Share

Bab 401

Author: Ghea
Supaya Annie makan lebih banyak, mereka sengaja tidak menyentuh telur kukus itu. Artinya, semua itu memang habis dimakan olehnya.

Melihat Arlina yang bahagia seperti anak kecil hanya karena hal sepele ini, Rexa pun ikut tersenyum.

Sore harinya, mereka bertiga pergi ke supermarket. Awalnya Rexa menggendong Annie, tapi kemudian menurunkannya agar berjalan sendiri. Annie melangkah dengan kaki mungilnya, berlari kecil di antara lorong-lorong supermarket, lalu menemukan kaleng buah persik yang dia sukai dengan cekatan. Dia berjinjit untuk memasukkannya ke dalam troli.

Annie tampak begitu bersemangat, seperti malaikat kecil yang berlarian dengan gembira di supermarket.

Arlina merasa Tuhan benar-benar memberkati mereka. Mengingat saat Annie baru lahir dan terbaring di inkubator, dia tidak pernah meminta apa pun, hanya berharap putrinya bisa tumbuh sehat.

"Papa." Suara Annie terdengar, "Boleh nggak aku beli yogurt lagi? Yang namanya sama kayak sahabatku."

Annie memang tidak sembarangan. Apa pu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 404

    "Mama."Suara lembut dan manja itu terdengar, meski belum terlalu jelas pengucapannya. Sampai di bagian ini, air mata Arlina sudah mengalir deras. Sebuah tisu disodorkan padanya. Lewat pandangan yang buram oleh air mata, dia melihat siluet Rexa yang lembut."Aku tahu kamu pasti akan nangis, jadi sudah kusiapkan," ujarnya.Arlina tidak mengambil tisu itu, malah membenamkan wajahnya ke dada Rexa. Kain di dadanya perlahan basah oleh air matanya, seolah juga menyerap hangat tubuhnya."Dengan adanya video ini, rasanya seperti kamu ikut melihat Annie tumbuh. Mungkin rasa sesal kamu akan sedikit berkurang," ucap Rexa sambil mengusap pelan punggungnya.Di pelukannya, Arlina terisak. "Rexa, kenapa kamu harus sebaik ini sama aku?"Yang membuatnya ingin menangis bukan hanya karena melihat video pertumbuhan Annie, tapi juga ketulusan Rexa.Ponsel ini hampir penuh oleh foto dan video. Bukti bahwa Rexa tidak melakukannya sekadar iseng, tapi benar-benar berniat merekam setiap momen. Rasa penyesalan k

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 403

    Arlina menoleh ke arah Annie dan saling bertatap pandang dengannya. Ekspresi Annie sempat terlihat agak kikuk sebelum dia cepat-cepat mengganti posisi duduknya.Suara pengering rambut kembali terdengar. Dari atas kepala, Arlina merasakan sentuhan ringan. Angin hangat menyapu di antara rambutnya, sesekali disertai tatapan Annie yang diam-diam mengamati.Di saat seperti ini, hati Arlina terasa benar-benar penuh.Setelah Annie tertidur, Rexa masuk ke kamar dan melihat Arlina sedang memegang ponsel khusus yang dipakai untuk memotret Annie. Di wajahnya terukir senyum dengan lembut.Rexa naik ke ranjang dan menyibakkan selimut, lalu berbaring di sampingnya. Arlina pun secara alami bersandar di dadanya. Keduanya setengah bersandar di tempat tidur sambil menatap foto-foto di ponsel."Annie sama temannya, Yogurt, banyak sekali fotonya," ucap Arlina.Sambil menggeser layar galeri, Arlina mendekat padanya. "Kayaknya ini deh yang Annie maksud, pemilik Yogurt, namanya Batel."Batel terlihat masih m

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 402

    Annie menatapnya dengan sorot penuh kekaguman, sampai-sampai Arlina merasa malu untuk memberitahunya bahwa di setiap wadah kaca itu sebenarnya sudah ada label nama ikannya."Ka ... karena Mama banyak makan ikan," jawabnya.Dari belakang, terdengar tawa pelan.Arlina menoleh dengan kesal, lalu menatap Rexa dengan tatapan peringatan.Mendapat sinyal peringatan itu, Rexa segera menahan tawa dan berkata dengan wajah serius pada Annie, "Betul, daging ikan banyak mengandung protein. Waktu kamu masih di perut Mama, Mama sering makan ikan."Annie bergantian melihat Papa dan Mama, lalu mengangguk percaya. Kalau saja dia sudah lulus TK, mungkin dia tak akan semudah itu tertipu.Setelah belanja selesai, mereka berjalan menuju kasir. Saat tiba giliran mereka, Rexa mengambil dua buah kotak dari rak dekat kasir dan meletakkannya di atas meja.Arlina langsung merasa waspada. Benar saja, Annie bertanya, "Papa, itu apa yang Papa ambil?"Takut Rexa benar-benar menjawab "alat penghilang adik", Arlina bur

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 401

    Supaya Annie makan lebih banyak, mereka sengaja tidak menyentuh telur kukus itu. Artinya, semua itu memang habis dimakan olehnya.Melihat Arlina yang bahagia seperti anak kecil hanya karena hal sepele ini, Rexa pun ikut tersenyum.Sore harinya, mereka bertiga pergi ke supermarket. Awalnya Rexa menggendong Annie, tapi kemudian menurunkannya agar berjalan sendiri. Annie melangkah dengan kaki mungilnya, berlari kecil di antara lorong-lorong supermarket, lalu menemukan kaleng buah persik yang dia sukai dengan cekatan. Dia berjinjit untuk memasukkannya ke dalam troli.Annie tampak begitu bersemangat, seperti malaikat kecil yang berlarian dengan gembira di supermarket.Arlina merasa Tuhan benar-benar memberkati mereka. Mengingat saat Annie baru lahir dan terbaring di inkubator, dia tidak pernah meminta apa pun, hanya berharap putrinya bisa tumbuh sehat."Papa." Suara Annie terdengar, "Boleh nggak aku beli yogurt lagi? Yang namanya sama kayak sahabatku."Annie memang tidak sembarangan. Apa pu

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 400

    Rexa menatap Arlina yang tersenyum padanya dengan mata yang memerah, seolah bisa merasakan emosi rumit yang dia pendam. Dia mengusap kepala Arlina, seperti hendak menenangkannya sekaligus merasa iba.Arlina berjongkok di tepi ranjang cukup lama, sampai akhirnya diingatkan oleh Rexa untuk berdiri dan keluar. Begitu dia bangkit, kedua kakinya terasa kesemutan."Ada apa?" tanya Rexa saat melihat ekspresi wajahnya yang meringis. Arlina hanya bisa tertawa kecil bercampur keluhan. "Kakiku kesemutan."Rexa pun meraih tangannya, lalu menuntunnya keluar dari kamar dengan hati-hati, seperti membantu seorang nenek berjalan. Ketika pintu tertutup pelan, keduanya saling bertatapan dan tanpa sadar tersenyum bersamaan.Annie baru terbangun ketika siang sudah tiba. Sambil mengucek matanya, dia turun dari ranjang dan membuka pintu kamar. Dari arah dapur terdengar suara aktivitas, aroma masakan pun menguar di udara. Dia melangkahkan kaki mungilnya ke arah sana, lalu melihat dua sosok berdiri di dalam da

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 399

    Wajahnya disembunyikan di dada Rexa sambil bermanja pada papanya. Pagi-pagi sekali sudah naik pesawat pulang, sepertinya semalam pun dia tidak banyak tidur."Oke, ayo tidur."Rexa membimbingnya bangun dari sofa dan menuju kamar, Arlina mengikuti dari belakang.Tubuh kecil Annie memanjat ke tempat tidur, Rexa membantunya menyelimuti. Arlina berdiri di ambang pintu sambil memperhatikannya.Dia ingin sekali menggandeng tangan Annie naik ke ranjang, juga ingin membetulkan selimutnya seperti Rexa. Namun dia tahu, Annie masih menolak keberadaannya, jadi hal itu belum mungkin dilakukan.Annie di atas ranjang dan memejamkan mata, suasana kamar langsung hening.Tak lama kemudian, mata yang tadi terpejam itu kembali terbuka. Annie melihat Arlina masih berdiri di pintu. Dia menarik lengan Rexa yang berjongkok di tepi ranjang. "Papa, kalian keluar."Bukan Rexa yang ingin dia suruh keluar, tapi Arlina."Oke, oke, kami keluar. Kamu tidur saja."Rexa berdiri sambil tersenyum, lalu melangkah keluar. S

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status