Share

Bab 31: Kangen-Kangenan

“Prof, kalau lagi rapat jangan unboxing, ya. Nanti saja kalau sudah malam.” Salah satu peserta rapat berseru yang diikuti tawa yang lain.

Ya, Tuhan. Amran meneguk teh dan menelannya cepat-cepat. Dihelanya napas karena forum makin tidak terkendali.

“Maaf, ya, Prof, kami ganggu waktu ehem-ehemnya.” Lagi, ada yang melempar bola panas.

Dasar mahasiswa tidak berakhlak! Amran mengomel dalam hati. Lalu, Dengan muka memerah, Amran menatap Mei. "Kami sedang rapat penting, Meine Schatzi. Would you mind to leave me alone, please?"

Bukan Amran tak ingin Mei bertegur sapa, tetapi pembicaraan mereka sedang di titik kulminasi karena menyangkut pembengkakan biaya. Amran tidak ingin Mei ikut memikirkannya. Ia sudah memberi izin cuti sampai batas waktu yang tidak ditentukan dan Amran benar-benar ingin membebaskan Mei dari segala jenis beban proyek.

"Nanti aku panggil setelah rapat selesai dan kamu bisa ngobrol dengan mereka. Okay?"

Amran menangkupkan telapak tangan di pipi Mei lalu mengecup bibir
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kmu lebih baik cpt pindah dr rmh ibu mu .kmu pasti d gangguin sama adikmu s rangga d panas2in .kmu jangan masukin k hati dgn kata2 rangga ..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status