Share

Bab 165

Penulis: Ghea
Arlina tersenyum, hatinya terasa hangat. Kemudian, dia menyimpan foto itu ke galeri.

Saat ini, lampu lalu lintas sedang merah. Ketika Rexa melirik ke arahnya, dia melihat gerakan Arlina saat menyimpan foto.

Arlina menyadari, lalu buru-buru memberi penjelasan dengan agak malu, "Kita 'kan nggak punya banyak foto bareng."

Mata Rexa sedikit menyipit. Dia hendak merespons, tetapi tiba-tiba ada panggilan video masuk di WhatsApp Arlina. Saat dilihat, ternyata dari Tara.

Arlina langsung menjawab panggilan itu. Wajah Tara yang penuh kasih sayang pun muncul di layar. "Arlin, ini Nenek."

"Nenek," sapa Arlina dengan manis.

"Ya, ya," sahut Tara dengan cepat. "Nenek tiba-tiba video call, nggak ganggu, 'kan?"

"Nggak kok, Nek."

Kamera Tara agak goyang. "Kamu lagi ngapain? Sudah makan belum?"

"Baru pulang kuliah, belum makan."

"Rexa ini memang nakal. Sudah jam segini belum kasih makan istrinya."

Mendengar itu, Arlina melirik ke arah Rexa dengan agak cemas.

Saat ini, Rexa angkat bicara, "Nek, anak nakal
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 268

    Bibir Friska bergetar, terdengar isakan yang tertahan dari mulutnya.Arlina mendekatinya, melepaskan kacamatanya, lalu menarik selembar tisu untuk menghapus air mata di wajahnya dengan lembut.Pada saat itu, dia kembali melihat bayangan dirinya di masa lalu pada diri Friska. Bukan karena Friska tidak ingin berubah, hanya saja dia terjebak dalam kabut tebal, tidak tahu ke mana harus melangkah."Friska, menghindar nggak akan menyelesaikan masalah. Kalau jalan yang sekarang ini terlalu menyakitkan, kenapa nggak coba jalan yang lain?" Mungkin karena Arlina sedang hamil, seluruh sosoknya tampak begitu lembut.Friska teringat bagaimana semalam Arlina nekat menariknya untuk berlari dengan perut besarnya, lalu teringat juga pada Rexa yang menolongnya, bahkan sampai berkelahi dengan Frans.Sejak kejadian itu, dia memandang dunia dengan penuh kebencian, seakan-akan dirinya dipenuhi duri. Tidak ada orang yang mau dekat dengan seseorang yang dipenuhi duri. Lama-kelamaan dia pun tidak punya siapa-s

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 267

    "Kok bisa dua orang itu sampai berkelahi? Bukankah keduanya punya sifat yang cukup baik? Kalau dibilang ada dosen lain yang berkelahi mungkin masih bisa dipercaya, tapi mereka berdua, aku sama sekali nggak nyangka.""Aku juga merasa sulit dipercaya, tapi yang bilang adalah anak-anak dari organisasi mahasiswa. Ada belasan mata yang melihatnya.""Karena apa mereka berkelahi? Ada yang bilang?""Nggak tahu. Mereka hanya bilang saat masuk ruangan, Pak Rexa seperti sedang adu banteng.""Hahaha, aku bisa membayangkan seperti apa pemandangan itu."Kabar tentang Rexa dan Frans pun perlahan sampai ke telinga Friska. Dia menunduk, berjalan cepat, dan genggamannya pada buku yang dipeluknya semakin erat.Dia tentu tahu apa alasan mereka bertengkar. Justru karena itu, hatinya terasa semakin perih. Keadilan yang sudah dia relakan malah diperjuangkan oleh orang lain untuknya.Air mata membuat pandangannya kabur. Dia menunduk lebih dalam dan mempercepat langkahnya.Di pintu perpustakaan, dia bertemu de

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 266

    Rexa tetap terlihat tenang, meskipun kerah bajunya sedang ditarik. Frans paling tidak tahan melihat sikapnya yang tenang itu. Wajahnya pun hampir terdistorsi karena emosi."Rexa, untuk apa kamu setiap hari pasang wajah sok suci itu? Kamu pikir kamu lebih baik dariku?" Dia mencengkeram kerah Rexa semakin kuat. "Kamu juga sama saja, 'kan? Sama-sama berhubungan dengan mahasiswi sendiri. Kamu dan aku nggak ada bedanya, jadi apa hakmu meremehkanku?""Gimana? Tetap lebih enak dengan gadis muda, 'kan? Istrimu pasti enak kalau dipeluk. Suaranya di ranjang juga pasti merdu."Mata Rexa sedikit menyipit, sorotnya menjadi sedingin es. Tangannya mengepal, menahan keinginan untuk memukul, tetapi nada suaranya mulai dingin. "Jangan samakan aku dengan bajingan sepertimu. Aku nggak sama denganmu. Setidaknya aku nggak memanfaatkan status dan umurku untuk menjerat wanita, apalagi memaksa mereka.""Kamu bahkan nggak tahu apa itu rasa hormat. Baca buku setinggi langit pun nggak ada gunanya kalau akhlakmu b

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 265

    Friska menatap dengan ekspresi kosong. Rasa sakit di lengannya seakan-akan mampu meredakan rasa sakit di hatinya. Sejak saat pertama kali dilecehkan, dia sudah merasa jijik pada tubuhnya sendiri.....Keesokan paginya, Arlina terbangun dan melihat ponselnya sudah penuh terisi daya. Ada beberapa panggilan tak terjawab dari semalam, juga beberapa pesan. Itu dari Maxton.[ Kak, kenapa nggak angkat telepon? Ada hal penting yang mau aku bicarakan sama Kakak. ][ Kakak sengaja nggak angkat teleponku ya? Aku serius, ada hal penting. ][ Kak, angkat telepon. ]Arlina sudah cukup lama tidak menghubungi keluarganya dan pihak keluarga juga tidak pernah menghubunginya lebih dulu. Bahkan saat tahun baru, mereka tidak mengirim pesan kepadanya.Maxton jarang sekali memanggilnya "Kakak". Sejak dewasa, dia lebih sering memanggil Arlina dengan "hei" atau langsung menyebut namanya.Tak ada angin tak ada hujan, pasti ada maunya. Arlina tidak mau ambil pusing, juga sedang tidak mood.Di ruang rapat, Rexa b

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 264

    "Tapi, aku ini perempuan." Arlina berkata dengan mata memerah, "Beberapa hal hanya bisa Friska ceritakan padaku."Rexa terdiam sejenak."Biar aku yang coba. Siang hari Frans nggak akan berani melakukan apa pun padaku. Kalau nggak, dia juga nggak akan memilih malam hari untuk melakukan itu pada Friska. Lagian, aku sudah menolong Friska, dia nggak akan terlalu menolak kehadiranku." Arlina menatapnya penuh harap. "Biarkan aku yang coba ya?"Apa yang dikatakan Arlina tidak sepenuhnya salah. Saat ini Friska memang sangat menolak kehadiran pria mana pun. Sebelum ada kemajuan lebih lanjut, untuk melindungi Friska, memang sebaiknya tidak terlalu banyak orang yang tahu.Rexa akhirnya mengangguk. "Oke, tapi kamu harus hati-hati. Malam aku yang jemput kamu."Arlina tersenyum. "Oke.""Kalau aku, apa yang bisa kulakukan?" Jazlan bertanya."Kamu ...." Rexa berpikir sejenak, lalu berujar, "Ada satu hal yang mungkin bisa kamu bantu. Coba cari tahu keberadaan mantan istri Frans."Jazlan langsung mengan

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 263

    Wajah Rexa tampak sedikit muram. "Kamu tahu lebih banyak detailnya? Misalnya, siapa mahasiswi itu?""Nggak tahu, aku hanya tahu katanya dari kampung halamannya. Dari ceritanya, mahasiswi itu baru lulus SMA. Istrinya yang bilang begitu, terdengar cukup meyakinkan. Semua orang waktu itu juga merasa Frans nggak mungkin seperti itu, apalagi istrinya terlihat seperti orang yang sudah nggak waras. Jadi, semua percaya pada kata-kata Frans."Arlina teringat ucapan Frans pada Friska di laboratorium malam ini. Dia bahkan menyebut tentang Kabupaten Sakra. Jantungnya berdegup kencang, sebuah pikiran tak terbayangkan dan sulit untuk tidak dipercaya muncul di benaknya."Itu Friska." Suara Arlina serak, matanya terasa panas. "Friska dan Pak Frans berasal dari kampung halaman yang sama. Mahasiswi itu pasti Friska."Tidak heran Friska begitu ketakutan, tidak heran dia mati-matian ingin pergi dari sini. Ternyata cengkeraman Frans sudah merenggut hidupnya sejak tiga tahun lalu.Mungkin dia pernah mencoba

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status