beberapa paper bag di konter dapur. Sesaat dia melihat makanan yang tersaji di meja makan. Masih h

  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Ratu Drama

    Rookie melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Beberapa kali atas ulahnya dia mendapatkan hadiah berupa umpatan dan juga bunyi klakson dari pengguna jalan lain gara-gara dia mencoba terus menyalip mereka dengan cara serampangan, tetapi lelaki itu tidak peduli. Semua itu demi upayanya memperpendek jarak tempuh menuju tujuannya sekarang. Rumah sakit.Semua itu karena sebuah kalimat yang terlontar dari mulut Bima. Sebenarnya hanya beberapa kata saja, tetapi hal tersebut cukup membuat jantung lelaki itu berdebar kencang dan hatinya di penuhi dengan kecemasan. Kekhawatiran yang memicu dirinya bertindak gegabah dan nekad. Tentu saja. Mengemudi secara ugal-ugalan di jalan raya bukan tindakan terpuji dan sejujurnya dia pun saat ini sedang menantang maut pula.“Senna mencoba bunuh diri, Rookie. Aku menemukan dia ada di kamar mandi hotel …”Rookie menginjak pedal gasnya lagi, memutar setir ke kiri dan merebut jalan sebuah truk pengantar barang yang membuatnya sekali lagi mendapatkan klakson

  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Manusia Denial

    Bunyi bel dari pintu kamar hotel yang dia sewa membuat Senna segera bangun dari sofa dan melangkah menuju pintu masuk dengan sumringah. Sebelumnya dia menyempatkan waktu untuk mematut di depan cermin seukuran setengah badan yang terpasang di dekat pintu hanya untuk sekadar mengecek penampilannya sendiri. Senna tentu saja ingin berpenampilan terbaik di hadapan Rookie. Tanpa merasa perlu mengintip dari lubang pintu Senna segera membuka lebar-lebar pintu kayu tersebut dengan senyum termanis yang bisa dia buat. Namun dengan segera harapan yang terpupuk di dalam dirinya harus pupus seketika tatkala melihat siapa orang yang sekarang berdiri dihadapannya. Dia seorang pria tetapi bukan Rookie. Ya, bukan Rookie melainkan kakaknya sendiri, Bima.“Kenapa kakak ada disini?” tanya Senna dengan marah.“Dia tidak akan datang,” kata Bima seraya menerobos masuk ke dalam kamar dan menutup pintu. “Setelah kau menelepon dia, Rookie menghubungiku karena itulah kesepakatan kami. Dia juga berpesan padaku un

  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Aku Mau Kamu

    Lagi-lagi telepon berdering, ini sudah kesekian kalinya sejak Rookie angkat kaki dari restoran tempat dia berbincang bersama sang Ibu. Begitu mengetahui siapa yang ibunya libatkan dalam pertemuan mereka, Rookie langsung naik pitam. Tanpa perlu basa-basi lelaki itu langsung meninggalkan mereka. Dan sekarang ponselnya jadi dua kali lipat lebih berisik. Sampai titik dimana akhirnya Rookie menyerah dan mengangkat panggilan telepon yang berasal dari nomor ponsel ibunya.“Ya, Bu?”“Ini aku,” sahut seseorang dari balik panggilan. Kernyitan di dahi Rookie menguat. Saat ini Rookie sangat emosi, tetapi perempuan ini justru menyiram minyak ke dalam kobaran api. Dia jelas tahu bahwa menghubunginya sekarang sudah merupakan sebuah kesalahan besar.“Sudahlah, sekarang katakan apa maumu. Kau tahu kalau kita sudah berakhir kan? kenapa kau melibatkan ibuku?”“Kenapa kau berubah, Rookie? Kenapa kau memperlakukan aku seperti ini?” tanya perempuan itu lagi yang membuat Rookie semakin muak.“Kau berharap a

  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Bersama Ibu

    Rookie melangkah cepat memasuki sebuah restoran keluarga yang letaknya tidak jauh dari gedung perkantoran tempat dimana dia bekerja. Langkahnya terburu karena tidak ingin membuat orang tuanya menunggu. Terlebih adalah hal yang aneh mendapati kabar dari sang ibu setelah konflik yang terjadi dan wanita itu tiba-tiba saja memintanya bertemu. Ya, beberapa saat yang lalu setelah obrolan kecilnya bersama Bima. Ibunya menelepon dan mengatakan bahwa dia telah berada di Jakarta dan meminta untuk bertemu.Restoran tempat janji temu tampak mulai ramai saat Rookie melangkah memasukinya. Restoran tersebut menyediakan makanan hasil laut dan selalu penuh apalagi setiap weekend. Seorang pramusaji dengan seragam sailor mengantarkan Rookie ketika dia berkata punya janji temu.“Maaf membuat ibu menunggu lama,” ujar Rookie kepada ibunya yang sudah terlebih dahulu datang.“Duduklah, kita makan dulu sebelum bicara,” kata ibunya. “Ibu sudah pesankan udang saus inggris untukmu. Kau masih suka itu kan?”Rooki

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status