Home / Romansa / Dosen Kampret itu, Suamiku!! / [1] Hari Pertama Mengulang

Share

Dosen Kampret itu, Suamiku!!
Dosen Kampret itu, Suamiku!!
Author: qeynov

[1] Hari Pertama Mengulang

Author: qeynov
last update Last Updated: 2023-07-03 16:01:30

Di dunia ini ada tiga manusia yang Anya benci. Pertama papanya yang menceraikan sang mama agar bisa menikahi sahabat wanita itu.

Ke-dua ibu tirinya yang mirip leak dan ketiga Kamarudin Hasan, Dosen pengampu mata kuliah mpk atau yang biasa disebut metode pengumpulan data kualitatif di kampusnya.

Sumpah mati! Gadis bernama Anya Calista itu teramat membenci dosen muda yang sudah dua kali memberikannya nilai F disetiap hasil indeks prestasinya. Sialnya uji coba ketiganya dalam mengulang mata kuliah kembali mempertemukan mereka.

“Kita bertemu lagi, Anya.” Kamarudin Hasan mengulas senyum, yang menurut Anya tampak sangat menyebalkan untuk dilihat.

‘Pengen gue sobek mulutnya! Babik banget nih orang!’ umpat Anya di dalam hati ketika pria yang memiliki ribuan fans itu menghampiri mejanya.

Dosa apa dirinya ini. Setiap kali war untuk mendapatkan kelas, mengapa hanya kelas Kamarudin Hasan yang tersisa?!

Ada dua dosen lain, yang pastinya selalu dihindari karena usianya, yang tak semuda Kamarudin. Namun satu kursi yang kosong selalu berada pada kelas pria menyebalkan itu.  Jika dipikirkan kembali, keadaan ini seperti memang direncanakan.

“Kamu bisa membolos, kenapa memaksakan diri untuk masuk, Anya? ini baru kelas pertama.”

Shut up, Pak!” Geram Anya. Ia tahu benar alasan dibalik kalimat tanya dosen kampretnya ini. “Basa-Basi Bapak nggak guna sama sekali!” Entah apa yang diinginkan dosennya. Pria itu bertingkah memuakkan, seakan pagi ini mereka baru bertemu setelah sekian lamanya masa liburan berlangsung.

‘Ya Ampun! Enyah lo cepetan! Gue nggak mau punya gosip miring bareng orang nyebelin kayak lo, Udin!’

Melihat ekspresi kemarahan yang muncul pada wajah Anya, Kamarudin pun terkekeh. “Oke! Pastikan kamu lolos atau kamu tidak bisa mengambil mata kuliah skripsi!” Peringat Kamarudin dengan senyum miring andalannya.

“Ya Bapak kasih nilainya pake otak dikit biar saya lulus! Bukannya jadiin masalah sepele buat bikin saya nggak lulus dari kelas Bapak.” Sergah Anya. Ia tidak takut akan apa pun, termasuk dosen yang katanya Maharaja bagi para mahasiswanya.

“Kalau begitu, kamu ikuti peraturan yang ada.”

Anya memaki dalam hati. Aturan sialan itulah yang selama ini telah menyia-nyiakan waktu berharganya. Jika bukan karena aturan dan intoleran Kamarudin Hasan, dirinya sudah mengambil mata kuliah skripsi sekarang. Hal tersebut juga yang menjadikan Anya sebagai ketua aliansi pembenci Kamarudin.

Enjoy your class, Anya.” Ujar Kamarudin tengil, lalu melangkah menjauhi meja Anya.

“Selamat pagi. Kalian semua, saya harap kalian tidak mencontoh kakak senior minim prestasi yang saat ini menumpang di kelas kalian.” Ekor mata Kamarudin menyorot pada subjek kalimatnya.

“Terhitung dia sudah tiga kali mengulang kelas saya! Teman-Teman seangkatan dia bahkan sudah berjuang di meja sidang. Jadi pastikan kalian tidak berguru pada kakak senior itu,” timpal Kamarudin pedas, menghimbau para junior yang menjadi penghuni asli kelas yang Anya tempati sekarang. “dan kalian,” Kamarudin menunjuk dua sahabat Anya.

“Kam-mi, Pak?!”

“Ya! Keluar sekarang! Saya tidak menerima mahasiswa gelap di kelas saya!” Usir Kamarudin sadis kepada Angel dan Flora.

“Anya! Minta kedua dayang kamu untuk meninggalkan kelas. Kamu disini untuk kuliah, bukan reunian teman seangkatan!”

‘Lah kok jadi gue yang kena! Mereka kesini buat lo ya, Din!’ Geram Anya mengepalkan kedua telapak tangannya. “Flo, Ngel! Keluar cepetan!”

“Saya hitung. Jika sampai hitungan ketiga kalian tidak segera keluar, Anya yang akan keluar dari kelas ini!”

Mendengar namanya diseret, kontan Anya langsung berdiri. “Pak, Woi! Apa hubungannya mereka sama saya?! Jangan dikit-dikit saya dong! Saya nggak ngajakin mereka buat ikutan ya! Mereka dateng-dateng sendiri ke sini, nggak bareng saya!”

Kamarudin menyeringai, “Saya tahu, Anya, tapi mereka teman kamu kan?” Beo-nya sembari menahan kedutan pada sudut-sudut bibirnya.

Kalimat ambigu tersebut membuat Anya mengeram. Kamarudin jelas sedang mengkonfrontasi dirinya.

“KELUAR!” Jerit Anya membuat kedua temannya lari meninggalkan kelas. Kemarahan tersebut disaksikan oleh seisi kelas.

“Sudah!” Kamarudin memukul-mukul mejanya untuk menarik atensi mahasiswa. Ia sudah meminta Anya untuk kembali duduk. “Perhatikan layar! Setiap sesi pertemuan saya, saya akan memberikan kuis. Persiapkan diri kalian dan ikuti kelas saya dengan benar. Jika tidak, siap-siap kalian mendapatkan nilai F!”

Dibalik wajah tampannya, Kamarudin Hasan terkenal sebagai dosen killer di kelas. Pria tiga puluh empat tahun itu tidak pernah bermain-main dengan ucapannya. Setiap rules yang dirinya buat wajib untuk diikuti.

“Pak Udin!” Anya mengangkat tangannya. Panggilan yang gadis itu sematkan membuat seluruh mata memandangnya dengan ekspresi keterkejutan yang kentara. Pasalnya, belum ada satu menit si kakak senior mengamuk dan sekarang dia sudah terlihat baik-baik saja.

“Nama saya Kamarudin, Anya Calista! Harap menyebutnya dengan benar!” Koreksi Kamarudin mengirimkan kilat permusuhan kepada mahasiswinya itu.

Anya mengedikan bahunya— tak merasa bersalah meski ia tahu panggilannya selalu bisa menyinggung sang dosen. Dendamnya hari ini harus dibalaskan sepuluh kali lipat besarnya.

“Ada Udinnya kok. Saya nggak salah lah!” ungkapnya membela diri. “Tolong dijelaskan dulu cara main ikut kelas Bapak. Saya nggak mau ya tiba-tiba dapet F lagi. Di matkul Bapak doang nih saya dikira begok sama papa saya!”

“Ah, maafkan saya! Gara-Gara keberadaan senior terhebat kalian, saya jadi lupa membagikan peraturan-peraturan yang harus kalian taati!”

Ditempatnya Anya mendengus. Kamarudin Hasan— pria itu memang tak pernah selesai mencari perkara. Setiap ada dosen kampret itu, sudah bisa dipastikan hari-harinya di kampus akan semalang kehidupan pribadinya di rumah sang papa.

“Untuk absensi, seperti dosen lainnya, saya menerapkan 25% ketidakhadiran. Kalian boleh menggunakan persentase tersebut untuk sakit, kucing meninggal, terserempet delman, air keran tiba-tiba mati. Silakan!”

Anya berdecih. Ia ingat sekali setiap kalimat yang Kamarudin keluarkan. Itu merupakan alasan-alasan yang dirinya buat setiap kali meliburkan diri pada hitungan ke empatnya.

“Namun jika melebihi batas itu, saya tidak akan memberikan toleransi! Sekarang saya akan membahas jam masuk. Kalian diwajibkan berada di kelas tiga puluh menit sebelum perkuliahan berlangsung, telat satu detik, kalian bisa kuliah di DPR.”

“Dimana itu, Pak?” tanya salah satu mahasiswi.

“Dibawah pohon rindang parkiran! Tempat kakak senior kalian tidur ketika saya usir dari kelas!”

Asu!” pekik Anya tertahan.

“Kak lo nggak ada takut-takutnya perasaan sama Pak Kamaru?!” bisik junior disamping Anya. Sedari tadi ia telah memperhatikan gerak-gerik Anya. Gadis itu tak memiliki gurat takut meski dikonfrontasi habis-habisan oleh dosen mereka. Dia justru terkesan menyambut pancingan sang dosen dengan keributan baru.

“Dih ngapain takut sama dia! Lagian lo kira aja kenapa doi keliatan sebenci itu sama gue!” Anya memiringkan bahunya, “gue kasih tau,” mumpung Kamarudin sedang fokus dengan penjelasannya, Anya akan merekrut anggota-anggota baru ke dalam komunitas pembenci Kamarudin besutannya.

“Gue pegang kartu as-nya doi,” Anya berbisik, “dia tuh ketahuan homo sama gue! Semalem gue liat dia cipokan sama batangan di kelab!”

“Hah?! Serius ini Kak?”

Anya menganggukkan kepalanya berulang kali. “Suer tekewer-kewer,” ucapnya menunjukan dua jarinya supaya lebih menyakinkan.

“Gue aja shock berat! Ampe keder gue! Saking nggak nyangkanya!”

“Pantesan dia kalau sama cewek keliatannya anti banget Kak. Padahal dia yang deketin banyak kan. Tapi nggak pernah ada gosip skandal sama cewek!”

“Ya karena doi pelang..”

“ANYA CALISTA! Sedang apa kalian dibelakang sana?! Menceritakan kejadian semalam eh?

“Wanjay, bener!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Carla
dari aplikasi sebelah pindah kemari aja
goodnovel comment avatar
Noorhied
bab 1 sangat menarik serasa jadi mahasiswa lagi
goodnovel comment avatar
Yustria Mawarni
halo hehe ,tar yak tunggu habis UTS bacanya ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   TAMAT

    Kegagalan Josephin dalam menikahi Jesika secara dadakan akhirnya terbalas. Dikarenakan dirinya yang merupakan kakak Kamasea, ijab qobulnya pun dilaksanakan terlebih dahulu. Tak seperti biasa, Josephin benar-benar tidak mau mengalah pada saudara kembarnya. Untuk pertama kalinya ia bersikap egois, memprioritaskan dirinya di atas kemauan sang adik. “Hi, Wife..” Sapa Josephin dengan senyuman sehangat mentari kala penghulu telah mengesahkan pernikahan mereka. “Hello, Jo..” Pada meja yang bersebelahan dengan prosesi ijab qobul Josephin, Kamasea berseru. “Cih! Abang shut up! Gilirannya Ceya ini!!” Seruannya itu terdengar oleh seluruh tamu undangan mengingat adanya alat pengeras yang terpasang di atas meja ijabnya. “Ya Tuhan.. Punya anak pada ngebet kawin.. Dikira kawin enak kali ya..” gumam Anya, menepuk keningnya. Setelah Michellion yang biang kerok itu ia lepaskan dengan segenap keikhlasan hati, kini tibalah pada momen yang menurut Anya paling berat. Sebagai seorang ibu yang mencintai

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [237] Michellion Kena Usir

    Duka mendalam sedang dirasakan oleh Alexiz. Sejak penghulu yang menikahkan putrinya pulang, pria tampan itu terus saja menangis. Kenyataan dimana putrinya telah dipersunting oleh anak sahabatnya semakin terasa nyata.“Tell me! It was a dream, right? Tadi mereka cuman simulasi ijab aja kan?!” Ucap lirih Alexiz yang belum dapat menerima kenyataan.Melepaskan putri kesayangannya ke tangan pria lain merupakan mimpi terburuk Alexiz. Apalagi kepada orang seperti Michellion Hasan yang ia kenal baik kebobrokannya.“Alexiz, wake up! ini nyata! Lexa kita udah nikah, Lex. Dia akhirnya bisa raih cita-citanya..”Alexiz pun terhenyak. ‘Cita-Cita sampah sialan!’ maki pria itu dalam hati.Sejak kapan tepatnya menikah menjadi cita-cita? Putrinya sungguh abnormal. Disaat anak lain mencita-citakan pekerjaan setinggi langit, putrinya yang cantik dan sedikit tidak baik hati justru mengidam-idamkan lelaki bermasa depan suram seperti Michellion.Ngenes.. Ngenes! Mana anak satu-satunya lagi ah!“Stop crying

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [236] Gagal Kawin

    “Saya terima nikah dan kawinnya, Alexa Sasongko bin..” “Bin.. Bin-tiiii..” Plak! “Argh, Mama!!” erang Michellion kesakitan. “Satu tarikan napas, Ichell!! Satu tarikan!” berang Anya tak mengindahkan protes kesakitan bungsunya. “Serius dong! Jangan salah-salah mulu! Sekali salah lagi, nggak bisa kawin selamanya kamu!” timpal Anya, menakut-nakuti Michellion. Putranya sudah dua kali mengacaukan ijab qobulnya. Anya kan gemas jadinya. Kalau memang tidak niat menikah, anak itu seharusnya bersikap gentle, berani mengakui ketidaksiapannya di depan Alexa dan keluarganya. Memang dasar Michellion! Otaknya hanya berkembang jika menyangkut uang, selebihnya mah nol besar. Michellion yang ragu dengan pernyataan Anya pun bertanya, “masa sih, Mah? Masa gitu doang Ichell terus harus jadi jomblo seumur hidup?” “Dih, nggak percaya-an! Auto blacklist kamu tuh. Iya kan Pak Penghulu?” “Ng..” Melihat pelototan maut Anya, penghulu yang tadinya hendak menyangkal pun merubah jawabannya. “Iya, Mas! Mas h

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [235] Balada Mahar dari Uang Haram

    “Gundulmu!” Sembur Alexiz, ngegas.Calon menantunya memang minta ditendang sampai ke Afrika. Ya mengapatidak– disaat suasana sedang panas-panasnya, anak itu tetap bisa mengelantur.Padahal ia sedang panas dingin karena mendeteksi adanya sinyal permusuhan dariorang-orang rumahnya.Anya menjentikan jari. “Woi! Jadinya gimana? Kaki gue pegel nih berdiri mulu!” tanya perempuan itu tak santai.“...”“Mah, Mah!!” sela Josephin karena omnya tak kunjung menanggapi pertanyaan sang mama. “Nikahin sekarang aja sekalian, Mah. Itung-itung jagain Om Lexiz kalau berubah pikiran lagi ntarnya..”“What?!”Siapa sangka jika usul Josephin itu mengagetkan dua pria disana.Iya, kalian tidak salah jika menebak pekikan tersebut berasal dari mulut Michellion dan calon papa mertuanya.Kali ini keduanya terlihat sangat kompak. Karena kekompakan yang jarang terlihat itu, keduanya bahkan sampai bertatapan mesra.Respon kaget yang mengisyaratkan ketidaksetujuan itu berbanding terbalik dengan Alexa.Alexa yang te

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [234] It's My Dream, Pah!

    ‘Anjing lah! Perasaan gue jadi anak udah sholeh, kenapa ada aja sih ujiannya!’Ditengah umpatan yang Michellion pendam, bibir anak itu berkedut dikarenakan senyuman yang terpaksa harus dirinya hadirkan.“Kamu, bla-bla-bla..”Dengan wajah datarnya— bungsu kamarudin itu berpura-pura fokus mendengarkan. Setiap kali nada papa Alexa berubah, ia menganggukkan kepala. Padahal ia sendiri tidak menyimak serius kalimat-kalimat yang dikeluarkan oleh omnya.“Gara-gara kamu masa depan Lexa jadi kacau gini! Kalau sampai kamu nanti nggak bisa bahagiain Lexa... Siap-siap aja ya kamu.. Om bakal kirim kamu ke neraka jahanam!”“Heum..” gumam Michellion lemah sebagai jawaban.“Jalur express!!”“Via darat apa laut, Om?” celetuk Michellion. Ia paling tidak betah jika harus terus dalam mode serius. Menjadi orang serius bukanlah bakatnya. Melakukan itu hanya membuatnya lelah jiwa dan raga.“What the..”“Uhuk!! Banyak anak dibawah umur disini, Lex!” tegur Kalingga. Setelah tak bisa menghadiri acara lamaran ke

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [323] Dasar Manusia Durjana!

    Pada hari berikutnya, kediaman Anya kembali ramai. Kali ini lamaran datang dari pihak orang kepercayaan Kamarudin.“Apaan nih, Man? Pake repot-repot segala.”“Sogokan biar lamarannya nanti diterima, Bu.” Kekeh Lukman dengan tawa renyah di akhir kalimatnya.“Aigo! Mana ada Kenan ditolak.. Bawa diri aja udah pasti diterima lamarannya.” Sahut Anya, membalas.Anya tak mungkin mempersulit masuknya Kenan ke dalam keluarga besar mereka. Selain dikarenakan putrinya yang terlanjur cinta mati, Kenan sendiri sudah dirinya incar sejak keduanya baru mendekatkan diri.Andaikan Kamarudin tidak bertindak sebagai ayah yang terlewat posesif kepada putrinya, pembicaraan tentang pernikahan Kamaseda dan Kenan pasti sudah lama terealisasikan.“Masuk, yuk.. Kita kirain nggak jadi kesini.. Abisnya lama banget nggak nyampe-nyampe kaliannya.” Ujar Kamarudin, mempersilahkan.“Iya, nih!! Ceya sampe udah mau banjir air mata itu..” pungkas Anya, menimpali perkataan Kamarudin.Kenan pun meminta maaf karena telah me

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [322] Drama Lamaran Josephin

    Sudah diputuskan!! Demi menghargai silsilah persaudaraan diantara anak-anaknya, Kamarudin dan Anya pun akhirnya menentukan hari yang berbeda untuk prosesi lamaran ketiganya. Ya, hanya 3 karena Josephin tidak dihitung.. Menjelang hari lamarannya, Josephin untuk sementara waktu diungsikan ke rumah orang tua Anya. Anak itu akan mengetuk pintu rumah mereka dengan didampingi opa dan kedua omanya. Terdengar rempong kan?! Namun bagi Anya, alur seperti itu, hukumnya wajib untuk dijalankan. Anya tidak ingin melepas putri pertamanya dengan asal-asalan. Ia ingin putrinya dilepaskan dengan alur yang semestinya, seperti para anak perempuan milik orang lain. Untuk itu, Josephin pun harus melakukannya sesuai prosedur, dengan bertindak seolah-olah dia merupakan pihak luar yang hendak meminang putri dari keluarganya. Yah, salah sendiri ngebet nikahnya sama dengan angota keluarga sendiri. Coba saja anak itu memilih gadis lain, pendampingan pada lamarannya pasti akan ditemani Anya dan Kamarudin se

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [321] Poor Michellion

    “Ya Tuhan,” desah Kamarudin.Pria itu meletakkan ponselnya ke atas meja kerja.“Sialan lo, Lex!”Beberapa detik yang lalu Kamarudin baru saja mendapatkan laporan. Ia akhirnya mengetahui jika sahabat baiknya lah yang menjadi dalang dari meledaknya tagihan putra bungsunya.Sungguh sahabat yang baik. Pria itu sangat tahu cara untuk membalaskan dendamnya. Dengan begini, ia jadi tak bisa berkutik, termasuk memarahi putranya agar Michellion dapat belajar artinya bertanggung jawab dalam menggunakan uang.Yah, mereka juga tak mungkin mengambil kembali barang-barang yang telah diberikan. Hal itu sangat tidak etis. Sebesar apa pun mereka merugi, apa yang mereka hadiahkan jelas sudah menjadi hak si penerima, terlepas dari seberapa liciknya Alexiz dalam memanfaatkan momentum lamaran putrinya.“Man, buat lamaran Ceya nanti, kalian udah nyiapin apa?” tanya Kamarudin, mengangkat kepalanya dan memandang Lukman yang saat ini tengah membaca berkas di meja tamu ruangan kerjanya.“Standar saja sih, Pak..

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [320] Warisan Ichell Terancam Dipotong

    Michellion berjalan mengendap setelah melewati pintu utama rumahnya.Kepalanya celingukan, memastikan jika dirinya aman, tak berpapasan dengan sang mama.Gila, Gila!Seharian berkeliling mencari hadiah benar-benar membuatnya ingin mati berdiri.Ia tidak tahu pasti berapa uang yang telah dirinya gelontorkan, tapi mengingat banyaknya perhiasan dan hal-hal lain yang calon papa mertuanya beli, sudah dipastikan ia akan tinggal nama ditangan mamanya.“Chell..”“Ssst, Kak, jangan kenceng-kenceng!” hardik Michellion, pelan. Ia kan tengah menghindari pertemuan dengan mamanya. Kalau sampai mamanya tahu ia sudah pulang, habis sudah telinga dan kewarasannya.Di Balik tembok yang memisahkan ruang tamu dengan keluarga, Michellion melambaikan tangan, mengundang sang kakak untuk mendekat ke arahnya.“Apaan sih? Kamu yang kesini lah!”Mendengar jawaban kakaknya, Michellion pun menghentakkan kaki-kakinya.“Cepetan ih!!” pinta Michellion, setengah mengerang.Rumahnya mungkin terlihat sepi, tapi dibalik

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status