Share

Bab 534

Penulis: Ghea
"Kunjungan kamar."

Beberapa sosok berjubah putih masuk dari luar. Jazlan langsung melihat ada Lillia di antara mereka. Dia buru-buru meletakkan ponsel dan berbaring sambil berpura-pura tidak terjadi apa pun.

"Pak Jazlan, bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya salah satu dokter jantung.

"Baik sekali, baik sekali. Beberapa hari dirawat di sini malah jadi gemukan," jawab Jazlan.

"Itu semua gara-gara Bu Lillia yang terus-terusan menyuapimu," Dokter itu menggoda. "Pasien biasa mana dapat perlakuan spesial seperti itu."

Mendengar itu, hati Jazlan langsung berbunga-bunga.

"Sudahlah, diam kamu." Lillia menepuk rekannya dengan kesal.

Setelah memastikan kondisi Jazlan tidak masalah, mereka pun memeriksa pasien di ranjang sebelah. Lillia berdiri di antara dua ranjang, tiba-tiba merasa lengannya ditarik sedikit. Saat menoleh ke belakang, dia melihat Jazlan menatapnya penuh harap.

"Kamu lihat benda yang kuberikan nggak?" Suaranya ditekan dengan rendah, bercampur dengan keramaian para dokter yang sed
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 536

    Yang kaget bukan hanya ibu Lillia, tapi juga Jazlan. Bisa dibilang, dia langsung syok mendengarnya. Dia langsung berseru kaget, bahkan sampai lupa kalau Lillia masih menelepon, "Kapan kamu punya pacar?"Ibu Lillia jelas mendengar suara laki-laki di seberang, "Li, di sampingmu ada orang lain?""Ya." Suara Lillia tetap tenang, "Pacarku ada di mobilku."Duarrr ...!Pikiran Jazlan seketika menjadi kosong.'Aku? Lillia bilang aku pacarnya?'Otaknya langsung kosong, sama sekali lupa bagaimana harus bereaksi."Pacarmu?" Ibu Lillia hampir menjerit."Iya." Sudut bibir Lillia terangkat sedikit, lalu dia menoleh menatap Jazlan. "Jazlan, sapa ibuku, dong."Bahkan harus bicara dengan orang tuanya? Bukankah ini sama saja dengan pertemuan keluarga?Wajah Jazlan menjadi kaku. Dia langsung menjadi linglung dan keceplosan, "Ibu."Di seberang telepon langsung hening sejenak."Pffft." Lillia akhirnya tertawa.Begitu menyadari apa yang baru saja dia katakan, wajah Jazlan seketika merah padam karena malu. D

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 535

    "Ini beda, aku tunjukkan nih."Seperti memamerkan harta karun, Jazlan membuka spanduk penghargaan itu. Di atasnya ada gambar kartun seorang dokter dengan jas putih, wajahnya diganti dengan foto Lillia. Kalau tidak salah tebak, itu adalah foto saat mereka ke pantai yang dieditnya."Lihat, ada tulisan 'Reinkarnasi Dokter Sakti, sang penyelamat nyawa'." Jazlan menunjuk tulisan di samping gambar kartun itu dengan penuh semangat, lalu menurunkan suaranya dan berkata pada Lillia, "Aku pesanin khusus untukmu, kamu simpan diam-diam, jangan kasih tahu orang lain."Terkadang Lillia benar-benar ingin membelah kepala Jazlan untuk melihat seperti apa isinya. Namun saat ini, dia tiba-tiba merasa, kalau bersama orang seperti ini, mungkin hidupnya tidak akan pernah membosankan.Lillia tak kuasa menahan senyum, lalu mengulurkan tangan menerimanya, "Pak Jazlan sungguh perhatian, nanti akan kupajang dengan bingkai."Mendengar ucapannya, hati Jazlan berbunga-bunga. Kemudian dia kembali menatap Lillia deng

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 534

    "Kunjungan kamar."Beberapa sosok berjubah putih masuk dari luar. Jazlan langsung melihat ada Lillia di antara mereka. Dia buru-buru meletakkan ponsel dan berbaring sambil berpura-pura tidak terjadi apa pun."Pak Jazlan, bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya salah satu dokter jantung."Baik sekali, baik sekali. Beberapa hari dirawat di sini malah jadi gemukan," jawab Jazlan."Itu semua gara-gara Bu Lillia yang terus-terusan menyuapimu," Dokter itu menggoda. "Pasien biasa mana dapat perlakuan spesial seperti itu."Mendengar itu, hati Jazlan langsung berbunga-bunga."Sudahlah, diam kamu." Lillia menepuk rekannya dengan kesal.Setelah memastikan kondisi Jazlan tidak masalah, mereka pun memeriksa pasien di ranjang sebelah. Lillia berdiri di antara dua ranjang, tiba-tiba merasa lengannya ditarik sedikit. Saat menoleh ke belakang, dia melihat Jazlan menatapnya penuh harap."Kamu lihat benda yang kuberikan nggak?" Suaranya ditekan dengan rendah, bercampur dengan keramaian para dokter yang sed

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 533

    Jawaban lugas dari Lillia membuat hati Jazlan berbunga-bunga. Ini rasanya sudah tidak beda dengan sedang berpacaran.Jazlan menatap Lillia yang makan beberapa suap, lalu menutup kotak makanannya."Kamu nggak makan lagi?""Sudah kenyang.""Kamu mau pergi?" Jazlan tidak rela dia pergi."Ya, sudah cukup malam."Melihat Lillia membereskan barang-barangnya dan hendak pergi, Jazlan memelas, "Bisa nggak kamu jangan pergi?"Lillia meliriknya. "Kamu ada urusan apa?"Jazlan menggigit bibirnya, demi membuatnya tinggal lebih lama, dia berkata, "Kalau begitu, boleh nggak kamu bantu aku ke toilet?"Lillia terdiam. Jazlan memang pintar mencari alasan."Buang air kecil atau besar?"Wajah Jazlan memerah. "Kecil.""Baiklah," jawab Lillia dengan sangat tenang, lalu berjalan ke arah pintu."Eh, kamu mau ke mana?" Jazlan buru-buru memanggilnya. Tadi katanya mau bantu ke toilet, kenapa malah pergi.Lillia tidak menoleh. "Aku mau panggil perawat untuk pasang kateter, biar aku yang tulis instruksi medisnya."

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 532

    Lillia masuk sambil membawa kotak makanan, "Aku bawa sedikit makanan. Kalau kamu belum makan, ayo kita makan bareng.""Wah, pas banget, aku lagi lapar," kata Jazlan. Begitu selesai bicara, dia langsung bersendawa, "Grek ...."Lillia menoleh menatapnya. Jazlan buru-buru menjelaskan dengan canggung, "Perut terlalu lapar, jadi protes."Lillia tidak curiga, dia hanya membuka kotak makanan satu per satu. Jazlan menatap jari-jarinya yang panjang, lalu melihat bibirnya. Saat teringat kejadian tadi pagi, wajahnya tanpa sadar memanas.Lillia bahkan repot-repot mengantarkan makanan untuknya. Siapa bilang kecelakaan itu hal buruk, ternyata kecelakaan itu benar-benar berkah."Makanlah." Lillia menyodorkan sendok kepadanya."Terima kasih." Jazlan mengulurkan tangan untuk menerima dan tak sengaja menyentuh ujung jarinya. Keduanya refleks menarik tangan, lalu berpura-pura tidak terjadi apa-apa.Jazlan memegang semangkuk besar nasi, tapi tiba-tiba terasa sulit menelan."Makanlah, kenapa nggak dimakan?

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 531

    Dua orang itu seakan mendadak tersadar, Lillia langsung duduk tegak, sementara Jazlan terus-menerus batuk hebat. Batuk itu membuat tulang rusuknya sakit, wajahnya pun memerah karena menahan diri. Perawat menatap ke arah Lillia yang membelakangi pintu dan ke arah Jazlan yang wajahnya merah padam dengan bingung.'Apakah Dokter Jazlan baik-baik saja? Rasanya batuknya seperti hampir putus napas. Apa Dokter Lillia benar-benar tidak berniat menolongnya?''"Bu Lillia?" Perawat memanggil sekali.Saat Lillia menoleh, raut wajahnya sudah kembali normal, tetapi tetap tidak berani menatap ke arah Jazlan. "Ada sedikit urusan di kantorku, kamu istirahat dulu. Kalau ada apa-apa tekan bel."Selesai berkata, dia buru-buru meninggalkan ruang perawatan. Perawat merasa aneh, tapi tidak banyak berpikir. Dia hanya mengingat kembali penjelasan singkat yang tadi diberikan pasien baru.Sedangkan Jazlan yang berbaring di tempat tidur sudah berhenti batuk. Dia mengingat kembali adegan barusan, tanpa sadar menutu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status