Share

Bab 294

Author: Ghea
[ Tania: Lihat betapa pengertiannya aku, tahu kamu lagi sibuk beberapa hari ini, makanya aku nggak gangguin sama sekali. ]

[ Arlina: !!!!!!! ]

[ Tania: Kenapa? Masih sibuk banget ya? Sampai ngetik saja nggak sempat? Wah, Pak Rexa memang masih jago ya (jempol). ]

Arlina yang sudah tidak tahu harus ekspresi apa lagi pun membalas.

[ Boleh nggak kalau aku bilang aku sendirian terus di rumah beberapa hari ini? ]

[ Tania: Apa?!!! ]

[ Arlina: Hari pertama aku pulang, labnya langsung kena masalah. Sejak itu dia nggak pernah pulang. ]

[ Arlina: Tania, sekarang aku benar-benar kayak istri yang ditinggal suami. ]

[ Tania: Wah, kamu lumayan sadar posisi juga ya. ]

[ Tania: Pak Rexa sudah lima tahun hidup seperti bujangan, kamu baru ditinggal dua tiga hari sudah ngeluh. Dia saja nggak pernah jadi suami yang mengeluh. ]

[ Arlina: Aku curiga dia sengaja menghindariku. ]

[ Tania: Lho, kenapa harus menghindar? ]

[ Arlina: Nggak tahu, insting saja. ]

[ Tania: Terus, sekarang mau gimana? ]

Saat itu Arlin
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yohana Wati
jaman udh canggih masak ga pernah komunikasi...
goodnovel comment avatar
Tati Wati
tolong janganbuat mereka salah paham 5 tahun bukanlah sebentar memisahkan mereka.bisrkan mereka bahagia.....huuuuùuu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 336

    Suka bergosip memang sudah menjadi naluri alami wanita. Jadi, saat Arlina ikut menimbrung, kedua perawat itu justru semakin semangat bercerita karena merasa senang akhirnya ada rekan baru yang ikut dalam kubu gosip.Begitu ketiga wanita itu berkumpul, suasana langsung ramai.Tak butuh waktu lama, Arlina pun tahu bahwa ternyata Jazlan sudah menyukai Lillia selama bertahun-tahun. Dulu, Jazlan bahkan sempat mengejarnya dengan cukup intens. Namun saat itu, Lillia baru saja putus dan masih dalam masa patah hati, jadi setiap kali Jazlan mendekat, dia selalu menolak dengan halus.Kini hubungan mereka sudah kembali seperti rekan kerja biasa. Akan tetapi, kata teman-teman di bagian anak, sebenarnya Jazlan belum sepenuhnya menyerah. Hanya saja, dia takut Lillia merasa tidak nyaman, jadi selalu menjaga jarak dan tidak pernah melewati batas.Arlina pun baru sadar, ternyata alasan Annie belum punya ibu angkat bukan karena tidak ada kandidat, tapi karena ada cerita cinta yang belum kesampaian.Saat

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 335

    Setelah menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan Hubert hingga sore hari, Arlina pun menyempatkan diri memeriksa kondisi pasien di ranjang 25 yang baru saja selesai operasi.Tak disangka, di lorong rumah sakit, dia melihat Jazlan sedang masuk ke salah satu ruang perawatan. Arlina mengintip sekilas dari pintu dan melihat Jazlan bersama Lillia sedang berdiri di sisi ranjang sambil mendiskusikan kondisi anak pasien.Karena tahu Jazlan sedang fokus bekerja, Arlina tidak ingin mengganggu. Dia pun melanjutkan ke ranjang 25 untuk memeriksa kondisi pasien.Saat Arlina keluar dari ruang perawatan, dia kebetulan berpapasan dengan Lillia di koridor. Dia pun bertanya sambil melirik ke belakang Lillia, "Pak Jazlan ke mana?""Sudah pulang. Kebetulan di bagiannya baru ada pasien masuk, jadi setelah konsul tadi dia langsung balik," jawab Lillia dengan santai. Lalu seolah teringat sesuatu, dia bertanya, "Kamu kenal Pak Jazlan?"Arlina mengangguk, "Iya, kenal."Lillia mengira mereka baru saling kenal se

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 334

    [ Arlina: Aku ingat, dosen farmakologi, 'kan? Pak Hartono. ][ Rexa: Dia tahu kamu sudah pulang, tadi tanya kapan kamu mau main ke kampus. ][ Arlina: Aku juga kepikiran ke sana, tapi akhir-akhir ini sibuk sekali. Hari ini saja aku harus jaga malam. Nanti kalau ada waktu, aku mampir. ][ Rexa: Oke. Sudah makan? ][ Arlina: Baru saja selesai, nih. ]Rexa menyapukan jarinya ke atas layar ponsel, menatap pesan Arlina sebelumnya.[ Oh, bukan aku yang bilang. Semua orang juga ngomong begitu. ][ Rexa: Kalian sering ngomongin dosen di belakang, ya? ]Melihat pesan itu, wajah Arlina langsung menegang. Naluri bertahan hidupnya menyala. Dia buru-buru mengetik.[ Aku nggak kok, kamu tahu sendiri, aku ini paling cinta belajar. ]'Ya ... paling cuma kadang-kadang saja bergosip sama Tania,' batin Arlina.[ Rexa: Pak Hartono bilang, katanya para mahasiswa mendeskripsikanku dengan sebuah ungkapan akhir-akhir ini. ][ Arlina penasaran: Peribahasa apa? ][ Rexa: Pohon tua berbunga lagi. ]Hahahahahaha.

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 333

    "Bu Kelly, bagaimana perjalanan dinasmu beberapa hari ini?"Suara Hartono menarik Kelly kembali dari lamunannya. Dia segera tersadar dan menjawab, "Kurang lebih sama seperti sebelumnya, bertukar pengalaman mengajar dengan dosen dari kampus lain, juga membahas beberapa rencana untuk libur musim panas. Lingkungan kampus mereka sih memang cukup bagus.""Aku pernah ke kampus itu juga, memang suasananya nyaman." Hartono mengangguk, lalu pandangannya beralih ke Rexa, nada bicaranya sedikit menggoda. "Pak Rexa, aku dengar kabar baik tentangmu, lho."Kabar baik?Kelly langsung terlihat bingung.Begitu pula dengan Rexa. Dia sempat mengangkat sendoknya hendak mengambil makanan, tapi kemudian meletakkannya kembali. "Kabar baik apa?""Istrimu sudah pulang, 'kan?"Wajah Kelly langsung berubah saat mendengar kalimat itu. Refleks, dia menoleh ke arah Rexa. Karena baru saja kembali dari dinas luar, dia belum sempat mendengar gosip yang sudah ramai beredar di kampus tentang kembalinya istri Rexa.Rexa

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 332

    Setelah itu, Arlina benar-benar kelelahan dan tubuhnya nyaris tidak bisa digerakkan. Namun, Rexa masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti."Pa ... Pak Rexa ...." Suaranya bergetar, rambut panjangnya yang berantakan terurai di lengan pria itu. Wajahnya merah padam dan matanya berkaca-kaca, memancarkan binar penuh harapan dan permohonan. Bahkan, nada bicaranya sudah tak lagi stabil.Tarikan napas Rexa terdengar lebih berat, sorot matanya semakin dalam dan kelam. "Tunggu sebentar lagi ... sebentar lagi ...."Tubuh mereka masih saling menempel erat dan Rexa menciumi wajahnya, terus meminta lebih banyak darinya. Seolah ada cahaya putih yang melintas di depan matanya, Arlina menggigil dan tiba-tiba menggigit leher Rexa.Di tengah ledakan gairah itu, Rexa tiba-tiba teringat akan perkataan Wilson.Namun, semuanya sudah terlambat. Dia bisa merasakan gigitan kecil di lehernya, disertai rasa sakit bercampur rangsangan yang aneh.Darahnya seperti mendidih. Tangan Rexa yang mencengkeram pi

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 331

    Arlina kembali diangkat oleh Rexa, kedua kakinya melingkar di pinggang pria itu. Saat Rexa melangkah, dia bisa merasakan otot-otot tubuhnya yang tegang dan bergerak setiap kali berjalan. Tubuh mereka yang saling bersentuhan membuat panas di antara mereka seolah-olah terbakar api.Mereka berjalan sambil terus berciuman, seperti tidak mampu menahan hasrat yang membuncah.Ciuman itu membuat kepala Arlina terasa melayang. Kakinya yang melingkar di pinggang Rexa hampir terlepas, tetapi sebuah tangan yang besar menopang bokongnya dengan kuat. Meski terhalang kain, dia masih bisa merasakan hangatnya telapak tangan itu menyentuh bagian paling sensitifnya.Wajah Arlina seketika memerah.Lalu, dia mendengar suara Rexa yang rendah dan dalam, membuat jantungnya berdebar keras, "Rapatkan."Arlina langsung salah paham dan tubuhnya memanas hingga ke ujung telinga.Saat Rexa membaringkannya di atas ranjang, yang dilihatnya adalah Arlina yang kini tampak manis dan menggoda, membuat siapa pun sulit mena

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status