Share

58. Dua Pilar Cinta

“Ini bayarannya.” Raihan menyodorkan selembar uang.

Rania menerima dengan wajah ketus, lantas duduk di samping Raihan. Cahaya kunang-kunang di pematang sawah menarik perhatiannya sesaat. Setelahnya, ia tenggelam dalam lamunan. Rania rasa ini saat yang tepat untuk bicara mengenai pekerjaannya. “Hari ini aku mulai kerja,” ungkapnya.

“Kerja?” Raihan seketika menoleh. Ada keterkejutan dari nada bicaranya.

Baik tatapan Raihan maupun Rania saling tertuju ke manik mata masing-masing. Ada keheningan yang menyelimuti dengan cepat.

“Kenapa?” tanya Raihan.

“Aku ... gak ingin jadi beban buat keluarga ini,” jawab Rania, “aku hanya sadar diri.”

Raihan mengembus napas panjang. “Gak ada yang anggap kamu beban. Lagian aku sama Bapak udah janji buat jaga kamu.”

“Aku ... cuma ingin bantu. Apa itu salah?”

Raihan menggeleng, kemudian menegakkan punggung.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status