Share

Dosen Kampret itu, Suamiku!!
Dosen Kampret itu, Suamiku!!
Penulis: qeynov

[1] Hari Pertama Mengulang

Di dunia ini ada tiga manusia yang Anya benci. Pertama papanya yang menceraikan sang mama agar bisa menikahi sahabat wanita itu.

Ke-dua ibu tirinya yang mirip leak dan ketiga Kamarudin Hasan, Dosen pengampu mata kuliah mpk atau yang biasa disebut metode pengumpulan data kualitatif di kampusnya.

Sumpah mati! Gadis bernama Anya Calista itu teramat membenci dosen muda yang sudah dua kali memberikannya nilai F disetiap hasil indeks prestasinya. Sialnya uji coba ketiganya dalam mengulang mata kuliah kembali mempertemukan mereka.

“Kita bertemu lagi, Anya.” Kamarudin Hasan mengulas senyum, yang menurut Anya tampak sangat menyebalkan untuk dilihat.

‘Pengen gue sobek mulutnya! Babik banget nih orang!’ umpat Anya di dalam hati ketika pria yang memiliki ribuan fans itu menghampiri mejanya.

Dosa apa dirinya ini. Setiap kali war untuk mendapatkan kelas, mengapa hanya kelas Kamarudin Hasan yang tersisa?!

Ada dua dosen lain, yang pastinya selalu dihindari karena usianya, yang tak semuda Kamarudin. Namun satu kursi yang kosong selalu berada pada kelas pria menyebalkan itu.  Jika dipikirkan kembali, keadaan ini seperti memang direncanakan.

“Kamu bisa membolos, kenapa memaksakan diri untuk masuk, Anya? ini baru kelas pertama.”

Shut up, Pak!” Geram Anya. Ia tahu benar alasan dibalik kalimat tanya dosen kampretnya ini. “Basa-Basi Bapak nggak guna sama sekali!” Entah apa yang diinginkan dosennya. Pria itu bertingkah memuakkan, seakan pagi ini mereka baru bertemu setelah sekian lamanya masa liburan berlangsung.

‘Ya Ampun! Enyah lo cepetan! Gue nggak mau punya gosip miring bareng orang nyebelin kayak lo, Udin!’

Melihat ekspresi kemarahan yang muncul pada wajah Anya, Kamarudin pun terkekeh. “Oke! Pastikan kamu lolos atau kamu tidak bisa mengambil mata kuliah skripsi!” Peringat Kamarudin dengan senyum miring andalannya.

“Ya Bapak kasih nilainya pake otak dikit biar saya lulus! Bukannya jadiin masalah sepele buat bikin saya nggak lulus dari kelas Bapak.” Sergah Anya. Ia tidak takut akan apa pun, termasuk dosen yang katanya Maharaja bagi para mahasiswanya.

“Kalau begitu, kamu ikuti peraturan yang ada.”

Anya memaki dalam hati. Aturan sialan itulah yang selama ini telah menyia-nyiakan waktu berharganya. Jika bukan karena aturan dan intoleran Kamarudin Hasan, dirinya sudah mengambil mata kuliah skripsi sekarang. Hal tersebut juga yang menjadikan Anya sebagai ketua aliansi pembenci Kamarudin.

Enjoy your class, Anya.” Ujar Kamarudin tengil, lalu melangkah menjauhi meja Anya.

“Selamat pagi. Kalian semua, saya harap kalian tidak mencontoh kakak senior minim prestasi yang saat ini menumpang di kelas kalian.” Ekor mata Kamarudin menyorot pada subjek kalimatnya.

“Terhitung dia sudah tiga kali mengulang kelas saya! Teman-Teman seangkatan dia bahkan sudah berjuang di meja sidang. Jadi pastikan kalian tidak berguru pada kakak senior itu,” timpal Kamarudin pedas, menghimbau para junior yang menjadi penghuni asli kelas yang Anya tempati sekarang. “dan kalian,” Kamarudin menunjuk dua sahabat Anya.

“Kam-mi, Pak?!”

“Ya! Keluar sekarang! Saya tidak menerima mahasiswa gelap di kelas saya!” Usir Kamarudin sadis kepada Angel dan Flora.

“Anya! Minta kedua dayang kamu untuk meninggalkan kelas. Kamu disini untuk kuliah, bukan reunian teman seangkatan!”

‘Lah kok jadi gue yang kena! Mereka kesini buat lo ya, Din!’ Geram Anya mengepalkan kedua telapak tangannya. “Flo, Ngel! Keluar cepetan!”

“Saya hitung. Jika sampai hitungan ketiga kalian tidak segera keluar, Anya yang akan keluar dari kelas ini!”

Mendengar namanya diseret, kontan Anya langsung berdiri. “Pak, Woi! Apa hubungannya mereka sama saya?! Jangan dikit-dikit saya dong! Saya nggak ngajakin mereka buat ikutan ya! Mereka dateng-dateng sendiri ke sini, nggak bareng saya!”

Kamarudin menyeringai, “Saya tahu, Anya, tapi mereka teman kamu kan?” Beo-nya sembari menahan kedutan pada sudut-sudut bibirnya.

Kalimat ambigu tersebut membuat Anya mengeram. Kamarudin jelas sedang mengkonfrontasi dirinya.

“KELUAR!” Jerit Anya membuat kedua temannya lari meninggalkan kelas. Kemarahan tersebut disaksikan oleh seisi kelas.

“Sudah!” Kamarudin memukul-mukul mejanya untuk menarik atensi mahasiswa. Ia sudah meminta Anya untuk kembali duduk. “Perhatikan layar! Setiap sesi pertemuan saya, saya akan memberikan kuis. Persiapkan diri kalian dan ikuti kelas saya dengan benar. Jika tidak, siap-siap kalian mendapatkan nilai F!”

Dibalik wajah tampannya, Kamarudin Hasan terkenal sebagai dosen killer di kelas. Pria tiga puluh empat tahun itu tidak pernah bermain-main dengan ucapannya. Setiap rules yang dirinya buat wajib untuk diikuti.

“Pak Udin!” Anya mengangkat tangannya. Panggilan yang gadis itu sematkan membuat seluruh mata memandangnya dengan ekspresi keterkejutan yang kentara. Pasalnya, belum ada satu menit si kakak senior mengamuk dan sekarang dia sudah terlihat baik-baik saja.

“Nama saya Kamarudin, Anya Calista! Harap menyebutnya dengan benar!” Koreksi Kamarudin mengirimkan kilat permusuhan kepada mahasiswinya itu.

Anya mengedikan bahunya— tak merasa bersalah meski ia tahu panggilannya selalu bisa menyinggung sang dosen. Dendamnya hari ini harus dibalaskan sepuluh kali lipat besarnya.

“Ada Udinnya kok. Saya nggak salah lah!” ungkapnya membela diri. “Tolong dijelaskan dulu cara main ikut kelas Bapak. Saya nggak mau ya tiba-tiba dapet F lagi. Di matkul Bapak doang nih saya dikira begok sama papa saya!”

“Ah, maafkan saya! Gara-Gara keberadaan senior terhebat kalian, saya jadi lupa membagikan peraturan-peraturan yang harus kalian taati!”

Ditempatnya Anya mendengus. Kamarudin Hasan— pria itu memang tak pernah selesai mencari perkara. Setiap ada dosen kampret itu, sudah bisa dipastikan hari-harinya di kampus akan semalang kehidupan pribadinya di rumah sang papa.

“Untuk absensi, seperti dosen lainnya, saya menerapkan 25% ketidakhadiran. Kalian boleh menggunakan persentase tersebut untuk sakit, kucing meninggal, terserempet delman, air keran tiba-tiba mati. Silakan!”

Anya berdecih. Ia ingat sekali setiap kalimat yang Kamarudin keluarkan. Itu merupakan alasan-alasan yang dirinya buat setiap kali meliburkan diri pada hitungan ke empatnya.

“Namun jika melebihi batas itu, saya tidak akan memberikan toleransi! Sekarang saya akan membahas jam masuk. Kalian diwajibkan berada di kelas tiga puluh menit sebelum perkuliahan berlangsung, telat satu detik, kalian bisa kuliah di DPR.”

“Dimana itu, Pak?” tanya salah satu mahasiswi.

“Dibawah pohon rindang parkiran! Tempat kakak senior kalian tidur ketika saya usir dari kelas!”

Asu!” pekik Anya tertahan.

“Kak lo nggak ada takut-takutnya perasaan sama Pak Kamaru?!” bisik junior disamping Anya. Sedari tadi ia telah memperhatikan gerak-gerik Anya. Gadis itu tak memiliki gurat takut meski dikonfrontasi habis-habisan oleh dosen mereka. Dia justru terkesan menyambut pancingan sang dosen dengan keributan baru.

“Dih ngapain takut sama dia! Lagian lo kira aja kenapa doi keliatan sebenci itu sama gue!” Anya memiringkan bahunya, “gue kasih tau,” mumpung Kamarudin sedang fokus dengan penjelasannya, Anya akan merekrut anggota-anggota baru ke dalam komunitas pembenci Kamarudin besutannya.

“Gue pegang kartu as-nya doi,” Anya berbisik, “dia tuh ketahuan homo sama gue! Semalem gue liat dia cipokan sama batangan di kelab!”

“Hah?! Serius ini Kak?”

Anya menganggukkan kepalanya berulang kali. “Suer tekewer-kewer,” ucapnya menunjukan dua jarinya supaya lebih menyakinkan.

“Gue aja shock berat! Ampe keder gue! Saking nggak nyangkanya!”

“Pantesan dia kalau sama cewek keliatannya anti banget Kak. Padahal dia yang deketin banyak kan. Tapi nggak pernah ada gosip skandal sama cewek!”

“Ya karena doi pelang..”

“ANYA CALISTA! Sedang apa kalian dibelakang sana?! Menceritakan kejadian semalam eh?

“Wanjay, bener!”

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Carla
dari aplikasi sebelah pindah kemari aja
goodnovel comment avatar
Noorhied
bab 1 sangat menarik serasa jadi mahasiswa lagi
goodnovel comment avatar
Yustria Mawarni
halo hehe ,tar yak tunggu habis UTS bacanya ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status