Beranda / Romansa / Duda Incaran Shana / 29. Kembali Bertemu

Share

29. Kembali Bertemu

Penulis: Viallynn
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-18 00:14:17

Rasa gugup Shana menguap. Setelah lima belas menit dia berhasil menguasai dirinya. Apa lagi saat dia berada di satu meja bersama keluarga Atmadjiwo. Tentu dia tidak boleh menunjukkan kegugupannya.

Sialnya lagi, di samping kirinya duduk Harris Atmadjiwo, mertua yang membencinya. Namun jangan kira Shana akan terintimidasi. Justru dia tidak takut sedikit pun pada pria itu.

"Lihat anak saya, pasti kamu senang bisa menikah dengan anak saya," bisik Harris pada Shana. Saat ini mereka semua memang tengah mendengarkan pidato Ndaru setelah menerima jabatan dari kakaknya.

Shana menunduk dan memutar matanya jengah. Bagaimana bisa dia takut dengan Harris jika tingkah mertuanya itu sangat menggelikan?

"Anak Bapak biasa aja. Apa hebatnya?" ejek Shana.

Hal itu berhasil membuat Harris menoleh. "Seharusnya kamu bersyukur. Nggak mudah jadi keluarga Atmadjiwo," ucapnya diikuti dengan wajah galaknya.

"Saya lebih suka jadi keluarga Elon Musk, sih, Pak. Nanggung banget cuma jadi keluarga Atma
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Duda Incaran Shana   Ekstra Chapter 6 : Mertua Posesif

    Suara benda jatuh membuat mata indah itu terbuka. Cahaya terang pun langsung menerpa. Sebenarnya lampu kamar belum menyala sepenuhnya. Hanya saja cahaya yang ada belum membuat matanya terbiasa. Shana menoleh pada sumber suara. Di sana seorang pria tampak berjongkok untuk mengambil sesuatu. Setelah itu pria itu menoleh padanya dan tersenyum tipis. "Maaf," ujarnya mendekat. "Jadi ganggu tidur kamu." Shana menggeleng dan merenggangkan tubuhnya. Dia mengeratkan selimut yang menutupi tubuh polosnya untuk menghalau rasa dingin. Dia tidak bohong, pagi ini memang terasa dingin. "Jam berapa?" tanya Shana mencari keberadaan ponselnya. "Setengah enam." Ah, pantas saja Ndaru sudah siap. Hari memang sudah pagi. Matahari pun juga sudah bekerja sedari tadi. "Lanjut tidur aja." Ndaru yang sudah berdiri di sisi kasur mengusap kepala istrinya. Shana menggeleng dan mulai tersenyum manis. "Selamat pagi, Mas." Ndaru membalasnya dengan senyuman yang tak kalah manis. Pemandangan indah

  • Duda Incaran Shana   Ekstra Chapter 5 : Hari Penting

    Hari ini Ndaru mengambil cuti setengah hari. Bukan untuk keluarga, melainkan ia akan hadir dalam pelantikan presiden. Sebagai wajah pengusaha yang peduli akan politik, dia harus menampakkan diri. Mewakili ayahnya yang memilih untuk bermain di belakang layar dan menikmati masa purnanya. Jalanan hari ini pasti akan penuh dengan para pendukung. Tentu kemacetan akan ikut mengurung. Oleh karena itu, Ndaru memilih untuk cepat bangun. Bersiap di kala langit masih gelap dan mendung. Ndaru masih sibuk bersiap, sedangkan Shana sibuk dengan masakan. Secara mendadak, Bibi Lasmi izin pulang kampung semalam. Dengan alasan cucunya yang berada di pondok pesantren sakit. Yang membuatnya khawatir dan memilih untuk pulang. Tak masalah bagi Shana dan Ndaru, toh Bibi Lasmi hanya izin satu hari. "Dasinya yang mana?" Ndaru muncul ke dapur dengan dua dasi di tangannya. Warnanya sama tetapi dengan motif yang berbeda. "Yang garis aja," ujar Shana kembali fokus memasak. Dia tengah membuat nasi go

  • Duda Incaran Shana   Ekstra Chapter 4 : Hadiah Istimewa

    Seruan lagu ulang tahun mulai menggema. Tepukan tangan juga ikut menyerta. Tak lupa dengan kue ulang tahun yang tinggi bak menara. Menandakan jika yang merayakan bukanlah orang biasa. Harris Atmadjiwo tengah berulang tahun hari ini. Usianya tepat menginjak 70 tahun. Meski sudah lanjut usia, tak membuatnya lupa untuk merayakan. Bersama teman dan keluarga, dia mengadakan pesta. Cukup besar tetapi diadakan secara intim. "Selamat ulang tahun, Pak Harris. Semoga panjang umur, sehat selalu, sukses selalu, semua doa yang terbaik buat Bapak." Salah satu ucapan yang terdengar jelas di telinga. Begitu banyak ucapan yang terlontar malam ini. Terdengar klasik, tetapi semuanya terucap dari bibir orang-orang penting. Lalu Shana Arkadewi juga hadir di sana. Sebagai pendamping dari anak bungsu tercinta. Jika bukan karena suaminya, mungkin dia tidak akan hadir di sana, berada di tengah orang-orang yang bergelimang harta. Ayo lah, meski hidup Shana tidak kekurangan, tetap saja dia merasa ada

  • Duda Incaran Shana   Ekstra Chapter 3 : Pernikahan yang Tertunda

    Akhirnya hari ini tiba, hari di mana Erina akan melepas masa lajangnya. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya ia juga mendapatkan kebahagiaannya. Bukan tanpa alasan Erina mendunda. Dulu, dia harus fokus pada Shana. Jujur saja, apa yang dialami Shana cukup membuatnya sakit kepala. Mulai dari skandal yang ada, pernikahan kontraknya, yang kemudian berakhir dengan terbongkarnya tersangka utama penghancur keluarga mereka. Namun Erina tak menyesalinya. Semua itu tak berakhir sia-sia. Secara perlahan, satu-persatu dari mereka mendapatkan kebahagiannya. Dengan balutan kebaya bewarna merah hati, Shana tampak jauh kebih menawan. Kulitnya yang bersih tampak kontras dengan warna kebayanya. Tak lupa juga dengan rambut panjangnya yang digulung sederhana tetapi tetap terkesan mewah. Intinya, aura kecantikan Shana Arkadewi benar-benar terpancar. "Di mana jam tangan saya?" tanya Ndaru membongkar isi kopernya. "Ada di sana. Semalam udah saya masukin," jawab Shana masih fokus dengan lensa ma

  • Duda Incaran Shana   Ekstra Chapter 2 : Restu Mertua

    Awalnya, Shana kira meminta restu pada Erina adalah satu-satunya kejutan yang Ndaru berikan. Namun ternyata tidak. Sepulangnya dari rumah Erina, Ndaru tidak langsung membawanya pulang, melainkan menuju tempat yang mampu membuat jantung Shana berdegup kencang. Secara mendadak dia merasa mual dengan tangan yang mendadak dingin. Apa lagi saat mobil Ndaru sudah terparkir sempurna di halaman rumah yang asri dan begitu luas. Rumah siapa lagi jika bukan kediaman sang ketua, yaitu Harris Atmadjiwo. Shana yakin apa yang di kepalanya saat ini akan terjadi. Ndaru, pria itu membawanya untuk meminta restu. Sekarang Shana ikut merasakan bagaimana gugupnya Ndaru saat berhadapan dengan Erina. "Pak, saya takut." Shana menahan lengan Ndaru yang akan keluar dari mobil. "Ada saya." "Tetep aja," decak Shana. Ndaru mengerutkan dahinya. "Kenapa takut? Bukannya selama ini kamu selalu bertengkar sama Papa? Saya nggak liat ada raut takut di wajah kamu sebelumnya." Benar juga. Seketika Shan

  • Duda Incaran Shana   Ekstra Chapter 1 : Restu Ipar

    Dalam waktu 24 jam, banyak hal yang bisa terjadi. Bagai jungkir balik, keadaan bisa langsung berubah 180 derajat. Itu yang Shana rasakan saat ini. Shana masih belum melupakan rasanya rindu akan rumah. Keinginan untuk kembali ke rumah begitu kuat. Namun dia hanya bisa menahannya. Namun sekarang, Shana benar-benar merasakannya. Pagi ini, detik ini, dia kembali ke rumah. Rumahnya bersama Handaru Atmadjiwo. "Bu, yang benerin pintu belum selesai?" tanya Bibi Lasmi yang membantu Shana di dapur. Meski sudah ada Bibi Lasmi, tetapi Shana tetap ikut turun tangan untuk mengolah isi dapur. Memasak adalah salah satu kegiatan yang ia sukai. Selain itu, dia juga ingin memperhatikan gizi anak dan suaminya. Ya, benar. Anak dan suaminya. Bolehkah Shana menyebutnya demikian sekarang? Setelah pergulatan batin dan fisik semalam, baik Shana dan Ndaru berhasil mencurahkan isi hati. Yang hasilnya cukup memuaskan. Pilihan yang sangat baik untuk semuanya. Yang akhirnya sama-sama membawa kebahagiaan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status