Share

Bab 5. Menolong Rubah Putih.

BAB 5

Kenzo tidak terlalu memperhatikan sikap rubah itu, dia membeli berbagai perlengakapan medis di toko sistem. Karena rubah tidak berbicara, jadi dia menganggap rubah itu setuju untuk ditolong.

"Tahan sebentar ini akan sakit di awal," Setelah berkata, kenzo menaruh obat penghilang rasa sakit di suntikan.

Tubuh rubah putih bergetar saat melihat jarum suntik, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa. Kenzo memegangi tubuh si rubah dan menyuntikkan obat pada bagian terdekat pada luka. Setelah disuntik ... rubah putih itu tidak lagi merasakan rasa sakit dan menjadi lebih tenang dan dia hanya bisa diam melihat tubuhnya dipermainkan.

Kenzo melanjutkan perawatannya, dia mencuci luka sampai bersih dan melihat beberapa daging yang terluka telah membusuk ... dia menyiramnya dengan cairan antiseptik.

Setelah luka dibersihkan, Kenzo mengambil pisau bedah yang telah disterilkan dengan hati-hati. Dengan penuh perhatian, ia memulai tindakan memotong jaringan daging yang rusak. Meskipun tugas ini membutuhkan keberanian dan kehati-hatian, Kenzo menjalankannya dengan tekun, menyisir tiap sudut luka dan memastikan tidak ada yang terlewatkan.

Kenzo dengan cermat membungkus luka dengan perban steril, membentuk perlindungan yang aman dan nyaman bagi rubah tersebut. Selesai.

"Bagaimana, apakah kamu merasa lebih baik sekarang?" kenzo bertanya sambil menatap rubah putih.

Rubah itu hanya mengangguk pelan sambil memandangi tubuhnya sendiri.

Kenzo membereskan peralatan yang telah digunakannya. Setelah itu, dia menawarkan rubah putih untuk beristirahat dan makan di tempatnya. Si rubah setuju, mungkin itu karena kondisinya yang masih belum bisa berjalan dan melihat tindakan kenzo yang telah mengobatinya, jadinya dia menjadi tidak terlalu waspada lagi.

Menggendongnya rubah dengan gaya putri, kenzo berjalan menuju gerbang tempat tinggalnya, saat tiba di depan, gerbang otomatis terbuka. Dia berjalan kembali ke tempat makan malamnya. Membaringkan rubah di atas tikar, dan menyajikan sup daging di mangkuk untuk si rubah.

"Ayo, coba masakanku ..." Kenzo berkata sambil meletakkan mangkuk berisi sup di depan rubah putih yang berbaring menegakkan kepalanya.

Si rubah tidak langsung memakannya, dia mengendus aroma sup terlebih dahulu. Setelah merasakan aroma menggoda dari masakan yang ada di depannya itu, dia tidak menahan diri lagi.

Kenzo merasa lucu melihatnya. Dia memiliki pikiran untuk memelihara rubah putih yang terlihat cantik ini. Namun, dia tidak akan memaksa. Jika rubah putih ini mau tinggal disini, dia akan dengan senang hati merawatnya. Jujur, dia mulai merasa kesepian. Menemani rubah putih makan sampai dia kenyang, Kenzo mengajaknya masuk ke ruangan.

...

Keesokan harinya.

Kenzo menjalani aktivitasnya seperti biasa, tetapi kali ini ia tidak lagi merasa sendirian. Rubah putih telah menambah kehadiran yang tak terduga dalam rutinitasnya.

Rubah itu tampaknya telah menjadi setia dan penurut. Meskipun belum berbicara, ia merespons dengan anggukan atau gelengan saat Kenzo berbicara atau menawarkan sesuatu. Kenzo menduga kalau rubah ini memang memiliki sifat yang memang suka tidak banyak bicara dan dia pun tak mempersalahkannya.

Saat ini, setelah selesai lari pagi, kenzo kembali ke halaman depan.

Di sana, dia melihat rubah putih sedang berbaring di tempat bersantai yang dia bangun.

Mungkin karena fisik khusus, si rubah putih sangat cepat dalam pemulihan lukanya. Kenzo dapat melihat, di tubuh rubah ini juga memilki energi spiritual. Walaupun belum sepenuhnya sembuh, kini si rubah sudah bisa bergerak dengan aktif.

Melihat kenzo kembali, rubah itu berdiri berjalan mendekat dengan keadaan sedikit melompat-lompat karena lukanya yang belum sembuh. Kenzo yang memperhatikan gerakan rubah putih segera berjalan cepat menghampiri si rubah.

"Hei.. Kamu ini nakal ya, sudah dibilang jangan banyak bergerak," kenzo berkata sambil berjongkok menggosok kepala rubah putih.

Si rubah putih sepertinya tidak terlalu memperhatikan perkataan kenzo, dia masih bergerak menikmati usapan nyaman yang kenzo lakukan padanya.

Hei, rubah ini ...

Tidak berdaya dengan sikap si rubah, kenzo melanjutkan latihan paginya. Biasanya, dia hanya melakukan lari pagi dan beberapa latihan ringan lainnya, namun kali ini dengan tubuh fisiknya yang semakin kuat dia merasa hal tersebut masih kurang. Jadi, dia menambahkan latihan intensif lainnya, seperti seribu kali push up, seribu kali sit up, dan berbagai latihan lain yang menguji ketahanan dan kekuatan tubuhnya.

Rubah putih tidak mengerti apa yang sedang kenzo lakukan, dia terlihat agak bingung dengan semua gerakan aneh ini.

Tak bisa menahan perasaan gemas melihat ekspresi rubah, Kenzo memutuskan untuk melibatkan rubah putih dalam latihan tersebut. Dengan senyum tipis di wajahnya, Kenzo mengajak rubah putih untuk menaiki tubuhnya dalam beberapa latihan seperti push up dan lainnya. Walaupun terlihat banyak, latihan itu telah diselesaikan hanya dengan waktu tiga puluh menit.

"Hei, rubah kecil, sudah selesai ...." kenzo berkata mengingatkan rubah putih yang masih terlihat keasyikan memeluk menunggangi tubuhnya. Untung rubah ini wanita, jika itu rubah laki-laki kenzo akan menendangnya.

Mendengarkan perkataan kenzo, rubah itu malu dan turun dengan patuh.

Mengelap sedikit keringat yang muncul dengan handuk, kenzo ingin memasuki rumah dan mandi, tapi sebelum itu, dia berkata mengingatkan si rubah,

"tunggu di sini dengan patuh, aku akan mandi sebentar ... "

Rubah mengangguk, dan membaringkan tubuhnya di lantai tempat peristirahatan. Kenzo bergegas mandi.

Setelah itu, kenzo membeli berbagai makanan dan sarapan pagi dengan ditemani oleh rubah putih yang tampak antusias. Rubah putih tidak pemilih dalam makanan, dia mau makan sayuran, dan bahkan cola kesukaannya pun diminum.

...

Di ruang keluarga.

Tengah hari, setelah santap makan siang, suasana di ruang keluarga menjadi santai dan tenang. Kenzo duduk di sofa bermain dengan ponselnya, rubah putih dibiarkan menikmati tayangan film di layar televisi.

Jika kalian bertanya apakah si rubah bisa mengerti bahasa dunianya, jawabannya adalah ya ... dia mengerti. Kenzo mengirimkan informasi bahasa dunianya ke rubah putih melalui suatu teknik, dia tidak mempelajarinya dari siapapun, dia hanya mencobanya melalui kreativitas dan itu berhasil.

Kenzo mengajari rubah putih dengan singkat cara menggunakan remote TV. Selanjutnya, dia membebaskan si rubah untuk menonton apapun. Namun, tak disangka, film yang dipilih rubah putih adalah film romantis ... Lihatlah ekspresinya yang sesekali malu, itu sangat menarik.

Mengalihkan perhatiannya dari si rubah, kenzo melanjutkan permainannya di ponsel. Bermain sebentar, saat ini, disaat dia mencari-cari novel yang menarik untuk di baca, tak sengaja dia melihat nama pena penulis yang dikenalnya.

- Sweety Black Rose

Dia tahu siapa pemilik nama pena itu, yang memilikinya adalah kenalan di waktu sekolah menengah atas, dia seorang wanita cantik, namanya Fira Grace. Dia penulis novel bergenre horor.

Dia bisa tahu Karena saat di kelas, dia duduk tepat di belakangnya, beberapa kali dia telah melihatnya menulis cerita dari ponsel, sekilas dia melihat nama penanya. Tak terduga kini dia telah menjadi penulis dengan puluhan ribu pengikut, serta telah menulis puluhan buku.

Kenzo tidak akrab dengannya dan hanya pernah berbicara sesekali ketika ada yang diperlukan, tapi masih bisa dianggap seorang kenalan. Kebetulan, Fira juga tinggal di daerah yang sama dengan tempat tinggalnya dulu, jadi dia sedikit ingin tahu tentang kejadian setelah kematiannya. Dia ingin bertanya pada Fira. Sebenarnya ... Bisa saja dia bertanya pada kerabatnya, tapi dia tidak melakukannya. takut kalau kerabatnya tak percaya atau panik.

Kenzo merenung sejenak, berusaha memikirkan cara untuk menghubungi Fira. Setelah beberapa saat berpikir, dia menemukan solusinya. Kenzo ingat bahwa ia dan Fira pernah memiliki pertemanan di sebuah aplikasi media sosial. Tanpa menunggu lagi, Kenzo menginstal aplikasi tersebut di ponselnya, setelah masuk ke akun lamanya dia mencari akun Fira, lalu menekan tombol obrolan video.

Setelah beberapa saat menunggu, panggilan tersebut tidak dijawab oleh Fira. Kenzo mengakhiri panggilan, dia menebak kalau Fira mungkin sedang sibuk atau tidak sedang bermain ponsel pada saat ini. Ia memutuskan untuk mencoba lagi nanti.

kenzo berhenti memperhatikan. Dia hanya iseng, tidak benar-benar ingin mengetahui kejadian setelah kematiannya. Sekarang dia telah hidup di dunia lain, jadi ... Kejadian di dunia lama, tidak ada lagi hubungan dengannya.

Melemparkan ponsel ke samping, kenzo bergerak menghampiri rubah putih yang duduk di kasur lantai. Dia sudah tidak tahan dengan reaksi rubah putih saat menonton film, sangat lucu ....

"Rubah kecil ... " panggil kenzo saat duduk di dekat rubah putih, bersamaan dengan itu, dia menggerakkan tangannya mengelus-elus kepala rubah putih, rasanya sangat menyenangkan, lembut dan halus. Terus mengelus bulu rubah putih, dia mulai menggerakkan tangannya ke arah tubuh, masih tidak tanggapan, rubah putih hanya membiarkan kenzo dan menikmatinya. Namun, saat kenzo akan mengelus bagian ekor, tubuh rubah putih bergetar dan segera menghindar menjauhi kenzo.

"Hei ... ada apa rubah kecil, kenapa menjauh?" tanya kenzo dengan bingung pada rubah putih. Saat kenzo berdiri dan hendak mendekatinya, suara perempuan yang terdengar muda dan manis keluar dari mulut rubah putih, dia berkata dengan gugup, "J–jangan mendekat ...."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status