Share

Bab 136

Author: Sherlys01
last update Last Updated: 2025-12-10 18:59:53

Selama belajar di kelas, Eva tidak bisa berkonsentrasi mengikuti pembelajaran seperti biasanya. Pikirannya melayang ke mana-mana, sehingga hal ini membuat Eva sedikit frustasi. Seusai kelas berakhir, Eva pergi ke Perpustakaan untuk mencari ketenangan.

Di mejanya terdapat beberapa buku yang terbuka, tetapi pandangannya lurus ke arah jendela, melihat pemandangan langit biru yang disertai awan-awan yang berjalan perlahan. Dagunya menempel di telapak tangannya, helaian rambutnya bergerak mengikuti arah tiupan angin AC. Karena masih jam perkuliahan, ruang Perpustakaan itu sangat sepi sehingga dinginnya AC terasa menusuk kulitnya. 

Pembicaraannya dengan Rico tadi siang, terus terbayang di benaknya. Sebenarnya, saat Rico memohon padanya, hatinya sedikit tersentuh, dan ia tak menyangka kalau Rico akan bersikap seperti itu. Tetapi kalau dipikir-pikir lagi, dari awal Rico adalah orang pertama yang ingin mempercayai dirinya bahkan meminta saran dari dirinya, berbeda dengan k

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dosenku Penyembuh Lukaku   Bab 149

    Setelah melewati hari yang menegangkan, Eva akhirnya bisa keluar dari ruangan yang sangat menyesakkan itu. Saat ini, ia berada di dalam mobil bersama dengan William. Tidak ada yang berbicara di antara mereka, Eva hanya menumpukan dagunya di tangan dan melihat ke luar jendela mobil.William sesekali menoleh ke arah Eva, ia merasa kalau sang istri sedang sedih. Di tambah lagi, Eva juga hampir saja terkena trauma lagi jika dirinya tidak cepat-cepat mengalihkan topik. Sekarang, apa yang harus ia lakukan? Kata-kata manis saja, masih belum cukup untuk menghangatkan sang istri.William menemukan sebuah ide, lalu ia menggerakkan stir mobilnya. Awalnya, Eva hanya diam saja, sampai suatu ketika, ia merasa kalau jalan yang dilewati bukanlah jalan pulang.Eva menoleh ke arah William. "William, kita mau ke mana? Kayaknya jalan ini bukan jalan pulang kayak biasa deh ..."William melirik sambil tersenyum tipis. "Nanti kamu akan tahu."Eva menggelengkan kepalanya.

  • Dosenku Penyembuh Lukaku   Bab 148

    Eva beralih ke ibu Vio, ia tersenyum lebar. "Bagaimana menurut ibu? Apakah perkataan pak William sudah lebih dari cukup sebagai bukti?"Ibu Vio melongo, ia tidak menyangka kalau pola pikir Eva bisa secepat ini. Bukan hanya itu, dia sendiri juga tidak terlihat panik saat berada di dalam situasi yang bisa menekannya. Sedangkan Clara, ia hanya bisa menatap Eva dengan heran. Apakah sahabatnya ini benar-benar ingin membelanya dengan melawan para petinggi kampus? Apa dia sama sekali tidak merasa takut? Semua petinggi yang ada di sini, masing-masing memiliki auranya tersendiri yang bisa membuat siapa pun merinding.Pak Johnson menoleh ke arah Eva dan menoleh lagi ke arah William. "Tunggu sebentar, pak William. Apa maksud anda menenangkan nak Eva? Memangnya apa yang sudah terjadi di hari itu? Bukannya cuman dituduh menyontek saja?"William menghela nafas. Sebenarnya ia merasa enggan untuk menceritakan masalah istri tercintanya kepada orang luar, tetapi situasi sudah berubah menjadi seperti i

  • Dosenku Penyembuh Lukaku   Bab 147

    Eva menegakkan kepalanya perlahan, jari jemarinya bergerak bergantian. Ia sedang berpikir, langkah apa yang harus ia lakukan saat ini. Jujur saja, sebagai seorang mahasiswa, tidak ada banyak hal yang bisa ia lakukan, hal ini membuat dirinya semakin frustasi karena tidak bisa menolong sahabatnya. Akan tetapi, ia memutuskan untuk mengikuti saran dari William.'Aku akan melakukan apa pun yang aku bisa, sebagai seorang mahasiswa Psikologi, dan juga ... sebagai seorang sahabat Clara.' batinnya.Eva menarik nafasnya dalam-dalam. "Untuk saat ini, memang saya tidak memiliki bukti yang bisa memperkuat argumen saya mengenai posisi duduk. Tetapi ... pada hari kejadian, dosen yang mengawasi kelas kami saat itu adalah ibu Ruth."Nafas ibu Ruth tercekat. Tangannya diam-diam mengepal di samping tubuh, tetapi ia berusaha untuk tetap tenang. Eva melirik ke arah ibu Ruth, dan tersenyum tipis. "Benar bukan, Ibu?"Ibu Ruth berdeham. "I-itu memang benar, tapi saya tidak ingat mengenai posisi dudukmu."Eva

  • Dosenku Penyembuh Lukaku   Bab 146

    Eva diam sejenak, ia juga melirik ke arah William. Sejak ia masuk, William sama sekali tidak berbicara sedikit pun, ia hanya mengamati gerak-gerik Eva saja. Sepertinya pria itu benar-benar menyerahkan persoalan ini pada dirinya.Eva teringat kembali dengan perkataan William yang mengatakan bahwa ia hanya perlu menjalankan tugasnya saja sebagai mahasiswa. Apa itu berarti ia tidak perlu mengeluarkan bukti rekaman CCTV itu?Eva menarik nafasnya. "Saya mengerti, kalau masalah ini memang membutuhkan bukti yang valid. Tapi ... apakah seorang saksi benar-benar perlu mengeluarkan bukti? Lalu, mengapa di sebuah pengadilan, mereka hanya perlu berbicara saja tanpa harus memiliki bukti?"William tersenyum tipis. Gadis ini sudah mulai berani berbicara seperti itu di depan Rektor, berbeda sekali dengan sikapnya beberapa bulan yang lalu. Rasa kepercayaan dirinya benar-benar sudah berkembang dengan pesat.Wanita itu mengernyitkan dahinya. "Apa maksud dari perkataanmu itu

  • Dosenku Penyembuh Lukaku   Bab 145

    Pak Johnson menyilangkan tangannya di atas meja. "Hm ... berarti kamu memang belum diberikan informasinya, ya?"Eva mengangguk. "Benar, Pak.""Baiklah. Kalau begitu, saya langsung saja ke poinnya. Sebenarnya, alasan kami memanggilmu ke sini dikarenakan kami ingin membahas mengenai kasusmu saat ujian kemarin."Eva menatapnya dengan wajah datar dan tidak bereaksi, karena ia sendiri juga sudah menduga hal ini semenjak ia memasuki ruangan. Hanya saja, ia sama sekali tidak menyangka kalau dirinya akan dipanggil secepat ini. Apakah itu berarti mereka sudah memiliki bukti?"Melihat wajahmu yang tenang, sepertinya kamu sudah mengetahuinya, ya? Pemilik akun anonim yang memfitnahmu?"Eva melirik sekilas ke arah Clara. Ia teringat kembali momen saat dirinya sedang berada di Perpustakaan, salah satu teman sekelasnya membisikkannya mengenai siapa pemilik akun anonim tersebut, Eva sangat terkejut saat sebuah nama disebutkan.Eva menggelengkan kepala. "Tid

  • Dosenku Penyembuh Lukaku   Bab 144

    Sesampainya di ruang dosen, Eva bertemu dengan Surya. "Siang, pak Surya."Surya menoleh dan tersenyum. "Siang juga, Eva. Tumben kamu ke sini sendiri, ada apa?"Eva mengangguk. "Saya ke sini atas permintaan pak William." Kepalanya menengok ke belakang Surya. "Pak William ada di mana, ya?"Surya menunjuk ke atas. "Pak William ada di atas, di ruangan meeting. Mau bapak antarkan ke sana?"Eva melirik ke arah tangga yang ada di sudut ruangan, ia menengadahkan kepala. "Boleh deh, Pak."Surya berjalan ke belakang kursi roda Eva, dan mendorongnya menuju tangga. Begitu sampai di tangga, Surya menoleh ke arah Robert. "Pak Robert, boleh minta tolong bawakan kursi rodanya ke atas?"Pak Robert menatap Surya dengan heran, tapi begitu ia melihat Eva, ia langsung memahami situasinya. Pak Robert bangkit berdiri. "Boleh, Pak."Surya membungkukkan tubuhnya. "Bapak izin gendong kamu ke atas ya, Eva."Eva mengangguk setuju. Saat tangan Surya mulai menyentuh kulitnya, tubuhnya sedikit menegang. Sepertinya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status